Sinopsis K-Drama : Extraordinary You Episode 15


Sinopsis K-Drama :  Extraordinary You Episode 15
Images by : MBC
Psaat! = adegan berpindah ke panggung (cerita Komik)
Syaat! = adegan panggung sudah selesai
======



Lubang hitam yang ada di dinding, tiba-tiba saja menutup sebelum Ha Roo sempat melihatnya. Saat Ha Roo tiba di sana, tidak ada lubang hitam, yang ada hanyalah lukisan. Dan sebuah bunga terompet berwarna orange kemerahan. Bunga yang juga tergambar di dalam lukisan yang tertempel di dinding.
Ha Roo tampak bingung dengan semua keanehan yang di lihatnya. Saat dia berjalan di koridor, dia berpas-pasan dengan Dan O. Dan O awalnya kaget melihat Ha Roo dan bahkan memanggil namanya. Tapi, dia kemudian tersadar kalau Ha Roo yang sekarang bukanlah Ha Roo-nya, jadi dia beranjak pergi.

Ha Roo memanggilnya dan memberitahu kalau Kyung baru saja pergi. Dan O menghela nafas dengan sedih karena kini, Ha Roo hanya mengingatnya sebagai tunangan Kyung yang mengidap penyakit jantung. Ha Roo malah bertanya balik, haruskah dia tahu lebih banyak? Dan O benar-benar kecewa. Dia memaksakan senyuman dan berkata kalau Ha Roo tidak perlu melakukan itu.
Ha Roo hanya berdiri diam melihat punggung Dan O yang berjalan menjauh darinya.
--

Esok hari,
Ha Roo menjadi semakin terkenal di kalangan siswa. Saat dia bersama dengan Kyung, Dan O lewat dan menatapnya dengan sedih. Tapi, saat Kyung memanggilnya, Dan O langsung pergi begitu saja. Ha Roo tidak peduli dengan hal itu dan malah lebih memilih memperbaiki raket tenis Kyung. Kyung tampaknya terganggu dengan perubahan Ha Roo.
--

Kyung ada di ruangan A3 bersama dengan Do Hwa. Do Hwa sedang membaca komik SECRET dan benar-benar marah saat melihat scene Kyung bersama tn. Baek yang membicarakan mengenai memanfaatkan Dan O. Do Hwa bahkan langsung memarahi Kyung sebagai sampah!
Kyung marah. Harusnya Do Hwa kan tahu kalau panggung dan bayangan berbeda! Jika penulis sudah memutuskan adegannya, dia tidak bisa melawan dan hanya bisa melakukannya. Do Hwa membenarkan, tapi dia tetap saja kesal. Kyung berujar kalau setidaknya Dan O sadar. Dan karena itu, Do Hwa juga harus sadar untuk tidak mengubah cerita lagi. Jika Do Hwa terus merubah cerita, apa yang akan terjadi pada Nam Ju, tidak ada yang tahu.
“Baik, aku merasa kasihan kepadanya karena keadaannya. Sudah puas?” kesal Do Hwa. “Kamu pernah ingin mengubah ceritanya? Kamu mau memerankan karakter yang mengkhianati tunangannya? Dan O yang malang.”
“Aku tidak pernah memikirkannya. Tapi seseorang membuatku ingin mengubahnya.”
--
Kyung berada di kantin sambil membaca komik SECRET. Dia masih memikirkan perkataan Do Hwa sebelumnya. Saat itu, Jinmihce masuk ke dalam kantin. Melihat Kyung, Jinmiche dengan riang berujar kalau sekarang masih belum jam makan siang.
“Aku penasaran kenapa Dan Oh selalu di kantin,” ujar Kyung.
Jinmiche berpura-pura tidak mengerti. Tapi, reaksinya yang tidak terkejut, membuat Kyung sadar kalau Jinmiche sudah tahu kalau dia sadar bahwa ini adalah dunia komik. Jinmiche memasang wajah tersenyum dan berusaha tetap ramah.
“Mari bersikap baik kepada karakter lain yang sadar. Cukup menyebalkan bersama orang bodoh yang tidak pernah ingat. Maksudku, masalah Ha Roo juga. Dunia buku komik ini cukup menarik,” sindir Kyung.

