Network
: Fuji TV, FOD
“Diam! Berhenti bermesraan!” teriak
tetangga apatermen sebelah.
Dan dengan sikap hormat, Takane serta
Hana segera berlutut dan meminta maaf kepadanya. “Aku minta maaf.”
Makanan kari selesai. Dan Hana pun
mulai makan. Lalu dengan pelan, Takane membuka suara, dia meminta setelah Hana
selesai makan, maka Hana bisa pulang. Dan Hana membalas bahwa dia akan pulang,
sekali Takane mengucapkan terima kasih padanya.
Takane pun mengambil sendoknya, dan
mulai memakan kari buatan Hana dengan lahap. Melihat itu Hana tersenyum senang.
Hana menceritakan kepada keluarga nya
mengenai Takane yang sekarang miskin. Dan Nonomura pun berkomentar bahwa
kelihatannya Takane benar2 seperti orang yang berbeda sekarang ketika dia
melihatnya. Mendengar itu, Hana langsung bertanya mengapa Ayahnya tidak
bercerita.
“Aku tidak tahu apapun tentang dia
kehilangan rumahnya atau apapun yang seperti itu!” kata Nonomura langsung menutup
mulutnya dan melarikan diri.
“Kamu bekerja diperusahaan yang sama
dengannya? Mengapa kamu tidak memberitahuku apapun?!” protes Hana, menahan
Ayahnya agar tidak kabur.
“Yah… dia menyuruhku agar diam,” balas
Nonomura dengan sikap takut.
Yukari kemudian mengomentari betapa
menyedihkannya Takane sekarang. Dan Ibu balas berkomentar bahwa itu hal yang
bagus agar Takane bisa melihat sesuatu dari sudut pandang yang lain, karena
selama ini Takane tampak agak sombong.
“Hana! Selanjutnya! Selanjutnya!
Maksudku, kamu kan bukan pasangan perjodohannya, kan?” kata Yukari tiba2 pada
Hana.
“Aku tidak akan mengakhirinya,” balas
Hana.
“Apa kamu akan melanjutkannya? Bahkan
walaupun dia diabaikan oleh perusahaannya? Apa nilai dia, jika dia tidak
memiliki uang?” tanya Nonomura, tidak setuju.
“Kemudian apa nilai Ayah?” balas Hana.
Dan semua orang langsung berpikir. “Aku tidak peduli jika dia kaya atau miskin.
Aku melanjutkan perjodohan ini karena dia adalah dia. Aku memutuskan bahwa aku
tidak akan melarikan diri,” lanjut Hana.
Ibu tampak setuju dengan keputusan
Hana. Dan lalu Hana dengan tegas meminta kepada Ayahnya agar jika Takane berada
dalam masalah, Ayah mau menolongnya. Begitu pun Ibu dan Yukari, mereka menatap
Ayah dan ikut memohon.
Aiba mempertanyakan alasan Direktur mengusir
Takane keluar, apakah Direktur mencoba untuk membuka mata Takane. Dan apakah
ini demi kebaikan Takaba Grup. Dengan tegas, Direktur menjawab bahwa jika bukan
karena itu, maka apa lagi.
Aiba kemudian berkomentar bahwa dia
merasa itu akan membawa dampak yang buruk, karena selama ini Direktur terlalu
memanjakan Takane, sehingga dia menjadi Pria yang tidak bisa melakukan apapun.
Dan setelah mengatakan itu Aiba tertawa dengan keras.
Direktur pun membalas bahwa karena
itulah dia tidak akan memanjakan Takane lagi. Karena dia ingin Takane belajar.
Ketika Takane pulang kerja, dan
menemukan Hana yang sedang duduk didepan apatermennya dan tampak kedinginan,
dia memanggilnya.
“Kamu mengunci pintu mu kali ini, ya?”
kata Hana sambil meniup- niup tangannya.
“Pulanglah!” kata Takane, pelan.
“Jika kamu tidak mau aku berada didepan
pintumu, maka biarkanlah aku masuk.”
Makanan malam ini yang disediakan oleh
Hana adalah Nonomura Oden. Dan Takane mengomentari sikap Hana yang selalu
membawakan berbagai macam makanan ke tempatnya, dan pulang malam sendirian, dia
mempertanyakan apa orang tua Hana tidak mengkhawatirkan tentang keselamatan
Hana.
