Original Network : Naver TV Cast vLive
Saat bangun pagi, Da Eun langsung
membaca kartu misi yang di terima nya. [Misi : Ciptakan foto kenang- kenangan
bersama]. Lalu dia membuka kotak berisi dress merah muda yang di terima nya.
Dilokasi pemotretan. Da Eun sangat
kebingungan harus bagaimana. “Foto bersama? Aku, yang menghancurkan seluruh
foto di buku tahunan ku. Berfoto berpasangan.”
Jung Woo memanggil Da Eun, sehingga Da
Eun pun tersadar dan menatap ke arah nya. Jung Woo meminta maaf karena sikap
nya semalam. Dan Da Eun mengerti, sebab dia telah datang tanpa pemberitahuan.
“Bahkan walaupun begitu. Aku minta
maaf. Aku sangat sensitif saat malam,” jelas Jung Woo, merasa bersalah.
“Tidak apa. Jika seseorang
membangunkan ku dari tidur ku…”
Seorang pria tiba- tiba memanggil Da
Eun. Dan dengan kebingungan, Da Eun memikirkan siapa pria itu. Lalu saat pria
itu membicarakan tentang proyek bersama mereka dalam pemotretan foto jaket
album. Daeum pun menebak, apa mungkin pria itu fotografer. Dan apakah mereka
dekat.
“Ini sudah sekitar 3 bulan,” kata
pria itu, mengingatkan.
“Ah!” teriak Da Eun, berpura- pura
ingat. “Bagaimana kabarmu?” tanya nya dengan canggung. Dan Jung Woo
memperhatikannya dengan aneh.
“Yah. Aku baik- baik saja.”
Pemotretan Solo Da Eun pun dimulai.
Dan dia merasa sangat gugup.
“Kamu bukan Da Eun, kan? Orang yang
lebih memilih memakan burung di banding terong. Dan juga ini, kamu sudah
memberiku ini sebagai hadiah ulang tahun.
Unni, kamu Kim Byul dari Angels, kan?” tanya Ari.
Dengan gugup, Byul menyangkali itu.
Tapi Ari tidak percaya, dan memuji betapa hebat nya Byul saat di lihat secara
langsung, bahkan Byul terlihat sangat mirip dengan Da Eun. Lalu dia berbisik
pelan, dan bertanya, mengapa Byul bisa ada di sini.
Byul menghela nafas capek, karena
dia tidak mungkin menyangkali nya lagi. Lalu dia memberikan kode supaya Ari
mendekat. Dan kemudian dia berbisik memberitahu nya.
“Rahasia kan itu ya,” pinta Byul.
“Tentu saja! Unni, untuk perjalanan
sekolah ku. Aku akan menari kan lagu mu. Bagian Haneul, kamu tahu kan?” tanya
Ari, bersemangat.
Da Eun berusaha untuk berpose dengan
baik, tapi karena tidak tahu harus bagaimana, maka posenya menjadi kurang
memuaskan. Dan si fotografer pun mengomelinya.
“Ada apa denganmu? Kamu ingin
membuat anggota staf menunggu?”
“Aku minta maaf,” jawab Da Eun,
merasa bersalah.
Istirahat. Diruang make up. Da Eun
terduduk lemas di tempat nya. Dia merasa hari ini begitu sulit, jadi dia ingin
sendirian sejenak, dan berharap tidak akan ada yang memanggil namanya. Tapi
harapan nya tidak terkabul.
“Byul!!” panggil seorang wanita,
mendekat. Dia mengeluarkan semua barang nya di dekat Da Eun dan mulai
memperbaiki dandanan Da Eun sedikit.
Dengan kebingungan, Da Eun berusaha
untuk mengingat siapa wanita itu. Tapi dia tidak ingat. Lalu saat si wanita
menyentuh rambutnya, dan menyadari kalau itu adalah rambut sambung. Da Eun pun
menjadi gugup.
“Aku mencoba memotong rambutku. Tapi
itu tidak cocok, jadi aku memakai rambut sambung,” jelas Da Eun, beralasan.
“Benarkah? Bukankah kamu ingin
memanjangkan mereka. Bulu matamu juga berubah bentuk. Texture nya juga
berbeda,” komentar nya. Sangat teliti.
Da Eun sangat gugup, karena takut
sekali ketahuan. “Aku habis. Ini sudah
benar- benar berakhir sekarang. Manajer, aku minta maaf,” pikirnya.
Si fotografer datang dan menjelaskan
kepada si perias kalau mungkin Da Eun sedang sangat capek, makanya Da Eun tampak
berbeda. Lalu dia menyuruh si perias untuk menunggu diluar dan membantu Jung
Woo memperbaiki style nya. Karena dia mau berbicara dengan Da Eun.
Dengan lega, Da Eun pun menghela
nafas.
Lalu setelah hanya tinggal berdua
saja diruangan. Si fotografer duduk di dekat Da Eun, dan bertanya, “Mengapa
tidak menipu dengan baik?”
“Ya?!!”