Jinmiche tidak merespon apapun, dan Kyung memilih pergi dari sana.
--

Di kelas, Dan O masih memandang tempat duduk Ha Roo dengan tatapan sedih. Melihat tatapan sedih Dan O, Sae Mi langsung bertanya apakah terjadi sesuatu? Dan O hanya menjawab tidak apa-apa.
--

Di lab,
Ju Da satu kelompok dengan Nam Ju. Dia kesulitan untuk memahami percobaan yang di lakukan, jadinya, Nam Ju memberikan catatannya untuk Ju Da.
Sementara itu, di meja lain, Ha Roo di kerubungi oleh para wanita yang mengagguminya.
Dan O ada di meja lain dan tampak sedih melihat Ha Roo. Kyung melihat tatapannya tersebut.

Tidak lama, ketua kelas memanggil mereka untuk keluar dan mengambil peralatan eksperimen. Kyung keluar. Sementara Dan O sibuk membuka sebuah botol. Dia kesulitan membukanya. Ha Roo yang melihat itu, langsung merebut dan membukakannya untuk Dan O. tapi, Dan O malah mencoba membuka botol lain dan berkata kalau dia bisa membuka-nya sendiri. Ha Roo lagi-lagi membantunya membuka botol tersebut.
“Kamu membuatku khawatir. Aku tahu kamu tidak ingat, tapi jangan lakukan itu,” peringati Dan O.
“Apa yang tidak kuingat?” bingung Ha Roo.
“Jangan membuatku berpikir kamu Ha Roo yang dahulu, bahkan sedetik pun. Jangan membuatku berpikir seperti itu. Kumohon. Jangan lakukan itu kepadaku,” mohon Dan O, hingga hampir seperti menangis.
Pas saat itu, Kyung sudah kembali dari mengambil peralatan. Dan begitu melihat Ha Roo yang berbincang dengan Dan O, dia langsung bertanya dengan dingin, apakah Ha Roo adalah bagian dari kelompoknya? Jika bukan, kembali.
--
Saat jam istirahat, semua siswi masih mengerubungi Ha Roo. Melihat itu, Sae Mi berkomentar pada Dan O kalau Ha Roo benar-benar populer. Walau Ha Roo tidak setampan Nam Ju, tapi Ha Roo memang tampan dan menonjol. Di tambah lagi, Ha Roo dekat dengan Kyung dan satu klub tenis. Hanya dia yang bisa menandingi Kyung di tenis. Dan juga ada rumor bahwa Ha Roo mungkin akan menjadi bagian dari A3.
“Kenapa kamu terlihat sedih?” tanya Sae Mi kaget, melihat ekspresi Dan O.
Dan O tidak mengatakan apapun dan memilih pergi dari sana. Dia berjalan melewati Ha Roo. Dan Ha Roo yang melihatnya, jadi tidak nyaman di kerubungi para wanita.
--
Di dalam kelas,
Ae Sam curhat pada Ae Il kalau Ha Roo memanggil namanya. Melihat Ae Sam yang sangat riang namanya di panggil Ha Roo, Ae Il langsung mengingatkan kalau Ae Sam kan sangat membenci nama itu dan berkata kalau nama itu norak. Ae Sam bahkan bilang ingin mengubah nama itu begitu lulus nanti. Ae Sam tidak peduli dan bahkan memutuskan tidak akan menyukai Kyung lagi. Dia bahkan berkata kalau mulai dari sekarang Kyung adalah milik Ae Il.
Mendengar ucapan Ae Sam, Dan O tidak terima jika Ae Sam menyukai Ha Roo. Ae Sam bingung melihat sikap Dan O dan menasehati Dan O agar menjaga Kyung sementara dia akan menjaga Ha Roo.
--
Karena Dan O yang bersikap aneh dan galau, maka Sae Mi membelikan satu kotak makanan untuk Dan O. Dia menduga kalau Dan O sedih karena Kyung. Dan dia mulai sok bijak dan menasehati Dan O seolah-olah dia telah pro dalam hubungan cinta.
Dan lagi-lagi, mereka malah melihat Ha Roo yang lagi di dekati oleh Ae Il dan Ae Sam.
“Orang yang sama, tapi dia benar-benar melupakanku,” gumam Dan O, sedih. “Aku memberinya nama itu.”
Jinmiche lewat di dekat sana dan melihat Ha Roo yang sedang bersama dengan Ae Il dan Ae Sam. Dia berkomentar sendiri kalau Ha Roo telah berubah dari extra tambahan biasa menjadi extra yang di kendalikan penulis. Pasti lebih buruk.
Psaat!
Ny. Cha (Ibu Nam Ju) ada di sekolah dan menelpon seseorang. Dia memerintahkan orang itu untuk mendapatkan bukti foto Nam Ju dan Ju Da bersama. Dan tanpa sengaja, dia bertabrakan dengan Jinmiche hingga ponselnya terjatuh. Ny. Cha langsung tampak kesal. Jinmiche segera mengambil ponsel Ny. Cha yang terjatuh ke tanah dan mengembalikannya pada Ny. Cha sambil meminta maaf. Dan Ny. Cha langsung memasang senyum palsu, berterimakasih pada Jinmiche.