“Aku telah berlatih lebih dari kamu
tentang menjaga rumahmu dengan aman. Aku kesal karena kamu memutuskan untuk
mengakhiri perjodohan ini sendirian. Itu mengapa ini adalah… pelecehan,” jelas
Hana. Memberikan makanan kepada Takane. Lalu dia mengucapkan terima kasih untuk
makanannya, dan makan.
Takane juga mengucapkan terima kasih
untuk makanannya, dan makan. Lalu merasakan hangat dan enaknya oden, Takane
tersenyum. Melihat itu, Hana ikut tersenyum juga, lalu dia menanyakan apakah
ini berarti Takane tidak akan menyuruhnya untuk langsung pulang setelah selesai
makan kali ini.
“Kamu bisa tinggal sampai kamu selesai
bersih- bersih,” kata Takane dengan pelan. Dan Hana tersenyum senang.
Hari selanjutnya. Dihari libur. Hana
datang lagi ke tempat Takane, tapi kali ini dia datang sekalian untuk belajar
disana, karena sebentar lagi ada ujian.
“Akan lebih baik jika kamu jujur
tentang mengapa kamu datang,” komentar Takane.
“Aku sedang belajar sendiri, aku tidak
ingin mendengar sebuah furniture berbicara kepada ku,” balas Hana. Dan Takane
pun merasa kesal, tapi Hana mengabaikannya.
Hari selanjutnya. Pada malam hari. Hana
datang lagi ke tempat Takane, sekalian untuk belajar lagi disana. Dan kali ini,
Takane menawarkan bantuan untuk mengajari Hana, karena baginya pelajaran anak
sekolah itu semudah membaca alfabet. Dan sekalian dia ingin menunjukan pada
Hana, apa yang sebuah furniture bisa lakukan.
Hari selanjutnya. Hana merekam Takane
yang sedang menuangkan air panas ke dalam mie cup. “Ini dia, pewaris Takaba
Grup, yang sedang memakan makanan rakyat biasa!” kata Hana sambil tertawa
pelan.
“Diam! Jangan merekam ku! Aku tidak
main- main!” balas Takane, menutup kamera hape Hana agar berhenti.
Hana mengucapkan terima kasih untuk
makanannya, dan membuka penutup mie cupnya untuk makan. Tapi Takane menegurnya,
karena masih terlalu cepat 8 detik untuk membuka penutup mie cupnya. Jadi Hana
pun menutupnya kembali.
“3…2…1. Siap!” kata Takane memberikan
tanda. “Itadakimasu,” ucap mereka berdua. Lalu mereka pun mulai makan.
Hari selanjutnya. Takane masih
mengajari Hana, tapi setelah agak lama dia jatuh tertidur. Dan menyadari itu,
Hana memperhatikan wajah Takane dari dekat.
“Bulu matanya panjang! Cantik!” puji
Hana. Lalu dia teringat kejadian saat pertama kali dia bertemu dengan Takane,
dan melemparkan wig nya ke wajah Takane. Mengingat itu, dengan gugup Hana pun
kembali untuk fokus pada pelajarannya.
“Kamu masih belum selesai?” tanya
Takane dengan kesal, ketika terbangun. Dan dengan sikap masih gugup, Hana
meminta maaf.
“Kamu barusan memperhatikan aku, ketika
aku sedang tidur, kan?” tebak Takane sambil tersenyum, karena melihat sikap
aneh Hana. “Haha… kamu bilang kamu tidak tertarik padaku ketika kita pertama
kali bertemu kan?” kata Takane, bangga pada diri sendiri.
“Itulah yang kamu inginkan!” balas Hana
dengan ketus.
“Mengapa aku akan begitu?” protes
Takane.
“Orang yang hidup seburuk kamu tidak
berhak mengatakan itu! Kamu tidak berguna!” bentak Hana. Dan terkejut mendengar
itu, Takane berubah menjadi boneka kecil lagi. Melihat itu, Hana langsung
merasa bersalah, dan meminta maaf sambil menepuk- nepuk kepala Takane.
Takane kembali lagi menjadi besar. Dan
dengan kesal, dia menepis tangan Hana yang memegang kepalanya. “Berhenti
menepuk ku seperti binatang peliharaan!” kata Takane, ngambek. Dan Hana
tersenyum
Hari selanjutnya. Takane membantu
memotong wortel, dan cara dia memotong itu sangat cepat serta rapi sekali.
