Sinopsis K-Drama : Arthdal Chronicles
Episode 14-1
Images by : TvN
Part
3 : Arth, The Prelude to All Legends
Usai mengatakan titah-nya, Karika
memerintahkan semua anggota sukunya untuk mulai mencari pria berbibir ungu
(Eunseom) tersebut di Gunung Hasi. Dia yakin Eunseom masih belum pergi terlalu
jauh.
Arthdal Chronicles
Yeonbal dan anak buahnya menemukan
bekas Ipsaeng menyalakan api sebelumnya. Karena masih terasa hangat, mereka
yakin kalau Eunseom belum terlalu jauh. Yeonbal juga ternyata sempat mencuri dengar
saat Karika memberikan titahnya kepada semua anggota sukunya. Karika sedang
mencari pria berbibir ungu, dan Yeonbal yakin kalau pria itu adalah budak dari
Doldambul. Salah satu budak itu adalah Igutu, dan tidak mungkin ada dua Igutu
di tengah gunung begini.
Yeonbal dan para anggotanya mulai
melanjutkan pencarian.
--
Di tengah kota Arthdal, para rakyat
berkumpul dengan gembira untuk mengambil milet dan sorgum yang di bagikan sampai
gohamsani selesai. Chae-eun, Haerim dan Nunbyeol juga pergi mengambil milet dan
sorgum yang di bagikan.
Sementara Dotti, dia sibuk merias para
rakyat Arthdal dengan lukisan wajah suku Wahan dan klan Asa asli. Tidak hanya
itu, Dotti mendapatkan banyak sekali bahan makanan dari rakyat yang di riasnya.
Tampaknya, Dotti sudah mulai beradaptasi karena dia meminta upah untuk
pekerjaan merias wajah yang di lakukannya. Kan tidak ada yang gratis di
Arthdal.
Saat itu, sebuah banteng mengamuk,
tiba-tiba muncul di tengah kota. Banteng itu hampir menyerunduk Dotti jika
Chae-eun tidak segera menarik Dotti ke pinggir. Suasana sangat kacau. Di saat
itu, banteng tersebut tiba-tiba menuju Haerim. Melihat ayahnya dalam bahaya,
Nunbyeol segera berekasi. Dia menahan kepala banteng tersebut dan mematahkan leher
banteng. Semua kaget melihat kekuatan Nunbyeol. Dan usai melakukan hal
tersebut, Nunbyeol langsung jatuh pingsan.
--
Haerim dan Chae-eun membawa Nunbyeol
pulang. Nunbyeol masih belum sadarkan diri. Haerim memeriksa denyut nadi Nunbyeol.
Chaeeun khawatir karena kan seharusnya Nunbyeol sudah tidak punya kekuatan Neanthal
dan lebih lemah dari Saram karena Haerim sudah memutus silsilahnya. Haerim yang
telah memeriksa, memberitahu kalau semua sudah tersambung kembali karena
Nunbyeol masih terus bertumbuh. Mungkin blokade-nya terbuka karena merasa sangat
cemas tadi. Dia juga tidak menyangka akan hal itu.
Chae-eun cemas. Semua sudah melihat
yang Nunbyeol lakukan. Nunbyeol bahkan menguasai seni bela diri Saram. Haerim berkata
kalau mereka harus memutuskannya lagi.
--
Tagon menerima para Kepala Suku yang
datang untuk mendukung Tagon. Mereka bahkan memanggil Tagon sebagai “Dewa yang
Hidup, Aramun.” Dan yang terakhir datang menghadap Tagon adalah Mihol. Sama seperti
yang lain, dia memanggil Tagon dengan panggilan “Aramun.”
Tanpa malu, Mihol berkata kalau mereka
sudah menang. Dia bicara seolah-olah dari awal telah memihak Tagon dan tidak berkhianat
sama sekali. Tagon tertawa mendengar ucapan Mihol. Dengan sinis dia bertanya,
apa Mihol pikir bisa menipunya? Atau berlagak bodoh?
Mihol membantah kalau dia tidak menipu
ataupun berlagak bodoh. Hanya dengan dia berlutut saja, Tagon sudah akan
menerima keuntungan. Tanya bisa menggantikan Asa Ron dengan kemampuan sucinya,
tapi dia tidak tergantikan selama hanya dia yang tahu rahasia mengenai perunggu.
Tagon membenarkan dan menyuruh Mihol untuk berlutut sekarang juga di
hadapannya.
