Sinopsis Lakorn- Drama : Plerng Ruk Plerng Kaen Episode 2 - part 5/5


Sinopsis Plerng Ruk Plerng Kaen Episode 2 – part 5
Network : Channel 3

Pagi hari. Fae membantu membuat kue di dapur, dan Duang mengajarinya untuk bekerja dengan serius, bukannya bermain- main. Kemudian saat Fae akan membungkus kue, MD mengajari nya untuk memakai penjepit dalam mengambil kue, bukannya memakai tangan, karena tangan itu kotor.  Dan tanpa membantah, Fae pun mengikuti arahan dari MD.

Urawee datang, dan menyapa MD. Dia memberitahu bahwa dia tidak sempat untuk sarapan, dan harus pergi bekerja sekarang. Kemudian dia memuji Fae, karena bisa bangun pagi. Dan Fae menjawab bahwa dia tidak ingin setiap orang mengomel padanya.
“Hey. Kamu tidak ingat pelajaran pertama mu? Berbicara dengan sopan. Jangan asal,” kata Duang, menasehati Fae langsung.
“Aku tidak bisa tidur,”  balas Fae, dengan lebih sopan.
“Sekarang kamu memang belum terbiasa dengan tempat baru mu. Tapi nanti kau akan terbiasa,” balas MD, mengerti Fae.

Urawee memberitahu Fae bahwa sore ini, ketika dia sudah pulang bekerja, dia akan membicarakan tentang sekolah Fae. Dan Fae menganggukan kepalanya. Melihat sikap itu, Duang kembali menasehati Fae, yaitu untuk menjawab dengan benar, bukannya hanya menganggukan kepala saja. Dan Fae pun melakukan nya.
Urawee kemudian pun pamit kepada mereka semua, dan pergi.

Ketika baru saja masuk ke dalam mobil, Urawee mendapatkan telpon dari Suk, bibi Anik, dan dia pun mengangkat nya. Lalu dia merasa terkejut, saat mengetahui, kalau semalam Anik memberitahu Suk bahwa dirinya sedang sibuk bekerja. Tapi dia tidak menjelaskan bahwa itu tidak benar kepada Suk, karena khawatir itu akan membuat Anik tampak buruk. Jadi dia pun menjawab bahwa sama seperti yang Anik katakan. Lalu dia menanyakan, apakah Anik ada dirumah sekarang.
Setelah selesai berbicara, Urawee pun mematikan telpon nya.
Anik tersenyum mengingat sesuatu.

Flash back
Didalam mobil. Setelah keluar dari bar.
“Aku memanggil dia untuk datang, jadi aku bisa putus dengan nya. karena aku menangkap dia sudah menikah,” jelas Unthiga.
“Aku minta maaf,” balas Anik. Dan Unthiga berterima kasih kepadanya.

Unthiga bersikap seolah dia murni, dan dia melakukan kesalahan, karena dibutakan oleh cinta. Sambil memegang tangan Anik dengan erat, dia menjelaskan bahwa dia tulus dan serius mencintai mantan pacarnya, dan dia berharap mantan pacar nya melihat ketulusan nya. Karena ketulusan akan membuat cinta stabil.
“Apa kamu terluka?” tanya Anik.
“Pertamanya, aku akui aku terluka. Tapi sekarang, tidak lagi,” jawab Unthiga.
Anik lalu menyentuh tangan Unthiga yang memegang nya dengan erat. “Kamu memiliki dukungan ku,” kata Anik. Dan Unthiga berterima kasih, lalu dia melepaskan tangan Anik.

Unthiga  kemudian mengalihkan pembicaraan. Dengan sikap pura- pura perhatian, dia menanyakan tentang hubungan Anik dan Urawee sekarang. Dan Anik memberitahu bahwa sekarang dia dan Urawee sedang berpisah untuk sementara.
“Oh, apakah itu karena aku?” tanya Unthiga sambil memegang tangan Anik kembali.
“Ini bukan karena siapapun. Itu karena kami berdua. Aku tidak bisa membuat Wee mencintai ku,” jawab Anik. Dan Unthiga memegang erat tangan Anik dengan kedua tangan nya.

