Sinopsis Chinese Drama : All I Want For Love is You Episode 05


Sinopsis Chinese Drama : All I Want For Love is You  Episode 05
Je T’aime Bien Aussi
Images by : QQLive

Di dalam kelas,
Zhan Yue mengajak Xiaoman untuk pergi keluar kelas bermain, tapi Xiaoman menolak. Dia masih harus menghafal kosakata bahasa Ingrris. Mendengar ucapan Xiaoman, Zhan Yue tertawa dan menyebut Xiaoman yang pasti sudah salah minum obat. Yaola mendengar ucapan Zhan Yue langsung marah karena merasa kalau Zhan Yue lagi-lagi mengejek namanya. Zhan Yue langsung balik ngomel, emangnya semua obat di dunia itu hubungannya dengan Yaola??
Yaola akhirnya memilih untuk keluar kelas bersama temannya. Sementara Xiaoman terus menghafal kosakat dan mengabaikan Zhan Yue. Zuo An yang melihatnya, tersenyum karna Xiaoman benar-benar berusaha keras.
--

Hari minggu,
Xiaoman mengatur meja belajar dan kursi yang akan di gunakan untuk belajar bersama dengan Zuo An. Ngatur kursi saja Xiaoman sampai bingung. Dia ingin mengatur kursi Zuo An dekat dengan kursinya, tapi dia takut terlalu dekat.
Saat itu, terdengar suara ayah yang heboh di ruang tamu karena Zuo An datang. Ayah juga berteriak menyuruh Xiaoman segera keluar kamar karena Zuo An sudah tiba. Ayah Gu juga menyuruh Zuo An untuk menunggunya karena dia akan membuatkan sarapan.
Xiaoman keluar dan menyambut-nya. Dia membawa Zuo An ke dalam kamarnya. Mereka berdua tampak canggung dan malu-malu. Zuo An kemudian memberitahu kalau wajah Xiaoman sangat memerah. Xiaoman malu dan beralasan kalau dia baru saja lari pagi jadinya kekurangan oksigen dan juga di dalam kamar terlalu panas. Zuo An malah menjawab kalau suhu hari ini kan rendah.



Xiaoman semakin malu. Dia segera kabur dengan alasan akan mengambilkan air minum untuk Zuo An. Karena Xiaoman keluar kamar, Zuo An jadinya memperhatikan dan melihat-lihat kamar Zuo An. Dia melihat di foto yang di panjang, ada foto Xiaoman bersama dengan Zhan Yue. Zuo An cemburu dan dia dengan sengaja menempekan kertas post it menutupi wajah Zhan Yue.
Saat itu, Xiaoman masuk dengan membawa air minum. Zuo An jadi malu. Xiaoman dengan polos berkata kalau wajah Zuo An memerah. Zuo An langsung beralasan kalau kamar Xiaoman cukup panas. Xiaoman langsung mengingatkan kalau bukannya tadi Zuo An sendiri yang bilang kalau suhu hari ini turun?

