Sinopsis C-Drama : Love You Like the
Mountain and Ocean Episode 13
Images by : Youku
Ye Miao yang
merasa khawatir pada Ruining, mengirim pesan pada Ruining, bertanya apakah
Ruining sudah tidur?
--
Shen Zhen
berjalan sendiri di jalanan yang gelap. Dan saat itu, dia mendengar bunyi pesan
masuk di ponsel. Ternyata, Shen Zhen belum mengembalikan ponsel Ruining yang di
rebutnya tadi dan masih memegangnya. Melihat kalau Ye Miao yang mengirim pesan
pada Ruining, Shen Zhen menjadi semakin marah dan membuang ponsel Ruining ke
pinggir jalan.
Ye Miao
menelpon Ruining, dan tentu saja, tidak di jawab karena ponsel tersebut sudah
di buang Shen Zhen ke jalanan.
--
Ye Miao
semakin khawatir karena Ruining tidak membalas pesan dan menjawab teleponnya.
--
Di rumah,
Ruining tidur
di kamar Ny. Ning Mo. Ny. Ning tahu kalau Ruining pasti merasa sedih dengan
pertengkarannya tadi dengan Shen Zhen. Dengan lembut, Ny. Ning menyuruh Ruining
untuk tidak memikirkan masalah tadi lagi. Dan juga, besok dia akan menemani
Ruining ke rumah paman Yan. Ruining bisa beristirahat di sana selama beberapa
hari.
Ruining masih
merasa tertekan dengan tuduhan dirinya yang merusak properti tangga phoenix.
Dia bertanya, apakah ibunya percaya padanya?
“Ibu percaya
padamu. Di hatimu, selalu ada rasa hormat. Sebuah standar. Meskipun kau nakal
dan sering bersikap bebas, kau tidak pernah kehilangan rasa hormat-mu. Standar
mu tidak pernah berubah. Ruining. Inilah hal terbaik dari dirimu. Juga hal yang
berharga bagi Ibu dan Ayah. Hal yang kami banggakan. Entah, aku atau ayahmu,
suatu hari pasti akan meninggalkan-mu. Tapi, dukungan terbaik yang bisa kami
berikan adalah percaya padamu. Percaya padamu selamanya.”
“Ibu. Aku akan
mengingat hal itu. Aku juga percaya pada Ibu. Aku akan selalu percaya padamu
dan ayah.”
Ruining
mendekap ibunya dengan sangat erat.
--
Ye Miao masih
tidak bisa tidur karena Ruining tidak membalas pesannya juga. Dia benar-benar
khawatir dan juga cemas.
--
Esok hari,
Pada akhirnya,
Ye Miao ketiduran juga. Tapi, saat ponselnya berdering, dia langsung terbangun
saat itu juga. Eh, ternyata bukan ponselnya yang berbunyi tapi ponsel Chen Mo.
Yang menelpon
Chen Mo adalah Huahua yang mengajaknya sarapan bersama. Siap telepon, Chen MO
sangat ketakutan saat menyadari kalau Ye Miao menatapnya dengan sangat tajam.
Ada apa?
“Chen Mo. Kau
tahu apa yang paling penting dalam pertemanan?”
“Apa itu?”
“Hal paling
penting dalam pertemanan adalah ketika salah satunya sedang sedih, maka yang
lainnya harus tetap diam dan menjaga jarak. Kau ngerti?”
Chen Mo hanya
bisa melongo. Mana dia tahu kalau Ye Miao sedang sedih. Dan juga, dia kan hanya
menjawab telepon dari Huahua.
--
Pagi-pagi, Ny.
Ning dan Ruining sudah bersiap untuk pergi ke rumah paman Yan. Mereka akan
pergi sekitar 2-3 hari. Dan hanya tinggal bibi Cai di rumah seorang diri. Bibi
Cai masih merasa bersalah karena masalah kemarin dan meminta maaf sekali lagi
pada Ruining dan Ny. Ning. Bibi Cai masih menyalahkan dirinya. Ruining langsung
berkata kalau semua sudah berlalu dan tidak usah di bahas lagi.
