Sinopsis C-Drama : Love You Like the
Mountain and Ocean Episode 06
Images by : Youku
Bukannya Ruining yang lari pagi
agar ketemu dengan Ye Lin, malah Shen Zhen yang lari. Shen Zhen bahkan
berakting seolah tidak tahu kalau Ye Lin melakukan lari pagi.
--
Dia masih ada di kamar dan
tidur dengan sangat lelap. Jam-nya menunjukkan pukul 06.15 dan alarm yang sudah
di setting-nya tidak berbunyi.
--
Shen Zhen dan Ye Lin berlari bersama akhirnya. Ye Lin berkomentar kalau dia tidak menyangka kalau Shen Zhen akan lari pagi di sini. Shen Zhen malah bertanya balik, maksud Ye Lin adalah tidak menyangka dia lari pagi atau tidak menyangka kalau dia tinggal di rumah keluarga Xia?
Mendengar itu, Ye Lin tampak
bingung harus menanggapi bagaimana. Shen Zhen segera mengalihkan topik dengan
membahas apakah Ye Lin ingin belajar di Studio Qingrui (milik Ny. Ning Mo)? Ye
Lin membenarkan. Tapi, Ny. Ning masih belum menerima-nya sebagai murid.
“Senior jangan khawatir! Dia
pasti akan menerima senior,” ujar Shen Zhen yakin (iuh, sok tau banget). “Tidak
sepertiku…,” lanjutnya dengan ekspresi sok sedih.
“Shen Zhen, sebenarnya tidak
peduli darimana kau berasal, jika kau melakukan yang terbaik itu sudah cukup.”
“Jadi… dari sudut pandangmu,
aku yang terlahir dari keluarga kaya, jadi tidak perlu bekerja keras seperti
yang lainnya?” tanya Ye Lin balik.
Shen Zhen langsung membantah
kalau bukan itu maksudnya dan meminta Ye Lin untuk tidak salah paham. Hanya
saja, terkadang dia merasa kalau akhir dari perjuangannya ternyata hanyalah
awal bagi orang lain. Tapi, walau begitu, dia akan tetap bekerja keras. Tidak
peduli selelah apapun, dia akan terus berusaha.
Ye Lin tampaknya cukup
tersentuh dengan tekad Shen Zhen. Shen Zhen langsung lanjut berlari. Ye Lin
berteriak mengajaknya untuk sarapan bersama. Dia tidak melihat kalau Shen Zhen
tersenyum sinis karena berhasil mengambil simpati Ye Lin. Shen Zhen setuju
untuk sarapan bersama setelah dia berlari satu putaran lagi.
--
Jam sudah menunjukkan pukul
07.08. Dan Ruining baru bangun. Dia heran karena Shen Zhen sudah tidak ada di
dalam kamar dan mengira kalau Shen Zhen bangun sangat awal.
Ruining turun dari tempat
tidurnya dan melihat jam-nya. Dia sangat terkejut karena sudah jam 07.08, tapi
kenapa alarm-nya tidak berbunyi?!
Dengan cepat, Ruining segera
berlari ke dalam kamar mandi. Sikat gigi dan memuji wajah. Kemudian, merias
wajah dengan cepat. Terakhir, dia menggulung rambutnya dengan alat hair curler. Tapi, alat itu malah rusak dan membuat
rambutnya tersangkut. Ruining berusaha untuk melepaskan sangkutan rambutnya,
tapi tidak bisa dan rambutnya malah semakin terlilit di alat tersebut.
--
Ye Lin dan Shen Zhen ke kantin bersama untuk sarapan. Huahua juga sudah ada di kantin dan heran kenapa Ye Lin bersama Shen Zhen? Dimana Ruining? Shen Zhen melihat tatapan bingung Huahua tersebut.
Huahua memutuskan mengantri untuk mengambil makanan-nya. Dan dia sangat senang saat melihat kalau Chen mo ternyata juga pekerja sampingan di dapur kantin membagikan makanan. Dengan sangat bahagia, Huahua menyapa Chen Mo dan memasukkan kepala-nya ke lubang kecil yang ada di jendela, tempat dimana makanan akan di keluarkan untuk di letakkan di piring para mahasiswa yang mengantri.
