Sinopsis C-
Drama : Arsenal Military Academy Episode 5 – part 2
Network :
iQyi Netflix
Man Ting pergi bersama dengan kedua asisten nya menuju ke lokasi
syuting. Mereka menaiki dua mobil, yang pertama Man Ting dan manajer, dan yang
kedua Ast. Manajer serta dua orang anggota kru.
Karena perjalanan masih sedikit lama, maka Man Ting pun berniat
tidur sebentar. Dia menyuruh si Manajer untuk membangunkan nya nanti.
Kedua anggota kru merasa heran, kenapa mereka harus melalui jalan
yang kasar, dan kenapa mereka harus ke sana untuk syuting. Dan Ast. Manajer
menjawab bahwa dia mendengar ada masalah dengan lokasi syuting yang asli, jadi
sekarang mereka akan menuju ke rumah lama keluarga Man Ting untuk syuting di
sana.
Dibelakang mereka, mobil orang Jepang, Sanada dan anak buah nya,
mereka mengikuti mobil Man Ting. Si anak buah merasa ragu, karena yang akan
mereka lewati adalah zona militer terbatas. Tapi dengan yakin Sanada menyuruh
mereka untuk terus jalan, dan mengikuti mobil Man Ting.
Sesampainya di dalam area hutan. Semua murid bergerak terpisah,
dan mulai menyerang satu persatu pasukan militer yang menjadi lawan mereka.
“Menurut aturan, kalian semua sudah mati. Izinkan aku bertanya,
dimana kantor pusat mu?” tanya Liang Chen, kepada orang- orang yang berhasil
mereka kalahkan. Dan tentu saja mereka hanya diam, karena tidak mau
memberitahu.
Huang Song kemudian memberikan saran kepada Liang Chen bahwa hanya
bertanya dengan baik, itu tidak akan cukup, yang harus di lakukan adalah
bersikap lebih keras lagi. Mengerti akan hal itu, maka Liang Chen pun langsung
menggunakan senjata nya untuk mengertak mereka semua.
“Bagaimana kami dapat berbicara jika kami mati? Apakah kami
zombie?” tanya seorang dari mereka. Dan menyadari itu, Liang Cheng serta Huang
Song pun tersadar, dan hanya bisa diam saja.
Lalu para tentara itu pergi darisana untuk menuju ke kamp tentara
yang sudah mati. Namun sebelum pergi, mereka mengingatkan Huang Song serta
Liang Chen bahwa ini semua belum berakhir.
Setelah mereka pergi, Huang Song dengan cemas, menanyakan apa
rencana Liang Chen dengan menanyakan dimana markas para tentara barusan,
kepadahal hanya ada mereka berdua di sini. Dan Liang Chen langsung
mengomelinya, karena Huang Song dengan bangga mengatakan ahli di alam liar,
tapi malah Huang Song yang membuat mereka tersesat sekarang disini.
“Kita tidak tersesat. Mereka yang pasti tersesat. Mereka
mengatakan tempat pertemuan ada disini, namun tidak satupun dari mereka ada
disini sekarang,” kata Huang Song, membela diri.
“Siapa yang tahu kamu benar atau salah? Mungkin kita memang datang
ke tempat yang salah,” balas Liang Chen. Tapi Huang Song tetap merasa tidak
salah.
Tepat disaat itu, mereka berdua mendengar bunyi tembakan. Dengan
heran mereka pun berhenti berjalan, dan bertanya- tanya apakah itu berasal dari
tim Jun Shan. Namun kemudian Liang Chen melihat seseorang yang sedang menembak
akan berjalan melewati mereka, jadi dia pun langsung menarik Huang Song untuk
menunduk.
Ternyata orang yang menembak adalah orang- orang jepang yang
mengikuti Man Ting barusan. Dan saat ini, Man Ting berserta kedua asisten nya
dan juga para kru, mereka sedang berusaha berlari untuk menghindari tembakan
tersebut.
Tim Jun Shan, yang terdiri dari Yan Zhen serta Ji Jin, mereka juga
mendengar suara tembakan tersebut. Namun karena tidak tahu apa yang sedang
terjadi, maka Ji Jin pun mengomentari betapa ganas nya latihan lapangan ini.
Seorang anggota kru tertembak. Tapi walaupun begitu, mereka
berempat tetap terus berlari untuk menyelamatkan hidup mereka.
Jun Shan menyuruh Ji Jin dan Yan Zhen untuk segera menunduk. Dia
menjelaskan bahwa latihan lapangan hari ini, semuanya menggunakan peluru warna
untuk latihan, tapi tembakan barusan adalah peluru asli. Dengan heran, Ji Jin
menanyakan, siapa mereka kemudian.
