Images by : SBS
Semua karakter, tempat, perusahaan dan kejadian dalam drama ini
hanyalah fiksi
Yo
Han terus berusaha memberikan CPR bagi Gi Seok, memohon agar Gi Seok dapat
hidup. Dan di saat-saat itu, dia teringat saat Tae Kyung bertanya, “Kamu melakukan ini untuknya? Sebagai
seorang dokter, apakah kamu mengikuti keputusan yang kamu ambil? Biarkan Gi
Seok pergi dengan tenang.”
Dan
pada akhirnya, Yo Han menghentikan CPR dan di saat dia berhenti, di saat itu
juga Gi Seok pergi dengan wajah damai. Semua bisa merasakan duka yang Yo Han
rasakan. Yo Han melepas tangannya dan melihat tulisan di perban tangannya yang
di tulis oleh Si Young : “Jangan pernah sakit.” Yo Han terpukul. Kematian Gi
Seok sangat membuat Yo Han down. Pada
akhirnya, dia tidak bisa melindungi dan menyembuhkan Gi Seok, orang yang menderita
penyakit yang sama dengannya : CIPA.
--
Yoo
Joon dan Mi Rae menyampaikan kabar duka itu pada ibu Gi Seok. Ibu Gi Seok menangis
terisak-isak, tapi dia tetap berterimakasih pada mereka. Yoo Joon mengenggam
tangannya, berusaha memberikan kekuatan. Mereka akan berusaha membantu. Anak-anak
yang membawa Gi Seok ke gudang dan melukainya, mereka harus bertanggung jawab
secara hukum. Mereka akan membantu membuktikannya secara medis.
Ibu
Gi Seok menangis semakin histeris. Anaknya, Gi Seok, telah tiada.
--
Yo
Han berada sendirian di dalam ruang operasi yang telah kosong. Si Young belum
pergi, dari luar ruang operasi, dia melihat Yo Han yang duduk. Si Young masuk
ke dalam dan menghampiri Yo Han.
“Tanganmu
baik-baik saja?” tanya Si Young. “Coba kulihat.”
Yo
Han menepis tangan Si Young. Dia menyuruh Si Young berhenti bersikap seperti
walinya. Meskipun tidak ada masalah sekarang, apa pun bisa terjadi. Itulah
takdir bagi pasien seperti dirinya dan Gi Seok.
“Aku
sudah hancur. Kondisiku mungkin hanya akan menurun mulai saat ini. Tidak ada
masa depan. Jangan mengkhawatirkanku dan memimpikan masa depan yang tidak ada. Jangan
menghancurkan hidupmu,” ujar Yo Han penuh kesedihan. Usai mengatakan itu, Yo
Han berjalan pergi keluar dari ruang operasi.
“Gi
Seok bukan kamu,” ujar Si Young, menghentikan langkah Yo Han. “Kamu bukan Gi
Seok. Kamu tidak bisa menyelamatkan Gi Seok, tapi sekarang kamu hidup. Bukan
hanya kamu yang masa depannya tidak diketahui. Kita semua hidup tanpa tahu
kapan kita akan mati.”
Yo
Han berbalik. Dia menatap Si Young dan berjalan mendekat. Di dalam tubuhnya ada
bom waktu yang bisa meledak kapan saja. Bam!! Apa yang bisa Si Young lakukan
jika Si Young memegang bom waktu? Apa yang ingin Si Young inginkan, dia
lakukan?!
“Kamu
tidak pernah mengatakan itu kepada pasien. Meskipun tidak ada hari esok, katamu
kamu tidak akan mempercepat kematian. Jadi, kenapa kamu tidak membiarkan dirimu
memiliki harapan atau impian?” marah Si Young, balik. Melihat Yo Han yang
begitu pesimis akan hidupnya sendiri. “Kamu juga ingin hidup. Jika tidak ada
hari esok, hiduplah hari ini.”
“Itu
yang kulakukan. Aku hidup seolah-olah tidak ada hari esok. Dengan begitu, aku
bisa melakukan banyak hal meski ceroboh. Aku tidak takut hari esok,” ujar Yo
Han, penuh emosi. Untuk hari ini, dia mengeluarkan semua emosinya. “Tapi
sekarang, aku terus memimpikan hari esok. Aku terus memimpikan sesuatu yang
mungkin tidak akan datang. Itu menghentikanku hidup di masa kini.”
“Apakah
karena aku?”