Saat sedang berbincang, ponsel
Huahua berbunyi. Dia ingin mengangkat telepon dan mengeluarkan kepalanya dari
lubang tersebut. Tapi, kepalanya tersangkut (wkwkwkw).
--
Yang menelpon adalah Ruining.
Ruining sangat kesal karena Huahua tidak mengangkat teleponnya. Dia menggerutu
kalau Huahua selalu saja menghilang di saat genting seperti ini. Ruining
menelpon Huahua untuk meminta tolong Huahua membantunya melepaskan rambutnya
yang kusut di hair curler.
Ruining yang bingung harus
bagaimana lagi, karena tidak bisa melepaskan sendiri kusutan rambutnya, memilih
untuk menelpon seseorang lagi. Siapa?
--
Ye Miao sedang tidur dengan
nyenyak di kamarnya. Tapi, tidurnya terganggu karena seseorang menelponnya.
Ruining.
--
Semua yang ada di sana langsung berkumpul. Shen Zhen tertawa melihat kepala Huahua yang tersangkut. Sementara Chen Mo dan Ye Miao berusaha membantu melepaskan kepala Huahua yang tersangkut. Mahasiswa/I yang lain malah sibuk merekam moment langka tersebut.
Tapi, walau bagaimanapun kepala
Huahua di tarik, tetap tidak bisa lepas. Yang ada dia malah merasa kesakitan.
--
Ye Miao sudah bangun dan berjalan ke belakang asrama wanita. Dari sebuah jendela, Ruining melemparkan turun kain seprai yang sudah di ikuat dengan kain seprai milik Shen Zhen agar panjang dan sampai ke bawah. Ruining meminta Ye Miao untuk mendaki kain seprai itu dan segera naik ke atas. Ye Miao jelas merasa ragu dengan kekuatan seprai itu. Dia kan masih mau hidup. Ruining dengan kesal menyuruh Ye Miao berhenti bicara omong kosong dan langsung naik saja, mumpung sekarang sepi.
Akhirnya, Ye Miao pun
menggunakan kain seprai itu untuk naik. Sambil naik, Ye Miao menggerutu kalau
mungkin di kehidupan sebelumnya, dia telah membunuh semua keluarga Ruining
hingga mendapat karma seperti ini.
Ye Miao berhasil masuk ke dalam kamar asrama Ruining. Dia masih tidak tahu untuk apa Ruining memanggilnya? Untuk menolong apa? Dan tawa Ye Miao langsung pecah saat melihat alat hair curler tersangkut di belakang rambut Ruining.
Ruining kesal dan menyuruh Ye
Miao untuk berhenti tertawa. Tapi, Ye Miao masih tidak bisa berhenti tertawa.
Mereka akhirnya duduk bersama.
Ye Miao merasa kagum dengan Ruining karna bisa membuat rambunya menyangkut di hair curler hingga seperti ini. Tapi,
kenapa Ruining bukannya menelpon Shen Zhen? Atau Huahua? Dengan ekspresi sedih,
Ruining memberitahu kalau dia sudah menelpon Shen Zhen dan Huahua, tapi mereka
tidak menjawab teleponnya.
“Bagaimana dengan gadis lain di
asrama ini? Kenapa tidak meminta tolong mereka? Apa kau tidak punya teman
lain?”
“Tidak mungkin! Ini semester
baru! Aku harus menjadi gadis cantik sekolah selama 4 tahun. Aku tidak bisa
membiarkan orang lain melihatku seperti ini,” tegas Ruining.
“Kau bilang tidak ingin orang
lain melihatmu seperti ini? Bagaimana denganku? Apa kau tidak takut menunjukkan
hal seperti ini padaku?”
“Di mataku, kau bukan orang,”
jawab Ruining tanpa sadar.
“Apa?!!!”
“Maksudku… di mataku kau itu
keluarga,” alasan Ruining. “Kau kan adik Ye Lin. Jadi, kau keluargaku.”
Ye Miao kesal. Dia menegaskan
pada Ruining kalau dia datang kemari karena nilai kemanusiann. Karena Ruining
meminta tolong padanya maka-nya dia datang kemari. Kedua, jangan mencari
masalah dengannya. Ruining makin kesal dan menyuruh Ye Miao untuk segera
membantunya karena sebentar lagi mereka kan harus masuk kelas.
