Sinopsis K-Drama : Doctor John Episode 17 part 2

Numpang Iklan Sejenak, All 😊
Tolong bantu follow/like/share/shopping akun ig aku di atas (kalau bersedia). Apapun bentuknya, sangat berterimakasih. Apalagi selama follow, like dan share masihlah gratis.
Terimakasih banyak sebelumnya. Kamsahamnida. XieXie. Arigatou. Thank u very much.
Terimakasih juga karena masih tetap membaca di blog ini. Dan untuk yang meninggalkan komentar, thank you very much. Tanpa kalian, para pembaca, blog ini tidak akan bisa bertahan.
=====
Sinopsis K-Drama : Doctor John Episode 17 part 2
Images by : SBS
Semua karakter, tempat, perusahaan dan kejadian dalam drama ini hanyalah fiksi

Saat hendak ke café membeli kopi, Yoo Joon tidak sengaja bertabrakan dengan Mi Rae yang baru datang. Dan dia malah memutar tubuh Mi Rae hingga membuat Mi Rae jadi deg-degan juga. Dan setelah itu, Yoo Joon malah dengan santai mengajak minum kopi.
--
Di dalam lift, Yo Han bertanya apakah kemarin Si Young tiba dengan selamat di rumah? Si Young mengiyakan. Suasana sangat canggung. Si Young memberanikan diri bertanya, kenapa Yo Han diam saja soal kejadian kemarin?
“Karena ini jawabanku untuk insiden kemarin,” jawab Yo Han.
Si Young menatapnya, tampak kecewa. Pintu lift pun terbuka. Yo Han keluar dari dalam lift.
“Terimakasih atas ucapanmu,” ujar Yoo Han tulus. “Aku bersyukur mendengarnya.”
Si Young terperangah. Dia tidak tahu harus bereaksi seperti apa hingga akhirnya pintu lift tertutup. Dan Yo Han berjalan pergi.



Yo Han memperhatikan dari jauh Si Young yang ada di dalam lift. Dan pandangannya tiba-tiba memudar. Dia bahkan sampai kehilangan keseimbangan tubuhnya. (Apa yang terjadi?) Yo Han memperhatikan tangannya yang tampak bergetar. Ada yang salah dengan tubuhnya.
--

Yoo Joon membeli 2 kaleng kopi. 1 untuk dirinya dan 1 lagi untuk Mi Rae. Sementara itu, Mi Rae mengeluarkan banyak sekali barang dan makanan dari dalam tasnya untuk kucing. Mereka jadi benar-benar akrab dengan kucing.
“Semuanya baik-baik saja, tapi ada hal yang lebih penting. Kita bertemu. Awalnya itu menyulitkan, tapi kemudian, kita mulai saling menyukai. Lalu apa langkah selanjutnya?” tanya Yoo Joon, tiba-tiba.
Mi Rae terkejut dengan pertanyaan tersebut. Dia sampai berhenti minum dan menatap Yoo Joon dengan tajam.
“Kamu tidak tahu? Kita harus memberinya nama,” ujar Yoo Joon, tertawa. Ternyata, dia membicarakan anak kucing itu.
--

Si Young pergi ke kamar rawat ayahnya. Dia membawa handuk basah dan membersihkan tubuh ayahnya dengan lembut. Dia mulai bicara pada ayahnya, berharap agar ayahnya memanggil namanya sekali lagi. Dia merindukan suara ayahnya.
Si Young benar-benar sedih melihat kondisi ayahnya. Dia sampai menggerakan tangan ayahnya agar mengelus kepalanya.

Saat itu, Mi Rae masuk dengan membawa baskom berisi handuk dan krim cukur. Dia akan mencukur kumis dan jenggot ayah. Si Young tersenyum melihat apa yang Mi Rae lakukan. Ternyata, selama ini Mi Rae yang melakukannya.

Si Young membantu dengan keluar membawa baskom berisi air dan handuk bersih. Dia memeras air dengan handuk itu dan memberikannya pada Mi Rae yang telah selesai mencukur untuk membersihkan krim cukur dari wajah ayah.
--

Yo Han pergi ke ruangan Tae Kyung. Di dalam ruangan itu ada seorang pria yang memperkenalkan diri sebagai Jung Chan Seok dari Zinmu Rijund. Pria itu bahkan memberikan kartu namanya.
“Pusat Pengendalian Rasa Sakit di rumah sakitmu akan dirombak,” ujar tn. Jung. “Kami akan membantumu dengan apa pun yang kamu butuhkan.”
“Terima kasih. Lagi pula, kami membutuhkan banyak peralatan,” ujar Yo Han.
“Katakan saja kapan pun kamu butuh sesuatu. Sampai jumpa di kolokium besok,” ujar tn. Jung dan kemudian pamit pergi.

