Sinopsis Angel’s Last Mission : Love Episode 10 – Part 2
Network : KBS2
Network : KBS2
Saat Kim Dan pulang, dia bertemu dengan
Ny. Jung yang tampak sedikit kacau. Dan dengan cemas dia pun bertanya ada apa.
Lalu Ny. Jung menjelaskan bahwa sekarang sudah waktunya makan malam, tapi Yeon
Seo menolak untuk makan dan tidak membiarkan siapapun untuk masuk.
Yeon Seo berlatih terus, dan terus. Dia
terjatuh lagi, dan lagi. Namun walaupun dia merasa kelelahan dan kesakitan, dia
tidak mau menyerah dan terus berlatih menari.
Kim Dan memperhatikan itu dari luar,
dan dia merasa cemas saat melihat Yeon Seo terjatuh lagi. Dia mencoba untuk
membuka pintu, tapi sayang pintu terkunci. Jadi dia mendobraknya dengan kuat,
dan masuk.
“Itu cukup. Jangan terlalu memaksakan
diri,” pinta Kim Dan, karena Yeon Seo terjatuh lagi. Tapi Yeon Seo tidak mau
mendengarkan dan terus menari.
Kim Dan kemudian mendekati dan
menghentikan Yeon Seo. “Aku mengatakan itu sudah cukup,” katanya dengan tegas.
“Apakah kamu sudah lupa? Kamu
seharusnya tidak menyentuhku,” balas Yeon Seo. Dia menepis tangan Kim Dan. Lalu
berjalan menjauh.
Kim Dan tahu bahwa kaki Yeon Seo
terluka. Tapi Yeon Seo sama sekali tidak peduli pada kakinya yang terluka
akibat jatuh berkali-kali, karena dia memiliki sepasang sepatu yang tidak
terhitung jumlahnya. Jadi ini bukan apa- apa untuknya.
Yeon Seo membuka sepatu balet yang
dikenakannya. “Akhirnya, mereka terlihat seperti kaki balerina,” gumamnya. Lalu
dia melepaskan sapu tangan Kim Dan yang dikenakannya sebagai pita. Dan dia
menggunakan itu untuk menlap darah dikakinya.
“Aku tidak tahu kamu harus memaksakan
diri sendiri sebanyak ini. Kamu mengalami begitu banyak rasa sakit,” kata Kim
Dan sambil membantu membersihkan kaki Yeon Seo. “Cukup hari ini, ya?” pintanya
lalu.
“Jangan konyol. Aku berjanji pada Kang
Woo, aku harus kembali bugar dalam waktu seminggu,” balas Yeon Seo. Memakai
kembali sepatu baletnya.
Kim Dan memohon agar Yeon Seo
mendengarkannya, karena bagaimana jika Yeon Seo terluka sekali lagi. Dan
bagaimana jika itu membuat Yeon Seo kembali dalam kesendirian dan pemarah.
Menurutnya, ini tidak penting jika Yeon Seo tidak bahagia.
Yeon Seo menahan air matanya, dan
menatap tajam Kim Dan. “Aku membencimu. Jangan khawatirkan aku. Jangan
pedulikan aku. Aku benci menerima cinta. Itu membuatku ingin menjadi lemah. Itu
membuatku berpikir tidak apa2 menjadi lemah.”
Kim Dan terdiam mendengar itu. Dan Yeon
Seo melanjutkan ucapannya, “Aku pikir kamu menyukai ku. Aku benar2
melakukannya. Kamu bilang kamu ada karena aku. Kamulah yang berbicara manis
padaku. Jika kamu bukan pembohong atau mata2, maka itu hanya satu hal. Apakah
kamu menyukaiku?” tanya Yeon Seo.
Kim Dan teringat kembali perkataan Hoo.
Dan karena itu dia jadi tidak bisa menjawab.
“Kamu bilang kamu tidak bisa berbohong.
Katakan saja ‘iya’ atau ‘tidak’. Apa kamu menyukai ku?” tanya Yeon Seo lagi,
menanti jawaban Kim Dan.
Namun karena tidak bisa menjawab, maka
Kim Dan pun menundukan kepalanya, tidak berani menatap Yeon Seo secara
langsung. Dan untuk pertama kalinya, dia berbohong, “Tidak.”
Mendengar jawaban itu, Yeon Seo tampak
sedih, tapi dia mengerti. Dia mengembalikan sapu tangan milik Kim Dan, dan
menyuruhnya untuk pergi. Dengan sedikit ragu, Kim Dan berjalan pergi
meninggalkan ruangan, meninggalkan Yeon Seo sendirian.
“Aku hampir membuat kesalahan, tetapi aku saat ini sedang
menjalanin misiku. Aku Dan, seorang malaikat,” itulah yang Kim Dan tulis di kertas catatannya.
Yeon Seo berlatih menari lagi.
“Subjek ku sudah mulai menari sekali lagi. Dia sangat
sensitif dan pemarah.”
Yeon Seo berlatih terus dari pagi
sampai malam. Tidak ada lelah dikenalnya. Bahkan walaupun kakinya terluka, dia
terus berlatih dan berlatih. Dia mengganti sepatunya yang kotor terkena darah,
lagi dan lagi.