Akhirnya, Ye Miao mulai berusaha melepaskan kusutan rambut Ruining di alat har curler tersebut. Tapi, itu membuat wajah mereka menjadi sangat dekat dan membuat keduanya jadi merasa gugup dan berdebar.
--
Chen Mo ada di dapur dan berusaha meminta Huahua untuk keluar dan tidak bersembunyi. Huahua tidak mau dan terus menangis. Di kepalanya masih ada papan lubang yang masih belum lepas. Dia merasa sangat malu karena kepalanya tersangkut di papan jendela.
“Mereka semua melihat itu.
Semuanya! Senior Ye Lin. Shen Zhen! Dan banyak orang yang memotretku,” tangis
Huahua.
“Tidak. Mereka tidak mengambil
fotomu.”
“Benarkah?” tanya Huahua, mulai
tenang.
Huahua menangis semakin keras.
Itu sangat memalukan. Chen Mo berusaha menenangkannya dan berkata kalau baginya
itu sangat imut. Mendengar itu, tangis Huahua berhenti. Dia malah bertanya,
apakah di mata Chen Mo, dia adalah yang paling imut?
“Tidak,” jawab Chen Mo dengan
tegas.
Mendengar jawaban itu, Huahua
jadi marah. Jadi, siapa yang paling imut? Dengan polos, Chen Mo menjawab kalau
Wei Wei pernah berkata kalau yang paling menggemaskan adalah para tentara
sukarelawan. Tapi, sekarang bukan masa perang, maka yang paling menggemaskan
adalah para pemadam kebakaran.
Huahua yang kesal, akhirnya
menyuruh Chen Mo untuk segera menggergaji papan yang nyangkut di kepalanya.
--
Tidak hanya Ye Miao yang panik
karena berada sangat dekat dengan Ruining tadi, tapi juga Ruining. Dia merasa
heran karena merasa gugup di dekat Ye Miao.
Ye Miao seperti orang linglung, berkata pada dirinya sendiri kalau dia tidak boleh berada terlalu lama di kamar Ruining. Dia harus segera melepaskan sangkutan rambut Ruining di hair curler. Dan cara paling cepat adalah dengan mengguting rambut Ruining yang tersangkut.
Ruining masih bingung dan tidak sadar kalau Ye Miao menggunting rambutnya. Ye Miao sendiri langsung turun lewat jendela kamar Ruining lagi. Ruining tidak membantu dan malah sibuk bicara pada dirinya sendiri kalau tadi wajahnya terlalu dekat dengan Ye Miao, jadi wajar jika dia merasa gugup. Tidak ada maksud lain.
Braak! Terdengar suara jatuh. Ruining segera melihat keluar jendela, dan ternyata, Ye Miao terjatuh karena selimut yang di gunakan turun, putus. Ruining panik dan bertanya apakah Ye Miao baik-baik saja? Ye Miao dengan tenang menjawab dia baik-baik saja. Tapi, begitu Ruining tidak melihat, Ye Miao langsung memegang seluruh tubuhnya. Terasa sakit, cuy!
Ruining kemudian melihat hair curler yang terletak di meja. Dia memegang rambutnya dan sadar kalau rambutnya di potong oleh Ye Miao.
“Ye Miao! Aku sangat
membencimu!” teriak Ruining marah.
--
Perkuliahan kembali di mulai,
mata kuliah yang mereka ikuti masih sama seperti kemarin. Dan sama seperti
kemarin, mereka kurang memperhatikan matkul itu karena di anggap tidak terlalu
penting.
Dosen menjelaskan bahwa setiap
dari mereka tidak hanya memiliki masa depan dan masa kini, tapi juga sejarah.
Dalam kalimat sederhana, memory kita mengandung sejarah. Sebagai seseorang,
kita harus mempunyai ingatan. Kita harus mengingat darimana kita berasal,
anggota keluarga kita, teman kita, dan ingat apa yang sudah kita lakukan. Untuk
negara, memory berarti lebih dalam. Tujuan dari kita mempelajari sejarah dan
arkeologi adalah untuk mengatur dan memperkaya memori kolektif dari bangsa dan
negara kita.