“Jangan menyerah. Aku mendukung mu. Aku tahu bahwa Wee terluka dengan masa lalu yang menyakitkan, jadi dia tidak mempercayai siapapun dalam cinta. Tapi aku ingin dia memiliki jenis cinta yang baik, dengan orang sebaik kamu. Tetap kuat ya,” kata Unthiga, sok perhatian.
Dan mendengar itu, Anik balas memegang tangan Unthiga. “Terima kasih banyak ya,” ucap nya. Lalu dia mendekat seperti ingin mencium Unthiga.
Namun saat Unthiga melepaskan tangan nya, dan menjauh darinya. Anik pun tersadar, dan menjauh sedikit juga. Lalu suasana pun menjadi canggung.
Flash back end
Anik menghela nafas seperti kecewa.

Suk datang menghampiri Anik, dan menyapa nya. Dia ingin membicarakan, dan bertanya- tanya tentang apa yang terjadi antara Anik dengan Urawee. Tapi Anik menghindar, dan langsung pamit untuk pergi bekerja.
“Nik, kamu bisa membicarakan tentang apapun kepadaku. Jangan menyimpannya sendiri. Mana tahu aku bisa membantu,” kata Suk, perhatian.
“Dengan Wee … aku capek,” jelas Anik.
“Hati Wee pernah terluka. Jangan lupa. Bersabarlah,” balas Suk.
“Kesabaran seseorang itu ada batas nya. Kesabaran ku sudah habis, dan aku memiliki pilihan dalam hidup ku,” balas Anik.

Urawee ada disana. Dan mendengar itu, dia pun bertanya, apa maksud Anik. Melihat dia, Anik merasa terkejut. Begitu juga dengan Suk.
Urawee mengikuti Anik, dan mengajak nya untuk berbicara. Dia menanyakan, kenapa. Dan Anik menjawab bahwa dia tidak ingin berbicara kepada Urawee, ketika Urawee sedang marah. Namun Urawee dengan cepat membalas, kalau dia mau bicara. Mendengar itu, Anik tersenyum seperti meremehkan Urawee. Dan Urawee tidak suka itu.
“Aku hanya berpikir, kapan kamu akan berhenti marah, dan bertindak seperti …”
Sebelum Anik selesai berbicara, Urawee langsung menamparnya. “Seperti siapa? Katakan!” teriaknya, marah.
“Seperti Khun Oun,” jawab Anik.
Suk merasa khawatir melihat bertengkaran antara Urawee dangan Anik. Dan dia pun menelpon, Non, suaminya, serta bercerita kepada nya.

Urawee menanyakan, kenapa Anik berbohong kepada Non dan Suk bahwa dia sedang sibuk dan Anik sendiri sedang rapat. Apakah itu karena Unthiga. Dan Anik menjawab iya. Dia menjelaskan bahwa dia tidak sengaja bertemu dengan Unthiga, tapi ini tidak seperti apa yang Urawee pikirkan.
“Mengenai Ampu dan aku, itu tidak seperti yang kamu pikirkan juga. Tapi mengapa kamu bisa melakukannya, namun aku tidak bisa? Bukankah itu terlalu egois?” tanya Urawee, marah.
“Harusnya aku yang bertanya, siapa yang egois? Kamu bisa melakukan segalanya, tapi mengapa aku tidak bisa?” balas Anik, marah juga.

Urawee merasa heran, kenapa Anik bisa menjadi tidak  beralasan tiba- tiba, sehingga semua yang dia katakan menjadi salah. Apakah itu karena Unthiga. Dan Anik menjawab bahwa ini tidak ada hubungan nya dengan siapapun, tapi ini antara mereka.
“Dan ketika kamu mengatakan pilihan, maksudmu dia kan?” teriak Urawee.
“Bisa jadi dia! Bisa jadi bukan dia! Atau mungkin orang lain yang lebih masuk akal daripada kamu!” balas Anik, berteriak. Dan Urawee menampar nya lagi.