“Bandit? Jepang? Rusia? Siapapun mungkin,” kata Yan Zhen, menebak
dengan tenang. Mendengar itu, Jun Shan sedikit mengabaikannya.
“Ayo kita periksa,” ajak Jun Shan, dan Ji Jin pun mengiyakan serta
mengikuti nya. Dengan terpaksa, Yan Zhen pun mengikuti mereka berdua juga.
Para anak buah Jepang merasa kebingungan, karena kehilangan jejak
Man Ting dan semuanya.
Huang Song menawarkan diri untuk pergi keluar dan melihat.
Sementara untuk Liang Chen, dia menyarankannya agar pergi mencari tim mereka
dan berkumpul. Tapi Liang Chen tidak mau, karena ini berbahaya dan dia tidak
mungkin membiarkan Huang Song untuk pergi sendirian ke sana.
“Jangan khawatir. Aku akan berhati- hati,” kata Huang Song,
menyakin kan.
“Hati- hati ya,” balas Liang Chen, mengingatkan. Lalu Huang Song
pun pergi.
Seorang anak buah kembali, dan melaporkan kepada Tn. Sanada yang
berada di dalam mobil bahwa mereka hanya berhasil menembak satu orang saja,
sedangkan Man Ting berhasil melarikan diri.
“Kamu harus menangkap wanita itu,” perintah Sanada, tidak mau
tahu. Dan si anak buah dengan patuh mengiyakan.
Ast. Manajer, Yang, dia terjatuh dan kaki nya terluka. Dan Man
Ting serta Manajer, Tao, mereka berdua membantu nya untuk berlari. Namun Yang
sudah tidak kuat lagi, dan menyuruh Man Ting serta Tao untuk berlari duluan dan
meninggalkan nya. Tapi Man Ting menolak untuk melakukan itu.
“Dengar. Mereka disini untukku, mereka tidak akan membahayakan mu.
Dengarkan aku, kamu teruslah berlari dengan Tao, lakukan apa yang ku katakan,”
jelas Man Ting dengan buru- buru, lalu dia pun berlari pergi darisana.
Mendengar itu, Yang merasa khawatir dan meneriaki nama Man Ting.
Namun dengan cepat, Tao langsung menutup mulut Yang supaya tidak berteriak, dan
dia membawa Yang untuk melarikan diri dari sana.
Wen Zhong dengan perlahan dan waspada berjalan melalui semak-
semak tinggi dan memeriksa keadaan. Lalu dia menemukan sebuah lubang yang
sengaja ditutupi oleh dedaunan kering.
Kemudian ketika Wen Zhong melihat Liang Chen datang berjalan ke
arah nya, dia pun langsung bersembunyi. Lalu setelah itu, dari belakang, dia
mendorong Liang Chen masuk ke dalam lubang dalam tersebut.
Saat Wen Zhong memeriksa ke dalam lubang. Dan melihat Liang Chen
tidak sadarkan diri di dalam lubang tersebut. Bukan nya menolong, dia malah
membangga kan betapa hebat dirinya, dan ini adalah pelajaran untuk Liang Chen.
Tim Jun Shan secara waspada berjalan perlahan dibelakang semak-
semak, ketika mereka merasakan ada seseorang di dekat mereka. Begitu pun dengan
Huang Song dan Yan Lin yang berjalan di semak sebelah mereka. Dan setelah Huang
Song mendekat, Jun Shan langsung menariknya serta ingin menusuk nya dengan
pisau.
Tapi untungnya, sebelum Jun Shan menusuk, dia langsung tersadar
bahwa itu adalah Huang Song. Dan dia pun menanyakan, kenapa Huang Song bisa
berada disini.
“Senang bertemu dengan mu. Apa yang terjadi dengan tembakan tadi?”
tanya Huang Song, penasaran.
“Kami juga mengikuti suara tembakan, dan sampai ke sini. Tapi
dimana Liang Chen? Bukankah dia bersama mu?” balas Ji Jin, bertanya.
Huang Song menjelaskan bahwa suara tembakan barusan tidak
terdengar benar, jadi dia serta Liang Chen pun memutuskan untuk berpisah jalan.
Kemudian dia bertemu dengan Yan Lin di jalan, jadi mereka pun datang bersama.
“Aku terpisah dari Li Wen Zhong,” jelas Yan Lin. Mendengar itu,
Yan Zhen merasa cemas kepada Liang Chen yang sekarang ini pasti sendirian, jadi
dia pun pergi meninggalkan mereka semua untuk mencari Liang Chen.
Ji Jin kemudian menanyakan pendapat Jun Shan, tentang apa yang
harus mereka lakukan sekarang. Haruskah mereka melaporkan ini ke markas. Dan
Jun Shan pun berpikir, kemudian dia menjawab bahwa sudah terlambat untuk
menunggu bantuan, selain itu mereka belum tahu siapa orang- orang itu dan ada
betapa orang.
