Sinopsis
K-Drama : Extraordinary You Episode 10
Images by : MBC
Psaat! = adegan berpindah ke
panggung (cerita Komik)
Syaat! = adegan panggung
sudah selesai
======
Ju Da
membawa banyak buku untuk di letakkan di meja guru. Do Hwa melihatnya dan
langsung membantunya. Ju Da tersenyum manis padanya dan malah menggombal kalau
Do Hwa melupakan sesuatu. Do Hwa lupa membawa sayap, kan Do Hwa adalah malaikat
pelindungnya.
Dan O yang
melihat itu berkomentar kalau kalimat yang Ju Da katakan sangatlah norak. Dan pasti
sangat berat bagi Do Hwa mendengarkan kalimat-kalimat norak itu. Ha Roo ikut berkomentar
kalau Do Hwa setidaknya selalu bersama Ju Da. Sementara dia, dia selalu harus
mencari Dan O. Mendengar ucapan Ha Roo, Dan O langsung menyuruhnya untuk tidak
berbicara seperti itu karena bisa membuat salah paham. Dia merasa kalau Ha Roo
harus mempelajari banyak hal.
Psaat!
Do Hwa
berada di atap bersama Ju Da. Dia memandangi Ju Da yang sedang memakan es-nya
dan tampak terpesona. Ju Da tiba-tiba berkata kalau dia menyukai atap sekolah. Karena
warna favoritnya adalah biru, seakan-akan perasaan sedihnya akan hilang saat
dia menatap langit biru.
Saat itu,
Nam Ju malah datang dan melihat mereka berdua. Dia menyindir mereka yang sedang
berkencan rahasia di atap. Ju Da langsung membantah kalau mereka tidak berkencan.
Do Hwa hanya membantunya. Nam Ju masih tetap sinis dan berkata apakah itu
tujuan kenapa Ju Da ingin berteman dengannya?
“Hei, Oh Nam
Ju. Berhenti,” tegur Do Hwa.
“Sudah ku
peringatkan. Kubilang aku benci saat orang lain menyentuh hal milikku.”
“Nam Ju, kenapa kau tiba-tiba seperti ini?”
tanya Ju Da heran.
“Atap akan di tutup mulai hari ini,” ujar Nam
Ju dan kemudian pergi.
Do Hwa tampak mengepalkan tangannya penuh
amarah. Ju Da sendiri langsung pergi mengejar Nam Ju.
Syaat!
Do Hwa mulai bisa bergerak secara bebas. Dia
menatap ke langit dan teringat ucapan Ju Da kalau dia menyukai langit biru karena
seakan-akan perasaan sedihnya terbang saat melihat langit biru. Padahal, langitu
yang Do Hwa lihat tidaklah biru melainkan gelap. Tidak hanya itu, di sana
bahkan ada bola basket dan kursi yang melayang. Do Hwa tersenyum getir karena
tidak ada yang menyadari keanehan itu selain dirinya.
Psaat!
Ju Da
mengejar Nam Ju sampai ke taman sekolah. Ny. Cha yang baru keluar setelah
menemui kepala sekolah, melihat hal tersebut. Dan ketika tn. Oh ingin menemui
Nam Ju mumpung mereka ada di sekolah, Ny. Cha langsung melarang. Dia membuat
alasan kalau Nam Ju bisa merasa malu jika ayahnya datang dan menyapanya di
sekolah. tn. Oh menerima alasan itu dan tidak jadi menemui Nam Ju.
Padahal alasan
sebenarnya Ny. Cha adalah agar tn. Oh tidak melihat Nam Ju yang sedang bersama
seorang gadis, Ju Da.
Nam Ju kesal
karena Ju Da terus mengejarnya. Dia menyuruh Ju Da untuk bersama Do Hwa saja.
“Nam Ju, kamu
tidak boleh seperti itu. Bukankah merundungku sudah cukup? Kenapa kamu
merundung Do Hwa…”
“Kamu
mengikutiku untuk bilang itu?” marah Nam Ju.
“Aku salah
mengira kita berteman,” balas Ju Da dengan ekspresi sedih dan berjalan pergi.