Anehnya, Jinmiche tampak terkejut saat melihat wajah Ny. Cha. Seolah mengenalinya.
Syaat!
“Lebih buruk menjadi extra yang di kendalikan penulis,” ujar Jinmiche melihat Ny. Cha yang berjalan.
--
Ny. Cha berjumpa dengan Ju Da. Ju Da dengan ramah menyapanya. Ny. Cha tersenyum sinis melihatnya dan menyindir sepatu Ju Da yang lusuh dan kotor. Dia menawarkan untuk memberikan Ju Da sepatu baru dan Ju Da tidak perlu merasa sungkan karena dia toh sudah menerima banyak dari mereka (yang tempo hari di antar ke rumah Ju Da itu lho).
Ny. Cha kemudian membahas mengenai Ju Da yang katanya dekat dengan Dan O. Dia juga memuji Kyung yang sangat pintar karena bisa menemukan calon istri yang hebat. Dia akan merasa senang jika Nam Ju juga punya pacar. Dan untuk lebih menyindiri Ju Da agar sadar akan status-nya, Ny. Cha meminta Ju Da untuk memperkenalkan seseorang kepada Nam Ju. Orang yang mirip dengan status Nam Ju.
Saat itu, Sae Mi yang melihat Ny. Cha, berlari menghampirinya dengan ceria. Dan saat melihat Ju Da yang lagi berbincang dengan Ny. Cha, Sae Mi tampak tidak suka. Ny. Cha memuji Sae Mi yang tampak lebih cantik dari kepala sampai kaki.
Dan Ju Da diam-diam, melirik ke sepatu Sae Mi. Sepatu Sae Mi sangat indah dan jauh bertolak belakang dengan sepatunya. Ju Da tampak semakin minder.
 Apalagi Ny. Cha bertanya apakah Sae Mi sudah punya pacar atau belum. Sae Mi tertawa dan menjawab kalau dia masih mencari pacar. Dan Ny. Cha langsung menyuruh Sae Mi untuk tidak mencari terlalu jauh dan bahkan mengundangnya untuk ke rumah. Sae Mi benar-benar senang mendengarnya.
Sebelum pergi, Ny. Cha malah sengaja mempermalukan Ju Da di hadapan Sae Mi. Dia berkata akan mengirimkan sepasang sepatu untuk Ju Da hari ini.
Sae Mi tertawa mengejek Ju Da. Ju Da melihat tawanya itu. Dia tampak marah.
--

Di dalam kelas,
Sae Mi menelpon Nam Ju dan bertanya kapan dia harus datang ke rumah? Ibu Nam Ju tadi bilang dia harus datang ke rumah. Sae Mi sengaja menelpon di kelas dan dengan suara keras, agar Ju Da dan yang yang lain mendengarnya. Tapi, belum selesai Sae Mi bicara, Nam Ju sudah mematikan telepon.
Sae Mi tentu merasa malu. Tapi, dia menyembunyikannya. Ju Da ternyata memperhatikan. Dan Sae Mi yang kesal, memberi tanda pada ketiga trio girl pembully yang duduk di sebelah Ju Da. Mereka mulai mengambil post note milik Ju Da dan menuliskan sesuatu dalam bahasa China. Mereka bertanya apakah Ju Da tahu artinya? Ju Da menggeleng. Mereka tertawa dan berkata kalau Ju Da tentu tidak kaan tahu karena tidak ada ikut kelas khusus bahasa. Tapi, untuk apa ikut kalau toh Ju Da tidak akan keluar negeri.
Ju Da tampak kesal. Tapi, dia tetap tersenyum dan bertanya apa arti dari tulisan itu? Mereka tidak memberitahu arti nya dengan jelas, dan hanya berkata kalau artinya adalah sesuatu yang bagus.
Dan di saat Ju Da tidak memperhatikan, mereka dengan sengaja menempelkan post note yang sudah di tulisi ke punggung Ju Da. Dan kemudian menyuruh Ju Da melihat bunga di meja guru yang layu karena tidak di siram.
Saat Ju Da maju semua tertawa melihat tulisan yang di tempel dipunggung Ju Da. Tapi, saat Ju Da berbalik, mereka langsung diam. Ju Da tampak malu dan memperhatikan sepatunya yang lusuh. Mungkin, dia merasa kalau mereka menertertawakan sepatunya.
Di saat itu, Nam Ju masuk ke dalam kelas dan mencabut post note yang tertempel di punggung Ju Da sambil membacanya. Post Note yang tertempel bertuliskan : “Boleh aku minta uang?” “Pengemis!” “Sepatu usang.”