Setelah tn. Jung keluar, Tae Kyung baru bicara pada Yo Han. Dia menunjukkan artikel yang di lihatnya pagi ini. Artikel itu berjudul : “Dokter yang Melakukan Eutanasia di RS Myeongwon, Kembali Setelah 3 Tahun.”
--
Dan artikel yang sama yang Kwon Suk tunjukkan pada Yi Moon. Tidak hanya itu, Kwon Suk berkata kalau mau sesukses apapun dr. Cha, tidak akan menguntungkan bagi mereka jika Yo Han menjadi tokoh masyarakat.
“Hentikan!” perintah Yi Moon. “Reporter itu. Siapa namanya dan di mana dia bekerja?”
--
“Kami akan membahas kemungkinan pencabutan ventilator Pimpinan Kang. Secara resmi dan terbuka. Berdasarkan kondisinya saat ini, itu akan sangat kontroversial. Aku tidak mau kamu memengaruhi diskusi ini dengan cara apa pun, disengaja atau tidak disengaja. Ingat itu tiap kali kamu berbicara atau bersikap. Kamu juga harus sangat berhati-hati,” peringati Tae Kyung.
“Baiklah. Aku mengerti maksud Anda,” jawab Yo Han.
Tae Kyung hanya ingin mengatakan hal tersebut. Dan setelah itu, Tae Kyung mengizinkan Yo Han kembali ke ruangan.
--


Di ruangan Penanganan Rasa Sakit, para suster dan dokter dan residen sedang mengaggumi teknologi baru yang mereka terima. Heo Jun juga menunjukkan pada Mi Rae dan Si Young teknologi mesin paling terbaru yang mereka dapatkan.

Penjual kopi datang membawa kopi pesanan untuk semua pegawai dept. anestesiologi. Dan yang memesan adalah Yoo Joon yang mentraktir mereka semua dengan kopi. Semua langsung bertepuk tangan semangat.

Yo Han masuk dan melihat semua mesin baru tersebut. Dia tampak senang. Dia juga melihat tanda nama “Doctor’s Room” dan tersenyum lebar. Semua senang melihat senyumannya tersebut.
“Matong, matong, Semangat!” ujar Yo Han (Matong adalah slogan semangat team anestesi).
--
Rapat di mulai untuk dept. anestesi. Mereka menerima pasien baru. Yo Han menunjukkan kalau pasien merasakan sakit di sisi kiri wajahnya. Dan nama pasien itu adalah Yoo Ri Hye.
Won Hee dan Heo Jun langsung heboh. Yoo Ri Hye adalah artis terkenal dan mereka adalah fans beratnya. Bagi Won Hee, Ri Hye adalah tipe idaman-nya. Heo Jun membenarkan kalau dia juga sama. Dia bahkan menangis saat Ri Hye mengumumkan pernikahannya dan pensiun dari dunia artis. Mi Rae berkomentar kalau Ri Hye sudah bercerai dan tidak lama kemudian kembali ke dunia artis. Ri Hye bahkan tampil di banyak drama dan film sampai dua tahun lalu.
“Dua tahun lalu, dia menderita kanker langka dan berhenti berakting,” ujar Won Hee. 
“Benar. Kudengar dia masih dirawat. Dia mengidap apa?” ujar Heo Jun.
“Neuroblastoma olfaktori,” jawab Yo Han.
Yoo Joon melanjutkan kalau kanker itu sudah menyebar dan Ri Hye telah menghentikan perawatan tambahan. Won Hee langsung bertanya, kalau gitu tidak ada yang bisa mereka lakukan? Yoo Joon membenarkan. Heo Jun bertanya, penyakit apa yang bisa menyebabkan neuroblastoma olfaktori?
--
Seok Ki baru saja selesai melakukan persidangan. Dan saat dia memeriksa ponselnya, dia menerima 11 panggilan tidak terjawab dari Chae Eun Jung. Jadi, Seok Ki menelponnya balik dan bertanya ada masalah apa?
“Dengar baik-baik. Kurasa momen yang kamu sebutkan datang lebih cepat dari dugaan kita. Seorang perawat yang bekerja di Hanse memberitahuku. Dia dirawat hari ini dan Cha Yo Han adalah dokternya,” ujar Eun Jung, dengan senyuman senang.
--
Siapa yang Eun Jung bicarakan? Kalian ingat wanita di episode 16 part 2 yang ada di tempat bincang kematian yang di datangi oleh Seok Ki? Wanita yang mengenakan topi lebar dan batuk darah itu adalah Yoo Ri Hye. Ri Hye saat itu di bawa ke rumah sakit tempat Eun Jung bekerja, tapi kemudian dia pindahkan ke Pusat Medis Hanse.
--
Yoo Joon menunjukkan kondisi wajah Ri Hye pasca terkena kanker neuroblastoma olfaktori yang berubah menjadi sangat menakutkan. Semua yang melihat foto itu juga tampak kaget.
--