Nam Ju
menjadi marah karena Ju Da sangat bodoh. Apa lagi yang bisa di lakukannya? Apa Ju
Da benar-benar tidak tahu atau berpura-pura tidak tahu?
Ju Da bingung.
Tapi, Nam Ju tidak mau menjelaskannya dan malah pergi meninggalkan Ju Da.
Syaat!
Dan Do Hwa melihat pertengkaran Nam Ju dan Ju Da
itu dari jendela sekolah. Ha Roo menghampirinya. Do Hwa dengan sedih berkata walaupun
langit menjadi gelap dan kursi melayang, Ju Da dan Nam Ju masih tidak sadar akan
hal itu karena yang mereka tahu hanyalah mengucapkan dialog yang sudah di rancang
oleh penulis. Dan apapun perkataan kita di ‘bayangan’, mereka tidak akan ingat
pada adegan berikutnya.
“Karena
mereka tidak menyadari diri mereka sendiri,” ujar Ha Roo.
“Bodoh
sekali. Tapi aku tampak lebih bodoh karena menyukai gadis bodoh.”
“Itu
karaktermu.”
“Aku sudah
sadar diri, tapi kenapa aku masih sama seperti tokohku yang diberikan penulis
kepadaku? Ini tidak adil,” ujar Do Hwa, tampak sedih. Dia terus saja memandangi
Ju Da, “Akankah keadaan kami berubah jika Ju Da menjadi sadar diri? Adakah yang
berubah untukmu sejak kamu sadar?”
“Aku ingin
tahu lebih banyak tentang diriku.”
“Aku iri
kepadamu. Ada hal-hal yang ingin kamu ketahui dan lakukan. Jika kamu tidak
punya karakter, itu berarti apa pun mungkin. Menyedihkan sekali kamu harus
memainkan peran tertentu. Peranku hanyalah memandanginya.”
Ha Roo menatap
wajah Do Hwa yang tampak sedih.
--
Di kelas,
semua pada tegang menerima pesan undangan ke pesta ulang tahun Nam Ju besok. Dan
O sampai geli karena sampai ada undangan khusus yang di kirimkan ke
masing-masing siswa. Pas pula, Sae Mi datang dengan membawa papan tubuh Nam Ju.
Dia bahkan meminta Dan O untuk memfotonya dengan papan tubuh Nam Ju itu. Dan O
sangat kaget dan juga heran, darimana Sae Mi mendapatkan itu?
Dan ternyata,
di depan sekolah, papan tubuh Nam Ju di pajang dan para siswi pada sibuk ingin berfoto
dengan papan tubuh itu.
Dan O jadi
penasaran melihat Sae Mi yang sangat menyukai Nam Ju, dan bertanya alasan Sae
Mi menyukai Nam Ju.
“Tidak ada
alasan. Ini karena kami berjodoh. Aku hanya menyukainya,” jawab Sa Mi.
Dan O
kemudian melihat story board yang
akan terjadi.
Semua orang mengantri untuk masuk
ke rumah Nam Ju, dimana pesta akan di selenggerakan. Mereka harus menunjukkan
undangan yang mereka dapatkan lewat ponsel kepada para penjaga.
Nam Ju memakaikan sepatu ke kaki
Ju Da. Dia berkata kalau itu adalah hadiah ulang tahun untuknya.
Nam Ju di dapur dan menyuruh para
koki untuk menjaga kue ulang tahunnya dengan baik. Karena ‘wanita’-nya menyukai
strawberry.
Kue ulang tahun strawberry di
bawa keluar, tapi pelayan yang membawanya tidak berhati-hati dan terjatuh. Kue itu
hampir mengenai Ju Da, tapi Nam Ju segera menariknya hingga kue itu tidak
mengenainya.
“Izinkan aku membuat pengumuman
resmi. Mulai sekarang, Ju Da satu-satunya wanita untukku,” umumkan Nam Ju.
Dan O tampak
terkejut karena melihat mengenai pengumuman hubungan Nam Ju dan Ju Da.
