Sinopsis K-Drama : Chocolate Episode 02-1
Images by : JTBC
SELURUH KARAKTER, TEMPAT, PERUSAHAAN, DAN
KEJADIAN DALAM DRAMA INI ADALAH FIKSI
Cha Young sedang membuat cake
cokelat di rumahnya. Dia menuangkan topping lelehan cokelat di atas cake
buatannya. Dan menghiasnya dengan hiasan berwarna emas.
“Setelah hari itu, aku punya kebiasaan baru. Setiap kali tertekan, merasa sesak karena sakit kepala, atau hanya ingin menyerah karena tak bisa meredakan kesedihan, aku makan cokelat.”
Cha Young menikmati sepotong dari
kue buatannya. Dia mengingat saat dia memperhatikan Kang di rumah sakit tempo
hari.
“Namun, dia salah paham. Bagiku, itu belum menjadi cinta. Walau aku
terpesona sesaat olehnya saat masih kecil.”
Cha Young teringat saat pertama
kali bertemu Kang, dia terkejut saat membaca tag name “Lee Kang”. Tapi, dia
tidak bisa langsung mengingat siapa itu Kang. Setelah berpikir beberapa saat,
dia baru ingat kalau Kang adalah anak lelaki yang di temuinya dulu.
“Aku bahkan tak ingat namanya karena sudah bertahun-tahun
melupakannya, dan kukira bisa cepat melupakannya setelah pergi dari rumah
sakit.”
Dan setelah beberapa hari, Cha Young akhirnya pulang dengan di jemput oleh Tae Hyun. Sebelum masuk ke dalam mobil, Tae Hyun menunjukkan sebuah botol air. Itu adalah air dari mata air Gunung Gyeryong. Mereka harus menebarkannya ke segala arah agar tidak masuk rumak sakit lagi.
Cha Young langsung mengomeli
Tae Hyun yang pasti masih pergi menemui dukun itu kan. Dan membicarakan
mengenai air, dia jadi ingin pipis. Jadi, dia memutuskan untuk ke kamar mandi
dulu.
Saat dalam perjalanan ke kamar mandi, dia malah tanpa sengaja melihat perkelahian Jun dan Kang. Jun memegang kerah baju Kang dengan kasar dan mendorongnya ke dinding. Dia memaki Kang dengan sebutan “Anak Haram Brengsek.”
Cha Young tampak terkejut
mendengar Jun yang menyebut Kang dengan panggilan “Anak haram brengsek.”
“Dahulu dia malaikat yang merengkuh masa kecilku dengan kenangan
paling hangat dan bahagia. Tapi seseorang menyebut malaikat itu "anak
haram berengsek." Aku penasaran tentangnya. Apa yang terjadi padanya
selama ini? Apa dia sungguh bukan anak yang kukenal saat masih kecil?”
Cha Young berjalan keluar rumah
sakit. Dan dia melihat Kang yang masuk ke dalam mobil dengan emosi dan langsung
pergi dari rumah sakit.
--
Dia sekarang sedang berada di
dalam mobil dan terjebak dalam kemacetan parah. Teman-nya yang menyetir, menyarankan
agar Cha Young naik bus saja agar tidak tertinggal bus tujuan Sokcho. Karena sekarang
sedang ada kecelakaan di depan sana dan akan butuh waktu lama. Cha Young yang
dari tadi melamun, tidak tahu apa yang terjadi. Temannya memberitahu kalau ada
banyak kertas kardus terjatuh dari gerobak kakek itu.
Melihat itu, Cha Young langsung
mau keluar untuk membantu. Temannya menghalangi karena sekarang sedang hujan. Dan
juga, tidak ada orang lain yang membantunya.
Baru saja di katakan seperti itu, nyatanya ada seorang pria yang keluar dari mobilnya dengan memakai payung hitam. Cha Young melihatnya, tapi tidak jelas karena terhalang hujan.
Pria itu adalah Kang. Dia memberikan payungnya pada kakek itu dan membantu untuk memungut kertas kardus. Melihat itu, Cha Young langsung keluar dari mobilnya. Dia tampak terkejut saat melihat Kang lah yang membantu kakek itu.