Ucapan dari dosen itu
mengingatkan Ye Miao dengan pembicaraannya dengan paman Yan, dulu.
Ye
Miao kaget karena Paman Yan ingin menjadikannya murid, dan dia langsung menolak
dengan tegas. Dia merasa kalau mempelajari cara membuat pigmen adalah hal yang
membosakan dan tidak berguna. Dia tidak mau melakukannya.
Paman Yan membenarkan kalau hal itu memang sedikit membosankan. Tapi bukan berarti tidak berguna. Ye Miao malah berkata kalau sejujurnya saja ya, zaman sekarang siapa sih yang masih menggiling batu-batu itu menggunakan tangan? Semua bisa di lakukan dengan mesin dan hasilnya juga bagus.
“Apa
mesin mampu membedakan perbedaan warna di dalam bebatuan itu?” tanya paman Yan,
balik.
“Itu
hanyalah pigmen (pewarna). Semuanya terlihat sama.”
“Terlihat
sama? Tidak sama sekali. Bahan perwarna kimia yang kau beli di luar sana, jika
di gunakan melukis di kertas Xuan, maka warnanya akan berubah menjadi abu-abu
seiring berlalunya waktu. Tapi, pigmen yang ku buat, aku dapat menjaminnya
bahwa warna-nya akan tetap sama walau sudah 1000 tahun berlalu. Warnanya tidak
akan memudar. Sebaliknya, akan semakin menguat.”
“Baiklah.
Anggap saja kita memperbaiki lukisan antik dengan pigmen milikmu. Jadi kenapa?”
“Lukisan
adalah catatan kejadian. Para nenek moyang/leluhur mewariskannya dari 1000
tahun yang lalu. Kita tidak bisa melupakan siapa kita. Kita juga tidak bisa
melupakan garis keturunan kita. Itu yang di sebut memori. Memori kolektif dari
negara dan bangsa kita.”
Ye
Miao sedikit merasa bersalah setelah mendengar penjelasan Paman Yan. Tapi,
walau begitu, dia tetap mengeraskan hati kalau dia tidak tertarik menjadi murid
paman Yan. Dia memutuskan untuk pulang saja ke camp. Ruining segera
mengejarnya.
End
“Memori kolektif. Kenapa tidak
bisa di lupakan?” gumam Ye Miao. “Seperti seseorang, yang lupa pertemuan
pertama kami,” kesal Ye Miao dan melirik pada Ruining.
Ruining yang mengenakan topi
juga sedang menatapnya dengan mata berapi-api. Dia masih kesal karena Ye Miao
menggunting rambutnya. Ye Miao takut melihat tatapan Ruining dan langsung
mengalihkan tatapannya ke buku sambil bergumam kalau memang lebih baik jika
Ruining lupa.
Ruining sebenarnya masih
kepikiran saat wajahnya sangat berdekatan dengan Ye Miao. Kenapa dia bisa
merasa gugup?
--
Mata kuliah sudah selesai.
Tapi, Huahua dan Ruining tidak bisa kembali ke asrama karena sedang hujan deras
dan mereka berdua tidak membawa payung. Huahua menyarankan agar mereka menunggu
hujan mereda saja.
Saat itu, Ye Miao keluar dari
dalam gedung dengan membawa payung. Ruining yang melihat payung Ye Miao,
langsung dengan sengaja bicara keras pada Huahua membahas mengenai hujan yang
sangat deras. Itu kode agar Ye Miao memberikan payungnya pada mereka.
Ye Miao sudah mau memberikan
payung-nya pada Ruining, tapi dia mengurungkan niatnya dan malah berjalan pergi
menggunakan payung sendirian. Melihat itu, Huahua langsung menasehati Ruining
untuk tidak bertengkar dengan Ye Miao lain kali lagi. Takutnya Ye Miao akan
mengadu pada Ye Lin. Ruining dengan yakin berkata kalau Ye Miao tidak akan
mengadu.
“Darimana kau bisa tahu?”
“Sejak awal aku bertemu
dengannya, aku membuat banyak masalah untuknya. Tapi, dia tidak menceritakan
apapun pada kak Ye Lin.”
“Bagaimana dengan Shen Zhen?
