Network : Channel 3
Didepan
para wartawan dan banyak orang ramai. Dengan percaya diri, Unthiga mengatakan
bahwa dia berniat untuk memiliki merk pakaian nya sendiri. Dia memiliki gelar
dalam bidang fashion design, dan dia telah bekerja dengan banyak brand ternama
di dunia selama bertahun- tahun ini.
“Sebagai
senior di perusahaan, menurutku dia butuh belajar lebih, karena dia baru saja
datang. Dan pasar luar negri serta pasar Thai, itu tidak sama,” kata Urawee
dengan halus, tapi tatapan nya tajam kepada Unthiga.
Mendengar
itu, Unthiga merasa marah, dengan erat dia memegang erat pakaiannya untuk
menahan emosi. Tapi kemudian saat para wartawan mulai bertanya, apakah Urawee
yang mendesign pakaian nya di kenakan olehnya sekarang. Unthiga pun menjadi
tidak tahan lagi, dan langsung pergi darisana.
Melihat
itu, Urawee mendengus geli.
Unthiga
melepaskan mahkota yang dikenakan nya, dan melemparnya. Lalu dia mengambil
gunting dan menghancurkan gaun yang dikenakan nya dengan marah. “Ini adalah
design mu?!” teriaknya, marah.
Para
karyawan meminta Unthiga untuk menghentikan tindakan tersebut. Tapi Unthiga
sama sekali tidak mau berhenti, dan tidak bisa di hentikan. Karena saat
seseorang mencoba untuk menghentikan dia, maka dia akan membuang barang- barang
yang ada di dekat nya ke orang tersebut.
Dengan
percaya diri, Urawee berjalan mendekati nya dan menghentikannya. Dia menampar
pipi Unthiga dua kali, dan meneriakinya supaya sadar. Tapi Unthiga tidak terima
dan balas menampar Urawee, lalu dia menjambak rambut Urawee.
“Aku
akan membuat kamu melihat bahwa dimana pun kamu berada, kamu ada dibawah kaki
ku! Jangan tunjuk kan wajahmu disini, dan bertingkah seperti berada dilevel
yang sama denganku. Jika kamu melakukan nya, aku akan menghancurkan segalanya
milikmu!” ancam Unthiga.
Urawee
tidak terima, dan melepaskan dirinya dari cengkraman Unthiga. “Kamu pikir aku
akan membiarkannya?!”
Unthiga
dan Urawee kemudian saling bertarung lagi. Dan melihat kelakukan mereka berdua
yang sangat ganas, dua orang pria mendekat dan menahan mereka serta memisahkan
mereka supaya tidak saling menyakiti serta membuat keributan lagi. Salah satu
dari pria itu, yang menahan Unthiga, dia adalah Ayah mereka berdua. Dan satunya
lagi, yang menahan Urawee, dia adalah Anik.
Urawee
dan Unthiga melakukan wawancara secara terpisah. Mereka berdua terdengar saling
membenci satu sama lain. Sangat membenci.
Urawee
: “Jadi tidak ada yang bertanya- tanya, mengapa aku sangat membenci wanita ini?
Jika kamu terpaksa mengalami kerugian yang paling berharga dalam hidupmu …”
Unthiga
: “Posisi nomor 1, itu berarti menginjak dan mencapai target mu.”
Urawee
: “Dalam hidupku segalanya berjalan baik. Baik dalam pekerjaan dan cinta.”
Unthiga
: “Ibuku selalu mengingatkan ku bahwa aku tidak boleh kalah, dan menjadi yang
kedua dari wanita bernama Urawee.”
Urawee
: “Tapi segalanya hancur. Karena wanita yang ada didekat ku, dan seumuran
denganku. Orang yang harus aku panggil ‘saudaraku’. Tidak, aku tidak akan
pernah memanggil dia itu, dan aku tidak pernah berpikir untuk menganggap nya
sebagai kerabat ku juga. Itu sangat
sulit.”
Unthiga
: “Aku lebih berbakat, lebih baik daripada dia, dan berada diatas, jadi tidak
peduli apa cara nya, aku akan menang dan memiliki segala miliknya.”
Urawee
: “Dan jika kamu melihat ku menampar dan bertengkar dengannya. Jangan ikut
campur.”
Urawee
dan Unthiga : “Karena antara kami, itu adalah kompetisi, game, dan balas
dendam!” kata mereka berdua sambil tersenyum penuh percaya diri.