Nam Ju sangat marah dan bertanya siapa yang menempelkan itu di punggung Ju Da? Semua terdiam dan Sae Mi langsung mengalihkan pandangannya. Nam Ju melihatnya dan menuduh kalau Sae Mi adalah pelakunya. Dia bahkan berkata kalau dia sangat kecewa pada Sae Mi.
Kecewa? Kamu kecewa padaku?” kaget Sae Mi.

Nam Ju tidak peduli dan menarik tangan Ju Da agar ikut dengannya. Dan tanpa Nam Ju sadari, Ju Da tersenyum sinis mengejek Sae Mi (benar-benar diluar dugaan. Biasanya kan karakter utama itu protagonis yang di apain gimanapun tetap baik tuh, nah ekspresi Ju Da tadi benar-benar seolah berkata : Lihat, kau tidak akan bisa mengalahkanku. Kau bukan apa-apa. Ini hanya pendapatku ya).
Sae Mi melihat ekspresi Ju Da dan tampak marah.
Di koridor, Ju Da melepaskan tangannya yang di genggam oleh Nam Ju. Dia berterimakasih atas bantuan Nam Ju. Akan tetapi, dia mohon agar Nam Ju tidak membuatnya terlihat sangat meyedihkan lagi. Mereka berdua dari dua dunia yang berbeda. Jadi, berhentilah mengasihani-nya. Dia tidak ingin punya harapan dan terluka.
Nam Ju langsung menarik tangan Ju Da dan membawa-nya ke ruang siaran. Dia menegaskan kalau dia tidak pernah mengasihani Ju Da. Dan dia akan membuktikan betapa tulusnya dirinya. Sekarang. Caranya?
--

Dan O di dalam kelas dan memandangi obat-obatan yang harus di minumnya. Do Hwa datang menemuinya dan menanyakan apakah Ha Roo masih orang lain? Dan O tidak menjawab. Do Hwa langsung menyarankan agar Dan O melakukan yang sebelumnya Dan O lakukan saat Ha Roo masih di panggil nomor 13. Dan O tidak mau. Do Hwa mengingatkan mengenai efek kupu-kupu yang pernah Dan O katakan. Tapi, Dan O hanya diam seolah sudah menyerah.
“Kamu akan membiarkan ceritanya seperti ini?” kesal Do Hwa.
“Bagaimana denganmu?”
“Aku?”
“Nam Ju membuat keributan sebelum pergi.  Itu untuk panggung Ju Da.”
“Apa Shin Sae Mi mengganggunya lagi? Karena beasiswa? Penulis itu luar biasa. Jika kamu tidak kreatif, setidaknya bersikap baiklah. Lupakan saja. Aku tidak akan ikut campur sekarang. Aku tidak ingin mempersulit Ju Da. Aku tidak tahan melihat teman dekatku dan gadis yang kusukai mengalami kesulitan.”
“Pada akhirnya, kita berdua...,” ujar Dan O.
Psaat!
Dan O belum selesai bicara tapi sudah masuk ke panggung. Mereka mendengar suara Nam Ju yang membuat pengumuman dari ruang siaran. Trio girl pembully cemas kalau Nam Ju membuat pengumuman karena kejadian Ju Da tadi. Tapi, Sae Mi malah pede berkata kalau Nam Ju membuat pengumuman untuknya. Nam Ju pasti akan meminta maaf secara terbuka kepadanya.
“Mulai sekarang, Yeo Ju Da satu-satunya wanita untukku,” umumkan Nam Ju.
Mendengar pengumuman itu, semua orang langsung heboh dan menggila.
Syaat!
Sae Mi sampai kehilangan kekuatan berdiri. Soo Chul bukannya prihatin, malah sibuk mengambil video Sae Mi yang shock karena pengumuman Nam Ju.