Kau kira dia bisa tutup mulut?”
“Ada apa dengannya?”
“Kau tidak lari pagi hari ini.
Tapi, aku rasa Shen Zhen ada lari pagi. Dia dan Ye Lin, bersamaan, datang ke
kantin tadi.”
Pas lagi bincang, salah seorang
mahasiswa, menawarkan Ruining untuk satu payung dengannya dan akan dia antarkan
ke asrama. Ruining belum menjawab, tapi Huahua langsung menolak tawaran
mahasiswa itu. Dia dan Ruining itu saling setia. Jadi, kalau dia tidak dapat
payung, Ruining juga tidak akan meninggalkannya. Huahua malah langsung mengusir
mahasiswa itu untuk pergi.
Setelah mahasiswa pergi, Chen
Mo keluar sambil membuka payung. Melihat Chen Mo, Huahua langsung menyapanya
dengan riang. Chen Mo yang baik hati, langsung memberikan payung-nya untuk di
gunakan Huahua dan Ruining. Ruining udah nerima payung itu, tapi Huahua malah
mendorongnya.
“Dia adalah wanita besi. Hujan
tidak akan menyakitinya,” ujar Huahua dan mengajak Chen Mo untuk ke kantin
bersamanya.
Huahua meninggalkan Ruining
(hahahaha). Ruining jelas kesal karena Huahua mengkhianatinya padahal sudah
bilang akan setia.
Pas sekali, payung tiba-tiba muncul. Ruining mengira kalau itu adalah Ye Miao yang kembali karena payung-nya mirip. Tapi, yang ternyata muncul adalah Ye Lin.
Ye Lin berjalan dengan Ruining dalam satu payung. Tidak lama, hujan berhenti. Walau begitu, mereka masih tetap berjalan bersama. Mereka tidak sadar kalau Ye Miao memperhatikan dari belakang dengan tersenyum.
Ye
Lin tidak membawa payung sebenarnya. Tapi, Ye Miao tiba-tiba muncul dan
menawarkan payung-nya untuk Ye Lin setelah Ye Lin bilang akan ke perpustakaan.
Ye Lin menolak, tapi Ye Miao memaksanya untuk menerima payung itu.
End
Ruining membahas rambutnya yang
pasti terlihat jelek sekarang ini. Ye Lin tersenyum dan memuji rambut Ruining
yang terlihat cantik. Hanya saja…
Ye Lin mengambil rambut
Ruining, menggulungnya ke atas, dan mengikat gulungan itu dengan menusuknya
menggunakan pensil miliknya. Ruining tersenyum atas yang Ye Lin lakukan.
“Kau pintar membuat masalah.
Dan aku pandai menyelesaikan masalah yang kau buat,” ujar Ye Lin.
Ruining tersenyum semakin lebar dan memuji Ye Lin yang sangat hebat. Ye Lin dengan jujur memberitahu kalau dia mempelajari itu (menggulung rambut) dari Ye Miao. Waktu masih kecil, ibunya sangat ingin memiliki seorang putri. Tapi, yang lahir adalah anak laki-laki, Ye Miao. Jadi, Ye Miao saat kecil selalu di dandani seperti seorang putri kecil dengan kepangan rambut panjang. Ye Miao bahkan pernah kabur dari rumah karena hal tersebut.
Cerita Ye Lin itu membuat
Ruining teringat sesuatu.
Setelah
pertemuan Ruining dengan anak lelaki itu di toko biola, mereka berbincang
bersama menatap langit malam. Anak itu (Ye Miao) memberitahu kalau dia juga
pernah kabur dari rumah, dulu. Itu karena ibunya. Ibunya selalu
memperlakukannya seperti anak perempuan. Sangat menyebalkan.
“Tapi,
aku tahu dia mencintaiku. Jadi, aku kembali ke rumah. Dan kau pun harus
demikian. Ibumu pasti sangat mencintaimu. Sebelum ibumu datang, aku akan
menemanimu di sini,” ujar Ye Miao.
End
Dan karna hal itu, Ruining jadi
bertanya pada Ye Lin, saat terakhir kali Ye Lin datang ke rumahnya dan
mendengarkan permainan piano-nya, apa kah…
Belum selesai bertanya, Ye Lin
malah mendapat telepon dari Fang Yuan yang memberitahu telah menemukan file
mengenai perbaikan lukisan. Jadi, karena itu, Ye Lin pamit untuk kembali dulu.