2 jam yang lalu
Urawee
dengan fokus memeriksa pakaian hasil designnya. Dia bekerja didalam bidang
fashion design adalah karena dia menyukainya. Ketika dia mendesign, itu terasa
seperti seluruh dunia adalah miliknya. Dan tidak seorang pun yang bisa
mengacaukan ataupun ikut campur. Inilah waktu paling damai menurutnya.
Setelah
selesai memeriksa hasil pakaian yang didesign nya, Urawee mengirimkan itu kepada
seseorang untuk meminta saran dari orang tersebut seperti biasa.
Seorang
wanita berambut pendek yang merupakan teman Urawee, namanya Pam. Dia datang dan
mengajak Urawee untuk buru- buru berangkat, karena takutnya mereka terkena
macet nanti. Dan Urawee mengerti, namun sebelum itu, dia menekan enter untuk
mengirimkan emailnya barusan.
“Kamu
berbicara kepada teman online mu lagi di website pertemanan? Apa nama
websitenya? Dan siapa namanya?” tanya Pam.
“We
Are Creative. Namanya Pu,” jawab Urawee.
Mendengar
nama Pu, Pam merasa heran, karena nama itu terdengar seperti Poo atau Pue yang berarti kakek tua. Dan Urawee tertawa, dia menjelaskan
bahwa itu bukan nama, tapi dia memanggil teman online nya dengan panggilan Pu.
Didalam
perjalanan menaiki mobil. Ampu bertelponan dengan seseorang, dia tampak tidak
senang dan malas. Dia menyuruh orang di telpon untuk memberitahu ‘wanita itu’
terserah mau melakukan apa, jika ‘wanita itu’ mau rumah disana, maka dia tidak
masalah, karena lagian dia tidak membutuh kan rumah disana juga, dan yang
paling penting, dia ingin hubungan mereka berarkhir.
Setelah
selesai bertelponan, dengan kesal Ampu memukul stan mobil.
Ampu
melakukan wawancara di ruangan kantornya. Dia berbicara dengan tenang, namun
tegas dan penuh pelajaran berharga.
Ampu
: “Aku ingin memiliki keluarga yang langgeng dengan kekasihku. Tapi aku tidak
bisa melakukan itu. Itu karena tempramen ku dan ketidak sabaran ku. Yang mana
membuatku ... harus bercerai dengan mantan istriku. Tapi aku masih sangat
beruntung, untuk tidak tinggal dimasa lalu dan kesalahanku. Aku memilih untuk move on. Berjalan maju. Aku berniat
untuk membuat masa sekarang menjadi sebaik yang aku bisa. Untuk masa depan, aku
tidak akan mengulangin kesalahanku. Jika kamu sama seperti ku, jangan biarkan
masa lalu menghancurkan mu lagi.”
Pam
menanyakan nama asli Pu, tapi Urawee tidak tahu dan tidak pernah bertanya juga.
Pam bertanya lagi, bagaimana rupa Pu. Tapi Urawee juga tidak tahu, karena Pu
tidak ada memasang foto profil.
“Kamu
harus berhati- hati, atau kamu akan ditipu. Dan kamu menunjukan hasil kerja mu
juga, kan? Tidakkah kamu takut itu dicuri?” tanya Pam, khawatir.
“Aku
sudah 30 thn. Bukan 13 thn lagi. Aku telah menunjuk kan nya hasil kerja ku,
tapi itu tidak pernah dibocorkan. Jadi itu tandanya, dia bisa di percaya,”
balas Urawee, membela Pu.
Namun
Pam tetap saja merasa khawatir. Tapi dengan yakin Urawee meminta Pam untuk
tenang saja, karena dia bisa mengurus dirinya sendiri.
Pam
kemudian menanyakan, apakah adik Urawee akan menghadiri acara ini juga. Dan
mendengar itu, Urawee langsung tampak bad
mood, dia menjawab bahwa dia tidak mempunyai adik.
Mendengar
itu, Pam pun mengeluhkan mulutnya yang sudah salah bicara. Lalu dia mengikuti
Urawee yang telah berjalan duluan.
Lampu
merah telah berubah menjadi hijau. Dan Ampu tidak menyadari itu, namun kemudian
suara klakson dari mobil dibelakang nya, membuatnya tersadar. Dengan buru- buru
Ampu menyalakan mobilnya, tapi sialnya mobilnya sama sekali tidak mau menyala,
karena kehabisan bensin.
