Network :
Channel 3
Ampu merebut hp Tom, yang sedang bermain game. Dia menanyakan,
kenapa Tom membolos. Dan dengan santai, Tom menjawab bahwa dia tidak mau
bersekolah. Tepat disaat itu, hp Ampu berbunyi, jadi untuk sesaat perhatian
Ampu teralihkan dari Tom. Dan Tom langsung menggunakan kesempatan itu untuk
merebut hp nya kembali.
“Berhenti ikut campur dengan hidup ku!” keluh Tom, kasar. Dan Ampu
pun marah.
Urawee menelpon Ampu, tapi tidak ada yang mengangkat nya. Fae ada
dirumah Urawee, dan Bibi Duang serta MD memperhatikan nya.
Ketika hp nya berbunyi lagi, Ampu mengabaikannya, karena dia sedang sibuk dengan Tom. Dia menanyakan, apa yang sebenarnya Tom inginkan, tapi Tom tidak menjawab. Ampu menjelaskan bahwa dia sedang mencoba untuk berbicara terbuka dengan Tom, tapi kenapa Tom malah tampak tidak senang dan diam saja.
“Berhenti ikut campur! Ayah bahkan tidak ada ikut campur!” teriak
Tom. “Jadi mengapa kamu?” keluh Tom. Lalu dia pun pergi dengan membawa tas nya.
Unthiga juga demikian, dia terus mencoba untuk menghubungin Ampu.
Ampu mengangkat telpon nya, dan menanyakan ada apa. Dan Urawee memberitahu bahwa sebenarnya dia tidak ingin menelpon, tapi dia harus, karena Ampu perlu tahu. Yaitu tentang dia membawa pulang Fae bersama nya. Mengetahui itu, Ampu merasa heran, dan bertanya ada apa memang nya.
Ampu mengangkat telpon nya, dan menanyakan ada apa. Dan Urawee memberitahu bahwa sebenarnya dia tidak ingin menelpon, tapi dia harus, karena Ampu perlu tahu. Yaitu tentang dia membawa pulang Fae bersama nya. Mengetahui itu, Ampu merasa heran, dan bertanya ada apa memang nya.
Unthiga merasa bingung, kenapa nada telpon Ampu selalu sibuk. Dan
dia bertanya- tanya, dengan siapa sebenar nya Ampu sedang bertelponan sekarang.
Lalu dia memutuskan untuk mengirimkan pesan saja kepada Ampu.
Maaf
mengganggu mu. Kami telah mempersiapkan kontrak karyawan untuk mu. Bisakah kamu
datang untuk berbicara?
Tepat disaat, Unthiga ingin pergi, dia tanpa sengaja melihat Anik.
Dan dia pun langsung memakai kacamata hitam nya untuk bersembunyi. Tapi mantan
pacarnya malah datang dan menarik tangannya. Sehingga Anik menyadari dirinya.
Si mantan tidak terima Unthiga memutuskan nya secara sepihak, tapi
Unthiga tidak mau berbicara dengan nya lagi. Mendengar itu, si Mantan merasa
kesal, dan menarik Unthiga untuk ikut bersama dengannya dan berbicara.
Melihat itu, Anik menyuruh Ton, temannya, untuk pulang duluan,
karena dia barusan melihat seseorang yang dikenal nya. Dan Ton pun mengerti.
“Lepaskan aku!” protes Unthiga. Dan Si Mantan pun melepaskan nya.
“Aku tidak ingin berbicara kepadamu. Mengapa kamu mengikuti ku? Menyebalkan!”
Anik mendengar itu, dan si Mantan menyadari keberadaan nya. Merasa heran ada apa, Unthiga pun berbalik
untuk melihat ada siapa. Tapi Anik telah keburu bersembunyi, sehingga dia tidak
sadar bahwa Anik ada di sana.
Lalu ketika Unthiga mulai berbicara lagi, Anik pun keluar dari persembunyiannya untuk mendengar kan. Dan melihat keberadaan nya, si Mantan bertanya kepada Unthiga sambil menunjuk ke arah Anik. “Dia pacar barumu, bukan?”
Mendengar itu, Unthiga berbalik dan melihat ke belakang nya lagi.
Lalu dia merasa terkejut, ketika melihat Anik berada disana. Dan Anik pun pergi
darisana.
Si Mantan ingin mendekati Anik, tapi Unthiga langsung menghalangin nya. “Jika kamu berani, aku akan memberitahu Istrimu. Kamu tahu aku berani. Apakah itu sudah jelas?” ancam Unthiga.
“Okay,” jawab si Mantan terpaksa, lalu dia pun pergi.
