Sinopsis K-Drama : Doctor John Episode 13 part 2


Sinopsis K-Drama : Doctor John Episode 13 part 2

Images by : SBS
Semua karakter, tempat, perusahaan dan kejadian dalam drama ini hanyalah fiksi
Dengan taksi, Si Young tiba di alamat rumah Yo Han. Dia sampai ke rumah Yo Han, tapi saat dia menekan bel rumah, tidak ada jawaban sama sekali. Si Young mulai panik dan menggedor pintu sambil berteriak memanggil nama Yo Han, tapi tidak ada jawaban dari dalam. Si Young yang sudah sangat khawatir, memutuskan untuk menelpon 119.
Dan sebelum dia sempat menelpon, Yo Han muncul di belakang-nya. Yo Han baru pulang ke rumah dan kaget melihat Si Young yang ada di depan rumahnya. Begitu melihat Yo Han, Si Young segera menghampirinya dan menanyakan keadaan Yo Han. Dimana yang sakit? apa luka luar? Luka dalam? Demam?
“Ada apa?” bingung Yo Han.
“Kamu izin sakit. Kukira ada masalah,” jawab Si Young, dengan khawatir.
“Aku baik-baik saja.”
“Lalu kenapa kamu meminta izin sakit?”
“Aku menjalani pemeriksaan rutin.”
“Kenapa kamu tidak menjawab teleponmu? Aku menelepon dan mengirim pesan berkali-kali!” teriak Si Young, marah dan khawatir.
Yo Han baru memeriksa ponselnya dan benar ada 33 panggilan tidak terjawab dari Si Young. Si Young segera melihat ponsel Yo Han dan marah karena Yo Han membuat ponselnya dalam mode getar. Dia menggantinya menjadi sound.
“Jangan hanya getarkan ponselmu! Apa gunanya punya ponsel? Kamu tiba-tiba sakit, tidak menjawab teleponmu, atau membalas pesanku. Bagaimana bisa aku tidak khawatir?” teriak Si Young dan menangis.
“Kang Si Young. Kamu berlebihan,” ujar Yo Han dengan suara kecil, karena beberapa orang yang lewat jadi melihat mereka.
“Berlebihan? Kamu sebut ini berlebihan?” teriak Si Young semakin keras.
Yo Han langsung menyuruh Si Young untuk masuk ke dalam rumahnya sebelum ada rumor. Si Young sedikit tenang dan masuk ke dalam rumah Yo Han.

Yo Han memberikan sandal rumah untuk Si Young kenakan. Dia meminta Si Young untuk menunggu sebentar karena dia mau berganti pakaian. Si Young sedikit canggug berada di rumah Yo Han. Apalagi, saat Yo Han berganti pakaian, bayangannya terlihat karena kaca kamar Yo Han adalah kaca buram, jadi masih terlihat sedikit.