Mihol berlutut dan berkata kalau itu
cara mereka menyambut raja di Remus. Dia tahu kalau Tagon mau jadi raja. Tagon akhirnya
akan menjadi raja dan Arthdal akan menjadi kerajaan. Sebanyak apa yang Tagon
tahu mengenai kebiasaan raja? Dia lahir di negeri yang di pimpin seorang Raja
dan tumbuh besar dalam kerajaan tersebut, karena itu, Tagon pasti akan
membutuhkannya. Dia yakin kalau dia akan berguna bagi Tagon.
“Aku selalu memihak orang yang paling
berkuasa, itu saja. Selama kau paling berkuasa di Arthdal, aku tidak akan
mengkhianatimu,” ujar Mihol.
Tagon dengan sinis berkata kalau dia
tahu bahwa Mihol akan menjadi orang pertama yang berkhianat padanya saat
posisinya terancam. Mihol tersenyum, membenarkan. Dia juga memberikan pendapatnya
kalau Asa Ron bukanlah orang yang gampang menyerah dan pasti merencanakan sesuatu.
--
Asa Ron dan Asa Yon berada di Gunung
Puncak Putih. Asa Yon merasa cemas dan bertanya apakah Asa Ron akan membiarkan mereka
merebut Kuil Agung? Ini bukan masalah kehilangan jabatan, tapi jika klan Asa
kehilangan hak istimewanya karena ini, maka mereka tidak bisa memimpin Suku
Gunung Putih. Gohamsani akan di lakukan di sini dan hanya itu peluang mereka.
Akan tetapi, hal itupun tampaknya
sulit karena para pasukan kerajaan dan Daekan sudah berjaga di depan gua Gunung
Puncak Putih.
--
Tagon masih sinis pada Mihol. Dia menerima
nasihat Mihol, tapi nasihat itu sudah terlambat. Dia sudah memikirkannya duluan
sampai di sana.
--
Mubaek menghadap pada Asa Ron dan
memberitahu kalau Tagon memerintahkannya untuk membatu dalam persiapan
Gohamsani. Asa Ron tampak marah karena Tagon tidak memberi celah padanya untuk
merencanakan apapun.
Asa Sakan muncul dan menyuruh Asa Ron
untuk bicara dengannya. Seluruh sudut gua dan gunung sudah berjaga. Mereka telah
tiba di sini sebelum mereka kembali dari Kuil Agung. Mereka ingin memastikan
kalau mereka tidak merencanakan muslihat apapun.
--
Para pasukan Daekan berkumpul untuk memberi
hormat pada Tagon. Tagon berterimakasih pada mereka karena telah mempercayainya
selama ini dan bertahan dari segala kesulitan. Dari kejadian “Darah Atturad”
(penyerangan terhadap suku Neanthal) dan sedekade Perburuan Besar Neanthal,
lalu mereka di suruh untuk memandamkan pemberontakan Suku Ago, membuat tangga
di Tebing Hitam Besar, dan membawa budak dari Iark. Selama semua kejadian itu,
semua pasukan Daekan tetap percaya penuh pada Tagon dan menahan segala
kesulitan.
Mereka telah berhasil sejauh ini tanpa
menumpahkan darah sama sekali. Kini, hanya gohamsani yang menjadi rintangan
terakhir untuk di atasi. Dia sudah mengirimkan Mubaek untuk menjaga Gunung Puncak
Putih. Dia meminta bantuan agar gohamsani bisa di lakukan tanpa halangan. Semua
pasukan berlutut menerima perintah Tagon.
“Sejujurnya, aku punya rahasia,” ujar Tagon.
“Apa itu, Niruha?”
“Sejujurnya, aku benci membunuh orang,”
jawab Tagon.
Semua kaget dan bingung dengan jawaban
Tagon. Mugwang langsung bangkit berdiri dan tertawa, sambil mengatakan kalau sebenarnya
dia juga sangat benci membunuh orang. Semua langsung ikutan berdiri dan
membenarkan kalau mereka sama seperti Tagon. Mereka lebih suka menyelamatkan nyawa.
Kitoha tiba-tiba karena penasaran
mulai menanyakan mengenai putra Tagon. Tagon membenarkan kalau dia memang punya
putra. Semua penasaran, siapa ibunya? Tagon menjawab, “Taealha.”
Semua langsung kaget.