“Aku tidak keliru. Dia jelas pria itu, cinta pertamaku. Aku sering
membayangkan bocah itu akan menjadi pria seperti apa. Dia menjadi pria persis
seperti bayanganku. Aku tak mau bersembunyi lagi. Aku ingin jujur pada
perasaanku.”
Cha Young membantu mengambilkan
kardus kakek itu, tapi dia berusaha keras, agar Kang tidak melihat wajahnya.
--
Dan karena itu, beberapa hari kemudian, Cha Young datang ke rumah sakit Geosung untuk berobat. Dia berbohong kalau menderita sakit kepala parah selama sebulan. Dia pergi ke klinik dekat rumah tapi tidak sembuh juga. Suster yang bertugas memeriksa jadwal dan memberitahu kalau dr. Kim tidak bisa membuat jadwal hingga pekan depan.
Cha Young memberitahu kalau dia bukan ingin bertemu dengan dr. Kim, tapi dr. Lee Kang. Suster itu langsung memberitahu kalau Kang sudah pergi beberapa hari lalu karena di tugaskan di rumah sakit di Libia.
Cha Young shock.
--
Kang terbaring tidak berdaya setelah ledakan granat yang terjadi. Dan seolah merasakan firasat buruk, Cha Young meneteskan air mata.
“Setelah dia pergi ke Libia, sekitar enam bulan berlalu hingga suatu
pagi, aku mendengar tentangnya lagi. Kurasa dia terluka parah. Dia bahkan
mungkin tak bisa kembali ke rumahnya.”
Cha Young pergi ke rumah sakit Geosung
untuk mencari tahu kabar mengenai Kang. Dia tampak terpukul mengetahui kabar
mengenai Kang.
Cha Young duduk di bangku taman
rumah sakit, tempat dimana dia bertemu Kang pertama kali. angin bertiup sangat
kencang. Dan Cha Young seolah membayangkan kalau Kang duduk di sampingnya dengan
jas dokter. Cha Young menyapanya dan memberitahu kalau dia mendengar kabar
kalau Kang terluka parah. Dia penasaran mengenai Kang. Dia ingin tahu yang Kang
alami dan apakah Kang mengingatnya? Dia juga penasaran dengan cokelat shasha yang ingin Kang buatkan untuknya.
Dia ingin tahu lebih banyak mengenai Kang.
Bayangan Kang hanya diam mendengarkan semua ucapan Cha Young. Cha Young terus berbicara, dengan suara bergetar, dia memohon agar Kang kembali dengan selamat dan ceritakan semuanya mengenai dirinya.
Cha Young tetap duduk diam di
sana walau hari sudah sangat malam.
--
Jun datang menemui ayahnya di kantornya. Dia marah karena dia mendengar tn. Lee memutuskan untuk melepaskan ventilator (alat bantu pernapasan) Kang. tn. Lee berkata kalau bukan dia yang memutuskan, yang memutuskan adalah nenek. Jun mungkin sudah mendengar, Kang tidak akan selamat.
“Siapa yang berhak memutuskan dia
akan selamat atau tidak?” teriak Jun, marah. “Ayah, mulai sekarang biarkan
Kang. Aku takkan diam saja. Kau tahu, kau tak perlu mengirimnya ke Libia seperti
pecundang karena aku bisa mengalahkannya. Aku bisa mengalahkannya dengan
kamampuanku. Kau bukan tandingan ayah Kang, tapi aku berbeda. Aku tak payah
sepertimu, Ayah,” peringati Jun dan langsung keluar dari kantor ayahnya.
Saat dia keluar, dia malah
melihat Min Seong yang berdiri di depan kantor tn. Lee. Jun langsung bertanya
tujuannya datang kemari. Min Seong menjawab kalau dia datang untuk memohon
kepada ayah Jun untuk menyelamatkan Kang.
“Apa salah dia? Apa kau cemas
rumah sakit ini akan menjadi miliknya nanti?” tanya Min Seong, marah sekaligus
sedih.
“Katamu mau memohon pada
ayahku. Lakukan dan pergi saja,” balas Jun dengan suara emosi.
“Kang menjadi seperti itu
karena kalian!” teriak Min Seong penuh amarah.
Jun terpancing dan mencengkeram
kerah baju Min Seong, “Hei. Diam. Lakukan saja niatmu dan pergi, Berengsek.”