--
Dan O, Do
Hwa dan Ha Roo berada di taman bersama. Dan O menceritakan mengenai story board yang di lihatnya. Do Hwa
langsung menggerutu kalau hal itu tidak adil. Jika tokoh utamanya hendak
mengumumkan bahwa mereka resmi berkencan, bagaimana nasibnya? Dia membantu
pemeran utama wanita dan membiarkan pemeran utama pria menang, sama seperti semua
tokoh pendukung.
Dan O langsung
berkata kalau dia akan membantu Do Hwa. Walaupun semua akan berjalan sesuai kehendak
penulis, setidaknya mereka harus mencoba untuk merubahnya. Dan O juga memohon
pada Ha Roo untuk membantunya.
--
Dan O masih
bicara dengan Ha Roo di kelas karena Ha Roo menolak pergi ke pesta itu. Dan O
menanyakan alasannya, tapi Ha Roo hanya menjawab kalau dia tidak mau. Dan O
masih tidak menyerah dan mengingatkan kalau Ha Roo sudah bilang akan mengubah
cerita bersamanya. Kenapa tiba-tiba seperti ini?
“Karena itu
mungkin berbahaya.”
“Untuk
siapa? Aku? Kamu?”
“Lagi pula,
panggung itu tidak ada hubungannya denganmu.”
“Aku hanya
ingin mengubah sesuatu. Kenapa semua orang bilang aku tidak bisa? Kamu juga
tahu sisa waktuku tidak banyak. Aku ingin kamu mengubah panggungnya. Itu
sesuatu yang hanya bisa dilakukan olehmu. Kumohon?”
Kyung yang
baru masuk kelas dan melihat Dan O yang bicara dengan Ha Roo, langsung
menghampirinya. Dia meminta waktu Dan O unctuk bicara dengannya. Dia juga
menarik tangan Dan O untuk mengikutinya. Dan O menjerit kesakitan karena Kyung
memegang tangannya terlalu kuat. Dia juga kesal karena Kyung bersikap aneh dan
Ha Roo yang menolak membantunya.
Wajah Kyung
awalnya merasa tidak enak karena sudah membuat tangan Dan O sakit, tapi dia
malah tetap bersikap kejam dan menarik tangan Dan O. Ha Roo langsung menghentikannya.
Dia juga berkata kalau Dan O tidak ingin mengatakan apapun kepada Kyung.
“Kenapa kamu
peduli?!” marah Kyung dan menatap tajam pada Ha Roo.
Dan O
terkejut melihat reaksi Kyung. Ha Roo segera menggeser tubuh Dan O agar bersembunyi
di belakangnya. Kyung dengan penuh penekanan berujar pada Ha Roo kalau ada yang
ingin di katakannya pada Dan O. Ha Roo
tetap tidak menyingkir.
Kyung emosi
dan berteriak penuh amarah. Teriakannya menarik perhatian anak lain yang ada di
kelas.
“Aku akan
datang ke pesta ulang tahun,” ujar Ha Roo.
Dan O terkejut.
Apalagi Ha Roo menatapnya dan berkata akan membantunya.
Emosi Kyung
memuncak hingga dia menendang meja. Dan setelah menatap tajam pada Ha Roo,
Kyung memilih keluar kelas.
Setelah Kyung
keluar, Ha Roo menatap bekas luka yang ada di tangannya.
--
Dan O berada
di lapangan tenis. Sae Mi menemuinya dengan ceria dan menduga kalau Dan O
kemari untuk melihat Kyung. Dan O tampak memikirkan sesuatu dan akhirnya
bertanya pada Sae Mi, apakah Sae Mi tahu Kyung marah-marah padanya di kelas
tadi? Sae Mi kaget dan bertanya kapan? Dia tidak tahu hal itu.
Melihat reaksi
Sae Mi, Dan O semakin yakin kalau tadi dia bukan di ‘panggung’ karena Sae Mi
jelas ada di sana tapi tidak mengingatnya. Tapi, kenapa Kyung bersikap seperti
itu tadi?
“Semuanya berubah. Sedikit demi sedikit,” sadar Dan O.
Psaat!
Kyung masuk
ke lapangan dengan sinar menyinari-nya. Semua gadis langsung bersorak memujanya.
Dan O juga menoleh dan tersenyum melihat Kyung.
