Sinopsis Angel’s Last Mission : Love Episode 21 – Part 1
Network : KBS2
Network : KBS2
Ru Na : “Menarik, bukan? Tragedi berubah jadi
komedi.”
Didalam kamar. Ni Na memperhatikan foto
seseorang. Kemudian dengan marah, dia melemparkan foto itu hingga bingkainya
pecah berantakan. Dan dengan tangan kosong, dia menyentuh pecahan kaca
tersebut.
“Lalu, hal yang kamu anggap adalah komedi berubah jadi tragedi.”
Kim Dan mencari kesekeliling taman, tapi
Yeon Seo tidak ada. Dia mencoba menghubungin Yeon Seo, tapi tidak diangkat.
“Yeon Seo. Jika kamu terus buta, akan lebih bagus.”
Hujan mulai turun. Melihat itu Kim Dan
pun merasa bingung.
“Menerima kornea itu untuk mendapatkan visimu kembali.
Keberuntungan itu sebenarnya adalah tragedimu.”
“Jika kamu hidup layaknya boneka cantik, yang menjalanin
hidupnya seperti orang mati, kamu tidak harus mati begitu cepat.”
Ikatan Yeon Seo dilepaskan. Kemudian dia
didorong jatuh dari atas gedung.
Yeon Seo mengingat perkataan Kim Dan
yang mengatakan cinta padanya. Lalu dia mengingat pertanyaan Kim Dan tentang
mau kemanakah dia, sungai, laut, hutan, atau ladang. Dan Yeon Seo menjawab
bahwa dia ingin melihat semua itu bersama.
“Dan,”
panggil Yeon Seo dalam hatinya. Dan kemudian Kim Dan muncul dihadapannya,
melihat itu Yeon Seo pun mengulurkan tangannya.
Yeon Seo menatap heran pada sayap Kim
Dan.
“Kamu baik- baik saja? Lihat aku, Yeon
Seo-ah. Ini aku,” kata Kim Dan dengan
lembut dan perhatian.
“Kim Dan,” kata Yeon Seo, bingung.
“Benar, ini aku. Oleh karena itu tenang.
Saat ini baik- baik saja.”
Yeon Seo dengan masih bingung, dia
bertanya apakah ini adalah benar Kim Dan. Serta apakah benar Kim Dan memiliki
saat, dan baru saja terbang. Dan tanpa mengatakan apapun, Kim Dan menganggukan
kepalanya.
“Kamu … kamu … sungguh … ini adalah
kamu?” tanya Yeon Seo sekali lagi. Dia lalu mengulurkan tangannya untuk
menyentuh Kim Dan, tapi sebelum dia berhasil, dia kehilangan kesadarannya.
Kang Woo datang tepat disaat itu. Dan
melihat kejadian tersebut dengan perasaan lega, karena Kim Dan berhasil
menyelamatkan Yeon Seo.
Si Pria hitam ingin melarikan diri, tapi
dia merasa sangat kebingungan karena Yeon Seo tidak ditemukan terjatuh sama
sekali. Bahkan para petugas yang dipanggil oleh Kang Woo, mereka mengatakan
bahwa mereka tidak melihat siapapun yang jatuh.
Di telpon. Kang Woo meminta maaf kepada
para petugas, karena hujan mungkin saja dia menjadi salah lihat.
Para petugas pergi meninggalkan lokasi.
Dan dengan heran, si Pria hitam memandang ke atas atap dengan perasaan bingung.
Kang Woo membaca kembali pesan yang
dikirimkan kepadanya. Lalu dengan marah, dia memukul- mukul setir mobil.
Kemudian dia menghubungin seseorang, dan mengajak orang tersebut untuk bertemu.
Kim Dan membaringkan Yeon Seo diatas
tempat tidur. Dia memandangin wajah Yeon Seo, dan ingin membelai wajahnya, tapi
dia merasa ragu dan tidak jadi melakukannya.
“Maaf, karena terlambat. Kamu harus
mengalami ini,” kata Kim Dan, pelan.
Yeon Seo mengeryitkan keningnya, dan
mengigau memanggil kedua orang tua nya dengan nada sedih. “Ibu? Ayah? Dimana
kalian? Dan,” gumam Yeon Seo dalam tidurnya dengan sedih.
Melihat itu dengan erat, Kim Dan
memegang tangan Yeon Seo. Untuk menenangkannya, dan Yeon Seo pun berhenti
mengigau.
Didalam café. Ketika mendapatkan telpon
dari si Pria hitam, Ru Na tampak senang. Dan dia bertanya, apakah sudah
selesai.
Ditaman yang gelap. Si Pria hitam
menelpon Ru Na, dan memberitahu tentang Yeon Seo yang telah didorongnya dari
atas atap, tapi anehnya Yeon Seo menghilang. Tidak ada tanda orang jatuh, atau
jejak orang yang memindahkannya.
“Omong kosong macam apa ini?” tanya Ru
Na, bingung .
“Aku juga tidak yakin,” jawab si Pria
hitam.
“Kemudian segera lah. Katakan langsung.”
“Tidak, aku akan mengurus ini sebelum
kembali,” balas si Pria hitam.
Setelah telpon dimatikan. Ru Na bergumam
heran sendiri dan berpikir keras. “Dia menjatuhkannya, tapi tidak ada?”
