Wan Er menusuk
jantungnya sendiri menggunakan tusuk rambut kayu pemberian Fei Yu. Melihat itu,
Kaisar serta Fei Yu sama- sama berteriak memanggil nama Wan Er.
“Ingat apa yang
pernah aku bilang padamu, bahagiakan lah orang yang berada didepanmu,” kata Wan
Er kepada Luo Jing untuk terakhir kalinya. Sesudah itu dia kehilangan
kekuatannya, dan terjatuh.
Shang segera
mendekati Wan Er dan memeriksanya. Tapi hasilnya sangat disayangkan, nyawa Wan
Er sudah tidak bisa diselamatkan lagi. Mengetahui itu, semua orang merasa
bersedih.
“Kita ditakdirkan
bertemu, tapi tidak ditakdirkan berjodoh di dalam hidup ini. Kita hanya bisa
menunggu kehidupan kita yang selanjutnya. Yang Mulia, saya telah mengecewakan
Anda. Saya hanya mohon padamu untuk mempertimbangkan semua kerja keras Perdana
Mentri beberapa tahun ini, dan ampunin lah nyawanya. Yang Mulia, semua ini akan
dibayarkan pada kehidupan selanjutnya,” kata Wan Er kepada Kaisar dengan
kesulitan. Lalu setelah dia selesai berbicara, dia pun menutup matanya untuk
selama- lamanya.
Kaisar serta Fei Yu
adalah orang yang paling bersedih atas kepergiaan Wan Er. Mereka berdua
berteriak menyebutkan nama Wan Er. Bedanya Kaisar bisa memeluk tubuh Wan Er.
Sementara Fei Yu tidak bisa menyentuhnya sama sekali.
Fei Yu kemudian
memberontak dan melepaskan dirinya. Lalu dia mengambil pedang, dan menarik Luo
Jing sebagai sanderanya. “Jika kamu mendekat, aku akan membunuh dia!” ancam Fei
Yu kepada mereka.
“Membawa dia itu
tidak berguna. Daripada membawa dia, lebih baik bawa aku. Yang Mulia tidak akan
membunuhmu,” kata Wu Mei, mencoba untuk bernegosiasi.
Fei Yu merasa sangat
sedih, karena Wan Er telah meningggal. Saat ini keinginannya hanyalah membawa
Wan Er bersamanya. Tapi Kaisar tidak mau menyerahkan tubuh Wan Er kepada Fei
Yu.
“Jangan mendekat.
Jangan mendekat,” ancam Fei Yu kepada mereka semua yang mau maju mendekatinya.
Wu Mei kemudian
mengangkat token yang ada ditangannya.
Semua pasukan yang
telah berada di sekeliling istana, termaksud Zhang Ji. Mereka semua bersiap
untuk menembakan anah panah kepada Fei Yu.
Lalu ketika akhirnya,
Wu Mei mengibaskan tangannya sebagai tanda untuk menembak. Maka Zhang Ji pun
langsung melepaskan anak panah yang dimilikinya.
Melihat anak panah
yang tiba- tiba mendekat kepadanya, Fei Yu langsung mendorong Luo Jing ke arah
anak panah tersebut. Dan melihat itu, Wu Mei pun segera maju ke hadapan Luo
Jing dan melindunginnya. Sehingga karena itu, maka Wu Mei lah yang terkena
tembakan anak panah tersebut.
“Zhong Wu Mei,”
panggil Luo Jing, terkejut.
“Xiao Jing. Xiao
Jing,” balas Wu Mei sambil mengangkat tangannya dengan pelan.
Luo Jing menyentuhkan
tangan Wu Mei ke pipinya. “Aku disini.”
“Wanita bodoh ini.
Kamu harus melindungin dirimu sendiri dengan baik. Aku …” kata Wu Mei,
terputus. Dia menutup matanya untuk selama- lamanya.
Melihat itu, Luo Jing
menangis dan memanggil- manggil nama Wu Mei. Dia meminta agar Wu Mei jangan
meninggalkannya.
Waktu berhenti. Semua
orang berhenti bergerak. Melihat itu, Luo Jing merasa sangat heran. Lalu
terdengarlah suara admin game yang memberitahu bahwa game telah selesai, Luo
Jing telah berhasil menemukan cinta sejatinya dan menyelesaikan ‘bad ending’
(akhir yang buruk) didalam game.
“Selamat Lin Luo
Jing. Kamu berhasil menemukan cinta sejatimu, menyelesaikan bad ending mu. Kamu
berhasil menyelesaikan game!” kata admin game terus- menerus.
Tapi mendengar itu,
Luo Jing sama sekali tidak merasa bahagia. Malahan dia merasa sangat sedih
karena kehilangan Wu Mei.
Seluruh orang didalam
game menghilang. Dan Hua Hua datang. Dia menyentuh bahu Luo Jing, dan
menepuknya dengan pelan.
“Aku tidak pernah
membayangkan dia akan mati untukmu,” kata Hua Hua.