Selesai bertukar baju, Yo Han ke dapur dan bertanya, apakah Si Young hendak minum teh? Si Young langsung berlari ke dapur, mendorong Yo Han keluar dapur dan melarang-nya menyentuh hal-hal panas. Dia yang akan membuat teh-nya. Yo Han menunjukkan instruksi dimana letak teko dan teh-nya. Dan memang hanya ada 1 teko, teh, sepasang garpu dan sendok. Tidak ada yang lain.
“Bagaimana dengan konferensinya?” tanya Yo Han.
“Konferensinya bukan masalah.”
“Lalu apa?”
Si Young menarik nafas, “Aku membacanya untuk kali pertama di sekolah kedokteran. Pasien sepertimu biasanya meninggal karena demam di bawah tiga tahun. Mereka yang selamat meninggal sebelum usia 25 tahun. Karena infeksi, keracunan, dan luka luar, kehidupan sehari-hari membuat mereka dalam bahaya besar. Tidak akan aneh jika kamu kolaps sekarang. Jadi, aku masih berlebihan? Bagaimana kamu bisa hidup sampai sekarang? Bagaimana kehidupanmu saat ini?”
Yo Han menatap Si Young. Dia mendekat ke Si Young, dan memang terlihat mata Si Young penuh kekhawatiran padanya. Yo Han mematikan kompor dan menyuruh Si Young agar mengikutinya.
Yo Han membawa Si Young ke dalam kamarnya yang penuh peralatan medis. Si Young tampak terkejut melihat semua hal itu.
“Organ vital dan saturasi oksigenku terus diperiksa selagi aku tidur. Aku mempertahankan suhu ruangan pada 18 derajat Celcius. Dan ini (kamera CCTV dan tv yang memperlihatkan tayangan CCTV). Ini membantuku mengetahui yang kulakukan saat tidur. Aku bisa saja menggosok mataku sampai merobek kornea atau menggigit lidahku terlalu keras. Meski insiden seperti itu terjadi, aku tidak akan tahu. Beginilah aku menjalani seluruh hidupku. Tapi bagiku, ini normal. Sama seperti biasanya kamu menggosok gigi dan membasuh wajahmu sebelum tidur. Jadi, jangan terlalu khawatir. Jika seseorang tahu soal ini karena kekhawatiran berlebihanmu, semua ini akan hancur. Itu akan mengakhiri semua yang telah kulakukan untuk menyelamatkan diriku dan pasienku.”
--
Seok Ki menemui Tae Kyung. Dia melihat sekeliling dan melihat kalau ada foto Tae Kyung bersama mantan menteri Lee Won Gil.
Tae Kyung bertanya, apakah Seok Ki adalah jaksa yang dulu menangani kasus Yo Han? Seok Ki membenarkan. Dan Tae Kyung langsung bertanya alasan Seok Ki datang menemuinya. Seok Ki berbasa-basi memuji Tae Kyung yang mempunyai mata yang tajam hingga memperkerjakan Yo Han yang kompeten.
“Keterampilannya tidak tiba-tiba didapat setelah datang ke sini. Dia selalu sekompeten itu. Seseorang merekomendasikannya, jadi, aku mempekerjakannya,” jawab Tae Kyung.
“Lee Won Gil, mantan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan,” ujar Seok Ki.
“Kamu tahu itu?” tanya Tae Kyung, masih mempertahankan ekspresinya.
“Tidak, aku baru tahu,” ujar Seok Ki dan melihat ke arah foto Tae Kyung bersama mantan menteri Lee Won Gil.
“Kemampuan observasimu luar biasa. Tapi apakah penting siapa yang merekomendasikannya?”
“Tentu saja. Bagimu, Dokter Cha mungkin dokter yang kompeten. Tapi bagiku, dia seseorang yang pernah kudakwa. Dia penjahat yang sangat kompeten dalam mengulangi kejahatannya,” jawabnya, dengan nada seakan mengintimidasi.
--
Si Young mendekat pada Yo Han dan berkata kalau dia bisa menyimpan rahasia Yo Han selama mungkin. Tapi, apa Yo Han tidak tahu apa itu rumah sakit? Itu tempat pasien berkumpul dan tempat penyakit menular. Itu tempat yang paling berbahaya bagi Yo Han.
“Lalu?” tanya Yo Han.
“Tentu, kamu pernah ke tempat yang lebih berbahaya. Penjara. Ajaib sekali kamu menghabiskan tiga tahun terakhir di tempat yang membuatmu tidak bisa menerima pemeriksaan layak.”
“Lalu?”
“Tapi kamu tidak akan pernah berhenti. Aku tidak bisa membayangkan dirimu ke depannya. Kamu tidak bisa ditebak.”
“Lalu?”
“Aku takut,” akui Si Young dan matanya berkaca-kaca. “Kamu dikelilingi bahaya, tapi kamu menolak bersikap egois. Karena itulah aku takut. Aku takut kamu akan pergi selamanya dari rumah sakit, pasien, dan…”
Yo Han memotong perkataan Si Young. Kenapa semua itu penting? Masih ada banyak dokter lain. Dan Yo Han menganggap kalau Si Young menganggapnya sebagai dokter sekaligus pasien. Dan karena itulah, Si Young merasa terikat secara emosional. Tapi, jangan lakukan itu.
“Kamu bilang aku harus begitu. Kamu bilang terikat secara emosional dengan pasienku bukan hal buruk. Kamu menyuruhku mendengarkan mereka dan merasakan perasaan mereka,” ujar Si Young.
“Apakah aku pasienmu?” tanya Yo Han, langsung.
Si Young terdiam, tidak bisa menjawab. Saat itu, ada telepon masuk ke ponsel Yo Han. Dari dokter Shim. Dan Yo Han berkata pada Si Young kalau itu adalah dokter yang menangani-nya.
Selesai menerima telepon dari dokter Shim, Yo Han menyuruh Si Young untuk pergi. Dia harus menjalani pemeriksaan.
“Jangan coba memahamiku. Kamu tidak akan bisa. Tidak sekarang. Tidak akan pernah,” ujar Yo Han dengan tegas pada Si Young. “Pergilah. Sampai jumpa di rumah sakit.”
Yo Han masuk ke dalam kamar belajarnya. Pikirannya tampak kacau. Mungkin ini kali pertamanya bertemu orang yang sangat mempedulikannya.