Sudah mau
berangkat, Ny. Ning Mo malah mendapat telepon dari Prof Wang yang memberitahu
mengenai di temukannya barang antik yang sangat berharga. Mendapat telepon itu,
Ny. Ning menjadi sangat bersemangat dan bahkan berjanji akan segera ke sana.
Sudah
mematikan telepon, Ny. Ning baru tersadar kalau dia mau pergi dengan Ruining ke
rumah paman Yan. Untunglah Ruining adalah anak yang bisa memahami ibunya,
sehingga dia menyuruh Ny. Ning untuk pergi menemui prof. Wang, sementara dia
bisa pergi sendiri ke rumah paman Yan. Dia bahkan menyuruh Ny. Ning untuk tidak
khawatir padanya. Dia akan pulih kembali dalam 3 hari saja.
Dan akhirnya,
Ruining pergi sendiri ke tempat paman Yan. Sebelum pergi, Ruining memberitahu
bibi Cai kalau dia lupa meletakkan ponselnya dimana (yang sebenarnya sudah di
ambil oleh Shen Zhen dan di buang), jadi jika Bibi Cai ingin menghubunginya,
bibi Cai bisa menelponnya ke nomor lama ibunya.
--
Di kampus,
Ye Miao sudah
masuk ke kelas kembali. Dia tampak tidak tenang dan tidak fokus mendengarkan
pelajaran. Dia terus menerus melihat ponselnya. Seharusnya Ruining kan sudah
bangun, kenapa tidak menghubunginya? Ye Miao jadi kesal dan berkata tidak akan
menghubungi Ruining lagi.
--
Hm, emang cuma
omong kosong. Ye Miao tetap saja kepikiran mengenai Ruining. Jadinya, pas jam
istirahat, dia berpura-pura bertanya pada Huahua, dimana Ruining? Bukankah
Huahua dan Ruining selalu saja bersama? Huahua langsung mengingatkan kalau
Ruining kan sekarang tidak ada di kampus. Ye Miao pura-pura baru ingat.
“Jadi dia ada
di rumah?”
“Ya.”
“Dia di rumah
kemarin. Hari ini juga?”
“Kalau tidak?”
“Mungkin saja
tidak ada di rumah hari ini. Bagaimana kalau kau menelponnya?” pancing Ye Miao.
Huahua
menatapnya dengan pandangan curiga. Dia sudah mau menelpon, tapi malah
mengurungkan niatnya. Alasannya, mana tahu Ruining sedang marah. Dia tidak mau
terlibat. Mendengar alasan Huahua, Ye Miao jadi kesal dan membahas kalau Huahua
harusnya setia pada Ruining. Di momen seperti ini, mana bisa Huahua merasa
takut terlibat. Yang paling penting dalam pertemanan adalah perlindungan dan
selalu ada bersama.
Eh, Chen Mo
malah memperbaiki ucapan Ye Miao. Tadi pagi, Ye Miao kan bilang padanya kalau
yang paling penting dalam pertemanan adalah saat yang satu sedang sedih, yang
lain harus tetap diam dan menjaga jarak. Ye Miao kesal dan memberi tanda pada
Chen Mo untuk diam saja.
Huahua
akhirnya memutuskan untuk menelpon Ruining. Tapi, nomor Ruining tidak bisa di
hubungi. Huahua malah berpikir kalau Ruining mungkin sedang tidur, dan dia akan
menelpon nanti saja.
--
Fang Yuan
sedang sibuk memberi pengarahan kepada semua pemain drama. Chen Mo datang
menemuinya dan melapor kalau Huahua minta izin tidak ikut latihan sore ini
karena sakit perut (sebenarnya, itu bohong). Fang Yuan jadi kesal dan menyuruh
Chen Mo menyampaikan pada Huahua, kalau tidak datang sore ini, tidak usah datang
lagi selamanya.
