Network : Channel 3
Owner
menjelaskan bahwa jika bukan karena dia sudah lama mengenal Ampu, maka dia akan
mengira gosip tentang Ampu yang berkencan dengan wanita untuk uang adalah
benar. Karena Ampu mengambil foto telanjang. Lalu dia menanyakan, apakah Ampu
membutuh kan uang untuk bercerai.
“Aku
hanya berfoto untuk bersenang- senang saja,” jawab Ampu.
“Dan
kamu tidak akan membersihkan gosip itu?” balas Owner.
“Kenyataan
adalah kenyataan. Jika aku menghabiskan waktu untuk membersihkan berita itu,
aku tidak akan punya waktu untuk hidup,” jelas Ampu. Dan Owner membalas,
terserah.
Pam
berpikir keras untuk mengingat siapa Ampu, kemudian akhirnya dia pun ingat. Dan
dia memberitahu Uwaree. Lalu Uwaree pun teringat pada foto telanjang itu. Namun
Anik tidak kenal siapa Ampun, jadi dia pun bertanya.
“Khun
Ampu adalah fotografer yang kami following IG nya, karena kami sangat
menyukainya,” jelas Pam.
Mendengar
itu, Anik memandang Uwaree penuh arti. Dan Uwaree pun menjelaskan bahwa dia
tidak sebanyak itu menyukai Ampu, yang dia sukai hanya foto yang diambil oleh
Ampu, serta dia juga akan segera meng-unfollow Ampu.
Owner
melihat mereka, dan memanggil Urawee. Lalu dia membawa Ampu untuk mendekati
mereka, karena dia mau memperkenalkan mereka. Tapi sebelum dia melakukan itu,
Pam langsung menyapa Ampu duluan. Dengan heran, Owner menanyakan, apakah mereka
sudah saling mengenal.
“Oh,
kami mengenal Khun Ampu satu sisi,” jelas Pam, cepat.
Owner
pun kemudian memperkenalkan mereka. Pertama, dia memperkenalkan Pam. Kedua, dia
memperkenalkan Uwaree yang telah disebutkan nya barusan diruang rias. Dan mendengar
itu, Ampu pun mengulurkan tangannya kepada Uwaree. Tapi Anik langsung menjabat
tangan Ampu menggantikan Uwaree, dan dia memperkenalkan dirinya sendiri.
Owner
memuji betapa berbakat nya Ampu. Mendengar itu, dengan sedikit ketus, Uwaree
mengomentari bahwa Ampu tidak normal, walaupun sangat berbakat. Dan Pam pun
langsung menyela, dia memuji betapa mereka sangat menyukai hasil pekerjaan
Ampu. Dan Ampu pun berterima kasih.
“Aku
juga sangat senang bisa bertemu dengan Khun Wee langsung. Aku sangat menyukai
pekerjaan mu. Termaksud print-an yang baru saja kamu emailkan kepada ku pagi
ini,” jelas Ampu. Dan itu mengejutkan Uwaree. “Aku Pu.”
“Khun
Pue? Benarkah?” tanya Uwaree, tidak menyangka.
“Namaku
Pu. Bukan Pue,” jawab Ampu, membenarkan.
Owner
menyela, karena dia merasa bingung dan tidak bisa mengikuti pembicaraan mereka
berdua. Begitu juga dengan Anik, dia tidak mengerti ada apa.
“Aku
sangat bahagia bahwa Khun Wee adalah orang yang sama yang ada di email,” kata
Ampu menjelaskan. Sambil tersenyum sopan pada Urawee.
“Aku
pikir, dunia begitu kecil,” balas Urawee, tidak menyangka.
Anik
menarik tangan Urawee menjauh dari semuanya, dan dengan sikap posesif, dia
menanyakan sejak kapan Urawee mengenal Ampu dan kenapa dia tidak tahu. Dengan
cuek, Urawee menanyakan, mengapa Anik mau tahu segala tentang nya.
“Ini
bukan segalanya. Tapi kamu harusnya memberitahu ku tentang ini. Jika tidak itu
berarti ..” kata Anik, tanpa
menyelesaikan kata- katanya.