Zuo An kebingungan menjawab dan mengalihkan topik dengan berkata kalau mereka mulai belajar saja. Suasana kembali canggung. Sebelum belajar, Xiaoman bertanya alasan Zuo An tiba-tiba bersedia datang kemari dan mengajarinya? Zuo An bukannya jujur malah berbohong kalau alasannya karena paman Gu meminta bantuannya. Jadi, Xiaoman harus berusaha keras dan jangan sampai mengecewakan paman Gu.
Zuo An memulai pengajarannya. Dia akan mengajarkan mengenai bahasa inggris. Xiaoman merasa kesulitan karena dia tidak bisa memahami tenses dalam bahasa inggris. Zuo An menyuruhnya untuk mencoba mengerjakan soal terlebih dahulu, tapi Xiaoman benar-benar tidak bisa. Xiaoman jujur bahwa dia sudah mempelajari buku catatan Zuo An, akan tetapi, setiap kali dia mulai melihat soal, dia jadi tidak bisa membedakan tenses yang di gunakan.
Zuo An berusaha menghiburnya untuk tidak tertekan karena tenses dalam bahasa Inggris memang banyak, dan sulit menguasainya dalam waktu singkat. Zuo An kemudian mulai mengajari pelajaran lain, fisika. Tapi, Xiaoman terus kesulitan untuk memahami. Dia malah menyerah dan menyebut dirinya bodoh. Padahal dia sudah mempelajari buku catatan Zuo An, tapi begitu melihat soal, dia tidak bisa mengingat apapun. Jadi, Zuo An tidak perlu membuang waktunya untuk mengajarinya.
Zuo An terdiam dan berpikir. Dia kemudian berkata kalau dia tahu dimana letak permasalahan Xiaoman. Dia memberitahu alasan Xiaoman tidak bisa mengingat yang telah di pelajari bukan karena bodoh, tapi karena gugup dan tidak bisa fokus. Dia kan sudah pernah bilang kalau Xiaoman itu tidak bodoh. Kalau bodoh, bagaimana mungkin Xiaoman bisa memenangkan juara Sanda? Xiaoman masih saja merasa minder.
Zuo An menyuruhnya untuk memenjamkan matanya. Jangan pikirkan apapun. Hanya pikirkan mengenai soal fisika yang ada di hadapannya. Bayangkan kalau Xiaoman sedang berada di arena kompetisi Sanda dan anggap soal ini sebagai lawannya. Dan sola ini juga sudah memberikan begitu banyak petunjuk tentang metode apa yang akan lawan keluarkan, dan kalau Xiaoman bisa melihatnya, maka Xiaoman akan bisa menaklukannya.

Xiaoman melakukan seperti nasehat Zuo An. Dia menutup matanya dan mulai berkhayal. Dia ada di ring tinju dan Zuo An ada di sisinya sebagai pelatihnya. Di hadapannya ada orang memakai penutup kepala bertuliskan “Fisika” dan dia mulai menghajar.
Zuo An membuk matanya kembali dan menjawab kalau dia tahu cara mengerjakan soalnya. Tidak butuh waktu lama baginya untuk menyelesaikan soal itu. Zuo An segera memeriksa. Xiaoman udah cemas kalau dia salah lagi dan menyebut dirinya sendiri bodoh. Zuo An langsung memberitahu kalau Xiaoman mengerjakan soal dengan benar. Tidak hanya benar, tapi cara pengerjaannya juga sempurna dan teliti. Dia yakin selanjutnya, soal semacam ini tidak akan menjadi hal yang sulit baginya lagi.


Xiaoman sangat senang mendengarnya. Dari kecil hingga besar, dia belum pernah mengerjakan soal semacam ini dengan benar. Dia sangat senang hingga membuka tangannya lebar dan mengenai kepala Zuo An yang duduk di sampingnya, hingga Zuo An terlempar jatuh ke belakang. Xiaoman jadi panik dan meminta maaf. Dia benar-benar tidak sengaja.
Xiaoman membantu Zuo An untuk berdiri dan duduk kembali. Dan saat itu, Xiaoman baru sadar kalau fotonya bersama Zhan Yue ada tertempel post it yang menutupi wajah Zhan Yue. Dengan polos, Xiaoman melepaskan post it tersebut. Zuo An tampak cemburu.
--
Malam hari,
Zuo An belajar seorang diri di rumahnya. Pinggangnya masih terasa sakit karena terjatuh dari kursi di rumah Xiaoman tadi. Tapi, kemudian, dia tersenyum sendiri.
Flashback
Sebelum pulang, Zuo An menggambar di post it wajahnya, dan menempelkannya kembali menutupi wajah Zhan Yue di foto.
“Aku akan mengawasimu baik-baik. Aku takut kalau aku pergi, kau langsung lupa,” alasan Zuo An.
“Tapi…”
“Tidak ada tapi. Aku akan terus memperhatikanmu. Belajar baik-baik.”
Xiaoman mengiyakan.
End