Dicafe. Seorang pelanggan sedang
sibuk bervideo call dengan seseorang, dan dia menggerak kan tangan nya kesana
kemari. Sehingga Byul tidak sengaja mengenai nya. Dan membuat gelas di atas
meja terjatuh serta tumpah mengenai tas si pelanggan.
Byul segera meminta maaf kepada si
pelanggan. Tapi si pelanggan langsung memarahinya dengan kasar. Dia menghina
kalau gaji sebulan Byul tidak akan bisa membayar tas mahal nya. Tapi dengan
percaya diri, Byul mengatakan bahwa dia pasti akan membayar si pelanggan.
Si pelanggan tidak percaya, dan dia
meminta nomor hp Byul. Tapi Byul tidak bisa memberikannya. Jadi si pelanggan
pun meminta kartu identitas Byul, tapi Byul tidak bisa memberikan nya juga.
Dengan kesal, si pelanggan pun memotret Byul sebagai jaminan.
Di potret seperti itu, sakit Byul
kembali kambuh. Dia menghindar dan meminta si pelanggan untuk berhenti
melakukan itu. Tapi si pelanggan tidak mau berhenti memotret nya.
Ji Han datang menengahi mereka. “Apa
ada masalah, pelanggan?”
“Kamu pemiliknya? Kamu lihat orang
itu? Kamu pasti tahu apa yang terjadi kemudian. Ganti rugi tas ku,” adu si
pelanggan.
“Aku melihat Anda memukul pekerja
kami,” jawab Ji Han.
Si pelanggan merasa tidak terima dan
mulai mengomel marah. Melihat itu dari luar, Ari pun langsung masuk ke dalam
café.
“Halo. Aku murid yang kebetulan
lewat. Aku melihat dia memukul pelayan. Apa dia baik- baik saja?” kata Ari
dengan sengaja. Sehingga semua orang di dalam café langsung memandangin si
pelanggan. Dan merasa malu, si pelanggan pun tidak bisa berkata apa- apa.
“Tidak perlu membayar kursi nya,”
kata Ji Han sambil memperhatikan kursi nya yang basah. Dengan kesal, si
pelanggan pun langsung keluar dari café.
Ari kemudian langsung mendekati
Byul, yang tampak tidak baik- baik saja. Ji Han yang belum tahu siapa Byul, dia
pun bertanya, apa Byul baik- baik saja. Dan Byul menjawab kalau dia baik. Lalu
ketika Ji Han melihat obat milik Byul, dia pun merasa heran dan curiga.
Da Eun merasa terkejut, karena
pertanyaan si fotografer. Dia berpikir dirinya telah ketahuan.
“Aku bisa lihat kalau kamu tidak
dekat dengan Jung Woo. Tapi ini masih syuting acara. Setidaknya beraktinglah,”
jelas si fotografer. Dan Da Eun merasa sangat lega.
Si fotografer lalu mengajak Da Eun
untuk minum bersama setelah ini. Dan Da Eun menjawab bahwa dia tidak bisa
membuat jadwal diluar program ini. Jadi dia meminta maaf.
“Jangan khawatir. Aku sudah memberitahu PD.”
“Apa setiap orang akan ikut?” tanya Da
Eun.
“Tidak. Hanya kita berdua. Bukankah
seharusnya kamu mengerti sekarang? Hanya kita berdua,” jelas si fotografer.
Da Eun ingin menolak. Tapi si
fotografer malah membahas tentang kontraknya yang sebentar lagi sudah mau
habis. Lalu dia bertanya seperti mengancam, bukankan Da Eun tidak ingin
meninggalkan dunia hiburan.
Jung Woo datang tepat waktu. Dan itu
menyelamatkan Da Eun. “Kapan pemotretan ku?” tanyanya pada si fotografer.
“Benar, benar. Ayo,” jawab si
fotografer. Lalu dia menyentuh bahu Da Eun, dan mengucapkan ‘sampai nanti’.
Setelah pemotretan selesai, si
fotografer memuji Jung Woo yang sangat luar biasa. Dan Jung Woo pun mengajak
nya untuk minum bersama setelah ini. Tapi si fotografer menolak dengan alasan
dia sibuk, jadi lain kali saja.
“Kamu tidak kelihatan sibuk, ketika
mengajak Byul untuk minum berduaan,” kata Jung Woo. Mendengar itu, Da Eun
memandangin nya dengan kaget. Sementara si fotografer merasa tidak senang.
Si fotografer mendekati Jung Woo,
dan bertanya ada apa dengannya. Dan dengan sikap santai, Jung Woo bertanya,
kenapa si fotografer merasa terkejut, kepadahal dia hanya bilang kenyataan nya
saja. Mendengar itu, semua orang dilokasi memperhatikan mereka.
“Kamu kelihatan sangat berusaha
keras untuk membujuk nya. Perlu aku katakan lagi? Masalah tentang perpanjangan
kontrak atau di tendang keluar?”
“Hey! Kapan aku mengatakan itu,”
kata si fotografer, menyangkal. Lalu dia menyuruh Da Eun untuk memberitahu
semuanya kalau itu tidak benar.
Da Eun terdiam dan berpikir sesaat.
Lalu dia menjawab dengan tegas, “Ya. Kamu mengatakan itu.”