“Aku
tidak setia?” tebak Uwaree, dan dia benar. “Jangan meremehkan ku.”
“Aku
minta maaf. Kamu tahu aku cemburu,” balas Anik.
“Tapi
kita telah berjanji bahwa kita tidak akan saling melukai. Seperti menjadi tidak
setia. Aku mengerti kamu. Tapi jangan khawatir, aku tidak akan membicarakan
tentang dia lagi,” jelas Uwaree, menenangkan.
Anik
menjelaskan bahwa Uwaree boleh berbicara dengan Ampun, tapi sebagai teman, dan
dia tidak masalah dengan itu. Tapi Uwaree tidak mau, karena dia telah
memutuskan untuk tidak berbicara dengan Ampu. Bahkan dia tidak akan menjadi
teman dengan seseorang seperti Ampu.
Mendengar
itu, Anik pun tersenyum senang.
Lalu
tepat disaat itu, Ayahnya, Arm, berserta dengan Ibu Tirinya, Nopama, datang dan
berjalan mendekatinya. Dengan malas, Uwaree pun menyapa mereka untuk kesopanan.
Dan dengan sopan, Anik menyapa mereka berdua juga, dan lalu memperkenalkan
dirinya sebagai manajer di tempat ini.
“Kapan
kalian akan menikah?” tanya Nopama. Dan Uwaree menjawab singkat, kalau dia
belum menentukan tanggal nya. “Atau kamu menginginkan yang lebih tinggi
daripada seorang manajer? Aku pikir ini sudah terlalu bagus untuk mu,” komentar
Nopama dengan sikap halus, tapi juga sinis.
Mendengar
itu, Arm memandangin Nopama. Dan Nopama beralasan bahwa dia hanya bermaksud
baik saja, dia tidak ingin Uwaree kehilangan kesempatan ini, dan bermain sulit
untuk di dapatkan.
“Jangan khawatir kan aku. Aku akan berhenti bermain sulit di dapatkan, ketika aku telah yakin bahwa pria mempunyai satu hati,” kata Uwaree, menyindir. “Jadi ketika wanita memalukan menggoda nya, dia tidak akan dibutakan dan kehilangan moralitas. Seperti wanita Iblis dan pria Buruk,” jelas Uwaree, menyindir lebih tajam.
Mendengar
itu, Arm serta Nopama tidak bisa membalas, dan mereka memandangin Uwaree dengan
tatapan tajam. Namun Uwaree tidak peduli, dan dengan sikap polos, dia semakin
menyindir mereka berdua.
“Cerita ini sangat familiar. Apakah ini mengingatkan kamu?” tanya Uwaree. Dan Nopama dengan kesal ingin memberinya pelajaran, tapi Arm menahannya supaya tidak melakukan itu dan bersabar.
Sekretaris
Arm kemudian menengahi situasi. Dia mengajak mereka semua untuk masuk ke dalam
bersama- sama, karena acara sudah akan dimulai. Dan Uwaree dengan ketus
berterima kasih pada SA (Sekretaris Arm), karena sudah ikut campur, jika tidak
seseorang akan kehilangan darah karena mulut nya.
“Dia
bukan ayahku. Dia hanya pria yang tidak pernah puas. Dan untukmu, kamu tidak
cukup layak untuk aku hormati,” balas Uwaree dengan tajam, dan tatapan mata
yang penuh luka.
Mendengar
itu, Nopama semakin kesal. Tapi Arm menahannya lagi supaya tidak membuat
keributan.
Pam yang duduk disebelah Ampu bertanya padanya, apakah Ampu mengenal Unthiga, karena Ampu tersenyum kepada Unthiga, dan Unthiga balas tersenyum kepada Ampu. Dan Ampu menjawab bahwa sebelum acara, Owner (Kong) memperkenalkan nya dengan Unthiga.
“Oh.
Unthiga adalah adik Uwaree, tapi beda Ibu,” kata Pam, memberitahu. Mengetahui
itu, Ampu menatap Urawee dan tersenyum kepadanya. Tapi dengan cuek, Urawee
mengabaikannya.