Sehingga Hana merasa sangat kagum, karena sekarang Takane lebih baik
daripadanya. Dan dengan bangga, Takane kemudian mengambil garam dan
menaburkannya seperti seorang chef yang sudah mahir.
“Kamu akan menghamburkannya kemana-
mana!” tegur Hana, menghentikan Takane.
Hari selanjutnya. Hana berbaring diatas
futon Takane, dan merasa sangat nyaman sekali. “Wanginya seperti Takane-san,”
gumamnya sambil tersenyum. Lalu dia tertidur.
Sepulang kerja, dan melihat itu. Takane
melepaskan jas nya dan memakaikan nya kepada Hana sebagai selimut. Lalu sambil
tersenyum dia memperhatikan Hana yang sedang tertidur, dan menyentuh hidungnya.
“Aku tidak keberatan memiliki kamu
sebagai penyusup,” gumam Takane dengan senang.
(Kamar apatermen Takane yang
awalnya kosong, hanya ada sebuah meja kecil dan futon. Sekarang sudah berubah,
banyak barang- barang Hana disana, seperti bantalnya, tasnya, bukunya, dan
sebagainya >.<).
Pagi hari. Dikantor. Takane memberikan
sekaleng kopi kepada Nonomura. Dan menerima itu, Nonomura merasa aneh dan bertanya
ada apa.
“Umm… terima kasih sudah menjaga ku,”
kata Takane dengan sopan.
“Apa kamu membicarakan tentang semua
barang yang kami beri padamu? Hana melakukan itu karena dia ingin. Jadi jangan
khawatirkan tentang itu. Lagian kamu membantu pelajarannya juga kan? Anggap
saja ini seperti ‘memberi dan menerima’,” balas Nonomura dengan ramah.
Takane mengucapkan terima kasih. Dan
mendengar itu, Nonomura merasa sangat senang dan menyentuh Takane.
Namun seorang atasan menyela
pembicaraan mereka berdua. Si Atasan memuji hasil kerja Takane, dan
memanggilnya untuk ikut ke ruangan rapat. Jadi Takane pun mengikutinya. Melihat
itu, Nonomura tersenyum senang untuknya.
Pulang dari tempat pemandian umum, Hana
mengeluhkan cuaca yang terasa sangat dingin sekali. Dia sampai meniup- niup
tangannya untuk menghangatkan diri. Dan melihat itu, Takane memegang tangan
Hana, dan menaruhnya di dalam sakunya.
“Takane- san! Menjadi dingin atau
menjadi miskin tidak buruk sama sekali ya,” kata Hana sambil tersenyum.
Dan Takane balas tersenyum sambil
memandang ke arah langit, “Itu benar. Jika bukan karena kamu, aku mungkin tidak
akan pernah menyadari itu.”
Hana tiba2 saja merasa deg- dengan
ketika melihat wajah Takane yang sedang tersenyum. Jadi dia pun melepaskan
tangannya dari Takane, dan berlari menjauh. Melihat itu, Takane merasa heran,
dan bertanya ada apa.
“Jangan mendekat kesini!” kata Hana
sambil menundukan kepala.
“Ada apa?” tanya Takane, tidak
mengerti. Dan dia berdiri disamping Hana.
Hana kembali berjalan menjauhi Takane. “Ini
semua akan berakhir, jika aku memberitahu dia bahwa aku menyukai dia,” gumam
Hana, cemas.
“Kamu suka bergumam ya? Apa yang
terjadi?” tanya Takane, kembali mendekati Hana.
“Aku frustasi!” teriak Hana. Lalu dia
mengulurkan lidahnya, dan berlari menjauhi Takane. Karena tidak mengerti apa
yang terjadi, maka Takane pun mengejar Hana.
Sebuah kamera memotret mereka dari
jauh. Kamera tersebut terus mengikuti dan memotret mereka berdua dari sepanjang
jalan, sampai mereka berdua masuk kedalam apatermen Takane. Ntah siapa yang
memotret.
Pagi hari. Dikantor. Si Atasan
memperkenalkan Takane kepada karyawan baru yang akan mulai bekerja di bagian
mereka hari ini. Dan orang tersebut adalah…
“Saya akan mulai bekerja di sini hari
ini. Saya Kirigasaki,” kata Eiji sambil tersenyum.
“Kamu!” balas Takane, terkejut.
Tags:
Takane To Hana