Si Young akhirnya pergi dari rumah Yo Han. Sebelum pergi, dia berdiri sejenak di depan rumah Yo Han. Dan dari beranda kamarnya, Yo Han melihat Si Young yang berjalan pergi.
--

Seok Ki berdiri di epan mading rumah sakit dan melihat artikel mengenai Cha Yo Han. Saat itu, seorang wanita yang tampak sakit, berdiri di sampingnya. Seok Ki langsung berkata pada wanita itu kalau Yo han pasti terkenal karena tampil di TV. Wanita itu membenarkan. Dan kemudian, dia memberi tanda agar Seok Ki mendekat dan berbisik pada Seok Ki.
Entah apa yang di katakan wanita itu, karena Seok Ki memberi respon : “Begitukah? Tapi karena kamu masih menemuinya, kurasa kamu memercayainya.”
“Bagi mereka yang menentangnya, aku yakin dia tidak bisa dipercaya. Tapi aku tidak menentangnya. Aku setuju,” ujar wanita tersebut.
Seok Ki diam. Wanita itu tiba-tiba bertanya, apakah Seok Ki sakit? Dia bisa melihatnya. Dia sudah lama sakit. Jadi, dia tahu orang sakit saat melihatnya. Seok Ki hanya menganggukan kepala. Wanita itu, tiba-tiba mendekat ke mading dan merobek kertas yang tertempel di mading bertuliskan : DT, Lee Sang Hee, dan memberikan robekan kertas itu pada Seok Ki. Dia menyuruh Seok Ki untuk mengunjungi tempat itu. Dan setelah itu, wanita itu pun pergi.
Myung Oh ada di sana dan dari tadi memperhatikan Seok Ki.
Seok Ki melihat ke mading dan ternyata kertas yang di sobek wanita itu adalah dari artikel yang berjudul : “Bincang Kematian, Kita Bahas Kematian dan Kehilangan.”
Myung Oh akhirnya menghampirinya dan bertanya, apakah Seok Ki sakit? Seok Ki sangat sering datang kemari. Seok Ki menjawab ya, sepertinya begitu. Dan hendak beranjak pergi.
“Itu sudah berakhir. Aku hargai jika kamu berhenti mengunjungi tempat kerjanya. Tolong jangan perlakukan dia seperti penjahat kambuhan,” peringati Myung Oh.
“Semua orang bilang itu sudah berakhir. Tapi apa yang benar-benar berakhir? Kamu pikir Yoon Seong Kyu satu-satunya pasien yang begitu? Jika Dokter Cha bertemu pasien lain seperti dia, akankah dia membuat pilihan lain? Aku tidak setuju.”
--

Eun Jung sedang mendongeng untuk para anak-anak yang sakit. Dia menceritakan mengenai binatang dan manusia yang terlahir memiliki tujuan dan takdir di dunia ini. Dan di cerita itu, ‘sang kematian’ bertanya : “Kenapa aku di lahirkan?”
Eun Jung bertanya, jawaban menurut anak-anak itu. Jawabannya sungguh sedih. Ada yang menjawab bahwa kematian di lahirkan untuk menyakitinya. Anak lain menjawab, untuk menakutinya. Untuk merebut adiknya. Untuk membawa-nya dan membuat ibunya sedih.
Eun Jung tampak sedih mendengar jawaban anak-anak tersebut. Tapi, dia tetap berusaha tersenyum.
“Inilah yang dikatakan Buku ini kepada Kematian. ‘Kamu dilahirkan untuk mencintai dan menghargai hidup.’” Ujar Eun Jung.
Dan akhirnya jam mendongeng pun usai. Semua anak-anak kembali ke ibu mereka. Eun Jung menatap anak-anak itu dengan sedih.