Ha Roo juga
datang ke lapangan tenis. Dia melihat Dan O yang hanya menatap pada Kyung,
sesuai skenario penulis.
Kyung
bermain tenis dengan Ha Roo. Tapi, saat Ha Roo membuat servis, servis-nya tidak
berhasil dan malah di tertawakan. Kyung kemudian melakukan servis, Ha Roo bisa
saja menangkap servis Kyung, tapi kakinya tidak bisa di gerakkan. Semua langsung
bersorak memuji kehebatan Kyung bermain tenis.
Syaat!
Sekarang mereka
sudah tidak berada di ‘panggung’ tapi di ‘bayangan.’ Dan O juga tidak lagi
menatap Kyung tapi Ha Roo. Ha Roo memeriksa raketnya dan kakinya yang sudah
bisa bergerak sesuai kemauannya. Dia mulai bermain dengan serius.
Dan benar
saja, begitu Ha Roo melakukan servis-nya, semua langsung kagum. Ha Roo pandai
bermain tenis.
--
Ha Roo menyimpan
peralatan tenisnya ke loker. Kyung juga demikian. Dan entah kenapa, dia malah
membantu memperbaiki raket Ha Roo dan menyuruh Ha Roo untuk bermain tenis dengannya
mulai dari sekarang.
“Untuk apa?”
“Aku akan
mengawasimu. Aku perlu tahu kamu pria seperti apa.”
--
Kyung berada
di ruang khusus A3. Dia memainkan bola tenis-nya dengan melemparkannya ke
tembok dan menangkapnya. Do Hwa heran melihat sikapnya dan bertanya ada apa? Kyung
memberitahu kalau ada hal yang mengganggunya.
“Siapa? Eun
Dan O?” tanya Do Hwa. “Bersikap baiklah kepadanya. Dia sakit parah. Bahkan Ha
Roo membantunya agar dia tetap hidup. Bukankah kamu terlalu kejam? Kamu tunangannya.”
Awalnya mendengar
kalau Dan O sakit parah, Kyung tampak khawatir. Tapi, saat Do Hwa mulai
menyebut nama Ha Roo, Kyung menjadi sangat emosi hingga melempar bola tenisnya
dengan keras ke tembok. Do Hwa jelas heran melihat sikapnya.
“Kyung,
bukankah kamu terlalu kejam? Aku yang kedua terbaik, paham? Yang terbaik ketiga
tidak berhak mengabaikanku seperti itu meskipun kita berada dalam bayangan,”
omel Do Hwa.
“"Bayangan"?”
“Di
panggung, Nam Ju menggangguku. Di dalam bayangan… Apa menyebalkan saat aku
menyuruhmu bersikap baik kepada Eun Dan O?” marah Do Hwa.
Kebetulan sekali
Ha Roo lewat, jadi Do Hwa segera menghampirinya dan berbincang dengannya. Kyung heran melihatnya dan bertanya apakah Do
Hwa mengenal Ha Roo?
“Dia Ha Roo
dari kelasmu,” beritahu Do Hwa. “Benar, kamu tidak akan ingat.”
Kyung tampak
sangat bingung dan menatap Ha Roo.
--
Kyung kembali
ke kelas. Ketua kelas menghampirinya dan meminta Kyung untuk mengisi nama kandidat
untuk daftar tim sepak bola karena Kyung adalah kapten-nya. Awalnya, Kyung menolak.
Tapi, kemudian, dia mau mengisinya. Dia mengisi nama kandidat : Ha Roo.
Ketua kelas
melihat nama yang Kyung tulis, dan ekspresinya tampak bingung karena tidak mengenali
nama itu.
Kyung keluar
kelas dan berjumpa dengan Nam Ju. Pas sekali, di dekat mereka ada Ha Roo. Kyung
langsung bertanya, apakah Nam Ju tidak mengundang Ha Roo? Nam Ju malah bingung
karena tidak mengenali Ha Roo. Kyung menatap Ha Roo, tampaknya dia ingin
membuktikan sesuatu.
--
Malam hari,
Di rak
perpustakaan, seseorang mengambil buku komik SECRET dan membacanya.