Dia juga memberikan payung itu pada Ruining. Dan juga, jika lain kali, Ye Miao
membully-nya lagi, beritahu padanya.
--
Chen Mo dan Huahua ada di kantin. Huahua berkata akan mentraktir Chen Mo karna sudah menolongnya tadi pagi (saat kepalanya tersangkut di jendela kecil itu). Chen Mo menolak dengan tegas karena tidak sepantasnya wanita mentraktir pria. Chen Mo berkata kalau ini adalah masalah prinsip. Dan juga, dia sudah menyiapkan sesuatu untuk Huahua. Spesial untuk Huahua. Di samping itu, mahasiswa/i lainnya juga bisa melihat hadiah yang di siapkannya. Dia meletakkan-nya di jendela.
Mendengar itu, Huahua tersenyum
sangat lebar dan bahagia. Dia penasaran dengan apa yang Chen Mo siapkan
untuknya. Chen Mo memberitahu kalau dia menyiapkan sebuah plat. Dia membuatnya
sendiri. Huahua menjadi sangat senang.
Huahua sudah berkhayal kalau
Chen Mo membuat plat dengan tulisan : “Lu Huahua adalah gadis termanis di
dunia.”
Tapi, realita tidak sesuai
dengan ekspetasi. Plat yang Chen Mo buat adalah : “Jauhkan kepalamu dari
jendela.”
--
Ruining kembali ke kamar dan masih memikirkan mengenai cerita masa kecil Ye Miao dari Ye Lin. Dan karena itu, dia memutuskan untuk menelpon Ye Miao dan bertanya langsung. Ye Miao menerima teleponnya dan mengangkatnya.
Ruining menelpon Ye Miao sambil
masuk ke dalam kamar. Tapi, saat dia baru masuk, Shen Zhen tiba-tiba
melemparkan seprai tempat tidurnya pada Ruining.
“Xia Ruining! Kau sudah kelewat
batas!” teriak Shen Zhen, dan terdengar oleh Ye Miao yang berada di seberang
telepon.
Ruining sangat kaget karena di
lempar seprai oleh Shen Zhen, hingga dia meletakkan ponselnya begitu saja di
meja, tanpa mematikan panggilan telepon dengan Ye Miao. Jadinya, Ye Miao bisa
mendengar semua pembicaraan Ruining dan Shen Zhen.
Ruining meminta maaf pada Shen
Zhen dan mengakui kalau dia sudah meminjam seprai Shen Zhen tadi pagi,
sebentar. Tapi, Shen Zhen tidak mau mendengarkan penjelasannya. Dia malah
menuduh Ruining yang sudah menyerah bersikap seperti bangsawan hah? Ruining
hanya bisa meminta maaf dan berkata akan mencuci seprai itu dan
mengembalikannya lagi pada Shen Zhen. Atau, dia akan membelikan seprai baru.
“Mencuci? Apa kau tahu caranya
mencuci barang? Kau hanya akan membawa seprai ini ke rumah dan menyuruh ibuku
untuk mencucinya untukmu,” sinis Shen Zhen. “Betul. Kau punya uang. Uangmu jauh
lebih banyak daripada harga seprai ini. Seprai-ku kau koyak tidak masalah. Dan
dimana uang yang ada di bawah sepraiku?! Itu adalah biaya hidupku selama
sebulan. Xia Ruining. Jika kau punya masalah apapun, katakan langsung padaku!
Bukankah kau pintar? Bukankah kau selalu tidak menyukaiku? Aku tidak sangka kau
akan bermain licik. Kau telat lari pagi, apa hubungannya denganku? Hair curler-mu rusak, tapi itu bukan
salahku!”
Ruining mendengarkan semua
amarah Shen Zhen padanya. Dia dengan tulus meminta maaf karena dia benar-benar
tidak tahu ada uang di bawah seprai Shen Zhen. Dia mungkin saja tanpa sengaja
menjatuhkan uang itu ke bawah asrama saat menggunakan seprai itu tadi pagi
tanpa sengaja. Dia akan pergi dan mencarinya sekarang. Dan jika tidak ketemu,
Shen Zhen bisa memberitahu nominal uangnya, dan dia akan menggantinya berapa
pun nominalnya, termasuk seprai Shen Zhen.