Unthiga yang berada di atas panggung, dia dengan sengaja mengibaskan ekor gaun nya mengenai Urawee yang duduk di samping panggung. Sehingga itu membuat Urawee merasa kesal, tapi Anik menahan nya.
“Mereka tidak dekat. Aku tidak bisa cerita. Karena itu cerita yang sangat panjang,” jelas Pam, kepada Ampu lagi.
“Kemudian
jangan beritahu dia,” kata Urawee, ketus.
Setelah acara fashion show selesai, Unthiga berjalan dengan bangga bersama Kong ke depan panggung. Melihat itu, Nopama merasa bangga kepada putrinya itu. Sementara Arm tampak biasa saja.
Dijalanan. Tom melakukan trek- trekan motor. Dan seorang pembalap liar juga, dia menantang Tom untuk membalap satu ronde dengannya. Jika Tom bisa mengalahkan nya, maka Tom bisa mengambil gadis nya.
Mendengar
itu, Gadis tersebut langsung memukul kepala Si Pembalap dan turun dari
motornya. Dengan marah, dia menanyakan, ada apa dengan si Pembalap.
“Itu
gadis mu atau Ibumu?” ejek teman Tom pada si Pembalap. Dan semua orang langsung
menertawai si Pembalap.
Dengan marah, si Pembalap ingin menghajarnya, tapi Tom menahannya. “Aku akan mengalahkan dia bagaimana pun juga. Jangan jadi pengecut,” jelas si Pembalap pada gadis nya.
“Bagaimana
jika kamu kalah?” keluh si Gadis.
“Jangan
bicara sial!” balas Si Pembalap.
Dengan
sikap yang menantang, Si Gadis kemudian menanyakan, kenapa Tom memperhatikan
wajah nya. Dan mendengar itu, Tom hanya tertawa, tanpa menanggapin nya.
“Baiklah.
Jika aku menang, pacarmu menjadi milikku,” kata Tom, menerima tantangan dari si
Pembalap.
“Tapi
jika kamu kalah, bersiaplah untuk keluar dari grup. Dan jangan tunjuk kan
wajahmu disini lagi. Atau jika tidak, aku akan menginjak mu sampai mati dengan
kaki ku,” balas si Pembalap, mengancam.
Tentu saja, Tom tidak terima, dan mau memukuli si Pembalap. Tapi tepat disaat itu, terdengar bunyi sirine mobil polisi. Dan dengan segera semua orang pun melarikan diri darisana. Begitu juga dengan si Pembalap, tapi sebelum kabur, dengan sengaja dia memukuli wajah Tom sekali. Lalu ketika mobil polisi sampai, si Pembalap meninggalkan Gadis nya sendirian disana.
Dengan
buru- buru, Tom pun meninggalkan motor nya, dan kabur darisana juga. Dan si
Gadis beserta seorang temannya langsung mengikuti Tom yang melarikan diri.
Sementara yang lain, yang terlambat untuk kabur, mereka di tahan oleh polisi.
Para
wartawan, menanyakan, apakah ini pertama kalinya Unthiga berjalan di catwalk
setelah pulang dari luar negri. Dan Unthiga mengiyakan, serta dengan sikap
rendah hati, dia menanyakan apakah penampilan nya bagus.
“Tentu
saja. Bergaya dan sempurna,” puji Kong. Dan mendengar itu, Unthiga tersenyum
lebar, karena sangat senang.
Para wartawan kemudian menanyakan, apa ada proyek lain yang Unthiga miliki. Dan Unthiga menjawab bahwa dia akan bekerja di perusahaan Ayahnya. Mendengar itu, Nopama merasa sangat bangga kepada Putrinya.
“Urawee
harusnya mencontoh Unthiga, bagaimana berperilaku baik untuk mendapat kan
kekaguman. Bukannya bersikap kasar dan dimarahi orang nanti. Sepertinya orang
tuanya dan leluhurnya tidak mendisiplinkan nya dengan baik,” kata Nopama kepada
Arm, menjelek- jelekkan Urawee.