Min Seong balas mencengkeram
kerah bajunya dengan marah, “Apa yang keluargamu lakukan saat ibunya meninggal?
Kalian tak mau orang-orang tahu, jadi, kalian rahasiakan, menolak mengadakan
upacara serta pemakaman yang layak. Kalian mengkremasi ibu Kang dan
menghapusnya tanpa jejak!”
“Kurasa keluargaku malu. Karena
wanita itu, ibu Kang, adalah aib memalukan yang ingin disembunyikan keluargaku.”
“Walau begitu, seharusnya
kalian minta izin Kang. Untuk memutuskan cara dia ingin berpisah dengan ibunya.
Mungkin bukan pemakaman layak, tapi setidaknya buatkan nisan yang bisa
dikunjunginya. Benar, 'kan?”
“Kurasa kita tahu ini akan
terjadi. Kang takkan bisa mengunjunginya,” balas Jun dengan dingin dan langsung
pergi.
--
Cha Young masih duduk di tempat
yang sama. Dan di saat itu, Min Seong duduk di bangku yang berada di
sebelahnya. Mereka berdua sama-sama sedih membayangkan keadaan Kang dan
berharap bahwa dia akan selamat.
Min Seong mulai menangis. Cha Young mendengar tangisannya. Dia mengeluarkan isi tas-nya untuk mencari tissue. Cha Young meletakkan tissue di samping Min Seong dan beranjak pergi dengan tenang. Min Seong terkejut melihat Cha Young yang memberikan tissue padanya dan pergi tanpa mengatakan apapun.
--
Seorang dokter yang menjaga
Kang, memberitahu kalau Kang baru saja menggerakkan jarinya. Dia memberitahunya
pada dokter lain dan mereka mulai memeriksa kondisi Kang. Kang masih belum
sadar juga.
--
Restoran Primo Miracolo : Untuk
Keajaiban Pertama dalam Hidupmu,
Cha Young bekerja di sana
sebagai koki. Saat dia bekerja, pemilik restoran memberitahu kalau adiknya, Tae
Hyun datang.
Tae Hyun datang dengan seorang pria berpakain rapi. Dan begitu Cha Young datang menemuinya, Tae Hyun langsung memperkenalkan kakaknya dengan pria itu. Pria itu adalah putra sulung dari pemilik restoran iga terbesar di Korea, Hanseong Garden. Nama pria itu adalah Seo Kang Ho. Cha Young tidak peduli dan menyuruh mereka untuk menikmati makanan mereka.
Cha Young yang dari tadi diam,
emosi dan memukul kepala Tae Hyun dengan keras agar berhenti bicara omong
kosong.
“Pak Seo, bocah ini mencoba
menipumu. Kau meminjamkannya uang?”
“Tidak, belum.”
“Dia pasti akan meminjam uang entah
besok atau hari lain. Uangmu takkan dikembalikan, jadi, jangan meminjamkannya. Lalu,
aku bukan pemilik restoran ini. Aku hanya koki yang digaji. Aku habiskan
sepertiga gajiku membayar bunga pinjaman karena masalah yang dibuatnya. Aku
ingin ikut Miss Korea karena hadiah uangnya. Tapi kau tahu, tinggi, ukuran
tubuh, dan wajahku tak cocok untuk kontes kecantikan. Jadi, aku menyerah, setelah
diejek karena datang,” jelas Cha Young dengan cepat.
Setelah menjelaskan
kebenarannya, Cha Young langsung kembali ke dapur. Dan ternyata, Min Seong ada
di restoran itu dan memperhatikannya dari tadi.
--
Cha Young beristirahat sebentar di taman restoran. Min Seong melihatnya. Setelah ragu sesaat, Min Seong memberanikan diri untuk menyapa Cha Young. Dia mengembalikan dompet Cha Young yang sepertinya tertinggal di taman rumah sakit waktu itu. Cha Young kaget, darimana Min Seon menemukannya? Min Seong menunjukkan tissue pemberian Cha Young waktu itu, dan berkata ingin mengembalikan ini juga. Cha Young baru teringat kalau dompetnya pasti tertinggal di bangku itu.
“Aku melihat kartu namamu.”