Jadi
Ampu pun turun, dan meminta maaf kepada mobil di belakang nya.
Unthiga
tidak sabaran dan terus menekan tombol klakson dimobilnya. Tapi saat kemudian
Ampu keluar dari mobil dan meminta maaf padanya, dia pun merasa tertarik pada
Ampu. Dan dia memotret Ampu menggunakan handphone nya.
Ampu
mengambil cadangan bensin dibagasi mobil, dan mengisi mobilnya. Tanpa menyadari
kalau dibelakang nya, Unthiga sedang memotretnya.
Unthiga
menjalankan mobil nya ke dekat Ampu, dan menekan klakson sekali untuk menarik
perhatian Ampu. Dan melihat dia, Ampu pun meminta maaf. Lalu Unthiga melaju
pergi darisana.
Sesampainya
di gedung acara. Unthiga berpose dengan percaya diri didepan para wartawan yang
memotret nya.
Kemudian
setelah itu, Unthiga menjawab telpon dari Mama nya Dia memberitahu bahwa dia
sudah sampai tepat waktu di gedung acara.
“Benarkah?
Itu bagus. Acara ini akan menjadi debut untuk putriku yang paling megah dan
elegan. Dan setiap orang akan membicarakan tentang mu,” kata Nopama (Mama
Unthiga), mengingatkan.
“Jangan
khawatir, ma. Aku tidak akan merusak namamu,” jawab Unthiga.
Bibi
Duang terkejut saat mengetahui bahwa Unthiga juga menghadiri acara tersebut. Dan
Urawee memberitahu bahwa malam ini Unthiga akan berjalan di catwalk. Duang lalu
menanyakan, pakaian apa yang Urawee kenakan. Dan dengan heran, Urawee menjawab
bahwa dia menggunakan setelan kantor Bibi Duang. Mengetahui itu, Duang memuji
bahwa apapun yang Urawee kenakan, semuanya akan terlihat cantik. Lalu Duang
bertanya lagi, apakah akan ada wartawan juga disana. Dan Urawee mengiyakan.
“Jangan
lupa, ketika wartawan mewawancari kamu, jawablah dengan jelas dan pintar. Buat
mereka terlihat bodoh. Aku benci pada orang yang bersinar di luar, tapi busuk
didalam,” jelas Duang, menasehati.
Mendengar
itu, Urawee hanya tersenyum saja. Dan Pam yang juga mendengar itu, dia ikut
tersenyum sendiri.
Nopama
memberitahu Unthiga bahwa saat ini dirinya sedang menunggu Arm (Ayah Unthiga
dan Urawee) untuk menjemput nya, karena Arm baru saja selesai rapat dengan
klien dari luar negri, dan masih dalam perjalanan.
Mendengar
itu, Unthiga dengan curiga bertanya, apakah benar Arm sedang rapat. Dan Nopama
langsung memarahinya supaya tidak berbicara seperti itu, karena dia adalah
istri terakhir dan istri satu- satunya dari Arm sekarang.
“Ma,
laki- laki buaya darat, mereka tidak akan pernah berubah,” komentar Unthiga.
“Tapi
Ayah mu adalah pengecualian. Aku tahu dia dengan baik,” balas Nopama.
“Baiklah.
Aku tahu kamu punya mata- mata yang mengikuti nya. Dan aku tidak ingin berdebat
dengan mu. Sampai jumpa. Bye,” balas Unthiga. Lalu dia pun mematikan telpon
nya.
Arm
sampai, dan pelayan memberitahu MU. Mendengar itu, Nopama pun keluar dari rumah
dan berjalan mendekati mobil Arm.
Duang
menceritakan keburukan Nopama. Saat pagi, Nopama berpura- pura sebagai orang
biasa. Tapi saat malam, Nopama berubah menjadi jiwa kotor yang memakan segala
yang dia bisa makan. Lalu Duang berhenti bercerita, karena itu hanya merusak mood nya saja. Dan Urawee mengerti.
Saat
Nopama masuk ke dalam mobil, Arm menanyakan, apakah Nopama sudah menunggu lama.
Dan Nopama menjawab bahwa saat Arm sampai, dia baru saja siap. Kemudian pintu
mobil pun ditutup, dan mereka berangkat.