Kim Dan berbaring disebelah Yeon Seo
sambil masih memegang erat tangan Yeon Seo. Dan memang benar Yeon Seo sudah
tidak mengigau, tapi dia masih saja mengeryitkan keningnya. Melihat itu, dengan
lembut Kim Dan pun mengelus bahu Yeon Seo agar rileks. Lalu dia mencium tangan
Yeon Seo.
Kemudian, tiba- tiba saja lampu padam.
Dan Kim Dan merasa sangat heran.
Si Pria hitam mematikan saklar listrik,
lalu secara perlahan dia berjalan memasuki rumah dan menaiki tangga, menuju ke
arah kamar Yeon Seo.
Kim Dan merasakan ada sesuatu yang aneh,
jadi dengan sikap waspada dia pun bangun meninggalkan Yeon Seo untuk pergi
memeriksa.
Si Pria hitam sampai didepan pintu kamar
Yeon Seo. Bersiap untuk membuka.
Kim Dan berdiri didepan pintu. Bersiap
untuk membuka juga.
Si Pria hitam dan Kim Dan, mereka berdua
sama- sama merasa kan ada sesuatu. Jadi si Pria hitam dengan segera pun
bersembunyi. Dan Kim Dan segera membuka pintu kamar, dan hasilnya kosong, tidak
ada siapapun didepan pintu.
Kim Dan melihat ke arah Yeon Seo yang
masih tertidur, lalu dia menutup pintu kamar. Dan dia pergi untuk menyalakan
kembali saklar listrik.
Listrik diseluruh rumah kembali menyala.
Dan si Pria hitam memperhatikan hal tersebut dari halaman. Lalu sebuah sms
masuk dari Ru Na. Datanglah ke sini
sekarang juga.
Kang Woo menemui Ru Na yang berada
didalam café. Dan dengan santai, Ru Na menawarkan Kang Woo untuk duduk, lalu
dia menanyakan apakah Kang Woo ingin minum.
“Apa ini hari yang special? Kamu tidak
memperdulikan adikmu? Kamu terlihat sangat santai. Jika bukan, sesuatu yang
istimewa terjadi?” tanya Kang Woo, langsung.
“Gandok- nim. Hari ini, Ni Na sangat
bagus, ‘kan? Bayangkan betapa hancur hatinya padahal dia sudah kerahkan
semuanya. Itu sebabnya aku minum. Apa aku salah?” tanya Ru Na dengan raut wajah
yang di buat sedih.
Kang Woo memperlihatkan pesan yang
dikirimkan kepadanya. Dan membaca pesan tersebut, Ru Na berpura- pura bersikap
bodoh serta cemas pada Yeon Seo.
“Ini pasti perintah Ny. Choi. Dia selalu
membenci Yeon Seo, dan terlepas dari semua suap, Yeon Seo memenangkan audisi.
Apa dia memilih untuk menyingkirkannya untuk selamanya?” jelas Kang Woo,
menuduh langsung.
Ru Na berpura- pura tersinggung. Dan
Kang Woo tidak peduli, karena menurutnya
cuma keluarga Ny. Choi yang akan melakukan sesuatu seperti itu.
Mendengar itu, Ru Na tersenyum dengan sinis.
“Apa kamu baru saja tersenyum?” tanya
Kang Woo, kaget.
“Gandok-nim. Dunia ini tak sesederhana
itu. Kebencian dan pemanis tidak hilang dalam sesaat. Bahkan ada beberapa
manusia yang melakukan pembunuhan hanya karena mereka tidak suka mereka
dipandang hina,” jelas Ru Na. Sambil memandangi gelas nya yang masih berisikan
wine.
Kemudian dengan sikap biasa, Ru Na
menanyakan apakah Yeon Seo masih hidup, atau apakah Yeon Seo terluka parah.
“Kamu ingin tahu apa dia hidup atau
tidak? Aku bahkan tidak memberitahumu apa yang terjadi,” kata Kang Woo dengan
tajam.
“Kamu menunjukkan kepadaku pesannya.
Perasaannya terlalu tertekan, dia ingin mengakhirinya,” balas Ru Na, beralasan.
“Ini peringatan terakhirku. Jangan
menyentuhnya lagi,” kata Kang Woo dengan serius. Lalu dia pergi dari sana.
“Kamu masih hidup?” tanya Ru Na, sambil
tersenyum kesal.
Ditepi sungai. Ru Na menegur si Pria
hitam. Selama ini mereka telah berusaha untuk membuat segala yang terjadi pada
Yeon Seo seperti sebuah kecelakaan. Jadi jika sekarang si Pria hitam bertindak
gegabah, dan membunuh Yeon Seo secara langsung menggunakan kedua tangan sendiri.
Maka mereka berdua akan ketahuan.
“Maafkan aku. Aku hanya ingin …”
“Tidak butuh alasan. Berbohonglah untuk
saat ini. Jangan gegabah. Jangan membuat kesalahan. Apa kamu mengerti?” sela Ru
Na, tegas.
“Ya,” jawab si Pria hitam dengan patuh.
Lalu dia pergi.
Sosok Ru Na berubah menjadi Hoo. Dan dia
tampak sangat kelelahan.
Hoo masuk ke dalam gereja, dan berlutut
didepan altar. “Kenapa kamu sekejam ini? Kumohon kasihanilah mereka,” kata Hoo
berdoa untuk Kim Dan serta Yeon Seo.
Tags:
Angels Last Mission Love