Sinopsis
K-Drama : Doctor John Episode 06 part 1
Images by : SBS
Semua karakter, tempat, perusahaan dan kejadian dalam drama ini
hanyalah fiksi
Hyung Woo menegaskan kalau dia hanya jatuh, jadi sembuhkan
saja kakinya.
--
Karena Yo Han yang adalah profesor anestesiologi belum
kembali, jadi para residen dan perawat tidak berani makan. Heo Jun sampai
bertanya pada Yoo Joon. Dan Yoo Joon menjawab kalau mereka tentu harus makan
agar bisa bekerja.
Yoo Joon langsung menelpon Yo Han yang baru keluar dari
ruangan Hyung Woo bersama dengan Si Young. Yo Han berkata kalau mereka boleh
makan. Setelah itu, Yo Han menghela nafas keras. Si Young sudah menanti.
Ternyata, Yo Han malah bilang kalau dia lapar dan ingin ke kafetaria.
Kafetaria sangat penuh. Yo Han melihat sekitar sambil memegang
nampan, mencari kursi kosong. Sementara Si Young malah berkomentar melihat Yo
Han hanya mengambil nasi, telur dadar dan susu. Yo Han merasa itu sudah cukup
karena sudah mencakup Karbohidrat, protein dan lemak. Makanan yang seimbang.
Setelah mengamati, akhirnya Yo Han berhasil mendapatkan kursi
kosong. Yo Han langsung makan dengan nikmat dan Si Young terus menatapnya. Yo
Han sadar dan bertanya, kenapa Si Young terus menatapnya? Si Young menjawab
kalau dia hanya merasa aneh. Dia tidak menyangka akan bertemu dengan Yo Han
lagi. Apalagi kerja di rumah sakit yang sama. Dan sekarang mereka makan bersama
di kafetaria.
“Kamu suka?” tanya Yo Han.
“Apa? Suka apa?” kaget Si Young, dan berpikiran macam-macam.
“Suka apa? Kamu bukan menanyakan yang ada di pikiranku, bukan?”
“Aku juga suka,” jawab Yo Han sambil meminum susunya, membuat
Si Young terperangan menatapnya. “Bisa bekerja dan makan di rumah sakit lagi,”
lanjut Yo Han dan menatap sekeliling.
Si Young ikut melihat sekeliling. Dan tersadar, memang itu
yang sudah lama tidak di lihatnya.
--
Yoo Min dan Tae Kyung menemui Hyung Woo dan meminta maaf
karena sudah membuatnya marah. Hyung Woo hanya meminta sesuatu pada mereka.
--
Si Young masih di cafétaria bersama dengan Yo Han. Dia
memberitahu keanehan Hyung Woo sebelum jatuh.
“Mengenai Joo Hyung Woo, sebelum dia jatuh dari tangga, dia
berhenti sejenak. Dia tiba-tiba berhenti… Kukira dia berubah pikiran. Dia terus
turun. Lalu dia terjatuh. Jika jeda dan kejatuhannya karena sakit di kaki atau
otot yang melemah…”
“Namun, pasiennya bersikeras dia hanya terjatuh?”
“Ya. Sejujurnya, sikapnya aneh, bahkan saat di kamar. Dia
tiba-tiba bilang dia menandatangani DNR.”
“Petarung yang bertanding pekan depan menandatangani DNR?”
tanya Yo Han lagi, sambil mengetuk-ngetukan jari di meja, berpikir. Dan Si
Young melihat kebiasaan Yo Han tersebut.
Yo Han merasa ada sesuatu yang pasti terjadi.
--
Yoo Min dan Tae Kyung keluar dari kamar rawat Hyung Moo. Tae
Kyung berkata kalau dia akan bicara dengan Yo Han dan Si Young. Umur panjang,
mereka terlihat. Tae Kyung langsung menyuruh mereka ikut dengannya.
Mereka masuk ke dalam ruangan Tae Kyung. Tae Kyung memarahi
mereka karena dia kan sudah bilang jangan membuat masalah. Yoo Min setuju dan
ikut marah karena mereka berulah dengan mencegah pasien untuk pergi.
“Itu terjadi bukan karena dia menghentikannya. Pasiennya
sakit....,” ujar Yo Han.
“Bagaimana bisa?” potong Tae Kyung.
“Aku mencurigai multiple sclerosis atau oftalmoneuromielitis. Dia
harus dipindahkan ke Neurologi untuk diperiksa.”
“Pasien menolak semua pemeriksaan dan pengobatan. Dia meminta
kami melarangmu menemuinya. Kenapa kamu melewati batas dan menyebabkan masalah?”
marah Tae Kyung.
“Aku akan membujuknya.”
“Dokter Cha, bukankah kamu berlebihan?” ujar Yoo Min. “Ini
sejalan dengan kasus tiga tahun lalu. Dokter cenderung menganggap penyakit yang
tidak bisa disembuhkan atau kematian sebagai kegagalan. Dokter berbakat sepertimu
merasa bangga karena bisa mendiagnosis dan mengobati penyakit apa pun. Kamu
bersikap sangat dogmatis karena tidak mau gagal?”
“Itu interpretasi baru yang bahkan bukan dibuat oleh para
juri. Atas dasar apa kamu mengatakan itu?”