“Ya,
karena kamu!! Berkat kamu, aku bisa bermimpi untuk kali pertama dan itu
membuatku bahagia... Tapi aku akan kembali menjadi orang yang cukup ceroboh
untuk melakukan banyak hal dan tidak takut dengan hari esok,” tekan Yo Han dan
pergi keluar dengan emosinya.
Dia
meninggalkan Si Young di dalam ruang operasi.
Si
Young menangis. Dadanya terasa sakit, mendengar apa yang Yo Han katakan.
Yo
Han berjalan dengan emosi. Dia teringat semua kenangannya bersama Si Young. Dari
saat mereka bertemu di penjara, dan kemudian menjadi teman kerja dan kemudian
Si Young tahu penyakitnya dan selalu memperhatikan, menjaga dan peduli padanya.
Menyatakan kalau dia menyukai Cha Yo Han.
Doctor
John
Episode 15
: Hati Orang yang Pergi
Esok
hari,
Berita
mengenai mantan Menteri Lee Won Gil yang di temukan tewas di rumahnya, telah
tersebar ke seluruh masyarakat.
Dua hari lalu, mantan Menteri
Kesehatan dan Kesejahteraan, Lee Won Gil, ditemukan tewas di rumahnya. Kejaksaan
akan segera memberikan kabar terbaru terkait penyelidikan. Jaksa melakukan
penyelidikan setelah menerima laporan mengenai obat ilegal. Kematiannya sudah
dipastikan saat penyelidikan. Karena itu, mereka juga akan membuat pengumuman mengenai
obat tersebut.
“Kami memastikan ada dua korban
lagi yang tewas akibat penyalahgunaan obat ilegal yang sama. Termasuk mantan
menteri, Lee Won Gil, kami yakin pihak ketiga melakukan eutanasia kepada mereka
atau mereka menerima semacam bantuan untuk bunuh diri. Itulah fokus
penyelidikan kami. Selain itu, untuk mendapatkan bukti mengenai obat ilegal
itu, kami melakukan operasi penyitaan dan penggeledahan. Kami juga mengetahui
bahwa dua tersangka utama telah kabur ke luar negeri. Jadi, kami meminta
bantuan Interpol dan menjadikan mereka buronan. Kami juga menyelidiki apakah
Zinmu Rijund berperan dalam pembuatan dan distribusi obat ilegal itu,” jelas
Seok Ki, kepada wartawan.
Yi
Moon dan Tae Kyung melihat berita itu bersama. Yi Moon kaget dan tidak
menyangka mengenai keterlibatan Zinmu Rijund, apalagi dia mendengar kalau kejaksaan
juga menggeledah kantor Tim Hukum mereka. Tae Kyung memberitahu kalau dia juga
akan di selidiki sebagai saksi. Mereka tidak habis pikir kenapa Myung Oh
melakukan hal seperti itu.
Yi
Moon berkata kalau sekarang semuanya jelas. Pantas saja Myung Oh rela membela
dokter yang melakukan eutanasia dan tn. Lee yang membuat pil untuk melakukan
eutanasia kepada pasien. Apa yang mereka inginkan?
“Mereka
mungkin mau negara kita melegalkan eutanasia,” jawab Tae Kyung.
“Kamu
tidak tahu apa pun? Kamu tidak mendengar apa pun dari Menteri?” tanya Yi Moon,
curiga.
“Kamu
pikir aku akan berpura-pura tidak tahu apa pun?” tanya Tae Kyung balik dengan
sinis.
“Kurasa
Dokter Cha tidak ada hubungannya dengan ini,” tebak Yi Moon.
“Kejaksaan
tidak datang untuk menyelidikinya.”
"Kamu
periksa saja sendiri,” perintah Yi Moon.
"Untuk
apa? Lagi pula, dia tidak akan tetap di
rumah sakit kita. Jika kamu penasaran, tanyakan saja sendiri,” balas Tae Kyung.
--
Seok
Ki selesai bekerja. Saat hendak berjalan ke parkiran, dia merasakan sakit di
perutnya, tapi dia menahannya. Pas pula, Eun Jung menelponnya karena telah
melihat berita tersebut. Seok Ki berujar itu karena Eun Jung memberitahunya
mengenai pesan Bincang Kematian dan seseorang juga mengiriminya laporan
penting. Eun Jung langsung bisa menebak kalau orang itu pasti Yo Han. Seok Ki
membenarkan. Eun Jung langsung bertanya lagi, apa yang Yo Han katakan mengenai
unggahan di web rumah sakit itu (mengenai Yo Han adalah pasien CIPA)? Seok Ki menjawab
kalau Yo Han berkata hal itu tidak penting. Eun Jung tampak terkejut.