Si fotografer berteriak marah. Dia
menyangkali kalau dia telah mengatakan itu. Lalu dia pun pergi darisana.
Ji Han mengintrogasi Ari. Dia
menanyakan, kenapa Ari bersikap begitu formal di hadapan Byul. Dan Ari
beralasan bahwa itu karena Byul lebih tua darinya, maka dia pun berusaha untuk
mulai bersikap sopan padanya. Tapi Ji Han tidak percaya, karena beberapa saat lalu
Ari bersikap sangat aneh, menurut nya.
Kemudian saat Ari masih tidak mau
mengaku jujur, Ji Han memperlihatkan kantong obat milik Byul yang di pegang
nya. “Lihat, nama siapa di sini?”
“Huh? Hmm… siapa itu?” kata Ari,
berpura- pura tidak tahu.
“Yoo Ari. Berhenti berbohong. Matamu
bergetar, ketika kamu berbohong.”
“Tapi aku sudah berjanji … itu…”
Ji Han mendekati Byul dan
memberitahu kalau dia sudah mendengar semuanya dari Ari. Dan Byul meminta maaf,
karena tidak memberitahu Ji Han.
“Bagaimana ini bisa terjadi? Tunggu,
Da Eun seorang idol sekarang? Apa itu mungkin? Gadis easy going sepertinya?”
tanya Ji Han, tidak masalah dengan kebohongan Byul sama sekali.
“Kamu tidak marah?” tanya Byul,
heran.
Ji Han menjelaskan kalau dia
mengerti. Lagian Byul masih datang bekerja ke tempat nya. Kemudian dia
bertanya, apakah dia boleh memperlakukan Byul sama seperti dia memperlakukan Da
Eun. Dan Byul mengiyakan.
Lalu dengan perhatian, Ji Han
menanyakan, apakah Byul baik- baik saja sekarang, setelah insiden barusan. Dan
Byul menceritakan situasinya yang tidak bisa di potret. Bahkan dia sendiri
merasa ini sangat aneh, karena dia seorang idol.
“Tidak apa. Ini tidak aneh,” jawab
Ji Han sambil tersenyum pengertian. Dan Byul memperhatikan sikap ramah nya itu.
Para kru mulai menggosipi kejadian
barusan. Mendengar itu, Da Eun pun mendekati Jung Woo. Dia mengucapkan terima
kasih untuk barusan. Tapi Jung Woo malah diam saja. Sehingga Da Eun menjadi
bingung ada apa.
Fans stalker Jung Woo. Saat ini dia
berdiri tepat di depan Jung Woo sambil memakai masker hitam. Melihat itu, Jung
Woo pun terdiam, karena merasa takut.
Flash back
“Mengapa kamu melakukan ini
kepadaku?” tanya Jung Woo, karena merasa terganggu selalu di ikuti oleh si fans
stalker kemanapun.
“Kenapa? Aku juga fans,” jawab nya.
Flash back end
Jung Woo mencubit pahanya sendiri
dengan kuat.
Si Fans stalker mengeluarkan hp nya, seperti ingin menelpon Jung Woo.
Melihat itu, Jung Woo langsung pergi
darisana.
Da Eun menghampiri Jung Woo di ruang
make up, karena khawatir. Tapi Jung Woo malah menyuruhnya untuk jangan
mendekat. Jadi dia pun ingin keluar lagi. Tapi kemudian Jung Woo malah
memanggil nya.
“Aku minta maaf. Jangan pergi,”
pinta nya. Dan Da Eun mengerti, ketika melihat tangan Jung Woo yang gemetaran.
“Kamu ingin mencari udara segar?
Ditempat yang sepi seperti ini?” ajak Da Eun.
“Apa kamu tahu tempat nya?”
Da Eun membawa Jung Woo ke samping
supermarket yang sepi. Dan dia membeli berbagai cemilan serta minuman untuk
nya. Lalu dia menjelaskan kalau sebuah toko tanpa pelanggan, karena ada toko
yang lebih besar ada di dekat nya, maka toko tersebut pasti tidak beruntung dan
sepi.
“Bagaimana kamu tahu?” tanya Jung
Woo, heran.
“Aku melihatnya dalam perjalanan ku
ke hotel. Aku memiliki ketertarikan pada swalayan. Jadi aku selalu sadar dimana
mereka. Sejenis hobi murahan?” jelas nya. Dan Jung Woo tertawa.
Jung Woo kemudian bertanya, apakah Da
Eun tidak ingin bertanya tentang nya. Dan Da Eun menjawab kalau dia akan
mendengarkan bila Jung Woo memang ingin bercerita kepadanya, tapi jika tidak
mau, maka tidak apa- apa, karena dia tidak akan bertanya. Mendengar itu, Jung
Woo tersenyum.
Si fotografer tidak sengaja melihat
Jung Woo dan Da Eun di dekat sana. Dan dia menelpon teman nya serta memberitahu
kalau berita tentang Jung Woo dapat menjadi skandal idol yang menghebohkan
nanti nya.
Si fotografer sengaja memberitahu
ini, karena dia ingin memberi pelajaran kepada Jung Woo.
Tags:
One Fine Week