--
Haetuak menemui Taealha yang sedang
sibuk menggambar di atas kulit yang terbentang luas di lantai. Haetuak datang untuk
melapor kalau gaun Taealha untuk gohamsani sudah siap, sangat mewah. Taealha tidak
peduli karena bukan itu tujuannya hingga mau melalui segala kesulitan.
“Apa rencana ayahku?” tanya Taealha.
“Seperti dugaanmu, dia kunjungi Tagon
Niruha dan membungkuk di depannya.”
“Lalu bagaimana?”
“Tagon Niruha menyuruhnya berlutut lebih
dahulu. Lalu Mihol…”
“Pasti langsung berlutut,” sambung Taealha,
bisa menduga.
--
Saya berada di kuil Agung. Dia memperkenalkan
diriya kepada semua klan Asa yang ada di Kuil Agung dan juga suku Wahan bahwa
dia adalah anak tunggal dari Tagon dan mulai dari sekarang akan membantu Tanya.
Salah seorang suku Wahan sangat terkejut karena Saya sangat mirip seperti Eunseom,
sama seperti yang Yeolson katakan pada mereka.
Saya juga menegaskan kalau mulia dari
sekarang Tanya adalah pendeta tinggil baru Kuil Agung dan akan memimpin Kuil
Agung sesuai ajaran Asa Sin.
“Pertama, aku mau semua pendeta mengukir
ajaran Jiwa Gunung Puncak Putih di tiap pilar kuil. Momyeongjin, kau yang
memimpin,” arahkan Saya.
Usai itu, Saya berlutut di hadapan Saya
dan mengulurkan tangannya untuk di genggam oleh Saya. Dia berbisik kalau itu
adalah etika-nya. Salah seorang suku Wahan bertanya pada salah satu klan Asa,
dan ternyata sebelumnya tidak pernah ada etika seperti itu.
Saya memegang tangan Tanya dan terus
berkata kalau itu adalah etika dan Tanya harus membiasakan diri. Tanya tampak
tidak nyaman. Tapi, karena Saya terus berkata bahwa itu adalah ‘etika’ maka Tanya
tidak bisa melawan.
Tanya menanyakan kapan warga Wahan yang
menjadi budak akan kembali ke Arthdal? Saya menjawab sebentar lagi Akan tetapi
dia heran kenapa Tanya peduli pada warga Wahan padahal mereka bukanlah keluarga
Tanya. Tanya dengan tegas berkata kalau mereka semua adalah keluarga dan bersaudara.
“Hei, kau tak mau tahu tentang orang
tua dan saudara kandung aslimu?” tanya Tanya.
“Saudara kandung? Orang tua, mungkin. Saudara
kandung? Itu aneh.”
“Aku hanya penasaran. Jika kau punya
saudara? Jika kau bertemu dia…”
“Walau punya saudara, dia tak berarti
apa pun karena kami tak pernah jumpa.”
Ekspresi Tanya tampak aneh dan Saya
melihat ekspersinya tersebut.
--
Para pasukan Daekan yang mendengar
kalau Taealha adalah ibu Saya tampak tidak percaya. Kalau di lihat dari segi
umur, hal itu mustahil. Mugwang mengejek Kitoha yang tidak tahu apapun. Tidak
penting siapa yang melahirkan, yang penting adalah fakta bahwa Taealha adalah
ibu sah Saya.
Saat itu, Tanya dan Saya lewat di
hadapan mereka. Pasukan Daekan dan Arthdal langsung berlutut memberikan hormat
pada Tanya. Mugwang yang tampak tidak senang harus berlutut pada Tanya. Tanya menanyakan
dimana Mubaek? Mugwang langsung menatapnya dan memberitahu kalau Mubaek ada di
Puncak Gunung Putih.
Setelah Tanya dan Saya pergi, Mugwang
langsung meludah karena kesal harus memanggil Tanya dengan sebutan ‘Niruha.’
Yang lain sampai kaget melihat reaksi Mugwang tersebut.
--
Asa Sakan memberitahu Asa Ron kalau
dia sudah menerima tanggal untuk gohamsani dari Isodunyong (dewa klan Asa).
Maka mereka harus memberitahunya pada Tanya dan Tagon. Setelah itu, baru mereka
pikirkan harus apa selama gohamsani.
“Ibu, Tagon akan disembah sebagai dewa
yang hidup setelah gohamsani.”
“Lalu kenapa? Kau sudah lupa? Sudah
Ibu katakan, Tagon bukan masalah. Bencana lebih besar akan menimpa Arthdal, dan
Tagon akan menghentikannya,” ujar Asa Sakan penuh marah pada Asa Ron.