Orang itu
adalah Jinmiche. Dia membaca adegan dimana Kyung bertanding tenis dengan siswa
berkacamata, Mo Beom. Tapi, sedetik kemudian, gambar siswa yang bermain dengan Kyung
berubah menjadi wajah Ha Roo.
--
Do Hwa ingin
menuju ke café dimana Ju Da bekerja sambilan.
Psaat!
Tapi, saat
dia tinggal menyeberang, kakinya tidak bisa di gerakkan. Dia malah hanya bisa
berdiri diam di seberang jalan, melihat Nam Ju yang menyapa Ju Da dan memberikan
kartu undangan. Usai itu, Nam Ju langsung pergi.
Syaat!
Do Hwa sudah
bisa menggerakan kakinya kembali. Dia beujar pada dirinya sendiri kalau dia
sudah muak hanya menjadi penonton. Dia ingin mengakui perasaannya pada Ju Da
setidaknya sekali. Itu tekad Do Hwa.
--
Esok hari,
Semua datang
ke pesta Nam Ju dengan memakai dress dan jas terbaik mereka. Penjagaan untuk
masuk sangat ketat. Su Chul yang membawa go-pro untuk merekam dan membuat vlog
pesta ulang tahun Nam Ju, langsung di hentikan masuk. Su Chul berteriak meminta
bantuan Sae Mi, tapi Sae Mi menjawab dengan tegas kalau dia tidak mengenal Su
Chul. Dia malu karena Su Chul malu-maluin.
Dan O dan Do
Hwa juga datang dan menunggu kedatangan Ha Roo. Ha Roo datang dengan mengenakan
jas hijau berbunga-bunga yang di dapatkannya dari Do Hwa. Dan O langsung berkomentar
pada Do Hwa kalau jas yang Do Hwa berikan pada Nam Ju terlalu berlebihan. Do
Hwa juga tidak tahu harus bagaimana karena hanya itu jas ternormal yang kakaknya
(dr. Lee) miliki.
Walau begitu,
saat di depan Ha Roo, Dan O dan Do Hwa memuji penampilan Ha Roo yang keren. Ha Roo
tersenyum senang mendengarnya.
Dan O
kemudian menegaskan kalau mereka harus fokus untuk mengubah ‘panggung’ hari
ini, walau sekecil apapun. Do Hwa masih merasa ragu karena saat mereka sudah
memasuki ‘panggung’ semuanya akan kembali ke tempatnya.
“Teman, jadi,
maksudmu kau hanya akan melihat Nam Ju mengumumkan perasaannya kepada Ju Da di
depan umum?” tanya Dan O.
“Tidak akan,”
tegas Do Hwa.
“Benar,
bukan? Maka kau harus melakukan sesuatu. Kita tidak tahu bagaimana dan adegan
mana yang akan berubah. Tapi kita bisa mencoba mengubah adegan bersama…”
Psaat!
Belum selesai
bicara, Dan O malah tiba-tiba sudah berdiri di samping Kyung untuk masuk
bersama ke dalam tempat pesta. Ha Roo hanya bisa melihatnya dari jauh.
Ha Roo
segera berjalan masuk ke arena pesta, tapi penjaga mencegahnya karena tidak
mengenali Ha Roo. Apalagi, Ha Roo tidak bisa menunjukkan kartu undangannya. Di tambah
lagi, saat penjaga bertanya pada Kyung (yang kebetulan tadi menjawab telepon
dan belum masuk arena pesta) apakah mengenal Ha Roo? Kyung tidak menjawab dan
hanya berjalan masuk ke dalam arena pesta.
Do Hwa juga
sudah berpindah tiba-tiba ke dalam rumah Nam Ju dan bahkan memegang kotak biola-nya.
Tidak ada yang bisa di lakukannya.
“Melepaskan wanita yang kusukai dan
memainkan biola sambil menangis adalah peran yang direncanakan oleh penulis
untukku.”
--
Dan O sudah
sampai di taman rumah Nam Ju, dimana acara pesta akan di selenggarakan.
Syaat!