“Terima kasih,” ujar Cha Young
dan diam-diam memeriksa isi dompetnya. Uangnya masih utuh, “Bisakah kau
mengirimiku nomor rekeningmu? Aku ingin menawarkan hadiah.”
“Aku mendengar kabar bagus saat
tiba di restoran ini. Keajaiban terjadi kepada temanku yang membuatku menangis
kemarin,” ujar Min Seong, mengalihkan topik.
“Keajaiban?”
“Primo Miracolo? Artinya
"keajaiban pertama", 'kan? Semua berkat kau. Dompetmu tertinggal dan
membuatku datang kemari. Berkat kau, keajaiban pertama terjadi,” ujar Min
Seong.
Dia tidak memberitahu nomor
rekeningnya dan beranjak pergi. Membuat Cha Young bingung dengan maksud
ucapannya.
Tapi, mendengar mengenai keajaiban,
Cha Young berdoa, memohon agar Kang mendapatkan keajaiban pertamanya.
--
--
Jun akhirnya tiba di Libia. Dia melihat Kang yang tidak sadarkan diri di ranjang rumah sakit. Dia tampak sedih melihat kondisi Kang dan juga tampaknya merasa bersalah.
--
Min Seong berulang kali menemuinya. Dan memperhatikannya dari luar restoran di saat dia sedang bekerja.
Hari itu, Cha Young mendengar kabar buruk. Mengenai kabar kalau keluarga Kang pergi ke Libia, dan orang-orang menduga mereka ke sana untuk mengambil jazad Kang. Berita itu membuat Cha Young sangat terpukul. Dia bahkan tidak fokus dalam memasak dan mengalami demam tinggi.
Pemilik restoran terkejut
karena Cha Young sakit dan menyuruh Cha Young untuk segera pulang dan pergi
berobat. Ini adalah kali pertama Cha Young sakit sejak bekerja di restoran-nya.
Cha Young pulang, berusaha menghentikan taksi. Tapi, tidak ada satu taksi-pun yang berhenti untuknya. Pas sekali, Min Seong lewat saat itu dan melihat Cha Young yang pucat. Dia segera menawari Cha Young tumpangan ke rumah sakit. Dan Cha Young tiba-tiba saja pingsan.
Dan setelah beberapa jam, Cha Young
tersadar. Dia kaget karena Min Seong ada di sebelahnya, tertidur dalam keadaan
duduk karena menjaganya.
--
Kondisi Kang tiba-tiba saja memburuk.
Para dokter berusaha memberikan CPR padanya.
Dalam kondisi koma, Kang seperti
berada di alam hidup dan mati.
Kang berada di restoran Bada. Dia mengenakan setelan hitam. Ibunya, Su Hui, muncul di hadapannya dan mengajaknya untuk pergi bersamanya. Dia tahu kalau semua pasti terasa berat kan. Apakah Kang ingin beristirahat di sisi-nya? Kang menatap ibunya dengan sedih.
Su
Hui tertimbun reruntuhan gedung mall yang rubuh.
Kang
memohon pada nenek dan keluarga yang lain untuk menyelamatkan ibunya. Tapi,
nenek, tn. Lee, Ny. Yoon dan Jun mengabaikannya dan terus saja makan steak dengan
tenang, seolah Kang tidak ada di sana. Mereka mengabaikan Kang yang terus
menangis, memohon.
End
“Bu Jung Su-hui. Kau tahu aku sangat menyayangimu, sangat
merindukanmu, dan sangat ingin berada di sisimu, 'kan?” ujar Kang, menangis.
Nenek
terus saja makan dengan lahap. Dia bahkan memberikan perintah, kalau Su Hui di
temukan, jangan lakukan pemakaman. Jika masyarakat umum sampai tahu, hanya akan
menjadi bahan gosip. tn. Lee mengiyakan.
End
Kang melepaskan tangan ibunya. Dia masih ingin hidup. Membalaskan
perbuatan mereka kepada ibunya.
Dan denyut jantung Kang
kembali. Dia kembali hidup. Semua dokter dan perawat tampak bahagia dengan keajaiban
tersebut.
--
Cha Young duduk di sebuah café. Dia tersenyum melihat anak-anak di café yang menikmati hari natal bersama keluarganya. Min Seong tiba tapi tidak masuk, hanya berdiri di luar café. Dia menyuruh Cha Young untuk melihat keluar jendela.