Eh, Chen Mo
malah senang mendengar itu. Fang Yuan sampai kehilangan kata-kata.
--
Ye Miao berada
di kampus. Dan dia melewati rak dimana saat itu, dia hendak membantu Ruining
mengambil buku. Tapi, buku itu belum sempat di ambilkannya karena dia sudah
harus pergi dengan Shen Zhen. Melihat rak itu, Ye Miao kembali teringat
kenangannya dengan Ruining dan tersenyum.
Dan kali ini,
Ye Miao mencoba mengambil buku itu sendiri. Dia kesulitan karena tinggi-nya
tidak samapi. Tapi, hanya dengan satu lompatan, dia sudah bisa mengambil buku
tersebut (Ohhh… berarti waktu itu, dia sengaja tidak bisa ambil, biar bisa
lebih lama dengan Ruining dong?)
--
Ye Miao berada
sendirian di ruang kelas. Dia masih mencoba menelpon Ruining, tapi nomornya
tetap masih belum aktif. Ye Miao menghela nafas. Dia benar-benar cemas.
--
Latihan peran
utama, Ye Lin dan Shen Zhen di lakukan. Direktur ada di sana untuk melihat
proses latihan. Namun, dia tidak puas. Dia memberitahu pada Fang Yuan kalau
kedua peran utama tidak selaras dan natural. Mereka tidak terlihat seperti
pasangan yang saling setia. Fang Yuan mengerti dan berjanji akan lebih berusaha
keras.
--
Ye Miao
kembali ke kamar asrama. Dia mondar mandir cukup lama dan akhirnya mencoba
menelpon Ruining lagi. Tapi, tetap saja tidak aktif.
Di saat itu,
dia malah mendapat telepon dari Chen Mo. Chen Mo menelpon karena Huahua
mengajaknya untuk membeli pisau tumpul untuk membersihkan lukisan. Apa Ye Miao
mau nitip? Ye Miao menolak.
Chen Mo sudah
mau menutup telepon, tapi Ye Miao malah melarang. Ye Miao malah membahas
mengenai Huahua yang masih punya mood untuk
berbelanja di situasi seperti ini?! Chen Mo malah bingung, kenapa tidak bisa?
Ye Miao
meminta bicara dengan Huaua. Dan Chen Mo memberikan ponselnya pada Huahua.
Huahua bertanya ada apa Ye Miao mau bicara dengannya? Ye Miao langsung
menceramahi Huahua yang sangat tega. Ruining menghilang selama satu hari ini,
apa Huahua tidak khawatir? Huahua malah dengan sangat menjawab kalau Ruining
kan ada di rumah. Ruining itu hanya mematikan telepon.
Huahua sudah
mau marah, tapi kemudian menyadari sesuatu. Melihat Ye Miao yang sangat
khawatir pada Ruining, apa Ye Miao menyukai Ruining? Tidak perlu menyangkal.
Dan tidak perlu juga mengaku padanya.
“Sebagai
seorang gadis. Aku akan memberitahumu sesuatu karena aku baik. Jika kau
menyukainya, katakan padanya. Jika kau menyembunyikan perasaanmu, dia akan
menjadi pacar orang lain nantinya. Aku bukanlah seorang wanita yang tidak di
kejar-kejar pria ya. Ah, maksudku dia, bukan aku. Kau tahu apa yang gadis
sukai? Mereka suka keberanian. Tidak bertele-tele. Dan respon yang cepat.
Mengerti?” ujar Huahua dan mematikan telepon. Sebenarnya, semua yang Huahua
katakan adalah kode untuk Chen Mo.
Chen Mo
mendengar semua ucapan Huahua, dan senyum-senyum.
“Chen Mo, kau
mengerti?”
“Aku
mengerti!”
“Mengerti
apa?”
“Ye Miao
menyukai Xia Ruining!”