“Ibu, Ibu bisa menemui para dewa?”
“Apa maksudmu?”
“Aku tak bisa lagi bertemu para dewa tanpa
Asap Suci. Artinya, aku tak lagi bisa melihat tempat yang jauh dan dalam yang bisa
Ibu lihat.”
“Asa Ron!” teriak Asa Sakan, marah.
--
Selesai dengan Asa Sakan, Asa Yon
langsung bertanya pada Asa Ron apa yang Asa Sakan katakan? Asa Ron tampak muram
dan tidak mau menjawab. Saat itu, seseorang memanggil Asa Ron dari belakang. Dan
Asa Ron langsung memberikan perintah agar mengirim utusan kepada Anak-anak Shahati.
Asa Yon tampak ragu dan menentang perintah tersebut.
“Suruh Lidah Hitam datang,” perintah
Asa Ron.
Pria yang muncul tiba-tiba mengiyakan
dan langsung pergi melakukan perintah Asa Ron.
Asa Ron sendiri sudah bertekad akan
menghadapi Tagon.
--
Tagon datang menemui Taealha. Dan Taealha
menunjukan pada Tagon gambar yang di buatnya di atas kulit yang luas di lantai.
Gambar itu akan menjadi bendera mereka. Peta penaklukan mereka. Dia akan berdiri
di barisan depan dengan Tagon dan akan memegang pedangnya lagi. sekarang, mereka
akan menyatukan seluruh benua di Arth. Bendera dengan lambang ini akan terlihat
di seluruh Arth. Mereka akan menamai negeri ini Tagon dan Taealha. Nama yang
akan melambangkan wilayah dan negara.
Tagon tampak senang dengan yang
Taealha ucapkan. Negara dengan nama mereka.
“Kita akan menjadi lagu. Orang
menyanyikan lagu tentang kita, alih-alih Risan dan Asa Sin. Aku percaya padamu,
tapi tak tahu ini akan jadi nyata. Aku percaya padamu, juga cemas,” ujar Taealha.
“Soal apa?”
“Kau pikir apa? Satu-satunya yang tak
kusuka darimu. Kepribadianmu. Kau menjadi orang terkuat di Arthdal sejak lama, artinya
kau bisa berbuat semaumu. Namun, kau selalu tak yakin dan ragu. Kau ingin
disukai semua orang di Serikat. Apa cintaku tak cukup bagimu?”
“Hanya tragedi yang menunggu pemimpin yang
tak disukai rakyatnya. Aku paham alasan bekas pemimpin Serikat, Ahiru, yang
mengaku Aramun Haesulla, melakukan hal-hal gila 80 tahun lalu. Jika tak disukai
oleh rakyat, hanya ada satu pilihan. Tirani. Aku tak inginkan itu. Jadi, warga
Serikat harus menyukaiku jika ingin bahagia dan damai.”
“Ya, kau benar. Kau melakukannya
dengan cinta dan dukungan rakyat. Kau sukses tanpa pertumpahan darah di Serikat,”
puji Taealha.
“Itu karena kau tak mengkhianatiku. Kita
tak saling berkorban nyawa, juga tak mengkhianati karena egois. Taealha. Kita…”
“Kita bebas dari cangkang yang
mengurung kita.”
“Ya, tepat.”
“Kini, kita bisa jadi kupu-kupu,” ujar
Taealha.
Dia dan Tagon saling menggenggam
tangan dan bertatapan dengan dalam.
Tags:
Arthdal Chronicles
Hello guys 😄😄😄
ReplyDeleteSinopsis part selanjutnya besok baru update ya. Karena durasi Arthdal per episodenya lebih dari 1 jam (episode 13: 1jam 24 menit & episode 14: 1jam 17menit. Mohon maaf ya kalau agak lama. Soalnya kalau pagi, aku kerja dan hanya bisa nulis dr jam 6 sore s.d 9 malam, kalau tidak ada acara/urusan/kendala.
Untuk sinopsis terakhir DOCTOR JOHN aku tulis, siap tulis episode 14 Arthdal ya. Baru kemudian sinopsis GO GO SQUID. Hari Sabtu nulis WALK INTO YOUR MEMORY.
Thanks ☺☺❤
Ok kak.... Makasih sinopsisnya
DeleteSemangatt kakk..ndak pp..pntg apdet ampek slese kakk...😁😁
ReplyDeleteLnjut teruskak semangt....
ReplyDelete