Zuo An tersenyum senang. Dan entah kenapa, Zuo An malah membuang buku SAT yang ada di mejanya ke tong sampah.
--
Beberapa hari kemudian,
Guru mengumumkan hasil ujian TO kali ini adalah 4 murid yang tidak lulus. Peringkat terakhir masih di pegang oleh Zhan Yue. Zhan Yue malah tersenyum senang. Guru kembali melanjutkan kalau ada 1 siswa yang membuatnya sangat terkejut, yaitu Gu Xiaoman. Peringkat Xiaoman telah meningkat sangat banyak. Semua langsung berseru kaget. Sementara Xiaoman jelas senang.
Eh, Zhan Yue malah menuduh Xiaoman yang pasti menyontek dan malah tidak mengajaknya. Xiaoman langsung protes dengan tegas kalau dia tidak menyontek. Siswi yang lain malah yakin kalau Xiaoman menyontek, kalau tidak bagaimana mungkin nilainya bisa meningkat dratis seperti itu.
Xiaoman tidak terima di fitnah. Dia benar-benar tidak mencontek. Zuo An juga membelanya dengan berkata kalau mereka harus mempercayai teman. Dan juga, belajar bukanlah hal yang sulit. Asal berusaha, pasti akan ada hasil. Zhan Yue malah menyindir dengan keras bahwa belajar tidak sulit hanya bagi Zuo An.

Zuo An kesal mendengarnya dan menuduh Zhan Yue yang tidak percaya pada Xiaoman. Zhan Yue menegaskan kalau dia percaya pada Xiaoman. Siswi yang lain kembali mengingatkan kalau Zhan Yue saja curiga tadi kalau Xiaoman menyontek, jadi pasti demikian. Zhan Yue langsung protes kalau dia tadi itu hanya bercanda.
Zuo An memberitanda agar Xiaoman lebih percaya diri. Xiaoman akhirnya berkata kalau dia tidak mencontek, dan untuk membuktikannya, dia akan mengerjakan soal yang ada di papan tulis. Guru mempersilahkan. Xiaoman langsung maju dan mengerjakan soal. Dia tidak mengalami kesulitan dan dapat menyelesaikan soal dengan benar.
 Guru memuji Xiaoman karena soal itu berhasil di kerjakan dengan baik oleh Xiaoman, dan artinya tidak mungkin Xiaoman menyontek. Dia menyuruh semua bertepuk tangan karena Xiaoman berhasil meningkatkan nilainya dalam waktu singkat. Yaola bahkan memuji Xiaoman yang sangat hebat.
Xiaoman malah menangis. Dia merasa terharu karena ini pertama kalinya dalam hidupnya, dia di puji karena bisa mengerjakan soal dengan benar. Dia bahagia. Zuo An juga turut senang.
--