Do Hwa dan Dan O speechless. Pada akhirnya, mereka berdua menyerah kepada penulis. Kisahnya tetap terjadi sesuai kehendak penulis.
--

Dan O berada di jembatan dan menghitung jumlah obat yang harus di minumnya. Kyung melihatnya dan menghampirinya sambil membahas mengenai pengumuman yang Nam Ju buat tadi. Dia merasa kagum juga karena Nam Ju mengatakan kalimat yang sama yang harusnya Nam Ju katakan di pesta ulang tahunnya tapi di kacaukan oleh Dan O, Do Hwa dan Ha Roo. Ceritanya berjalan sesuai rencana penulis.
“Tapi jika kamu masih ingin mengubah ceritanya, aku akan membantumu,” ujar Kyung. “Hanya Ha Roo yang bisa mengubahnya? Sayang sekali. Dia tidak ingat apa pun. Katakan kepadaku cara kita mengubah ceritanya.”
“Ha Roo satu-satunya yang bisa bergerak bebas di panggung. Kamu tidak bisa membantuku mengubah nasibku,” tegas Dan O. “Ceritanya akan terjadi seperti yang dituliskan penulis,” lanjutnya dan membuang semua obat yang ada di tangannya.
Dari bawah Ha Roo dan beberapa siswa melihat mereka.
--
Jinmiche berjalan di koridor dengan membawa banyak barang dan di atas tumpukan barang itu ada komik FLOWER. Dia tampak melamun dan tidak memperhatikan jalan hingga dia bertabrakan dengan Ha Roo.


Buku komik FLOWER terjatuh dan terbuka. Yang menabrak ternyata adalah Ha Roo. Dia melihat buku komik itu dan mengambilnya. Tapi, Jinmiche langsung merebutnya dan wajahnya tampak serius. Dan Jinmiche bahkan langsung pergi tanpa membereskan barang-barangnya yang terjatuh.
--
Ha Roo pergi ke perpustakaan. Dia mengambil sebuah buku dan duduk di meja yang sama dengan Dan O untuk membaca bukunya. Melihat Ha Roo duduk di hadapannya, Dan O bertanya dengan dingin kenapa Ha Roo duduk di sini? Dan O bahkan ingin pindah tempat duduk. Ha Roo melarang dan dia yang memilih untuk pindah.

Dia duduk beberapa kursi dari Dan O. Dan O melanjutkan membaca buku. Dan Ha Roo memperhatikannya. Suasana sangat hening (karena di perpus, wkwkwk). Ha Roo membaringkan kepala-nya ke meja dan menatap Dan O, sambil berujar di dalam hati : “Dia ada di benakku.
Dan perlahan, Ha Roo ketiduran.
Ha Roo bermimpi.

Dia mengenakan pakaian zaman dulu. Dan berada di sebuah ruangan yang menyimpan banyak kain.  Di dalam sana, ada seorang gadis berambut panjang dan mirip seperti Dan O yang sedang berdiri di atas kursi dan mengambil kain dari atas lemari. Ha Roo tampak tertarik padanya.



Gadis itu, tiba-tiba kehilangan keseimbangan dan terjatuh dari kursinya. Ha Roo yang melihat itu, segera berdiri menghadap ke arah belakang, hingga punggung-nya dan punggung gadis itu bersentuhan, dan kemudian, dia berbalik dan menangkap tubuh gadis itu.



