Network : Channel 3
Tom
bersembunyi dari kejaran para polisi. Dan ketika dia melihat kalau para polisi
telah pergi, dia pun merasa lega. Tapi kemudian tiba- tiba saja Gadis menarik
tangannya dan membawanya bersembunyi. Lalu tanpa sengaja, karena tubuh mereka
berdua sangat dekat, maka mereka pun saling berpandangan.
Namun
kemudian, saat tersadar, Tom langsung menjauhinya sedikit. Dan dengan heran,
Gadis protes, apa yang salah dengan Tom, kepadahal dia telah menolong Tom, tapi
Tom malah tidak ada mengucapkan terima kasih padanya.
“Aku
tidak minta di tolong,” keluh Tom, lalu dia berniat pergi.
“Oh,
sial. Sikap apa ini?” balas Gadis. “Aku merasa bersalah, karena Ya menendang
motor mu. Aku bukan mau menggoda mu. Tapi kamu akan bersikap seperti ini?
Baiklah,” jelas nya dengan kesal. Lalu dia berteriak memanggil polisi.
Dan
dengan cepat, Tom pun langsung menutup mulut Gadis, dan meminta maaf kepadanya.
Serta berterima kasih karena Gadis telah menolongnya.
“Apa
kamu serius mengatakan ini?” tanya Gadis. Dan Tom mengiyakan. “Baiklah. Maaf
untuk apa yang Ya lakukan tadi.”
“Cepat
pergi dan cek pacarmu. Sekarang mungkin dia sudah di tangkap,” balas Tom.
“Si
brengsek itu telah melarikan diri duluan,” keluh Gadis, kesal. “Dan dia
menggunakan ku sebagai taruhan nya dengan mu juga. Aku bukan barang yang bisa
dihadiahkan kepada siapapun.”
Tom
diam mendengar itu. Dan Gadis pun pamit. Tapi Tom langsung memanggilnya, dan
menawarkan tumpangan padanya. Dan Gadis menyuruh Tom untuk tidak menggodanya,
karena Ya tidak kalah taruhan, jadi Tom tidak perlu menawarkan diri untuk
mengantar nya pulang.
“Kemudian
cepatlah pergi,” balas Tom.
Tepat
disaat Tom ingin pulang, Ampu muncul dibelakang nya. Dan melihat dia, Tom
merasa terkejut serta takut, jadi dia pun segera berlari kabur darisana. Namun
Ampu menangkapnya menahannya.
Tom
memberontak, dan menyuruh Ampu untuk melepaskannya. Tapi Ampu tidak mau dan
dengan tegas memperingatkan Tom. “Kamu perlu bertanggung jawab untuk tindakan
mu, kamu mengerti?”
“Tidak,
Pu! Kakak seperti apa kamu? Menyerahkan ku ke kantor polisi,” protes Tom.
“Aku
kakak mu, itu mengapa aku melakukan ini. Jika tidak, kamu tidak akan belajar.
Ikut dengan ku ke kantor polisi, jadi kamu tidak akan mengulangin nya lagi.”
“Aku
tidak mau!”
Tom
memukul perut Ampu dengan sikunya, lalu dia berlari kabur darisana. Tepat
disaat dia berlari, dia hampir tertabrak oleh mobil Urawee yang lewat dijalan.
Dan tentu saja, Urawee sangat terkejut.
“Hey!
Apa kamu ingin mati?!” teriak Urawee kepada Tom.
Ampu
mendekati Tom dan menyuruh nya untuk kembali. Namun saat dia melihat Urawee,
dia terkejut. Begitu juga dengan Urawee. Tapi karena Ampu sedang ingin
menangkap Tom, maka dia pun menyuruh Urawee supaya mereka berbicara nanti saja,
karena dia ingin menangkap Tom dulu.
Dengan
heran, Urawee pun bertanya. Tapi Ampu tidak menjawab, dan sibuk mengejar Tom
yang berlari mengelilingin mobil Urawee. Lalu saat Tom berhasil melarikan diri
darisana.
Urawee yang tidak tahu apapun, dia mengambil batu bata di dekatnya, dan melempar kan itu mengenai kepala Tom untuk menangkap nya.
Ampu kemudian menghentikan Urawee yang mengambil kursi untuk memukuli Tom. Dengan cepat dia menjelaskan bahwa Tom adalah adik nya. Mengetahui itu, Urawee sangat terkejut, karena dia mengira Tom adalah pencuri.
Melihat kepalanya terluka, Tom sangat terkejut. Dan Urawee pun meminta maaf, lalu menawarkan diri untuk mengantar kan nya ke rumah sakit.
Dirumah. Arm menanyakan, apakah Unthiga benar- benar sakit. Dan Unthiga menjawab dengan jujur bahwa dia tidak sakit. Dia melakukan itu, karena Urawee yang memulai nya duluan, yaitu Urawee dengan sengaja mempermalukan nya didepan para wartawan.