“Aku sudah tahu, kamu berubah, karena dia.”
“Karena kamu,” balas Anik. Dan Urawee ingin menamparnya lagi, tapi Anik langsung menahan tangan nya.
“Aku tidak terima bahwa itu karena aku. Dan apa kamu tahu bahwa kamu menjadi bodoh? Dia memutar kepalamu,” kata Urawee, emosi.
Dan Anik menyuruh Urawee untuk berhenti menghina dirinya. Dia menjelaskan bahwa Urawee lah yang membuat diri nya terasa bodoh. Dan membuang waktunya selama 10 tahun untuk menunggu seorang wanita yang tidak pernah melihat ketulusan nya.

Urawee menangis, dan mempertanyakan, apakah ini benar Anik yang di kenalnya. Dan Anik membenarkan, dia menjelaskan bahwa seharusnya cinta membuat mereka bahagia, bukannya tercekik dan tidak nyaman, seperti apa yang Urawee lakukan kepada nya. Selama ini dia terus berharap dan menunggu, karena dia ingin membuat Urawe percaya diri, tapi sekarang dia berpikir itu adalah kesalahan. Karena Urawee tidak pernah menganggap dirinya  berharga.


“Apakah ini karena kamu mempercayai dia? Kamu tidak pernah mempercayai ku.”
“Ini bukan karena siapapun. Kamu nilai saja dirimu sendiri. Kamu yang membuatku percaya bahwa aku telah menghabiskan waktu ku untuk hal yang sia- sia,” balas Anik. Lalu dia pergi, mengabaikan Urawee yang menangis.
Melihat itu, Suk merasa bingung harus bagaimana.
Urawee menangis, sambil mengepalkan tangannya dengan kuat untuk menahan emosi nya.
Ampu mengantarkan Tom ke sekolah. Dia menjelaskan bahwa Tom harus terus bersekolah, sampai Tom siap memberitahukan kepadanya kenapa Tom tidak ingin bersekolah, dan apa yang Tom ingin lakukan. Kemudian dia akan menyetujui Tom untuk melakukan apa yang Tom ingin lakukan.
“Aku berharap begitu,” kata Tom, tidak percaya.
“Jika apa yang kamu ingin masuk di akal,” balas Ampu. Dan Tom tersenyum kecil.
Unthiga menelpon Ampu, dan berbicara dengan suara genit. Dia mengajak Ampu untuk segera datang, karena dia ingin rapat berdua dengan Ampu. Dan Ampu pun mengiyakan.

Urawee datang ke kantor dengan raut wajah cemberut. Tanpa menyadari itu, semua karyawan serta Pam menyapa nya. Dan Urawee mengabaikan, serta berjalan melewati mereka semua.  Melihat itu, mereka semua pun merasa penasaran dan memperhatikan nya.

Urawee masuk ke dalam ruangan kantor Unthiga, yang sedang berduaan dengan Ampu untuk membahas mengenai pekerjaan. Dan Unthiga menanyakan, apa yang Urawee lakukan dengan masuk ke dalam ruangannya tanpa mengetok.
“Aku melakukan apa yang kamu lakukan kepada ku. Kita sama sebagai pendosa, bukan?” tanya Urawee. Dan Unthiga diam, sambil menatap cemas kepada Ampu.
Para karyawan yang merasa penasaran dan ingin tahu. Mereka menonton dari jauh. “Tampar! Tampar!” seru seorang karyawan sambil ingin merekam menggunakan hp nya. Tapi Pam langsung menghalangin nya supaya dia tidak melakukan itu.
Namun percuma, karena karyawan yang lain tetap merekam.