Kim Dan memperhatikan itu dari luar
pintu. Tapi dia tidak berani untuk menghentikan Yeon Seo.
Kim Dan berjalan- jalan ke taman bersama
dengan Gu Reum. Disana dia merenung menatap ke arah langit.
“Aku berjuang sendirian tanpa menerima tanda2 atau
nubuat.”
Pagi hari. Jam 5 tepat. Yeon Seo
langsung terbangun, ketika mendengarkan suara jam alarm. Lalu dia pergi ke
ruang berlatih dan menari.
“Pada awalnya, emosinya adalah masalahnya. Tapi sekarang,
dia terlalu sibuk untuk mencintai siapapun. Mungkinkah ada jalan baginya untuk
berhasil dalam balet dan cinta?” pikir Kim
Dan.
Kim Dan memperhatikan album foto balet
Yeon Seo, dari sejak muda. Dan dibelakang salah satu foto dia menemukan tulisan
kecil, Pulau Mongyu 2005, Hari saya
memulai balet sekali lagi, tahap pertama dan penonton pertamaku.
Pagi hari. Ny. Jung datang keruang
latihan, dan berteriak membangunin Yeon Seo yang tertidur disana. Dengan kaget,
Yeon Seo terbangun, lalu dia berrtanya tanggal berapa sekarang dan hari apa.
“D-Day. Sudah tepat seminggu sejak pengumuman
Anda,” kata Ny. Jung. Dan Yeon Seo memperlihatkan raut wajah lelah. “Anda
seharusnya tidak bergadang semalaman untuk berlatih. Anda mendapat nol, karena
tidak merawat diri sendiri,” tegur Ny. Jung.
Ny. Jung kemudian membantu Yeon Seo
untuk berdiri. Dan kemudian dia menjelaskan tentang Ny. Choi yang sudah
menelpon berkali- kali sejak pagi ini. “Lihat ini,” kata Ny. Jung,
memperlihatkan Ny. Choi yang kembali menelpon nya. “Dia menelponku setiap lima
menit.”
Yeon Seo mengambil hape Ny. Jung dan
mengangkatnya. “Ini saya… sekarang?”
Yeon Seo ditemanin oleh Ny. Jung,
mereka datang menemui Ny. Choi dan Tn. Geum yang sudah menunggu di cafe. Tapi Ny.
Jung tidak ikut mendengarkan obrolan mereka, karena Yeon Seo memintanya untuk
menunggu diluar. (Kita ubah panggilan Tn. Choi menjadi
Tn. Geum ya :D )
Ny. Choi menanyakan, kenapa Yeon Seo
tidak pernah menjawab pertanyaannya. Sementara Tn. Geum menanyakan, apakah Yeon
Seo baik- baik saja. Tapi Yeon Seo tidak menjawab pertanyaan mereka berdua, dan
langsung berbicara ke intinya.
“Beri aku perjanjian penarikan. Aku
membawa segelku,” kata Yeon Seo.
“Ya ampun, itu belum siap,” balas Ny.
Choi, berpura2 polos.
“Kamu bilang aku harus menanda tanganin
nya hari ini. Itu sebabnya kamu menyuruhku keluar,” kata Yeon Seo dengan geram.
“Apakah itu yang kamu katakan padanya?”
tanya Tn. Geum, tampak tidak tahu bahwa Ny. Choi melakukan itu.
Ny. Choi beralasan bahwa pengacaranya
sangat teliti, sehingga pengacaranya perlu memeriksa dokumen itu beberapa kali
lagi. Dan lalu dia meminta maaf, tanpa raut wajah yang tampak bersalah.
Yeon Seo kemudian pun memutuskan untuk
pergi saja. Tapi Ny. Choi langsung menahannya, dan bersikap seolah sebagai
seorang Bibi yang baik. Dia bilang kalau dia ingin menebus ketidak baikannya,
dan memberikan sebuah hadiah kepada Yeon Seo.
Yeon Seo membuka kotak hadiah kecil
yang diberikan kepadanya, dan isinya adalah sepasang anting yang sangat cantik.
“Fantasia Night minggu depan. Kenakan
mereka ke acara tersebut,” kata Ny. Choi, menjelaskan dengan bersemangat.
“Kamu tahu bahwa aku tidak pernah
melayanin tamu ku diacara2,” balas Yeon Seo, menolak hadiah itu.
Ny. Choi menjelaskan bahwa akan ada
seorang Investor Jepang yang akan datang. Dan ketika dia memberitahu nama Yeon
Seo serta bahwa Yeon Seo akan datang, maka si Ivenstor mengatakan akan datang.
Jadi Yeon Seo tidak boleh mengecewakan Investor itu, karena tanpa uangnya Yeon
Seo tidak bisa mengadakan pertunjukan.
Tn. Geum menambahkan bahwa terkadang
Yeon Seo harus melakukan hal2 yang Yeon Seo tidak inginkan. Karena itu adalah
dunia orang dewasa. Dan diacara itu juga mereka akan mengumumkan tentang
Fantasia yang menjadi milik Yeon Seo kembali. (Pengin
aku teriak loh!! Pak marahin dong Istrinya. Karena dia itu mau celakain Yeon
Seo. Bukan karena dia perhatian sama Yeon Seo).
Tags:
Angels Last Mission Love