“Bajingan itu tidak memiliki kepedulian. Suatu hari, dia akan menlangkahi kepalaku. Jika kamu menyalahkan Oun, maka salahkan Wee juga. Jika tidak, aku akan menganggap mu pilih kasih,” kata Nopama, membela putrinya.
“Tidak
apa, ma. Jangan mempersulit Ayah. Karena Wee tidak pernah menerima Ayah sebagai
Ayahnya. Jadi dia tidak akan mendengarkan Ayah,” kata Unthiga, menjelek- jelek
kan Uwaree.
Dan
mendengar itu, Arm pun terdiam.
SA memandangin Unthiga dengan tajam, seperti memperingatkannya. Dan melihat itu, Unthiga pun langsung meminta maaf dengan sikap manis dan sopan kepada Arm. Dia mengakui kalau inia dalah salahnya, karena dia tidak bisa mengontrol emosi. Jadi dia berjanji, dari sekarang, dia tidak akan mengecewakan Arm lagi, atau membuat kekacauan lagi.
“Baiklah.
Aku akan melakukan segalanya untuk kebahagiaanmu,” balas Unthiga sambil
tersenyum. Lalu dia permisi untuk pergi mandi.
Dan
setelah itu, SA pun pergi juga darisana.
Ketika
Unthiga ingin pergi keluar, Nopama menanyakan, kemana dia mau pergi. Dan
Unthiga menjawab bahwa karena dia baru pulang ke Thailand, jadi dia ingin pergi
untuk bertemu beberapa teman.
“Jadi itu artinya, kamu telah menyerah kepada Wee?” tanya Nopama. “Aku tidak mengirim mu ke luar negri untuk kembali dan kalah darinya,” jelasnya, tegas.
“Aku
melakukan, apa yang membuat Ayah senang. Tapi itu bukan berarti, aku akan kalah
dari Wee,” balas Unthiga.
Nopama tidak mengerti. Dan Unthiga menjelaskan bahwa dia hanya menipu Arm, sehingga Arm tidak akan ikut campur sampai dia bisa menendang Urawee keluar dari hidup nya. Jika dia melakukannya secara terang- terangan, Arm tidak akan menyerahkan warisan padanya, dan itu akan buruk untuknya. Jadi dia ingin supaya Nopama ikut bermain akting dengannya.
“Baiklah.
Tapi jangan hanya membuat Ayahmu saja yang senang, tapi kamu perlu membuat ku
senang juga,” jelas Nopama, setuju.
“Ya,”
balas Unthiga.
Nopama
memperingatkan kalau Unthiga adalah kebanggaannya, jadi Unthiga jangan sampai
mengecewakan nya. Dan Unthiga mengerti. Setelah dia membuat Arm dan Nopama
senang, barulah dia akan menyenangkan dirinya sendiri. Kemudian setelah
mengatakan itu, Unthiga pun pamit dan pergi.
Dan
sambil tersenyum puas, Nopama menikmati tehnya. Lalu kemudian pelayan datang,
dan memberitahu nya kalau bak mandi sudah siap. Jadi dia pun bersiap untuk
pergi mandi.
“Khun,” panggil si Pelayan dengan sopan, sebelum Nopama pergi mandi. “Tolong lepaskan dia,” pinta si Pelayan.
“Kamu
menguping? Terserah dia ingin melakukan apa, aku akan menyetujuinya, dan
memberinya kebebasan. Dia bahkan bisa keluar dengan temannya,” balas Nopama,
marah karena di komentari.
Nopama
memperingatkan si Pelayan untuk tidak mendikte dirnya, kalau tidak dia akan
memecat si Pelayan. Dan merasa takut, si Pelayan pun mengiyakan.
Anik
menanyakan, apakah Urawee baik- baik saja. Dan Urawee mengiyakan. Anik
menjelaskan bahwa dia khawatir, karena dia tidak ingin Urawee menyetir
sendirian saat sedang emosi. Dan Urawee meminta nya untuk tenang saja.
“Apa
kamu sudah sampai dirumah?” tanya Anik.
“Ya.
Aku sudah akan tidur,” jawab Urawee, berbohong.
Tepat disaat itu, terdengar suara sirine ambulans, karena ada pasien yang baru datang. Dan Urawee berbohong bahwa itu adalah bunyi mobil ambulans yang datang untuk menjemput tetangga nya. Lalu dia beralasan ngantuk, dan ingin tidur sekarang, jadi dia pun langsung mematikan telponnya.
“Halo?”
panggil Anik, heran.
“Aku
minta maaf karena berbohong. Aku tidak ingin berdebat denganmu, jika aku
memberitahumu kebenarannya,” gumam Urawee, merasa bersalah.