Ha Roo terbangun dari tidurnya dengan terkejut. Dan saat dia bangun, Dan O sudah tidak ada. Ha Roo memutuskan untuk mengembalikan buku yang di bacanya. Tapi, ternyata, Dan O belum pergi. Dan O juga mengembalikan buku yang di bacanya. Dia menggunakan pijakan kursi karena letak bukunya ada di lemari atas. Tapi, sama seperti di mimpi Ha Roo, Dan O kehilangan keseimbangan tubuhnya dan terjatuh ke belakang, pas di belakang Ha Roo. Punggung mereka saling bertabrakan, dan Ha Roo berbalik untuk menangkap tubuh Dan O.
Mereka berdua saling bertatapan. Tapi, Dan O segera bangkit dan pergi dari perpus.
--

Jam pulang sekolah, Ha Roo melihat Dan O. Dia mulai memperhatikan Dan O. Dia mengingat kejadian di mimpinya yang terjadi sama persis seperti di perpustakaan tadi.
Psaat!

Adegan tiba-tiba berpindah dengan Dan O yang berada di ranjang rumah sakit dan di sisinya ada tn. Eun dan dr. Lee. dr. Lee memberitahu kalau dia akan menambahkan beberapa obat lagi. Dan O tidak mau karena dia sudah mempunyai banyak obat untuk di minum dan juga dia sudah tidak sakit belakangan ini. Mendengar ucapan Dan O, tn. Eun langsung berteriak marah. Dan O terkejut karena ayah-nya berteriak. dr. Lee berkata pada Dan O kalau tn. Eun hanya khawatir dan dia akan menambah obat Dan O. Setelah itu, dr. Lee pamit untuk keluar dulu.
Dan O tampak sedih. Dia penasaran berapa banyak lagi waktu-nya yang tersisa.
tn. Eun sama sedih seperti putrinya. Bagaimanapun, Dan O adalah satu-satunya putrinya dan satu-satunya keluarganya. Seluruh dunia-nya hanyalah Dan O.
Dan O menghampiri ayahnya dan meminta maaf karena sudah membuat tn. Eun marah tadi. tn. Eun balas meminta maaf karena tidak bisa melakukan apapun untuk Dan O. Dan O berusaha ceria dan berkata akan memakan semua obatnya. Tapi, dia meminta ayahnya mengabulkan permintaannya.
“Aku mau menikah,” ujar Dan O.
Syaat!
Dan O kaget karena penulis membuatnya ingin menikah. Setelah adegan berakhir, Dan O langsung menegaskan pada ayahnya kalau dia tidak mau menikah. Dia tidak serius dengan ucapannya tadi. Dia hanya ingin hidup lama bersama ayahnya. Dia tahu kalau ayahnya selalu khawatir pada dirinya sejak dia masih kecil karena masalah jantungnya.
“Aku sayang Ayah. Jika aku punya kehidupan lain, aku akan menjadi putri Ayah di kehidupanku berikutnya lagi.”
“Ayah juga akan menjadi ayahmu di kehidupan berikutnya,” ujar tn. Eun dengan sedih dan memeluk Dan O.
--

Esok hari,
Kyung pagi-pagi sudah datang ke rumah Dan O dan menjemputnya. Dia bahkan masuk ke dalam kamar Dan O. Dan O jelas bingung apalagi ini bukanlah adegan panggung. Kyung melihat di atas meja belajar Dan O ada spanduk tempo hari. Dia cukup senang karena Dan O tidak membuang spanduk tersebut.
Sebelum pergi, Dan O harus meminum obatnya. Dia sudah berjanji pada ayahnya tidak akan lupa membawa dan meminum obatnya.
Kyung melihat foto masa kecilnya dengan Dan O dan berujar : “Bibbidi-bobbidi-boo?
Dan O terkejut karena Kyung masih mengingat kata itu.
--
Mereka bicara di taman sambil bermain ayunan. Kyung bertanya apakah sulit bagi Dan O untuk meminum obat? Dan O membalas kalau Kyung harus mencoba meminum obat setiap hari, baru bisa mengerti.
“Kamu menyulitkan dokter dan perawat karena kamu tidak pernah mau minum obat saat kecil.”
“Kamu ingat itu?”
“Aku yang membaca mantra itu saat kamu minum obat. Bibbidi-bobbidi-boo. Saat sang peri memberi kereta dan gaun kepada Cinderella, kamu hanya menginginkan jantung yang sehat. Astaga. Kamu sangat menakutkan.”
“Aku tidak percaya kamu ingat,” ujar Dan O tampak senang.
“Kamu bilang akan menjadi sehat jika kuucapkan mantra itu.”
“Lagi pula, semua itu sudah diatur. Kisah yang diatur.”
“Aku ingat semuanya,” ujar Kyung dengan serius. “Aku ingat kamu di dalam cerita dan di luar itu.”
“Aku lega mendengarnya. Hanya kamu yang ingat seperti apa aku di luar cerita. Dan…”
“Ha Roo?” tebak Kyung.
“Terima kasih. Akan sangat menyakitkan jika bukan karenamu. Aku akan berusaha menerima dunia ini apa adanya. Aku akan mencoba melupakan Ha Roo dan bagaimana aku berusaha mengubah ceritanya. Aku akan melupakan kelancanganmu di masa lalu,” ujar Dan O dengan tersenyum, tapi nadanya bicara terdengar sangat sedih.
Dan Kyung menyadari hal tersebut. Dan kamera menyorot ke arah gantungan tas yang Kyung kenakan. Itu adalah gantungan yang Dan O beli dan berikan pada Kyung saat adegan ‘panggung’ tapi di buang oleh Kyung. Berarti, Kyung kembali mengambil gantungan tersebut.
--
Ha Roo tiba di sekolah. Do Hwa langsung merangkulnya dengan ceria, tapi Ha Roo malah memiting tangan-nya hingga Do Hwa berteriak kesakitan. Do Hwa berujar dengan sedih bahwa dulu mereka sangat dekat. Dan ini membuatnya sedih. Ha Roo bingung, mereka dekat?
“Wajah yang sama, pria yang bebeda. Lupakan saja. Aku juga menyerah,” ujar Do Hwa dan pergi.