“Dan aku minta maaf, secara
tulus,” ujar Ruining. “Tapi… bagaimana kau bisa tahu kalau aku terlambat lari
pagi ini? Bagaimana kau bisa tahu kalau hair
curler ku rusak?”
“Jadi, kau kira aku yang
melakukannya? (ya iyalah, toh Ruining tak ada
cerita, tapi kau tahu. Ya pasti pelakunya lah.). Kau punya bukti?”
“Xia Ruining. Jangan sok
polos. Kau bilang kau mencintai Ye Lin.
Tapi kau selau berkeliaran di sekitar Ye Miao. Untuk mempermalukanku, kau tidak
memberitahu kalau kau mengundang orang ke rumah. Kau tampil dengan pakaian indah seperti
putri. Tapi, aku seperti pelayan bagimu. Aku membawa buah dan sayuran untuk
seluruh keluargamu dan minuman yang kau inginkan. Perbedaannya hanyalah aku
tidak harus berlutut padamu dan berkata : Silahkan
nikmati makananmu, nona! Apa kau sangat senang melihatku di permalukan? Apa
kau merasa bahagia? Puas? Kau membully-ku dan juga ibuku! Haruskah aku
menghitung semua-nya dan memberitahumu dari awal?” marah Shen Zhen (astagaaaaaaaaa!!!!!! Pemikiran sakit).
Ruining menatapnya dengan
pandangan seolah tidak menyangka.
“Aku tidak tahu kalau kau
berpikir demikian. Tapi Shen Zhen, Aku,
XIA RUINING, jika ingin membully-mu, kau kira aku akan menjebakmu? Uang? Uang
sekolahmu adalah keluargaku yang membayar-nya. Hormat? Aku menghormati ibumu,
bukan kau. Siapa kau? Kenapa aku harus berpura-pura polos di depanmu? Kau
bilang aku merusak seprai-mu? Aku minta maaf padamu dengan sikap yang tulus.
Kau bilang uangmu hilang, aku bilang akan menggantinya. Berapa banyak pun akan
ku ganti. Kau kira aku membully-mu? Tapi sampai dengan sekarang, aku selalu
melakukan apa yang selalu ku lakukan. Aku tidak akan secara buta menyerahkan
diri (menerima semua tuduhan Shen Zhen) hanya karna kau merasa kau yang patut
di kasihani. Ini sikapku. Kau dapat menerimanya. Ataupun tidak. Kau selalu
bilang merasa bersalah pada bibi Cai (ibu Shen Zhen), untuk ibumu. Tapi, apa
yang sudah kau lakukan untuk meringankan beban-nya? Jika kau benar-benar tidak
suka tinggal di rumah Xia, bilang sama ibumu untuk pergi dari rumahku. Kalian
berdua bisa hidup dengan baik. Bergantung pada dirimu sendiri! Jangan datang
dan melayani nona Xia ini!” tegas Ruining, tidak merasa takut pada Shen Zhen.
Ye Miao mendengar semuanya dari
awal dan akhir. Dan dia memutuskan untuk mengakhiri telepon. (Aku merasa kalau
Ye Miao pasti memihak pada Ruining, karna apa yang Ruining katakan adalah masuk
akal).
--
Ruining baru kembali dari luar.
Dia meletakkan payungnya di pojok kamar. Di kamar, Shen Zhen tidak ada. Jadinya
Ruining meletakkan sejumlah uang di meja belajar Shen Zhen.
Petir menggelegar. Ruining melihat jendela kamar yang terbuka, dan menutupnya. Saat itulah, dia melihat Shen Zhen berada di luar dalam keadaan basah kuyup, mencari uang-nya.
“Shen Zhen! Berhenti mencari!
Aku akan mengganti-nya,” teriak Ruining, berulang kali.
Shen Zhen menatapnya dengan
tatapan menyeramkan bersamaan dengan guntur yang menggelegar. Ruining sampai
terkesiap kaget dan takut. (Serem euy).