Duang menegur Fae yang bersikap tidak sopan, karena menguap dan
berdiri dengan malas di depan orang lain. Duang lalu memberitahu Fae bahwa
besok, sarapan di mulai jam 7 pagi, jadi Fae harus bangung sepagi mungkin untuk
membantu di dapur. Dan Fae membalas bahwa tidak ada seorang pun yang bisa
bangun sepagi itu.
“Siapa yang mengajari mu untuk menjadi pemalas?” tanya Duang.
“Tidak ada, nek,” jawab Fae, tidak sopan.
Mendengar Fae memanggil Duang dengan sebutan Nenek, Pua langsung menutup mulut nya karena terkejut, karena Duang pasti akan marah. Dan benar saja, Duang berteriak marah kepada Fae, dia menjelaskan bahwa wanita yang berada di luar barusan itu baru benar di panggil Nenek, tapi untuk nya, Fae harus memanggilnya Bibi.
“Untuk ku … ” kata Pua, ikut berbicara.
“Lampua! Berisik,” keluh Duang. Dan Pua pun tidak jadi berbicara.
Duang menjelaskan kepada Fae bahwa di rumah ini, tidak ada satupun
orang yang memiliki niat buruk kepada Fae, dan tidak ada satupun orang yang
akan melakukan apapun kepada Fae juga. Sehingga Fae harus berhenti bersikap
tidak sopan kepada mereka. Setelah mengatakan itu, Duang pun pergi keluar dari
dalam kamar. Dan Pua yang telah selesai merapikan tempat tidur, dia juga ikut
keluar dari dalam kamar.
Mendengar perkataan Duang itu, Fae
tampak tidak enak hati. Karena mungkin dia telah sempat berprasangka
buruk, dan tidak sopan kepada mereka.
Duang mengeluh kepada Urawee yang telah membawa dan mengadopsi Fae
ke sini, karena sikap Fae sangat tidak sopan sama sekali. Dan dia
mempertanyakan, apakah Fae bisa di percayai. Mendengar itu, MD menyuruh Duang
untuk berhenti bersikap seperti itu.
“Aku merasa bersimpati pada nya, ma. Tapi lihat sikap nya!” keluh
Duang, tidak senang.
“Itu karena tidak ada yang mengajari nya. Dari apa yang ku dengar
tentang orang tua nya, mereka sibuk bekerja dan mengabaikan dia. Lalu setelah
orang tuanya meninggal, dia tinggal dengan Bibi nya. dan Bibi nya sering
memarahi nya. bahkan Paman nya juga mesum,” jelas Urawee.
“Jika begitu, maka sampai dia memiliki tempat yang lebih baik
untuk di tuju. Aku akan menyekolahkan nya dan mempekerjakan nya. Jadi dia bisa
mengurus dirinya sendiri,” jelas Urawee.
Mendengar itu, Fae tampak terharu kepada kebaikan mereka semua.
Dia memperhatikan ke sekeliling kamarnya, dan berpikir.
MD mempertanyakan tentang siapa yang sebelumnya Urawee telpon.
Seseorang yang Urawee beritahukan tentang Fae. Dan Urawee menjawab bahwa itu
seseorang yang di kenal nya, lalu dia mengalihkan pembicaraan. Dia beralasan
bahwa dia masih memiliki pekerjaan yang belum selesai, jadi dia pun pamit
kepada mereka.
Melihat itu, Duang merasa curiga. Tapi sebelum dia sempat berbicara, MD langsung menyela dan mengatakan bahwa dia mengantuk, jadi dia mau ke kamar untuk tidur.
Ampu membaca pesan yang di kirimkan oleh Unthiga. Dan dia pun
membalas nya. “Aku akan menelpon mu
besok. Maaf, aku telat membalas. Aku sibuk.”
Setelah membalas pesan Unthiga, Ampu mulai melihat- lihat design
kain di internet. Kemudian dia mengirimkan email kepada Urawee.
Urawee masih belum mendapatkan Inspirasi sama sekali, dan dia pun
merasa stress. Namun kemudian, email dari Ampu masuk. Awalnya dia tidak mau
membaca email tersebut. Tapi karena dia masih belum bisa mendapatkan Inspirasi,
maka dia pun membaca email dari Ampu.
Tidak apa, jika kamu tidak membaca nya. Jika kamu pikir ini akan menguntungkan mu, kemudian kamu bisa menyesuaikan nya. Aku telah melihat design yang kamu buat, dan jika aku menebak, sepertinya kamu sedang mencoba memikirkan konsep Thai modern yang baru. Aku ada memotret brand pakaian India sebelumnya.
Selesai membaca pesan itu, Urawee mendengus. “Aku bisa memikirkan
nya sendiri,” gumam Urawee dengan penuh keyakinan, tapi kemudian dia meremas
rambut nya sendiri. “Tapi sekarang, aku tidak bisa memikirkan nya,” keluh nya.
Tags:
Plerng Ruk Plerng Kaen