Anik
merasa cemas. Tapi kemudian disaat temannya menelpon, dan mengajak nya untuk
pergi bersenang- senang, dia pun langsung mengiyakan.
Setelah
Ampu keluar dari ruang perawatan, Urawee langsung mendekatinya dan mengomentari
bahwa jika Ampu adalah orang yang baik, maka Tom tidak akan melarikan diri
seperti itu.
“Kamu
mungkin mendengar banyak gosip tentang ku,” balas Ampu, tenang.
“Ya,
begitulah. Cukup untuk tahu seperti apa kamu.”
“Aku
pikir kamu harus pulang dan melakukan refleksi diri sendiri, jenis orang
seperti apa kamu. Karena jika aku mengatakan nya, kamu tidak akan bertobat,
kemudian itu menghabiskan waktu ku. Mengerti?” jelas Urawee, ketus.
Ampu mengiyakan semua perkataan Urawee, dan dia siap untuk menrefleksi kan dirinya sendiri, sehingga adiknya akan menyukainya dan menghormatinya. Dan Urawee membalas bahwa itu bagus, tapi lebih baik Ampu tidak usah bicara, lalu dia berniat untuk membayar tagihan rumah sakit.
Ampu mengikuti Urawee untuk menghentikannya, tapi Urawee tiba- tiba malah berhenti dan berbalik, sehingga Urawee pun menabrak diri nya. Dan Ampu meminta maaf, lalu dia menjelaskan bahwa dia ingin bilang, kalau dia yang akan membayar tagihan rumah sakitnya sendiri.
Urawee dan Ampu pun kemudian berdebat untuk memutuskan siapa yang akan membayar tagihan rumah sakit. Urawee mengatakan dia akan bayar, karena dia yang telah membuat Tom terluka, jadi dia mau bertanggung jawab. Sementara Ampu mengatakan bahwa dia yang akan membayar tagihan rumah sakit adik nya sendiri, dan Urawee tidak bersalah, sebab Urawee hanya ingin membantunya menangkap Tom barusan tadi, jadi dia yang akan bertanggung jawab.
“Aku
mengerti, tapi jika kamu ingin bertanggung jawab, maka lakukan itu dengan
mendisplinkan adik mu untuk menjadi orang yang lebih baik, jadi dia tidak akan
menyebabkan masalah di masyarakat,” jelas Urawee.
“Aku
telah mencoba. Tapi adikku tidak akan mendengarkan ku. Dia bilang, kami tidak
sama Ibu, jadi dia tidak menganggapku sebagai kakak nya,” balas Ampu.
Tom
yang telah selesai diobati, dia tidak sengaja mendengar perkataan Ampu.
Menyadari kalau Tom berada dibelakangnya, dan sudah selesai diobati. Dengan perhatian Ampu pun menanyakan, bagaimana keadaan Tom. Dan Tom menjawab bahwa dia hanya sakit sedikit, tapi tidak akan mati.
Ampu kemudian pamit kepada Urawee, dan menarik tangan Tom untuk ikut pulang bersamanya. Tapi Tom menolak, dan menepis tangan Ampu. Dan dengan kesal, Urawee pun memukuli kepala Tom.
“Kakak
mu tidak akan membawa mu ke neraka. Apa kamu mau menderita luka yang lain lagi?
Huh?!” kata Urawee, menasehati.
“Serius!
Siapa kamu? Mengapa kamu ikut campur?” balas Tom. Lalu dia menatap curiga kepada
Ampu. “Ah, kamu istri baru Ampu?” tebaknya.
“Hey.
Tom,” tegas Ampu, memperingatkan.
Dengan kesal, Urawee memeganging mulut Tom, dan mengancam akan memberikan luka yang lain. Dan dengan takut, Tom mengajak Ampu untuk segera pulang saja. Melihat itu, Ampu tersenyum.
Kemudian
Unthiga pamit kepada temanya untuk ke kamar mandi sebentar.
Pria
itu mengikuti Unthiga, dan menungguinya diluar kamar mandi. Lalu ketika Unthiga
keluar, dia langsung menyapa Unthiga, dan memperkenalkan dirinya. Namanya Teem.
Tapi Unthiga mengabaikan nya, karena tidak ingin tahu.
Lalu
sebelum Teem memukul Unthiga. Tepat disaat itu, Anik datang, dan menyelamat kan
Unthiga. Dan penjaga keamanan pun membawa Teem pergi.
“Aku mengingat mu. Di fashion show. Kamu datang dengan Wee,” kata Unthiga dengan ramah. Dan Anik mengiyakan dengan sikap dingin. “Terima kasih ya,” kata Unthiga dengan sikap manis.
“Ya,”
balas Anik sambil balas tersenyum kecil. Dan Unthiga menatapnya, dengan tatapan
tertarik.
Tags:
Plerng Ruk Plerng Kaen