Pelajaran sudah selesai,
Dan Zhan Yue langsung marah-marah pada Xiaoman. Dia mengaku salah karena tadi sudah bilang Xiaoman menyontek. Tapi, tetap saja, baginya Xiaoman telah mengkhianati persahabatan mereka selama bertahun-tahun ini. Yaola yang mendengarnya saja langsung protes dengan bertanya, apakah Zhan Yue benar-benar menganggap Xiaoman sebagai teman? Jika Zhan Yue benar menganggap Xiaoman sebagai teman, maka seharusnya Zhan Yue merasa senang juga dan bukan menyalahkannya.
Zhan Yue tidak terima di tegur Yaola dan balik memarahinya karena ikut campur. Yaola membela diri kalau dia hanya tidak tahan melihat Zhan Yue membully Xiaoman. Zhan Yue akhirnya memilh untuk pergi saja.
Zuo An masih ada di dalam kelas dan mendengar semua perdebatan mereka tadi.
Xiao Yue tiba-tiba bertanya bagaimana cara Xiaoman bisa pintar seperti ini? Dia juga sudah berlajar keras tapi tidak ada perubahan. Xiaoman kesulitan menjawab dan berbohong kalau dia hanya berlatih mengerjakan soal. Xiao Yue memberitahu kalau dia juga berlatih mengerjakan soal, tapi tetap saja salah mengerjakan. Apakah Xiaoman memiliki metode tertentu? Dia mohon untuk di ajarkan.
Xiaoman akhirnya memberitahu kalau ayahnya memberikannya sebuah buku catatan. Tapi dia sudah berjanji untuk tidak memperlihatkan buku itu pada orang lain. Xiao Yue memohon agar bisa melihatnya. Siswi yang lain yang masih ada di kelas, juga jadi ingin melihat dan bertanya itu buku dari siapa?
Xiaoman berbohong lagi kalau buku itu milik dari adik sepupu kedua dari kakak sepupu kedua dari cucu nenek kedua dari paman ketiga-nya. Jadi, itu adalah buku catatan dari pelajaran tambahan yang sangat jauh, sangat terkenal. Semua semakin penasaran dan meminta di perlihatkan buku itu.
Zuo An yang dari tadi mendengarkan, memberi kode kalau Xiaoman bolah menunjukkan buku tersebut. Xiaoman langsung menunjukkannya. Salah seorang siswi menyadari kalau tulisan di buku itu sangat mirip dengan Zuo An. Tapi, siswi yang lain langsung berkata kalau itu bukan tulisan Zuo An. Tidak mungkin Zuo An menulis catatan sesederhana ini. Dan juga, catatan itu hanya buku biasa dan tidak sehebat itu.
Bukannya berterimakasih, siswi yang tadi minta lihat catatan dan menuduh Xiaoman mencontek, malah marah-marah menyebut Xiaoman pelit dan tidak mau berbagi. Malah mau menipu dengan memberikan buku catatan tidak berguna seperti itu. Xiaoman jelas bingung, karena memang dia belajar dari buku yang Zuo An berikan tersebut.
Tidak lama, Zhan Yue and the gang masuk ke kelas dengan heboh. Mereka tadi mendengar gossip saat ke toilet. Gossipnya adalah mengenai Zuo An yang ingin pergi kuliah ke Amerika, karena nilai SAT-nya sangat rendah, dia jadi tidak bisa pergi.
Semua terkejut dan tidak percaya. Zhan Yue menegaskan kalau berita ini sudah tersebar di antara guru-guru, tapi tidak di beritahukan pada mereka. Dan untuk membuktikan, dia langsung bertanya pada Zuo An dengan nada mencemooh. Yaola juga meminta Zuo An untuk memberitahu kalau Zhan Yue hanya berbohong. Kakak sepupunya saja yang nilainya hanya menengah ke atas, bisa lolos SAT. Jadi, tidak mungkin Zuo An yang selalu mendapat nilai sempurna, tidak lolos dalam tes SAT.

Zhan Yue malah tersenyum mengejek. Xiaoman jadi kesal dan memarahi Zhan Yue yang sudah menyebar rumor tidak berdasar. Zhan Yue menegaskan kalau berita-nya benar dan dia memaksa Zuo An untuk mengatakannya.
Zuo An akhirnya buka suara. Dia mengakui kalau nilai ujian SAT-nya tidak bagus, jadi dia tidak akan pergi ke Amerika. Zhan Yue malah semakin senang dan mengejek Zuo An yang pasti sudah menangis semalaman di kamar. Dia terus saja mengejek Zuo An.
Zuo An malash mendengarnya, memilih untuk menutupi telinganya dengan earphone, mendengarkan musik dan fokus belajar. Xiaoman terus memandanginya. Zhan Yue terus saja mengejek ‘nilai jelek … nilai jelek.’
--
Di rumah,
Xiaoman merasa khawatir pada Zuo An, mengirim pesan mengajak Zuo An keluar untuk makan bersama. Zuao An setuju.
--
Mereka bertemu di café. Begitu Zuo An tiba, Xiaoman langsung memesan begitu banyak makanan. Zuo An jelas bingung karena Xiaoman memesan begitu banyak. Apa yang sebenarnya ingin Xiaoman makan? Xiaoman menjawab kalau dia mau memesan matcha mousse, karena hanya itu yang di sukainya. Jadi, Zuo An membatalkan semua pesanan Xiaoman tadi pada pelayan dan hanya memesan 2 matcha mousse.