Urawee mendekati Ampu dan berbicara dengan lembut kepadanya sambil memegang tangan nya. Dia berterima kasih untuk ide yang Ampu berikan, serta dia meminta maaf karena telah marah tanpa alasan kepada Ampu. Dan kemarin malam, dia bersyukur karena Ampu ada untuk nya. Mendengar itu, Ampu merasa heran dan merinding. Sementara Unthiga, tampak sangat emosi.
“Kamu adalah penasihat terbaik ku,” kata Urawee, lembut.
“Tidak apa,” balas Ampu.

“Ide apa?” tanya Unthiga, tidak mengerti.
“Mm, Khun Pu membantu ku dalam pekerjaan ku. Bahkan walau aku telah menolak tawarannya. Tapi dia baik. Bahkan ketika aku tidak bertanya, atau menempeli dia,” jawab Urawee, menyindir.
Dan Unthiga jelas merasa tersindir, sehingga tidak tampak tidak senang.
Urawee kemudian membahas tentang pertemuannya dengan Ampu semalam. Dan Ampu menatap heran kepada Urawee, karena pertemuan itu tidak sengaja. Tapi Unthiga yang tidak mengerti, dia merasa salah paham. Dan melihat reaksi kesal nya, Urawee pun pamit untuk kembali bekerja. Tapi sebelum keluar, dia mendekati Ampu dengan sikap sangat akrab.

“Oh. Khun Pu. Ketika kamu mulai bekerja disini, aku akan sangat bahagia, jika kamu terus di sisi ku,” kata Urawee. Dan dengan canggung, Ampu menjawab bahwa dia sedang rapat sekarang. “Aku ingin kamu untuk datang dan mengomentari pekerjaan ku juga. Jadi tolong ke ruanganku ya,” pinta Urawee. Dan Ampu mengiyakan.

“Jaga Khun Pu dengan baik ya. Jika tidak, aku akan …” kata Urawee, sengaja digantung.
“Akan apa?” balas Unthiga, cemas.
“Pikirkan sendiri. Otakmu kan … hanya bisa memikirka hal rendahan,” balas Urawee. Lalu dia pergi.
Dengan kesal, Unthiga pun berusaha untuk menahan emosinya.
Para karyawan merasa kecewa, karena mereka berpikir akan ada adegan menampar, tapi ternyata tidak. Sementara Pam, dia langsung berlari untuk menemui Urawee.
Unthiga keluar dari ruangan dengan marah. Dan melihat itu, Ampu menghela nafas lega dan capek.
Unthiga masuk ke dalam ruangan Urawee. Dia menanyakan, kenapa Urawee masih mendekati pria lain, ketika sudah punya pacar. Apakah Urawee ingin menangkap dua ikan sekaligus. Karena Urawee secara diam- diam menemui Ampu di belakang Anik sebanyak dua kali sekarang. Dan dia mengatai Urawee, menjijikan!
Mendengar itu, dengan tenang, Urawee membalas bahwa dia tidak memiliki pacar. Dan dia bertanya, apakah Ampu adalah pacar Unthiga?
Pam serta para karyawan lain menonton dengan penasaran.
Ampu datang, dan menonton juga.

Unthiga tidak bisa menjawab, karena Ampu belum menjadi pacarnya. Dan Urawee pun mengatai bahwa Unthiga sama seperti anjing wanita yang menggoyangkan ekor nya kepada anjing pria, ketika sedang panas. Karena Unthiga mendekati Ampu serta Anik. Dan menurutnya itu lebih menjijjikan!
Mendengar itu, Unthiga ingin menampar Urawee. Tapi Urawee berhasil menahan kedua tangannya, dan mendorong nya.

Semua yang menonton merasa terkejut.
“Berhenti! Jangan kacaukan Anik. Atau jika tidak, aku akan membalas mu. Jadi kamu tidak akan bahagia dengan Ampu juga,” kata Urawee, dengan tegas memperingatkan Unthiga. Dan dengan kesal, Unthiga pun  menatap tajam padanya.

Post a Comment

Previous Post Next Post