--
Eun
Jung duduk sendirian di gazebo taman. Ingatannya melayang ke saat 3 tahun lalu,
di saat dia baru selesai memaksa (memalsukan) Yoo Seong Kyu menandatangani uji
klinis tersebut. Saat dia keluar dari kamar Seong Kyu waktu itu, dia sempat
berpas-pasan dengan Yo Han. Yo Han bahkan mengambilkan formulir uji klinis yang
terjatuh ke lantai karena dia terkejut dan memberikannya padanya.
--
Suster
Hong terkejut mendengar dari Yoo Joon kalau Yo Han tidak akan kembali ke rumah
sakit. Mi Rae juga kaget dan bertanya,
apakah itu keputusan rumah sakit atau keputusan Yo Han? Yoo Joon menjawab kalau
rumah sakit akan mengikuti pendapat pasien, tapi Yo Han tidak menerimanya. Yo Han
akan pergi setelah merawat beberapa pasiennya. Heo Jun dan Won Hee merasa sedih
dengan keputusan Yo Han. Apa itu karena Yo Han shock atas kematian Gi Seok?
--
Si
Young berjalan sendirian di koridor. Dia masih merasa sedih mengingat perkataan
Yo Han kemarin malam padanya.
Yo
Han juga berjalan menuju ke Pusat Pengedalian Rasa Sakit. Dia bisa saja
berpas-pasan dengan Si Young, tapi saat melihat Si Young, dia berhenti dan
membiarkan Si Young berjalan duluan (Si Young tidak melihatnya).
Rapat
di lakukan, dan kali ini, rapat adalah salam perpisahan Yo Han pada mereka
semua. Heo Jun bertanya, apakah Yo Han di pekerjakan oleh rumah sakit lain?
“Tidak.”
“Lalu
kenapa kamu pergi? Kamu mau ke mana?” tanya Won Hee.
“Ada
pasien yang menunggu, jadi, mari bekerja,” alihkan Yo Han, tidak menjawab
pertanyaan Won Hee. “Aku akan membereskan semuanya dalam beberapa hari. Dokter
Lee, kamu bisa mengambil alih tugasku.”
Usai
mengatakan itu, Yo Han keluar dari ruang rapat.
--
Seok
Ki sedang dalam perjalanan. Tapi, tiba-tiba saja, dia merasakan sakit yang
teramat sangat di dada-nya. Masih dalam keadaan menyetir, dia berusaha
mengambil obat yang ada di tas-nya, yang di letaknya di kursi penumpang. Karena
mengambil obat itu, dia tidak sadar akan polisi tidur. Obatnya terjatuh dan
rasa sakitnya semakin kuat. Dia tidak fokus dan hampir tertabrak jika dia tidak
membanting setir. Mobil yang berada di belakangnya jelas langsung keluar dan
berteriak marah. Tapi, begitu melihat Seok Ki yang tampak kesakitan, pria itu langsung
panik dan menelpon ambulans.
Ambulans
tiba. Seok Ki di bawa dalam mobil ambulans. Dalam keadaan sangat kesakitan,
Seok Ki meminta agar di bawa ke Pusat Medis Hanse.
--
Yo
Han di panggil ke UGD karena di cari oleh Son Seok Ki. Yo Han langsung menanyakan
kondisi Seok Ki.
“Aku
mulai merasa sangat kesakitan saat berkemudi dan akhirnya kehilangan kesadaran.
Aku diberikan pereda nyeri, jadi, sekarang rasanya lebih baik. Tapi rasa
sakitnya makin memburuk, jadi, menjalani hidup normal terasa makin sulit,”
jelas Seok Ki.
“Kamu
harus dirawat di rumah sakit. Aku akan mencari cara,” ujar Yo Han.
Yo
Han langsung memberikan perintah pada suster.
--
Heo
Jun sedang berbincang dengan Yoo Joon. Dia mendengar kalau Yo Han di panggil ke
UGD karena ada pasien yang mencarinya. Yoo Joon membenarkan.
Yo
Han kembali saat itu. Dia langsung masuk ke ruang rawatnya untuk melihat rekam
medis Son Seok Ki.
Dari
komputer yang ada, Si Young bisa melihat kalau pasien yang akan di rawat oleh Yo
Han selanjutnya adalah Son Seok Ki.