“Khun.
Wee adalah ahli dibidang nya, jika tidak Khun Kong tidak akan menjadi klien
tetap nya,” balas Arm, membela putrinya, Urawee. Dan Nopawa tidak senang.
Unthiga memberitahu para wartawan bahwa dia berniat memiliki merek/ brand fashion nya sendiri. Dan menjadi berharga untuk Arm Tekstil. Mendengar itu, Pam mengomentari, apakah itu berarti Unthiga berniat memasuki bidang yang sama dengan Urawee. Dan Urawee hanya diam saja, sambil tersenyum sinis.
Kong
memuji betapa luar biasa nya Unthiga. Lalu dia memanggil Urawee untuk naik ke atas
panggung, dan dia secara resmi memperkenalkan Urawee sebagai designer yang
mendesign koleksi pakaian ini kepada para wartawan.
Mendengar
pujian dari Kong, awalnya Unthiga tersenyum senang. Tapi saat Kong memanggil
Urawee, dia langsung cemberut.
Urawee sebenarnya enggan untuk naik ke atas panggung, tapi Pam mendorong nya untuk maju saja. Bahkan Kong turun dari panggung, dan menarik tangannya untuk naik ke atas panggung. Jadi dia pun naik ke atas panggung.
“Ini
Urawee. Designer untuk koleksi ku yang sekarang, dan koleksi ku yang sebelum
nya juga. Mari beri tepuk tangan untuk nya,” kata Kong, memuji Urawee di depan
para wartawan. Dan mereka pun langsung bertepuk tangan. “Dia biasanya tidak
suka disorot, tapi kali ini aku memintanya,” jelas Kong, jelas membanggakan
Urawee.
Dengan
kesal, Unthiga meremas gaun yang dipakainya untuk menahan emosi.
“Sebagai
senior di perusahaan, menurutku dia butuh belajar lebih, karena dia baru saja
datang. Dan pasar luar negri serta pasar Thai, itu tidak sama,” kata Urawee
dengan halus, tapi tatapan nya tajam kepada Unthiga.
Mendengar
itu, Unthiga merasa sangat, sangat, marah dan kesal.
Nopama
merasa marah juga, dia mengadu pada Arm bahwa Urawee secara terang- terangan
merendahkan anak nya. Dan Arm membalas, kalau Nopama hanya berpikir terlalu
berlebihan saja, karena menurutnya perkataan Urawee adalah benar.
“Wee
sangat berbakat. Aku selalu mendesaknya untuk membuat brand nya sendiri. Jadi
Thailand akan memiliki brand yang cantik dan berkualitas. Dan itu bisa menjadi
salah satu brand terbaik di dunia,” kata Kong, memuji- muji Urawee yang memang
berbakat dalam fashion design.
Mendengar
itu, para wartawan menanyakan, apakah Urawee mempunyai rencana untuk itu. Dan
Urawee menjawab bahwa dia masih memikirkannya.
“Apa
itu projek yang sama seperti Khun Oun? Karena kalian bekerja di perusahaan yang
sama,” tanya wartawan.
“Tidak.
Kami bekerja secara terpisah. Kompentisi didalam perusahaan yang sama akan
membantu perusahaan bertumbuh,” jawab Urawee dengan tegas dan cerdas. Sehingga
para wartawan kagum padanya.
Mendengar
itu semua, Unthiga merasa tidak tahan lagi, dan turun dari panggung. Dan Nopama
pun langsung mengikuti nya.
Melihat
itu, Urawee tersenyum penuh kepuasan.
Diruangan rias. Unthiga merusak semua gaun yang di design oleh Urawee menggunakan gunting. “Kamu yang mendesign ini?!” teriak nya dengan marah. Bahkan dia membuka gaun yang dipakainya, dan merobek nya serta menghancurkan gaun itu dengan sangat ganas.
Melihat
itu, Kong marah dan mencoba menarik Unthiga untuk berhenti. Tapi Unthiga tidak
mau berhenti, dan malahan dia melemparkan kotak alat rias yang berada di
dekatnya kepada Kong. Untung saja, Kong berhasil menghindar.