Min Seong menunjukkan
tablet-nya yang bertuliskan “Merry Christmas.” Cha Young membalas dengan mengirim
pesan, “Merry Christmas.”
Min Seong masih menggunakan tablet untuk berkomunikasi. Di tablet dia menulis kalau ini adalah hari ke-100 mereka sejak dia menyatakan cinta dan di tolak. Cha Young tampak malu. Min Seong terus menunjukkan kata-katanya lewat tablet, hari ini dia ingin mencoba menyatakan cinta lagi pada Cha Young. Dia menunjukkan gambar hati dan ucapan : Mohon Terima Cintaku. Ini Hari Natal.
Cha Young terkejut mendapat
pengakuan cinta Min Seong lagi. Dia membalas dengan mengirim pesan kalau dia
orang yang memiliki banyak kekurangan. Min Seong membalas kalau dia juga
begitu. Dia percaya bahwa cinta dua orang yang saling melengkapi kekurangan.
Cha Young akhirnya keluar
menemui Min Seong. Dia memberikan sarung tangan pada Min Seong dan memasangkannya.
“Ingat kata-kataku ini. Kau
hanya belum tahu, tapi Moon Cha-young wanita yang banyak kekurangan. Aku
menggertakkan gigi saat tidur dan lemak perutku banyak. Aku pemalas dan tidak
pandai. Aku mudah marah dan banyak utang. Aku tak pandai dalam hal apa pun kecuali
memasak,” ujar Cha Young.
Min Seong tersenyum dan memeluk
Cha Young dengan erat. “Tidak apa-apa. Aku tak diberi makan dengan baik saat
masih kecil. Memasak cukup bagiku.”
Cha Young malu di peluk begitu,
tapi Min Seong berkata tidak apa karena ini adalah hari natal.
Min Seong melihat di belakang
mereka ada seorang pria yang terus memperhatikan mereka. Cha Young penasaran
dan ingin melihat, tapi Min Seong menghalangi. Dia terus berkata pria itu iri
melihat mereka. Pria itu jelek dan memegang pot bunga, tapi bunganya cantik. Cha
Young bingung, dia mengira pria itu pasti pria aneh dan di lupakan oleh
pacarnya.
Cha Young berbalik ingin
melihat pria itu, tapi Min Seong menahannya. Dia berkata kalau dia tidak mau
Cha Young bertatapan dengan pria itu. Bagaimana jika nantinya Cha Young marah
di rebut darinya. Cha Young jadi cemas
kalau pria itu benar-benar tampak aneh dan ingin menelpon polisi saja.
“Dia berjalan ke arah kita,”
ujar Min Seong dan berjalan menghampiri pria itu.
Dia menatap Kang dengan mata
berkaca-kaca. Kang menatapnya dan bertanya, “Apakah kita pernah bertemu
sebelumnya?”
Min Seong malah meledek Kang
yang mencoba merayu dengan kalimat payang seperti itu. Tanpa sadar mengenai
perasaan Cha Young yang sebenarnya, Min Seong memperkenalkan Cha Young sebagai
pacarnya dan Kang adalah sahabatnya.
Kang mengucapkan selamat natal pada Cha Young dan memberikan bunga yang di bawanya. Dia juga meminta Cha Young untuk menjaga Min Seong dengan baik. Dia bahkan berkata, semoga mereka bahagia selamanya.
Cha Young hanya diam, tidak
bisa mengatakan apapun. Hanya menatapnya dengan mata berkaca-kaca.
“Maaf aku bercanda. Dia
sahabatku. Namanya Lee Kang. Dia baru saja bangkit kembali dari dunia kematian.”
Mereka kemudian menatap ke
langit. Turun salju. Min Seong tersenyum senang karena hari ini mereka
mendapatkan natal putih. Kang juga berujar kalau dia senang karena tidak mati.
Cha Young hanya bisa berdiri diam, melihat Min Seong yang bermain lempar salju dengan Kang, dengan bahagia. Dia menangis, menatap Kang. Kang yang di rindukannya, yang di cintainya, masih hidup dan kini berada di hadapannya.
Tags:
Chocolate