Mendengar
jawaban Chen Mo, Huahua menjadi sangat kesal. Dan Chen Mo malah tidak mengerti
alasan kekesalan Huahua.
Ye Miao
tampaknya memikirkan ucapan Huahua padanya. Dan karena itu, Ye Miao
mengeluarkan kertas lukisan kenangan masa kecilnya bersama dengan Ruining yang
sudah di perbaikinya, dan memasukkannya ke tabung lukisan. Kemudian, dia pergi
dari asrama.
--
Ruining tiba
di rumah paman Yan. Dan begitu masuk, ada seseorang di sana.
“Kenapa kau di
sini?” tanya Ruining (tidak di perlihatkan pada siapa Ruining bicara).
--
Ye Miao
ternyata pergi ke rumah Ruining. Yang membuka pintu adalah bibi Cai dan
memberitahu kalau Ruining ke rumah paman Yan dan akan pulang 2-3 hari lagi.
Ye Miao tanpa
berpikir panjang, langsung pergi. Dia hendak menyusul Ruining.
--
Ye Lin dan
Shen Zhen masih latihan. Dan chemistry di
antara mereka tetap tidak ada. Mereka tidak selaras. Fang Yuan dan rekannya
yang melihat hanya bisa geleng-geleng kepala. Mereka menyuruh yang lain untuk
boleh pulang, sementara Ye Lin dan Shen Zhen di minta untuk bekerja sedikit
lagi.
Fang Yuan
merasa stress dengan drama tahun ini. Banyak yang mengundurkan diri. Dan dia
bahkan kesulitan untuk menemukan pengganti para figuran. Temannya bertanya
siapa lagi yang mengundurkan diri? Fang Yuan memberitahu kalau Ye Miao
mengundurkan diri dari drama hanya dengan mengirim pesan SMS padanya.
Shen Zhen
mendengar ucapan Fang Yuan tersebut.
Tidak lama,
Shen Zhen mendapat telepon dari bibi Cai. Dia menanyakan keadaan Shen Zhen dan
lukanya. Shen Zhen menanggapi dengan dingin dan bertanya tujuan ibunya
menelponnya. Bibi Cai menasehati Shen Zhen untuk tidur yang cukup, istirahat
dan makan. Bukannya menerima nasehat bibi Cai, Shen Zhen dengan dingin malah
berkata kalau dia sudah kuliah sekarang. Baginya, apapun yang ibunya katakan
sekarang, tidak ada artinya. Jika ibunya merasa sangat bosan, maka urus saja
urusan dan kehidupan nona Xia itu.
Bibi Cai masih
sabar. Dia merasa kalau pasti ada salah paham. Ruining bukanlah anak yang
nakal. Dia tidak akan mungkin melakukan hal seperti itu. Dia kan bekerja di
keluarga Xia. Mereka di beri tempat tinggal, makanan dan bahkan membiayai
kuliah Shen Zhen. Harusnya, mereka merasa bersyukur padanya.
“Aku akan
bersyukur.”
“Ibu tahu
kalau kau menyimpan amarahmu. Ruining juga demikian. Dia pergi ke tempat paman
Yan pagi ini.”
“Dia mau
kemana tidak ada hubungannya denganku. Sudahlah, aku sibuk. Aku akan mematikan
telepon.”
Usai telepon
dengan ibunya, Shen Zhen malah mendengar Fang Yuan yang berkomentar mengenai
pemampilannya dengan Ye Lin yang sangat kaku dan tidak ada keselarasan sama
sekali. Kesal mendengar komentar itu, Shen Zhen memilih untuk menelpon Ye Miao
saja.
Ye Miao
mengangkat teleponnya. Shen Zhen berpura-pura khawatir dan menanyakan keadaan
luka Ye Miao dan hendak mengunjungi Ye Miao ke rumah sakit. Pas sekali, Shen
Zhen malah mendengar pengumuman suara bahwa kereta yang akan menuju ke Taoli
Town akan segera berangkat. Mendengar pengumuman itu, Ye Miao langsung
memutuskan telepon dengan Shen Zhen karena dia sedang sibuk sekarang.