“Bagaimana bila begini? Ji Jin, kamu kembali untuk melaporkan ini
dulu. Huang Song, kamu pergi dengan Yan Lin, mari kita cari Liang Chen secara
terpisah,” jelas Jun Shan. Dan semuanya setuju, lalu mereka semua pun
berpencar.
Hari sudah malam. Dan hujan turun sangat deras. Liang Chen yang
terjatuh ke dalam lubang akhirnya terbangun. Namun sayangnya, dia tidak bisa
memanjat ke atas, karena kakinya terluka dan terasa sangat sakit.
Yan Zhen berkeliling didalam hutan dengan hati- hati. “Liang Chen!
Liang Chen!” teriaknya, memanggil dengan cemas.
Liang Chen melemparkan senjata nya ke atas, dan berusaha untuk
memanjat. Tapi tanah terlalu licin, serta kaki nya sakit, sehingga dia pun
tidak bisa memanjat ke atas.
“Liang Chen!” panggil Yan Zhen.
Dengan bersusah payah, Liang Chen akhirnya berhasil memanjat ke
atas, tapi kakinya malah tergelincir, dan dia hampir saja terjatuh kembali ke
dalam lubang. Namun tepat disaat itu, Jun Shan menangkap tangannya, dan
membantunya untuk naik ke atas.
Setelah berhasil menarik Liang Chen dari dalam lubang. Mereka
berdua sama- sama merasa capek, dan duduk disana.
Ji Jin merasakan ada seseorang di belakang nya. jadi dia pun
menarik pelatuk di pistolnya, dan mengarahkan itu ke belakang. Sambil
berteriak, menanyakan siapa itu. Dan ternyata itu adalah Wen Zhong.
Wen Zhon menghampiri Ji Jin dan merengek tentang betapa takutnya
dia, sebab dia terpisah dari Yan Lin dan terus mendengar suara tembakan.
Sehingga saat ini dia merasa sangat lega bisa bertemu dengan Ji Jin.
Dengan malas, Ji Jin mengabaikan rengekan Wen Zhong itu dan
berjalan pergi. Dan Wen Zhong dengan sikapnya yang pengecut segera mengikuti Ji
Jin.
Yan Zhen masih mencari- cari Liang Chen. Kemudian saat dia
merasakan ada seseorang yang sedang bersembunyi di dekat semak- semak, maka dia
pun secara perlahan berjalan mendekat ke sana. Tapi baru saja dia mau melihat
siapa itu, kepalanya sudah dipukuli dengan kayu dan dia pun pingsan.
Man Ting merasa sangat terkejut, saat tahu orang yang di pukulnya
menggunakan kayu adalah Yan Zhen. Dengan cemas, dia menepuk- nepuk pipi Yan
Zhen dan memanggil- manggil namanya untuk menyadarkan nya.
Jun Shan memeriksa kaki Liang Chen yang sakit. Lalu dia
menanyakan, apakah Liang Chen ada melihat wajah orang yang mendorong Liang Chen
barusan ke dalam lubang. Dan Liang Chen menggelengkan kepala, karena dia
pingsan setelah terjatuh ke dalam lubang, jadi dia tidak melihat siapa yang
mendorong nya.
“Kamu bilang ada orang lain di hutan. Mungkinkah itu salah satu
dari mereka yang melakukan nya?” tanya Liang Chen.
“Tapi kenapa dia tidak membunuh atau menangkap mu? Mungkin saja
itu salah satu dari kita,” balas Jun Shan. Dan Liang Chen terkejut.
Jun Shan menjelaskan bahwa ada banyak kemungkinan. Jadi dia
mengingatkan Liang Chen untuk berhati- hati mulai dari sekarang.
“Kamu cukup terampil dalam mengobati luka. Apa kamu pernah
mempelajarinya?” tanya Liang Chen, ingin tahu.
“Aku dulunya seorang ahli bedah perang,” jawab Jun Shan.
Dengan penasaran, Liang Chen menanyakan, apakah itu berarti Jun
Shan sudah pernah ikut dalam perang sebenarnya. Dan Jun Shan menjawab bahwa
suatu saat Liang Chen juga akan menghadapi itu.
Setelah akhirnya, Jun Shan selesai memperban kaki Liang Chen yang
terluka. Dia pun mengajak Liang Chen supaya mereka segera kembali, karena hari
tampak akan hujan lagi. Tapi Liang Chen tidak sanggup untuk berdiri lama dan
berjalan.
Dengan perhatian, Jun Shan menawarkan punggungnya. Dan menyuruh
Liang Chen untuk naik, karena dia akan mengendong Liang Chen kembali ke markas.
Tags:
Arsenal Military Academy