“Jangan
biarkan mereka mencuri cahaya yang menyorot mu. Ingat bahwa kita adalah ratu!
Sedangkan mereka hanya bisa menjadi gagak hitam,” jelas Duang.
“Ya,
Bibi Duang. Terima kasih ya,” balas Urawee. Kemudian dia pamit, karena dia
harus fokus menyetir. Dan Duang mengerti.
Setelah
selesai bertelponan, Duang merasa terkejut melihat Mama nya berada disana. MD
(Mama Duang), dia mengomentari bahwa dia telah mendengar semua pembicaraan antara
Duang dengan Urawee barusan. Dan dia meminta Duang untuk berhenti bersikap
seperti itu.
“Jangan
ajari keponakan mu menjadi pendendam dan ingin menang melawan mereka,” jelas
MD, menasehati.
“Ma,
apakah kamu menguping?” keluh Duang.
“Aku
tidak menguping, tapi kamu yang tidak sadar kalau aku duduk disini. Aku
beritahu kamu, jangan sembuhkan luka dengan balas dendam. Akhiri lah. Jangan
tumbuh tua tanpa kebijaksanaan,” tegas MD.
“Baiklah,”
balas Duang, tidak senang.
Pam
melihat- lihat akun IG yang berisikan foto- foto tubuh kekar Ampu. Melihat itu,
Urawee merasa jijik, dan bertanya kenapa Pam melihat foto seperti itu di depan
publik. Dan Pam menjawab bahwa ini bukan di depan publik, karena hanya ada
mereka berdua di dalam mobil.
Dengan
bersemangat, Pam menjelaskan bahwa Ampu adalah fotografer paling hot di New
York saat ini. Dan bahkan Urawee juga ada menfollow akun IG Ampu.
“Benarkah?”
tanya Urawee, terkejut. “Itu fotografer yang aku ikuti? Mengapa dia menjadi
model? Atau dia mau pamer?”
“Khun,
era apa sekarang ini? Ini era kesetaraan. Jika wanita bisa pamer, maka pria
bisa pamer lebih baik. Lihat komentar
menyenangkan ini, semua tipe wanita, LGBT, dan lainnya, mereka
menyukainya, bahkan ada yang komentar bahwa ia rela untuk menjual rumah, mobil
atau apapun untuk bisa merasakan Ampu,” jelas Pam sambil tertawa penuh
semangat.
Urawee
tidak menyukai Ampu yang pamer tubuh seperti itu, dan dia berpikiran negatif
tentang nya. Namun Pam tidak setuju.
“Sulit
untuk hidup akhir- akhir ini. Ada banyak orang yang menjual tubuh mereka
sendiri. Aku pikir dia bukan tipe ku lagi. Aku akan men-unfollow dia,” jelas
Urawee.
“Silahkan.
No comment. Tapi bisakah aku meminjam
uang mu? Untuk membeli dia,” balas Pam, melucu. Dan Urawee tertawa.
Ampu
makan siang bersama dengan dua teman baiknya, Ploy dan suaminya. Mereka makan
di gedung tinggi, karena sebagai seorang fotografer, Ampu suka melihat
pemandangan. Dia menceritakan kepada mereka berdua bahwa karena Ayahnya
meninggal, maka dia pulang untuk menjaga adik nya, Tom. Dan dia ingin Ploy
membantu nya mengurus Tom.
“Jangan
khawatir. Sebagai guru, aku akan mengurus setiap murid dengan sebaiknya dan
semampuku,” jawab Ploy.
“Terima
kasih,” balas Ampu.
SP
(Suami Ploy) kemudian menanyakan tentang perceraian Ampu. Dan mendengar itu,
Ampu tampak muram. Ploy pun memukuli SP dengan pelan, dan mengingatkan nya
supaya tidak menanyakan itu. Tapi Ampu tidak masalah, dan bercerita bahwa
sebenarnya dia tidak bisa menerima perceraian itu, tapi walaupun dia merasa
sakit, akhirnya dia tetap bercerai.
“Jika
kamu ingin cepat sembuh, kamu perlu mencari wanita baru,” kata SP, menyarankan
dengan perhatian. Dan Ampu tersenyum.
“Mengapa
buru- buru? Ketidak sabaran hanya akan menuntun ke luka yang lebih,” kata Ploy,
tidak setuju. Dan Ampu langsung berwajah muram lagi.