Luo Jing langsung
berdiri, dan memegang tangan Hua Hua. Dia meminta tolong Hua Hua agar
menyelamatkan Wu Mei. Tapi sayangnya Hua Hua tidak bisa.
“Xiao Jing, kamu
harus kembali ke tempat dimana kamu berasal,” kata Hua Hua.
“Aku tidak ingin
kembali,” balas Luo Jing dengan sedih.
Hua Hua menjelaskan
kepada Luo Jing bahwa pintu belakang untuk Luo Jing bisa kembali ke dunia nyata
telah terbuka. Tugas Luo Jing telah selesai. Dan mendengar itu, Luo Jing merasa
heran bagaimana Hua Hua bisa tahu.
“Sebenarnya, ketika
kamu memasuki tempat ini. Dari hari pertama ketika aku menyelamatkanmu, aku
sudah tahu kamu bukanlah seseorang yang berasal dari dunia ini,” jelas Hua Hua.
“Jika kamu sudah tahu
identitas ku, kemudian mengapa setiap waktu aku berada didalam bahaya, kamu
masih membahayakan hidupmu untuk datang menyelamatkan ku?” tanya Luo Jing,
penasaran.
“Kamu bukan dia, tapi
juga dia,” jawab Hua Hua.
Hua Hua menjelaskan
bahwa dalam dunia ini banyak terdapat dimensi yang berbeda yang diciptakan
bersama- sama. Jika Luo Jing berhasil masuk ke dalam dunia ini, maka dia
percaya kalau itu adalah rencana dari surga.
“Tidak peduli siapa
kamu, siapa yang kamu cintai. Aku hanya ingin membuat kamu bahagia. Dalam dunia
ini pengalaman pun telah mencapai akhir. Xiao Jing, game ini telah berakhir.
Kembalilah ke dunia mu,” jelas Hua Hua.
Luo Jing menolak untuk kembali ke dunia nyata nya. Karena jika dia pergi, maka apa yang akan terjadi pada Wu Mei. Dan Hua Hua menjawab bahwa Wu Mei akan selamanya mati.
“Jika dia tidak
menghalangin anak panahnya untukmu, kemudian game ini tidak akan selesai. Apa
kamu yakin, untuk dia kamu akan tetap tinggal didalam game ini selamanya?”
tanya Hua Hua.
“Dalam dunia nyata,
aku tidak pernah bertemu siapapun sebelumnya yang akan memberikan hidup mereka
untuk ku. Tapi sekarang, didalam dunia ini aku bisa mengalami kehidupan cinta
yang penuh gairah. Hidup seperti mimpi. Mimpi seperti hidup. Cinta dan
penyesalan hanya sekali, bukankah itu akan sia- sia, benarkan?” tanya Luo Jing.
Hua Hua mengerti
dengan keinginan Luo Jing. Kemudian dia berpikir bahwa sepertinya sekarang Luo
Jing telah benar- benar menjadi dewasa, jadi Luo Jing tidak lagi membutuhkan
perlindungannya.
Waktu kemudian secara cepat kembali ke saat sebelum Zhang Ji menembakan anak panahnya. Dan kali ini, Luo Jing langsung mendorong Wu Mei agar tidak terkena anak panah. Dia mengorbankan dirinya.
Tapi sebelum Luo Jing terkena anak panah tersebut, Hua Hua melindungin Luo Jing dari anak panah tersebut. Sehingga Hua Hua lah yang terkena anak panah itu.
Menyadari itu, Luo
Jing terkejut dan merasa khawatir.
“Sejak junior telah
meninggal, aku telah menjadi jiwa didunia fana. Aku ingin menemukan rekarnasi
nya di dunia untuk membayar semua kesalahan ku. Dan aku akhirnya berhasil
sekarang. Aku menggunakan kekuatan ditubuhku untuk mengembalikan hidup baru
mu,” jelas Hua Hua.
Luo Jing menangis.
Dan Hua Hua mengucapkan selama tinggal untuk terakhir kalinya kepada Luo Jing,
lalu secara perlahan dia pun menghilang.
“Selamat tinggal, Luo
Jing.”
Anak panah yang
seharusnya mengenai Luo Jing terjatuh ditanah begitu saja. Namun karena masih
merasa kaget, Luo Jing pun terduduk dilantai dengan lemas. Dan Wu Mei segera
mendekatinya.
“Aku tidak apa- apa,”
kata Luo Jing kepada Wu Mei.
Kemudian Luo Jing mengambil anak panah yang berada dihadapannya tersebut. Dan dengan sedih, dia mengingat kembali semua kenangannya bersama dengan Hua Hua dulu. Dari awal mereka bertemu, Hua Hua yang datang menyelamatkannya berkali- kali, pertemuan mereka sewatku dia menjadi Junior Hua Hua.
Serta Hua Hua yang
mati menggantikan dirinya.
Tags:
Unique Lady