Yo
Han melihat hasil rekam medis Seok Ki. Dia mengetukkan jari tengahnya, berpikir
keras.
--
Yo
Han pergi ke ruang rawat Seok Ki.
“Aku
meninjau bagan medismu. Kamu sudah menerima banyak analgesik opioid, jadi, kamu
harus menjalani insersi pompa intratekal. Efek sampingnya lebih sedikit daripada
obat oral dan lebih efektif untuk mengendalikan rasa sakit.”
“Baiklah.”
“Aku
akan menjadwalkan prosedurnya untuk besok,” beritahu Yo Han.
Setelah
itu, Yo Han beranjak keluar. Tapi, Seok Ki tiba-tiba bertanya, kenapa Yo Han
tidak bertanya kenapa dia memilih Yo Han padahal ada banyak rumah sakit dan
dokter lainnya.
“Karena
aku gigih?” tebak Yo Han, sambil tersenyum ramah.
“Ya,
itu benar. Kegigihan terhadap pasien adalah yang sangat kubutuhkan. Tolong
bersikap gigih kepadaku juga,” pinta Seok Ki.
Yo
Han tersenyum dan menganggukan kepala. Seok Ki tersenyum. Sepertinya, dia sudah
sadar kalau Yo Han berbeda dari yang di bayangkannya dulu.
--
Yo
Han mengumpulkan semuanya dan menjelaskan mengenai kondisi Seok Ki. Pasien pria,
38 tahun. Kanker perut stadium tiga. Insersi pompa intratekal akan di lakukan
besok.
Usai
membahas itu, semua langsung bergegas keluar. Si Young tampak ingin mengatakan
sesuatu, tapi dia mengurungkan niatnya dan tidak mengatakan apapun.
--
Yo
Han kembali ke ruangannya. Dia bersiap untuk pulang.
Dan
ternyata, Si Young sudah menunggunya di depan rumah sakit. Dia langsung
bertanya, apakah Yo Han apa mungkin Yo Han akan melakukan penelitian itu? Penelitian
untuk menemukan zat yang bisa menahan nyeri dengan menggunakan DNA para pasien
CIPA. Yo Han membenarkan.
“Aku
sudah menduga bahwa sebagai pemilik gen itu dan sebagai seorang cendekiawan,
kamu ingin berpartisipasi. Apakah itu pilihanmu?” tanya Si Young.
“Ya.”
“Bagaimana
denganku?” tanya Si Young dengan suara bergetar. “Hidupku benar-benar berubah
setelah bertemu denganmu. Apakah hidupmu tidak berubah? Kamu bilang aku
membuatmu bermimpi dan bahagia. Apa yang kamu impikan dan kenapa kamu bahagia? Jawab
aku. Pergilah saat kamu harus, tapi jawab aku dahulu.”
“Kang
Si Young. Sadarlah! Sadarlah dan hadapi kenyataan. Aku tidak ingin membahas
hal-hal ini denganmu lagi. Jangan menunggu jawabanku,” ujar Yo Han dan berjalan
mendahului Si Young.
Si
Young berdiri diam. Tidak tahu harus melakukan apa dan bagaimana. Jawaban Yo
Han begitu jelas.
--
Yo
Han seperti biasa, mengambil sampel darahnya. Tapi… kali ini, dia tampak tidak
fokus. Yo Han bahkan memegang kepalanya, entah apa yang terjadi. Entah
pikirannya yang memikirkan Si Young atau gejala penyakitnya kembali muncul.
--
Esok
hari,
Yo
Han membawa Seok Ki ke ruang operasi. Dia bersiap melakukan prosedur insersi pompa
intratekal. Semua berjalan lancar.
--
Seok
Ki sudah di bawa kembali ke kamar rawatnya. Yo Han melihatnya yang telah tertidur
dan keluar dari ruangannya.
Di
depan ruangan Seok Ki, dia berpas-pasan dengan Eun Jung. Eun Jung tampak
terkejut melihatnya, tapi Yo Han melewatinya begitu saja.
Tapi,
Yo Han tiba-tiba berbalik dan berdiri di depan Eun Jung.
“Lama
tidak bertemu, Cha Yo Han. Kulampiaskan semua kemarahan dan kebencianku
kepadamu karena membiarkan Yoon Seong Kyu mati dengan tenang. Tapi kamu terus
bersikap seolah-olah semua baik-baik saja. Kamu harus sama menderitanya
denganku karena kematiannya agar aku merasa lebih baik, tapi kamu tidak
merespons sama sekali. Kenapa?” marah Eun Jung. “Katakan kepadaku. Kenapa kamu
tidak memberi tahu semua orang bahwa itu dilakukan oleh perawat yang dendam
kepada pasien?”