Menyadari
kalau dirinya telah salah berbicara, Ploy pun meminta maaf kepada Ampu. Lalu
dia meminta SP untuk membantunya. Tapi SP tidak bisa membantunya dan hanya
tersenyum saja.
“Mendengar
itu mengingatkan ku, kalau apa yang terjadi adalah kesalahan kami berdua. Keras
bertemu keras. Tidak ada yang bersedia untuk mengalah. Seperti api bertemu api.
Pertemuan itu hanya membawa luka, dan ketidakbahagian,” kata Ampu, menyadari
kesalahan nya sendiri dengan baik.
“Benar.
Jika kamu ingin mencari pacar. Carilah seseorang yang seperti air,” balas Ploy,
memberikan saran. Dan Ampu pun berpikir.
“Atau
aku hanya harus merubah diriku dan menjadi air?”
“Itu
juga bagus,” puji Ploy. Dan Ampu berterima kasih padanya. Lalu mereka bertiga
pun saling tertawa, dan melanjutkan makan mereka.
Sesampainya
di gedung acara. Urawee tidak langsung masuk ke tempat acara, melainkan dia
duduk di loby dulu, karena dia mau menunggu seseorang. Dengan heran, Pam
menanyakan, siapa itu. Dan Urawee tidak mau memberitahu.
Lalu
kemudian tepat disaat itu, Anik datang, dan menyapa Urawee. Melihat itu, Pam
menebak kalau Anik pasti adalah orang yang di ceritakan oleh Urawee kepadanya,
yaitu seorang teman yang baru pindah dari Phuket dan bekerja sebagai manajer di
tempat ini.
“Kamu
begitu pelupa ya,” komentar Urawee, karena Pam salah besar.
“Aku
sudah menggunakan semua otak ku untuk bekerja,” balas Pam, beralasan.
Anik
menjelaskan bahwa dia datang untuk mengikuti fashion show, dan ini adalah
pertama kalinya dia bisa melihat design Urawee di atas panggung. Urawee
menambahkan bahwa pemilik brand (merek) yang telah mengundang Anik.
“Kamu
berbicara seperti kamu tidak ingin mengundang nya,” komentar Pam.
“Yah,
seseorang telah mengundang nya duluan sebelum aku,” balas Urawee.
“Dia
tidak menjawab pertanyaan. Mulut bandel,” balas Pam. Dan Urawee menatap nya
dengan tatapan memperingatkan. Tapi Pam tidak peduli dan dengan berani menatap
balik Urawee.
Anik
menyela mereka berdua, dan mengajak mereka untuk segera masuk bersama. Karena
para tamu dan media pasti sudah tiba sekarang. Dan Urawee pun mengiyakan.
Melihat itu, Pam tersenyum senang untuknya.
Setelah
selesai makan siang. Ploy menanyakan, apakah saat ini Tom ada dirumah. Dan Ampu
menjawab bahwa karena Tom baru mau pindah untuk tinggal bersama dengannya, maka
Tom belum selesai berkemas dan masih berada di rumah, itulah yang dikatakan Tom
padanya.
Mendengar
itu, Ploy menatap SP. Dan Ampu pun merasa heran, ada masalah apa.
Tom
menyimpan helm nya di lemari. Melalui telpon, Tom memberitahu temannya bahwa
hari ini dia tidak akan pergi, karena dia belum selesai berkemas.
Ampu
memikirkan perkataan Ploy barusan. Ploy mendengar dari temannya bahwa saat ini
Tom sedang balapan dijalan. Menurut infonya, Tom bergabung dalam sebuah geng
balapan, dan sering balapan di jalan serta menantang polisi. Namun mereka tidak
pernah ke tangkap, karena para fans mereka akan mengirimkan pesan dan
memperingatkan mereka. Jadi mereka selalu bubar tepat waktu, sebelum para
polisi sampai.
“Apa
kamu memberitahu ku bahwa Tom mungkin berbohong bahwa dia sedang di rumah?”
tanya Ampu.
“Dia
mungkin tidak berbohong. Tapi aku ingin kamu untuk dekat dan menjaga Tom. Usia
remaja adalah tahap paling penting. Jika mereka memiliki teman yang buruk, itu
bisa menuntun mereka ke masalah. Hanya orang dewasa yang bisa menarik mereka
kembali,” jelas Ploy, memberikan nasihat.