Xiaoman malah khawatir. Dia mengira kalau mood Zuo An sedang tidak baik, makanya tidak ada nafsu makan? Zuo An berkata tidak. Xiaoman makin bingung, karena waktu dulu mereka makan bersama, Zuo An memesan banyak sekali, tapi kenapa kali ini hanya memesan satu?
Zuo An menjelaskan kalau waktu itu dia sedang kesal. Jadi, meluapkan amarah dengan memesan banyak. Xiaoman dengan polos bertanya, dengan siapa Zuo An marah waktu itu?
Untungnya, pesanan mereka di antarkan saat itu, jadinya Zuo An bisa mengalihkan topik. Xiaoman masih merasa khawatir, takut kalau Zuo An masih sedih karena masalah SAT itu. Dia mulai menyemangati Zuo An kalau gagal 1-2 kali itu tidak masalah, jangan terlalu sedih.
Zuo An tersenyum dan berkata kalau dia tidak sedih. Xiaoman malah mengira Zuo An hanya memaksa diri tersenyum dan hal itu membuatnya lebih sedih lagi. Zuo An akhirnya mengubah perkataannya kalau dia merasa sedih. Karena ini kali pertamanya gagal dalam ujian seumur hidupnya.
Xiaoman berusaha menghibur dengan menyendokkan Zuo An matcha mousse miliknya. Zuo An memakannya dan tersenyum lebar.
“Aku hanya berbohong. Aku benar-benar baik-baik saja,” ujar Zuo An.
Xiaoman malah terus mengira Zuo An hanya memaksakan diri. Dia terus saja memeberikan kata penyemangat. Zuo An sampai harus jujur memberitahu kalau dia sengaja gagal dalam ujian SAT. Dia sengaja membuat nilainya sedikit di bawah dari batas. Semua adalah keinginannya. Jadi, dia tidak akan pergi ke Amerika.
“Kenapa? Kau tidak ingin ke Amerika kah?” tanya Xiaoman.
“Apa kau sangat berharap agar aku pergi?”
“Tentu bukan!” jawab Xiaoman cepat, tapi kemudian tersadar. “Kita kan teman, jadi aku tentu tidak rela kalau kau pergi ke tempat sejauh itu,” alasan Xiaoman.
Zuo An tersenyum mendengarnya. Xiaoman juga senang karena Zuo An tidak jadi ke Amerika. Tapi, dia masih bingung kenapa Zuo An tidak mau ke Amerika hingga sengaja gagal dalam ujian SAT. Zuo An tidak mau menjelaskan lebih lanjut hanya berkata kalau dia tidak mau ke Amerika saja.
--
Selesai makan, mereka berjalan pulang bersama. Xiaoman terus saja tersenyum sambil diam-diam melirik Zuo An. Dia sangat senang karna Zuo An tidak jadi ke Amerika.