Ri Hye di bawa menuju ke Pusat Pengedalian Rasa Sakit oleh perawat. Ri Hye terus menundukkan kepalanya dan menutupi sebelah wajahnya yang berubah dengan rambut panjangnya. Seorang anak yang berjalan di koridor bersama ibunya, berseru kalau wajah Ri Hye sangat menyeramkan. Ri Hye mendengar ucapan anak tersebut.
Joo Kyung juga melihat Ri Hye yang lewat.
--
Heo Jun bertanya, kemana mata Ri Hye? Karena dari foto, mata Ri Hye tidak terlihat.  Heo Jun juga tanya, apakah yang ada di dalam hidung itu adalah tumor?
Yo Han meminta Yoo Joon menunjukkan hasil MRI dan CT. Mi Rae yang melihat hasil MRI berujar kalau mata Ri Hye terdorong keluar.
“Neuroblastoma olfaktori adalah tumor di rongga hidung yang membesar,” ujar Yo Han.
“Saat tumornya tumbuh, wajahnya menjadi rusak dan dia kehilangan penglihatan, indra penciuman, dan indra pengecap,” tambah Yoo Joon.
Si Young bertanya, sejak kapan wajah Ri Hye menjadi rusak? Dan Yoo Joon menjawab kalau sekitar 2 tahun.
“Dalam kasusnya, jika kemoterapi atau radiasi tidak berguna, apakah hanya tersisa pereda nyeri?” tanya Won Hee.
“Ya. Rasa sakitnya pasti luar biasa. Pasien ini membutuhkan pereda nyeri secepatnya. Kita harus memblokir semilunar ganglion. Mari lakukan prosedur itu dengan RF yang datang hari ini,” perintah Yo Han.
Suster Hong datang melapor, memberitahu kalau pasien sudah datang.
--
Mereka mulai masuk dengan pakaian lengkap dan menyiapkan mesin RF. Heo Jun bertanya apakah Yoo Joon pernah menggunakan melakukannya? Yoo Joon menjawab tidak. Dia hanya memperhatikannya sekali dan sangat sulit. Butuh waktu lama untuk menemukan ganglion yang tepat.

Ri Hye di bawa masuk ke dalam. Ri Hye terus menundukkan kepala, menghindari tatapan dengan orang lain. Posisi mata Ri Hye memang terlihat berbeda karena kanker tersebut.
Yo Han masuk dan mereka mulai melakukan prosedur. Yo Han memperkenalkan diri sebagai Cha Yo Han yang akan meredakan rasa sakit Ri Hye. Ini prosedur yang sensitif dan Ri Hye akan merasa tidak nyaman. Ini bisa menyakitkan.
Dan di mulailah pengobatan untuk menemukan ganglion Hye Ri. (aku tidak begitu mengerti operasi, jadi tidak bisa menjelaskan secara men-detail. Maaf).
Mereka ada melakukan seperti sengatan listrik dan bertanya apakah Ri Hye merasakan sengatan listrik di bagian wajah Ri Hye yang sakit? Ri Hye mengiyakan. Dan wajah yang lain tampak terkejut gitu. Yo Han mengatakan kalau ganglion sudah di pastikan.
Dan setelah itu, Yo Han menyuntikkan obat bius. Dan setelah itu, Ri Hye tidak merasa sakit lagi. Semua tampak lega.
“Kami akan memantaumu selama beberapa hari. Beri tahu aku kapan pun kamu merasa sakit,” ujar Yo Han pada Ri Hye.
--


Usai melakukan operasi kecil itu, Yo Han masuk ke dalam ruangannya. Suster Hong memberi ucapan karena Yo Han sudah berkerja baik tadi. Dan tiba-tiba, Yo Han merasakan keseimbangan tubuhnya menghilang. Dia sampai terjatuh terduduk di lantai. Tahu kalau suster Hong terkejut, Yo Han berkata kalau dia baik-baik saja.
Suster Hong dengan cemas menyuruh Yo Han untuk makan dan tidur dengan teratur. Itu karena Yo Han selalu bekerja hingga larut dan tidak makan dengan teratur hingga tubuhnya menjadi lemah. Yo Han tersenyum mendengarnya.
“Aku baik-baik saja sekarang. Kurasa aku tidak bisa menemui pasien lainnya karena aku harus bersiap untuk kolokium. Tolong beri tahu yang lain.”
Suster Hong mengiyakan dan kemudian keluar dari dalam ruangan Yo Han.
Raut wajah Yo Han berubah. Sepertinya, dia tahu kalau ada yang tidak beres di dalam tubuhnya sekarang.
--
Ri Hye di antar kembali ke ruangannya oleh suster dan Si Young. Saat di koridor, seorang wanita sudah menunggunya dan memanggil Ri Hye. Wanita itu adalah kakak Ri Hye. Kakak Ri Hye memberitahu kalau dia membawa Min Seok, jadi dia meminta Ri Hye menemui Ri Hye menemui Min Seok.
“Aku mau ke kamar rumah sakitku,” ujar Ri Hye pada Si Young dan suster.
“Kamu akan terus begini? Kamu tidak akan menemui putramu satu-satunya?” tanya kakaknya.
“Tolong cepat!” teriak Ri Hye.
Si Young segera membawa Ri Hye ke kamar rawat. Setelah tiba di kamar rawat, Ri Hye berkata pada suster kalau dia tidak ingin menerimta tamu siapapun, jadi jangan biarkan siapapun masuk. suster mengiyakan.