“Ploy
benar,” kata SP, setuju.
Ampu
memikirkan nasihat dari Ploy dan SP. Lalu dia menelpon Tom.
Melihat
Ampu menelponnya, Tom malas untuk mengangkatnya. Tapi karena Ampu menelponnya
lagi, jadi dia pun mengangkat nya, dan menanyakan ada apa.
Ampu
menanyakan, apa yang sedang Tom lakukan, dan kenapa Tom tidak mengangkat
telponnya. Dan Tom menjawab bahwa barusan dia sedang bertelponan dengan
temannya. Ampu bertanya lagi, teman siapa, dan mengapa Tom tidak menelponnya
kembali.
“Aku
belum selesai berkemas,” kata Tom, malas.
“Dimana
kamu? Aku tanya dimana kamu?” balas Ampu, tidak percaya.
“Dimana
lagi aku? Aku sedang dirumah. Apa kamu pikir aku berbohong padamu?” tanya Tom,
kesal.
“Kamu
tidak bisa marah padaku. Dengarkan aku. Kamu tidak bisa bertingkah seperti
bagaimana kamu dengan Ayah sebelumnya. Aku menjadi lebih berhati- hati untuk
masa depanmu. Mengerti?” tegas Ampu, tidak mau di tentang.
“Itu
saja? Aku belum selesai berkemas,” balas Tom, kesal. Lalu dia mematikan telpon.
Malas
dan kesal dengan sikap Ampu yang tidak percaya sama sekali dengannya. Maka Tom
pun memasuk kan buku- bukunya ke dalam tas, lalu dia membawa gitar nya juga,
dan pergi dari rumah menaiki motor.
“Apa
masalah nya? Berbicara omong kosong. Kita hanya saudara tiri, apa hak mu?”
keluh nya, kesal kepada foto Ampu.
Pam
menasehati sikap Uwaree yang sedikit dingin kepada Anik dengan bersikap seperti
Anik bukanlah orang yang penting, dan bukan orang yang special. Dan Uwaree
membalas bahwa Anik sudah mengerti, kalau dirinya adalah special untuknya.,
serta jika Anik ada keluhan, maka Anik bisa memberitahunya.
“Jika
dia memberitahumu, kamu tidak akan okay. Benar kan?” tanya Pam. Dan Uwaree
diam. “Jadi dia tidak mengatakan nya.”
“Kemudian
tunggu sampai dia mengatakan nya,” balas Uwaree, lalu dia mengalihkan
pembicaraan, dan mengajak Pam untuk cepat jalan.
Tepat
disaat itu, Pam melihat Ampu, dan dia pun merasa seperti familiar dengannya,
tapi dia tidak ingat siapa Ampu. Dan dia pun memberitahu Uwaree, tapi Uwaree
dengan cuek menyarankan supaya Pam mengambil cuti dan beristirahat.
Owner
memperkenalkan Ampu kepada beberapa orang tamu, serta kepada orang- orang di
ruang rias. Dan melihat nya, Unthiga merasa terpesona kepada Ampu.
“Oun
Unthiga, anak dari Khun Arm, pemilik perusahaan kain yang aku gunakan. Oun baru
pulang dari luar negri, dan dia model terhormat ku,” jelas Owner, memperkenal
kan mereka berdua.
Dan
dengan ramah, Unthiga mengulurkan tangannya. “Senang bertemu denganmu. Kamu
bisa memanggilku Oun saja. Khun Phu.”
“Ampu,”
balas Ampu singkat, sambil menyalamin tangan Unthiga.
Owner
kemudian menjelaskan tentang Ampu yang adalah seorang fotografer yang sangat
berbakat. Ampu belajar di Inggris, dan bekerja disana setelah tamat, serta
menikah juga disana, tapi saat ini sudah bercerai. Mendengar itu, Unthiga
merasa semakin tertarik kepada Ampun, tapi dia pamit kepada mereka karena harus
berganti pakaian.
Setelah
Unthiga pamit dan berjalan pergi, Owner langsung memberitahu Ampu bahwa ada
satu orang lagi yang ingin di perkenalkan nya kepada Ampu. Yaitu designer
mereka, Urawee. Dan Ampu harus, sangat harus, berkenalan dengannya.
Mendengar
nama Urawee disebut, Unthiga tampak terkejut dan sangat tidak suka.
Tags:
Plerng Ruk Plerng Kaen