Pas pula, Kyung lewat bersama Dan O. Dan saat dia melihat Kyung menggenggam tangan Dan O, Ha Roo tampak cemburu.
Eh, dia malah memegang tangan Kyung dan melarang Kyung menjemput Dan O besok karena Kyung harus berlatih bersama dengannya besok pagi. Kyung mengibaskan tangan Ha Roo dengan jengkel karena Ha Roo kan bisa berlatih bersama dengan siswa lainnya.

Ha Roo terkejut dan memilih masuk ke dalam kelas dengan jengkel. Dan O memperhatikannya lagi. Dan Kyung tampak memikirkan sesuatu.
--
Saat jam pelajaran, Ha Roo lagi-lagi menatap Dan O. Angin bertiup. Dan Ha Roo lagi-lagi tertidur.


Di pasar, semua orang sibuk menjajakan barang dagangannya. Ha Roo tertarik pada gantungan dengan motif bunga terompet (ini gantungan yang sama yang Ha Roo dan Dan O temukan saat di perkemahan musim panas).
Ha Roo masa lalu, teringat kalau gadis mirip Dan O juga sebelumnya melihat gantungan itu dan tampak sangat menyukainya.

Dan karena itu, dia bertanya pada penjual, bunga apa itu? Penjual dengan semangat memberitahu kalau itu adalah bunga terompet. Walau gantungan itu mahal, tapi para wanita menyukainya. Dan bunga terompet itu berarti : “Bahkan jika dunia runtuh dan bumi terbagi, aku hanya akan menunggumu.”
Mendengar arti bunga itu, Ha Roo membelinya.
Ha Roo terbangun. Dan pelajaran sudah usai. Ha Roo tampak terkejut dengan mimpinya tersebut. Kyung menghampirinya dan heran melihat Ha Roo yang tampak tertidur. Dia mengajak Ha Roo untuk latihan bersama.

Tapi, perhatian Ha Roo teralih pada gantungan kunci di tas Kyung yang mempunyai motif bunga terompet. Motif bunga yang sama seperti yang ada di dalam mimpi-nya.
“Dan O memberikannya padaku,” ujar Kyung.
“Apa nama bunga ini?” tanya Ha Roo. Kyung menatapnya. Tapi, Ha Roo tidak jadi bertanya.
Kyung tidak bisa membiarkannya begitu saja dan bertanya alasan Ha Roo menanyakan hal itu? Kenapa Ha Roo ingin tahu nama bunga itu?
“Ini seperti yang kulihat di mimpiku,” jujur Ha Roo.
“Dalam mimpimu?”
“Bukan apa-apa. Ayo.”

Walau Ha Roo tampak tidak peduli lagi, tapi Kyung sangat mempedulikan hal itu. Dia teringat dengan buku lukisan Ha Roo dulu yang di buangnya ke dalam kolam renang. Buku itu terdapat lukisan bunga terompet itu.


Post a Comment

Previous Post Next Post