Flashback
Saat di persidangan 3 tahun lalu,
Yo Han membuat pernyataan kalau dia tidak tahu mengenai formulir persetujuan uji
klinis tersebut. Dia mengetahuinya sehari setelah Seong Kyu meninggal.
Eun Jung tampak terkejut. Dia ingat
jelas saat dia memalsukan formulir itu, sehingga seolah Seong Kyu yang tanda
tangan. Dan saat dia keluar, dia bertabrakan dengan Yo Han. Yo Han saat itu
mengambilkan formulir yang terjatuh, dan melihat jelas kalau formulir itu di
tanda tangan oleh Yoon Seong Kyu. Tapi, dia mengembalikan formulir itu pada Eun
Jung.
End
“Menurutku
sangat aneh bahwa dia telah menandatangani formulir persetujuan. Lalu aku sadar
kamu mungkin keluarga korbannya. Setelah mengetahuinya, aku tidak berhak
menyebutkan formulirnya. Kupikir sudah sewajarnya kamu marah atas perbuatanku. Kamu
kehilangan anakmu. Tanpa melampiaskan kemarahanmu kepadaku, bagaimana lagi kamu
bisa bertahan dari kenyataan? Aku mengerti. Serta maafkan aku karena
menyebabkan rasa sakit seperti itu. Aku minta maaf. Aku berharap kini kamu bisa
tenang,” ujar Yo Han tulus.
Eun
Jung shock. Tidak menyangka jawaban Yo Han. Tidak menyangka atas permohonan
maaf Yo Han. Setelah semua yang di lakukannya, malah Yo Han yang meminta maaf
padanya. Bahkan Yo Han berharap kini dia bisa hidup tenang. Saking shock-nya,
Eun Jung tidak mengatakan apapun saat Yo Han pergi.
Eun
Jung masuk ke dalam ruang rawat Seok Ki. Dia melihat Seok Ki yang tertidur,
tapi bahkan saat tertidurpun, wajah Seok Ki tampak kesakitan. Eun Jung
menangis. Mungkin dia sudah tersadar atas segala keegoisannya. Amarahnya dan kesedihan
sebagai seorang ibu yang kehilangan anaknya, telah membutakannya dari
segalanya.
--
Esok
hari,
Tae
Kyung mendapa telepon dan wajahnya langsung berubah pucat.
Dokter
yang merawat Yi Soo, menjelaskan pada Tae Kyung dan Yi Moon kalau tiga hari
yang lalu, oksimeter serebral Yi Soo menurun. Neurologi melakukan EEG dan
hasilnya menunjukkan Yi Soo hampir mati otak.
Tae
Kyung dengan langkah lunglai, mendekat ke ranjang Yi Soo. Dia memandang wajah
suaminya dan kesedihan menyelimutinya. Dia memegang dada Yi Soo dan menangis.
--
Mi
Rae mendapat telepon dari Tae Kyung dan Si Young dari Joo Kyung. Mereka
mengangkat telepon itu bersamaan. Berita mengenai Yi Soo. Si Young berkata dia
akan segera ke sana. Sebelum pergi, dia mengambil kartu donor ayahnya. Mi Rae
menangis, dia takut atas kemungkinan yang terjadi. Si Young mengenggam
tangannya dan berkata kalau mereka harus menemui ayah.
Begitu
mereka tiba, Tae Kyung memberitahu kalau Komisi Etika Rumah Sakit sudah
berunding. Dan mereka memutuskan untuk melepas ventilator Yi Soo.
“Kami
ingin memberi tahu kalian setelah keputusan itu dibuat. Tekanan darahnya mulai
naik turun beberapa hari lalu, dan kini oksimeter serebralnya jatuh. Kemarin,
EEG-nya negatif,” beritahu Joo Kyung dan Tae Kyung.
Si
Young dan Mi Rae menangis. Si Young mencium wajah ayahnya. Dia berusaha
memaksakan sebuah tersenyum dan berkata kalau ayahnya sudah berusaha yang terbaik.
Mi Rae berkata kalau mereka akan merindukan ayah dan kini ayah bisa beristirahat
dengan tenang.
--
Yoo
Joon menemui Yo Han.
Tags:
Doctor John