Shen Zhen
tampak sangat marah. Dia tahu kalau Ye Miao pasti pergi menyusul Ruining.
--
Ye Miao tiba
di rumah paman Yan pada malam hari. Dan yang membuka pintu adalah Ruining.
Melihat baju yang Ruining kenakan, Ye Miao tertawa sangat keras. Ruining sangat
kesal dan menyuruhnya berhenti tertawa. Ye Miao malah tidak berhenti. Ruining
dengan kesal bertanya tujuan Ye Miao kemari untuk apa?
“Aku datang
kemari untuk…”
Eh, belum
selesai bicara, malah bebek yang ada di rumah paman Yan, tiba-tiba keluar dan
mengejar Ye Miao. Ye Miao ketakutan dan berteriak sambil berlari.
--
Ye Lin
menelpon prof Ning Mo karena dia tidak bisa menghubungi Ruining. Dia ingin tahu
dimana Ruining. Prof Ning Mo memberitahunya kalau Ruining ada di rumah paman
Yan.
Tahu mengenai
dimana Ruining berada, Ye Lin merasa sangat lega. Setidaknya, Ruining bisa
refresing selama beberapa hari dan dia bisa fokus latihan.
Eh, malah
muncul Shen Zhen yang mengajaknya bicara. Dia meminta kerja sama Ye Lin agar
bisa tampil dengan baik bersamanya di drama, karena dia butuh mendapatkan 5
point tersebut. Ye Lin setuju dengan hal itu. Tapi, Shen Zhen bicara begitu,
apa karena Shen Zhen berpikir dia sengaja tidak bekerja sama dengan baik karena
suatu tujuan?
“Aku
benar-benar tidak tahu apakah kau melakukannya dengan sengaja atau tidak,”
jawab Shen Zhen, menyindir. “Apa ini diluar ekspetasimu? Shen Zhen adalah orang
yang selalu menurut. Tidak berani berbicara dengan Ye Lin yang terkenal dengan
cara bicara kasar begini. Senior, aku merasa kita mirip.”
“Maaf. Aku
tidak pernah berpikir begitu.”
“Tapi aku
selalu berpikir demikian. Jika tidak,
sikapmu terhadap Xia Ruining tidak akan seperti ini.”
“Apa maksudmu
sebenarnya?!”
“Kau
benar-benar menyukai Xia Ruining? Atau karena kau tahu kalau saudaramu, Ye Miao
juga jatuh cinta padanya, jadi kau ingin berkompeti melawannya? Itulah kenapa
kau menunjukan cintamu kepadanya dengan terburu-buru? Kelihatannya kau seperti
tidak peduli pada apapun dan peduli pada orang lain. Tapi, pada faktanya,
melihat caramu di besarkan, kau tidak ingin kalah dari siapapun. Aku benarkan?
Xia Ruining menyatakan perasaannya padamu di depan umum. Kau berpikir bahwa dia
akan selalu menyukaimu. Benarkan? Dan ketika semua ini terjadi, semua
berkembang di luar perkiraanmu. Kau mulai panik. aku benarkan?”
“Jangan
berpikir sesukamu.”
“Ini bukan
pikiranku, tapi ini adalah fakta. Aku akan memberitahumu satu fakta serius
lainnya. Xia Ruining sudah pergi ke kota Taoli. Dan Ye Miao juga pergi ke sana.
Adikmu lebih tegas daripada yang kau bayangkan,” ujar Shen Zhen. “Senior, apa
kau akan kalah? Kalah dari adik kandungmu,” akhiri Shen Zhen dengan senyuman
sinis.
Dia
benar-benar licik. Memancing pertengkaran saudara antara Ye Lin dan Ye Miao.
Dia mengadu domba mereka, karena tahu dia tidak akan bisa mengalahkan Ruining
dan mengubah Ye Miao agar cinta kepadanya.