Si Young memperhatikannya dan dia bisa melihat tangan Ri Hye yang tampak bergertar. Di kamar rawat Ri Hye juga ada sebuah foto anak kecil.
Kakak Ri Hye masih ada di depan kamar rawat Ri Hye. Saat Si Young keluar, kakak langsung bertanya apakah dia boleh masuk? Si Young segera menjawab kalau Ri Hye tidak ingin menemui siapapun.
“Apakah dia tidak akan pernah menemuinya lagi?” ujar kakak frustasi.
“Maksud Anda putranya?” tanya Si Young.
“Setelah bercerai, mantan suaminya mengurusnya. Dia dilarang menemui putranya, jadi, mereka jarang bertemu.”
“Menurut Anda, kenapa dia menolak menemuinya?”
“Satu-satunya cara adikku merasakan kebahagiaan dan berkomunikasi dengannya adalah melalui SMS. Selagi syuting, dia mengirimkan foto tiap hari agar putranya ingat wajahnya. Dia tidak pernah melewatkannya sehari pun. Dua tahun lalu, dia didiagnosis menderita kanker. Dan dia tidak bisa memberi tahu putranya. Dia menunda terus-menerus. Dia tidak bisa memberi tahu putranya bahwa dia akan segera mati atau menunjukkan wajahnya yang berubah. Setelah didiagnosis dengan kanker stadium akhir dan kehilangan penglihatannya, dia berhenti menghubungi putranya.”
“Kalau begitu, apakah putranya baru tahu tentang penyakit ibunya?”
“Ya. Aku memberitahunya soal itu dan akhirnya membujuk ayahnya untuk mengizinkannya datang. Tapi adikku menolak bertemu dengannya. Dia bilang putranya akan terkejut melihat wajahnya. Dia tidak ingin diingat sebagai monster.”
Flashback
Dulu, Ri Hye selalu mengirim pesan pada putranya, Min Seok, di sela-sela syutingnya. Dia selalu tersenyum setiap kali putranya membalas pesannya.
Hingga 2 tahun lalu, dia mulai berhenti mengirim pesan pada putra-nya. Putra-nya masih terus mengirim pesan dan cemas karena ibunya tidak mengirim pesan lagi padanya. Tapi, Ri Hye tidak berani mengirim pesan apalagi mengirim foto wajahnya yang berubah mengerikan.

Hal itu sangat menyakitkan bagi Ri Hye. Dia hanya bisa menangis dan menangis.
End
Si Young yang memiliki rasa empati yang tinggi pada pasien, dapat merasakan kesedihan yang Ri Hye alami.
--

Yo Han bekerja sampai malam. Dia mempersiapkan bahan untuk kolokium besok. Dan tampaknya, dia masih mengkhawatirkan kondisi tubuhnya yang aneh. Dan sulit baginya untuk mendiagnosis karena dia tidak tahu bagian mana di tubuhnya yang terasa sakit.
--
Sebelum pulang, Si Young mampir ke lantai kamar rawat Ri Hye. Dia bertanya pada suster yang berjaga apakah Ri Hye sudah di berikan analgesik? Suster mengiyakan. Dan Si Young kemudian berkata, jika Ri Hye merasakan sakit, tolong berikan PRN. Dia besok akan menghadiri kolokium, jadi jika terjadi sesuatu, harap memberitahunya.
“Baik,” jawab suster.
--

Yo Han dalam perjalanan pulang. Tapi, telinga-nya tiba-tiba berdengung keras dan pandangannya memburam. Dia mencoba berjalan, tapi dengungan di telinganya semakin keras dan membuat dia tidak bisa melihat dengan benar. Dia merasa seperti apa yang ada di depannya berbayang dan bergerak. Sulit baginya menjaga keseimbangan.
Sial! Di saat seperti itu, reporter Ahn malah muncul di depannya.

Post a Comment

Previous Post Next Post