“Kamu bilang kamu membantu pasien, tapi kamu tidak memedulikan
keinginan pasien. Jika kamu membuat sendiri keputusan hidup atau mati, hal yang
sama selalu terjadi lagi. Seperti tiga tahun lalu.”
“Lalu apa? Jika kamu sangat mengkhawatirkan kejadian tiga
tahun lalu, kamu seharusnya mencegah penugasanku. Atau panggil aku ke komisi
etika sekarang. Tentu saja, aku tidak punya alasan bertindak sejauh itu untuk
tetap di sini,” balas Yo Han, tidak takut.
Tae Kyung menatap tajam padanya, tapi Yo Han malah berjalan
keluar. Si Young mengikutinya.
Di luar, Yo Han melarang Si Young untuk mengikutinya. Tapi, Si
Young malah terus mengikutinya. Yo Han dengan tegas menyuruh Si Young untuk
tidak ikut campur sebelum terlibat masalah juga.
“Kamu mau belajar dariku? Jangan pelajari ini,” tegas Yo Han
dan berjalan pergi.
Saat itulah, Si Young baru mendengar dan melihat orang yang
berdemo di luar berteriak agar menolak Euthanasia. Para pendemo itu di pimpin
oleh Chae Eun Jung. Mereka menyuruh Yo Han untuk mundur dari dokter. Mereka
bahkan meminta tanda tangan petisi dari orang-orang yang lewat karena dokter di
Pusat Medis Hanse adalah pembunuh.
Dan Seok Ki melihat dari jauh. Dia memegang cincinnya. Dan
cincin itu ada ukiran : Memento.
Pada orang yang berdemo itu terlihat juga oleh Hyung Woo dari
ruang rawatnya.
--
Yo Han bicara dengan dokter dari dept lain kalau bisa saja
Hyung Woo menderita MS atau oftalmoneuromielitis. Mereka harus melakukan MRI
otak untuk memeriksa. MRI otak ternyata sudah di lakukan dan tidak ada lesi
apapun. Dokter itu kemudian menyuruh Yo Han menemui Hyung Woo karena Hyung Woo
mau bertemu. Yo Han kaget juga karena kan sebelumnya Hyung Woo menolak dia
mendekat.
Yo Han masuk menemui Hyung Woo. Si Young melihatnya dan ingin
ikut tapi dia menahan diri.
Hyung Woo bertanya apakah Yo Han sering datang ke
pertandingannya? Yo Han membenarkan, tapi itu hanyalah hobinya.
“Kekerasan jelas membuat ketagihan. Baik bagi para petarung
dan penonton,” ujar Hyung Woo.
“Maaf, tapi aku menonton pertandingan bukan untuk melihat
kekerasan.”
“Lalu apa yang kamu lihat?”
“Apa yang menyertai kekerasan?”
“Penonton. Antusiasme. Teriakan. Dan aku.”
“Benar. Begitu juga rasa sakitmu. Meski tulangmu patah, ototmu
robek, atau saraf pusatmu rusak, kamu harus terus berjuang. Aku ke sana untuk
melihat rasa sakit. Ini tempat terbaik untuk mengamati rasa sakit.”
Hyun Woo tertawa, “Kita punya kesamaan. Aku ingin menimbulkan
rasa sakit, dan kamu ingin mengurangi rasa sakit. Tapi kita berdua selalu
memikirkan rasa sakit.”
“Ya. Aku ingin menghentikan rasa sakitmu.”
“Kamu akan melakukan apa pun untuk itu,” ujar Hyung Woo dan
memberitahu sebuah kebenaran. “Aku pingsan saat syuting di Amerika Selatan. Aku
terbangun di rumah sakit dan menyadari aku mengandalkan mesin untuk bernapas. Penglihatanku
redup dan kakiku terasa lemah. Seluruh tubuhku tersambung ke mesin. Aku
memiliki kendali penuh atas tubuhku sepanjang hidupku. Rasa takut menjadi
lumpuh tidak berdaya itu sangat besar.”
“Kenapa kamu memberitahuku ini?”
“Kudengar kamu melakukan eutanasia tiga tahun lalu. Jika aku
berhenti bernapas atau bergerak sendiri lagi, dan harus tetap seperti itu
seumur hidupku, bisakah kamu membunuhku juga? Petarung tanpa penglihatan dan
kaki lebih baik mati daripada tetap hidup mengandalkan mesin,” pinta Hyung Woo.
“Yang bisa kuhentikan adalah rasa sakit pasien, bukan
kesulitan dalam hidup mereka.”
“Hidup seperti itu sungguh menyakitkan. Itu bahkan tidak bisa
disebut hidup.”
“Kamu merasa sakit karena masih hidup. Tanpa kehidupan, tidak
ada rasa sakit,” tegas Yo Han.
“Bagiku, rasa sakit adalah sesuatu yang kuhadapi. Apa pun yang
robek, patah, atau pecah, aku bisa menahannya. Itulah inti dari pertarungan. Aku
menahan rasa sakitku untuk bisa terus berjuang. Jika aku tidak bisa bertarung
lagi, tidak ada alasan bagiku untuk menahan rasa sakit,” ujar Hyung Woo, dan
tampak sedih.
Tags:
Doctor John