Arm, Urawee, serta Anik, datang ke ruang rias. Dengan tegas, Urawee menapar pipi Unthiga dua kali, dan berteriak menyuruh nya untuk sadar. Sadar!
Tapi Unthiga tidak terima, dan balas menampar Urawee. Bahkan dia juga mencampak rambut Urawee dengan kasar, dan menahannya di atas meja. Dengan kesal, Urawee pun membalas dengan cara menendang Unthiga.
Lalu
Arm serta Anik pun menarik mereka berdua untuk berpisah dan saling menjauh
supaya mereka berhenti. Tapi Unthiga sama sekali sulit untuk dihentikan, sehinga Arm pun
meneriakinya. “Apa kamu dengar aku?! Berhenti!” bentaknya.
“Maaf?!
Palsu!” teriak Urawee, tidak percaya.
“Semuanya mungkin tidak tahu. Tapi aku menderita bipolar (gangguan mental). Aku pikir, aku sudah sembuh. Jadi aku tidak minum obat. Aku tidak bisa mengontrol diriku sendiri. Aku minta maaf. Aku minta maaf, Wee, Ayah, P’Kong. Aku akan membayar semua kerugiannya,” jelas Unthiga sambil menangis tersedu- sedu dan memeluk tubuhnya yang hanya memakai pakaian minim.
Mendengar
itu, semua orang terdiam dan menatap aneh Unthiga. Kong sebenarnya masih syok,
tapi dia mau memaafkan Unthiga.
Nopama
meminta SA untuk membawakan pakaian untuk Unthiga. Dan SA pun melakukannya.
Lalu mereka mengajak Unthiga untuk pulang.
“Aku
minta maaf, Wee. Aku melakukannya, karena aku sakit. Tolong maafkan aku, ya,”
kata Unthiga sambil mau memegang tangan Urawee.
Tapi
Urawee langsung menepis tangan Unthiga. Dan SA pun kemudian membawa Unthiga
untuk pergi darisana.
Anik tampaknya percaya kepada kebohongan Unthiga, jadi dia merasa seperti nya Urawee sedikit kasar. Menyadari itu, Urawee pun merasa kesal, dan pergi darisana. Dengan segera, Pam serta Anik mengikutinya.
“Wee,
dengarkan aku,” panggil Anik.
Nopama memberitahu Kong bahwa dia akan membayarkan semua kerugiannya. Dan dia meminta Kong untuk jangan membiarkan foto apapun dari ruangan ini tersebar keluar. Jika tidak, maka dia akan menuntut setiap orang. Dan Kong mengerti, serta memberikan tanda kepada karyawan nya untuk berhenti merekam.
Kemudian
setelah itu, Nopama pun mengajak Arm untuk pulang.
Anik ingin mengantarkan Urawee pulang, tapi Urawee langsung berteriak, “Tidak perlu!” teriak nya. Dan Pam pun meminta Urawee untuk tenang. “Ok. Aku minta maaf, tapi sekarang, aku ingin sendirian, aku tidak ingin di ganggu siapapun. Maaf,” jelas Urawee, lalu dia pun pergi.
Anik
ingin menyusulnya, tapi Pam langsung menahannya. “Tolong biarkan dia pergi.
kamu harusnya lebih tahu daripada siapapun bahwa ketika Wee marah, dia butuh
jarak. Jadi biarkan dia untuk tenang dulu. Kemudian telpon dia.”
“Tapi
Wee harusnya mengerti. Khun Oun itu sakit. Aku pikir Khun Oun tidak bermaksud
seperti tadi,” balas Anik.
“Dia
bisa saja berpura- pura sakit. Keluarga Ayahnya tidak menyukainya. Kamu harus
nya tahu,” balas Pam.
Anik
tetap tidak mengerti. Dan Pam mengomentari, kalau Anik memiliki saudara yang
saling mengasihi, jadi Anik tidak akan mengerti. Lalu dia pun pergi.
Tags:
Plerng Ruk Plerng Kaen