Adegan sudah
berakhir. Dan O yang sudah bergerak bebas, langsung ingin keluar untuk mencari
Ha Roo. Tapi, Kyung malah menahannya untuk pergi. Dan O jadi kesal dengan sikap
Kyung karena sebelumnya Kyung juga tidak pernah tertarik dengan apa yang ingin
di lakukannya. Dan O menyuruh Kyung untuk bersenang-senang saja dengan para
gadis fans-nya itu.
--
Do Hwa ada
di ruang tunggu dan memainkan biola-nya. Nam Ju dengan jengkel menyuruh Do Hwa
untuk berhenti bermain. Di dalam hatinya, Do Hwa berujar kalau dia juga tidak
ingin bermain biola, tapi ini adalah skenario yang harus di lakukannya.
“Kudengar
lagu ini menenangkan orang-orang. Kamu pikir aku perlu tenang? Bukankah kamu
yang gugup? Aku akan menyatakan perasaanku kepada Ju Da hari ini,” beritahu Nam
Ju.
Dan tepat
saat itu, Do Hwa berhenti bermain biola dan menatap tajam pada Nam Ju.
“Kenapa
wajahmu seperti itu? Kukira kalian berdua hanya berteman.”
“Memang
ekspresiku bagaimana?” balas Do Hwa, berusaha tenang.
“Lihatlah
ekspresi wajahmu di cermin,” ujar cermin dan keluar dari kamar.
Do Hwa
menatap pantulan dirinya di cermin, dan wajahnya terlihat suram.
--
Hari sudah
malam,
Ha Roo masih
ada di luar rumah Nam Ju. Saat itu, dia melihat mobil yang membawa peralatan
pesta dan juga baju pelayan.
--
Nam Ju keluar
dan membuka pintu sebuah mobil yang tiba. Dari dalam mobil itu, keluar Ju Da.
Nam Ju segera menarik Ju Da untuk ikut bersamanya. Ny. Cha melihatnya dan menghentikan
mereka sambil berujar menanyakan siapa Ju Da? Wajahnya terlihat tidak asing.
Nam Ju terus
menarik Ju Da untuk ikut dengannya dan tidak berbicara dengan ibunya. Padahal,
Ju Da hendak memperkenalkan diri.
Do Hwa
sedang bermain biola bersama para pemain musik lainnya dan melihat Nam Ju yang
lewat sambil menarik tangan Ju Da.
“Pada akhirnya, adegannya berjalan sesuai
dengan storyboard.”
--
Ha Roo
memakai baju pelayan dan dengan begitu dia bisa masuk ke dalam rumah Nam Ju.
--
Nam Ju
membawa Ju Da ke dalam sebuah ruangan. Tidak hanya itu, di amemberikan Ju Da
sebuah sepatu yang sangat cantik.
“Tidak ada
siapa pun di dunia memiliki sepatu yang sama. Itu satu-satunya,” beritahu Nam
Ju.
Nam Ju
berlutut di hadapan Ju Da dan memasangkan sepatu itu. Ju Da merasa tidak enak karena
hari ini adalah ulang tahun Nam Ju.
“Kehadiranmu
di sini adalah hadiah ulang tahun untukku,” ujar Nam Ju.
Dia menatap
Ju dan memujinya cantik. Tapi, saat Ju Da menatapnya, Nam Ju langsung berdalih
kalau yang di bilangnya cantik adalah sepatu. Dan karena grogi, Nam Ju
meninggalkan Ju Da dan berkata sampai jumpa di pesta.
--
Ha Roo masuk
ke dalam dapur dan melihat kue strawberry tersebut.
Psaat!
Ha Roo tidak
bisa bergerak. Nam Ju masuk ke dapur dan memerintahkan koki untuk menjaga kue ulang
tahunnya dengan baik. Wanitanya menyukai strawberry.
Syaat!
Kue strawberry
di masukkan ke dalam kulkas dan bahkan di gembok. Sementara Ha Roo di dorong
petugas dapur untuk keluar melayani tamu di taman.
--
Di taman,
tempat pesta,
Sae Mi
menggerutu karena merasa malu melihat Soo Chul yang makan seperti orang
kelaparan. Ha Roo juga ada di sana dan melihat sekeliling menjadi Dan O. Kyung
kebetulan sekali melihatnya. Dia mulai memperhatikan Ha Roo dengan seksama.