Xiaoman mulai berkhayal lagi. Mereka ada di zaman dulu,
Zuo An mengajarkan Xiaoman. Mereka mempelajari mengenai peribahasa gitu.
Karena berkhayal, Xiaoman jadi senyum-senyum sendiri. Zuo An sampai heran, kenapa Xiaoman tersenyum hanya karena membaca puisi lama? Xiaoman langsung meminta maaf karena sudah tidak fokus dalam belajar.
Eh di saat itu, malah terdengar Zhan Yue yang menggedor jendela kamar Xiaoman. Xiaoman panik dan berteriak, “Aku tidak ada.” Tapi, kemudian tersadar kalau dia sudah salah. Jadi, dia berteriak balik tanpa membukakan jendela, bertanya ada apa?
Zhan Yue balas berteriak kalau dia datang untuk mengajak Xiaoman bermain. Zuo An cemburu dan menyindir cara Xiaoman dan Zhan Yue berkomunikasi ternyata seperti ini. Zhan Yue mendengar ada suara seseorang, langsung meminta di bukakan jendela atau dia akan masuk lewat pintu.
Zuo An mah tenang saja, tidak peduli. Xiaoman malah panik dan menarik Zuo An ke dalam toliet. Dia menyuruh Zuo An bersembunyi sebentar. Zuo An protes, kenapa dia harus bersembunyi karena Zhan Yue datang? Xiaoman tidak menjelaskan dan malah menutup pintu.
Zhan Yue sudah masuk dan tanpa sopan malah masuk ke kamar Xiaoman memeriksa. Xiaoman menegaskan kalau tidak ada orang, hanya dia sendiri. Zhan Yue tidak percaya dan malah memeriksa lemari baju Xiaoman. Xiaoman kesal dan mengusir Zhan Yue keluar. Zhan Yue tidak mau keluar juga.
Zuo An di dalam kamar mandi, memasang telinga. Memastikan keadaan aman.
Xiaoman masih terus berusaha mengusir Zhan Yue, tapi Zhan Yue tidak mau pergi juga. Dia malah mengejek Xiaoman yang belajar keras karena mejanya berantakan. Dia bahkan menyebut Xiaoman sudah terkena penyakit aneh.
Xiaoman mulai menasehati Zhan Yue yang harusnya belajar keras. Apa Zhan Yue tidak mau lanjut kuliah? Zhan Yue malah protes dan pamer kalau dia belajar serius, dia bisa masuk universitas apapun. Xiaoman tidak peduli dan langsung mendorong Zhan Yue keluar dari rumahnya.
Setelah Zhan Yue pergi, Xiaoman segera memeriksa kamar mandi. Zuo An sudah menghilang. Xiaoman kemudian tersadar dan memarahi dirinya sendiri karena sudah memaksa Zuo An bersembunyi di dalam kamar mandi tadi.
--
Xiaoman hendak ke rumah Zuo An. Dia melatih diri cara meminta maaf. Dan juga berlatih menjelaskan kalau tadi dia menyuruh Zuo An sembunyi karena Zuo An sendiri yang bilang tidak mau orang lain tahu kalau dia mengajarkan.
Eh, dia malah melihat Zuo An yang keluar rumah dengan pakaian olahraga dan bahkan membawa basket. Refleks, Xiaoman langsung membututinya. Dia terkejut saat melihat Xiaoman yang sedang latihan main basket.
Zuo An melihatnya. Xiaoman langsung berbohong kalau dia bukan mengikuti Zuo An, hanya sedang berlari dan kebetulan melihat Zuo An. Zuo An jelas tahu dia berbohong.
Xiaoman kemudian bertanya, sejak kapan Zuo An suka bermain basket? Selama ini, dia mengira Zuo An hanya suka berenang saja.
“Aku tidak suka basket. Tapi, waktu itu aku kalah. Lain kali, harus menang.”
“Kau belum melupakan hal itu ya?” tanya Xiaoman.
Zuo An hanya tersenyum.
“Sungguh terlalu haus akan kemenangan,” gumam Xiaoman tanp sadar.
 Zuo An mendengar gumaman-nya. Xiaoman langsung mengalihkan dengan berkata akan menemani Zuo An bermain basket. Zuo An baru teringat kalau tadi kan Zhan Yue mencari Xiaoman, tapi kenapa Xiaoman malah di sini?
“Maaf ya, Zuo An.”
“Kenapa minta maaf?”
“Aku tadi benar-benar panik. Sampai menyuruhmu sembunyi di kamar mandi. Kau juga tahu, Zhan Yue bermulut besar. Kalau dia tahu kau memberikan pelajaran tambahan padaku, maka sama saja satu sekolah sudah tahu. Aku kan sudah berjanji padamu akan merahasiakannya.”
Zuo An tersenyum mendengar penjelasan Xiaoman. Dan mereka mulai bermain basket bersama. Zuo An sangat senang melihat Xiaoman yang kesulitan merebut bola karena pendek. Mereka jadi semakin akrab.


Post a Comment

Previous Post Next Post