Flashback
Tiga tahun lalu, di hari kematian Yoon Seong Kyu
Eun Jung yang bertugas sebagai suster Seong Kyu, menemui Seong Kyu dan menunjukkan formulir persetujuan untuk uji klinis. Dia bertanya, apakah Seong Kyu mau menandatanganinya? Tapi, Seong Kyu hanya diam dan tidak menjawab sama sekali.
Eun Jung memanggilnya dengan ramah. Sekali. Dua kali. Dan kali ketiga, dia berteriak dengan sangat menyeramkan. Dia menyuruh Seong Kyu untuk menandatangani formulir tersebut. Seong Kyu hanya diam, tampaknya dia dalam keadaan sadar tidak sadar.
“Jangan mati sesukamu. Kamu tidak berhak mati,” ujar Eun Jung, penuh kemarahan.
Dia mengeluarkan pena dari saku bajunya dan memegangkan pena itu pada Seong Kyu. Ida yang menggerakan tangan Seong Kyu untuk menandatangani formulir itu, padahal Seong Kyu tidak mau. Kenapa aku bilang Seong Kyu tidak mau? Karena Seong Kyu sesaat tampak menggelengkan kepalanya. Namun, tidak berdaya.
End
Eun Jung menatap foto seorang anak perempuan. Dia menangis melihat foto itu.
(Aku menebak kalau anak itu adalah anaknya yang di culik dan di bunuh oleh Seong Kyu. Dia ingin Seong Kyu menderita lebih lama, karena itu, dia membuat Seong Kyu menandatangani formulir tersebut. Tapi, dia tidak menyangka kalau Yo Han malah meng-eutanasia Seong Kyu. Kemarahannya dan kebenciannya pada Seong Kyu, di alihkan semuanya pada Yo Han. Dia marah karena Yo Han membuat Seong Kyu berhenti menderita dan mati dengan mudahnya. Karena itu, dia bersaksi di persidangan untuk menyudutkan Yo Han dan membuatnya bersalah, dengan alasan kalau Seong Kyu mau hidup dan menandatangani formulir tersebut. Tapi kalau benar alasannya karena itu, aku mungkin tidak bisa terima dan membenci karakter Eun Jung. Maksudku, kalau benar alasannya karena itu, berarti dia sangat munafik. Dia menyalahkan Yo Han dengan alasan kemanusiaan, tapi ternyata semua hanya untuk dendam pribadi.)
--

Yo Han menjalani pemeriksaan menyeluruh yang di awasi oleh dokter Shim. Dia melakukan uji MRI dan juga rontgen.
Selesai uji, dokter Shim langsung memeriksa hasil tes Yo Han.
“Begini, saat aku melihat pindaianmu, aku merasa seperti memindai semua pasien yang kamu tangani. Sepertinya satu per satu pasienmu menggerogoti tubuhmu,” ujar dokter Shim. (Aku jadi khawatir).
“Apakah kondisiku seburuk itu hari ini?” tanya Yo Han.
“Hasilnya belum keluar. Aku akan menghubungimu setelah hasilnya keluar, kamu bisa pulang.”
Yo Han hendak mengintip layar komputer dokter Shim, tapi dokter Shim segera menutupnya dan menyuruh Yo Han untuk keluar karena dia masih punya pasien lain.
“Bagaimana dengan wali? Kamu masih belum punya? Carilah seseorang. Kamu butuh seseorang di sisimu,” nasehat dokter Shim.
“Kenapa aku harus melibatkan seseorang?” jawab Yo Han, tersenyum.
--
Si Young masih mengingat perkataan terakhir Yo Han kalau Si Young tidak akan bisa memahaminya. Si Young kemudian teringat saat Yo Han bertanya, apakah dia pasien Si Young?
“Bukan. Kamu bukan pasienku,” jawab Si Young, pada dirinya sendiri.


Post a Comment

Previous Post Next Post