Dia heran
melihat Ha Roo yang masuk ke dalam rumah Nam Ju dan langsung mengikutinya. Ha Roo
menemukan Nam Ju yang masuk ke dalam sebuah ruangan. Dengan cepat, Ha Roo
segera mengambil gelas wine dari pelayan lain dan masuk ke dalam ruangan Nam Ju.
Psaat!
Dan O berada
di taman pesta. Dia melihat sekeliling dan itu sama dengan storyboard yang di lihatnya. Dia sudah merasa semua tidak berjalan
sesuai rencana.
--
Ha Roo masuk
ke ruangan Nam Ju untuk memberikan wine. Dan dia tampak ingin menjatuhkan wine
ke jas putih Nam Ju. Tapi, sebelum dia sempat melakukannya, Kyung muncul dan
berteriak : “Hei.” Dia memberitahu kalau tidak sembarang orang boleh masuk.
Do Hwa juga
tiba di sana. Dia kaget melihat Ha Roo yang berhasil masuk. Dan Ha Roo
memanfaatkan kesempatan itu untuk menumpahkan minuman ke baju Nam Ju. Nam Ju
sampai mengumpat kesal karena Ha Roo mengotori bajunya.
“Do Hwa,
sekarang,” ujar Ha Roo. “Temui Ju Da sekarang.”
Tanpa membuang
waktu, Do Hwa seger berlari mencari Ju Da. Dan begitu menemukannya, dia segera
membawa Ju Da ke belakang rumah Nam Ju.
Psaat!
Ju Da
tertawa karena Do Hwa membawanya berlari. Do Hwa juga memuji Ju Da yang
terlihat cantik. Ju Da selalu cantik bahkan tanpa gaun mewah. Ju Da malu
mendengar ucapan Do Hwa.
“Ju Da. Aku
harus mengatakan sesuatu.”
“Ada apa?”
“Aku
menyukaimu.”
Ju Da
terkejut mendengar ucapan Do Hwa.
--
MC acara
membuka acara pesta. Tapi, Nam Ju tidak muncul. Ny. Cha juga mendapat laporan
kalau Nam Ju menghilang.
Nam Ju
mencari Ju Da. Dan dia menemukan Ju Da bersama dengan Do Hwa di belakang
rumahnya.
Semua panik
karena Nam Ju tidak kunjung muncul dan bahkan ada yang bilang kalau Nam Ju
menghilang.
Tiba-tiba,
tampak ada seseorang yang mencabut kabel mic milik MC. Tidak hanya itu, Dan O
tiba-tiba saja, berjalan ke arah panggung tanpa bisa menghentikan langkahnya. Ha
Roo pun demikian. Dia mengenakan pakaian pelayan berjalan ke arah panggung dan
meletakkan segelas air putih di atas meja.
Melihat itu,
Dan O teringat kalau ini mirip seperti situasi di storyboard.
Benar saja,
seorang pelayan membawa kue strawberry, tidak berhati-hati dan terjatuh. Kue itu
hampir mengenai Dan O, tapi Kyung tiba-tiba muncul dan menarik Dan O ke arahnya.
“Izinkan aku
membuat sebuah pengumuman,” teriak Kyung. Dia mengambil gelas yang Ha Roo bawa,
“Mulai sekarang, Dan O satu-satunya wanita untukku.”
Semua terkejut
mendengar berita tersebut. Kembang api juga bersinar di langit.
Kyung tersenyum
dan menatap Ha Roo, seolah dia sudah menang. Dan O dan Ha Roo juga tidak
menyangka dengan perubahan ini.
Tags:
Extraordinary You
Terima kasih sinopsisnya...
ReplyDeleteSemangat ya
Wawa....makasih sinopsisnya...keren...
ReplyDeleteWow, critanya bagus ya, trima kasih sinopsisnya
ReplyDeletelah gimana si anjir endingnya plot twist wkwkwkwk
ReplyDeleteMakasih banyak sinopsisnya fighting
ReplyDelete