Sinopsis K-Drama : Chocolate Episode 04-1


Sinopsis K-Drama : Chocolate Episode 04-1
Images by : JTBC
SELURUH KARAKTER, TEMPAT, PERUSAHAAN, DAN KEJADIAN DALAM DRAMA INI ADALAH FIKSI

Cha Young hadir di pemakaman Min Seong. Hatinya terasa pedih melihat kepergian Min Seong.
--
Cha Young naik ke sebuah bus. Pikirannya mengelana. Dia kemudian mengeluarkan sebuah amplop surat dari dalam tas-nya dan membacanya.
Flashback
Saat di pemakaman tadi, In Ju menemui Cha Young dan memberikan surat tersebut. Itu adalah surat dari Min Seong. Dan Min Seong memintanya untuk memberikan surat itu kepada Cha Young.
“Dia memintaku memastikan memberikan ini kepada yang membawa sup pangsit,” beritahu In Ju.
End
Hati Cha Young terasa berat membuka surat tersebut. Dia menguatkan dirinya sendiri untuk membaca isi surat Min Seong.
Cha-young, terima kasih untuk sup pangsitnya. Aku tahu itu. Aku bisa langsung tahu kau yang membuatnya.

Kang tidak ada di pemakaman. Dia duduk sendirian di arena pemancingan. Mungkin, ini bentuk dari rasa bersalahnya karena tidak bisa menepati janji untuk memancing bersama dengan Min Seong. Kang hanya duduk di sana, memandang kosong ke arah danau. Langit juga mulai menggelap.
Kau pergi ke Yunani karena Kang, 'kan? Peter Pan masa kecilmu yang selalu kau ceritakan. Kang adalah anak itu, 'kan?
Flashback
Selesai menonton film dengan Kang, Cha Young makan bersama dengan Min Seong. Saat itu, hujan turun dengan deras. Cha Young panik dan bergegas kembali ke bioskop karena dompetnya tidak ada di tas.

Min Seong melihat kalau dompet Cha Young terjatuh dari dalam tas. Dia berteriak memberitahukan hal itu pada Cha Young, tapi Cha Young sudah terlanjur lari pergi ke bioskop.
Min Seong tersenyum melihat tingkah Cha Young. Dia kemudian membuka isi dompet Cha Young dan menemukan sebuah foto di sana. Foto dirinya bersama dengan Cha Young, dan di belakang mereka ada Kang. Tapi, dalam foto itu, fokus kamera ada pada Kang.
Senyum di wajah Min Seong lenyap.
End
Kebetulan aku melihat foto itu di dalam dompetmu. Foto kita berdua kabur, tapi Kang, yang tersenyum, tampak jelas dan tajam. Kang dan aku berniat memancing hari ini. Aku akan mengatakannya saat bertemu. Bahwa kau ingat dan menunggunya selama bertahun-tahun. Sejujurnya, aku sudah mencoba memberitahunya berkali-kali, tapi aku kehilangan peluang itu karena aku picik. Maafkan aku. Kau tak bisa bersamanya karenaku. Kali ini, jangan lepaskan dia. Sebelum terlambat. Aku belajar bahwa hidup terlalu singkat untuk menipu diri sendiri. Aku ingin berterima kasih sekali lagi. Sup pangsitmu adalah makanan terlezat yang pernah kumakan selama hidupku. Jaga Kang baik-baik.
Cha Young menangis membaca isi surat Min Seong tersebut.
--
Dan hujan mulai turun di arena pemancingan. Turun dengan sangat deras. Tapi, Kang tetap ada di sana, tidak beranjak sedikitpun.

Cha Young juga datang ke sana dengan mengedarai taksi. Dia melihat Kang yang duduk di pinggir danau. Cha Young berjalan mendekat ke arahnya. Dia berusaha menahan tangisnya.
“Aku membuat sup pangsit untuknya,” ujar Cha Young.
Walau berdiri agak jauh, ucapan Cha Young terdengr oleh Kang.
“Min Seong sangat menikmatinya,” lanjut Cha Young.
Cha Young menangis. Air matanya tertutupi oleh hujan yang turun. Setidaknya, sebelum meninggal, Min Seong sempat memakan sup pangsit buatan Cha Young. Setidaknya, Min Seong berhasil mewujudkan keinginannya tersebut.

Cha Young berjalan pergi, meninggalkan Kang. Kang menatapnya. Dan setelah berjalan cukup jauh, tangis Cha Young pecah. Dia sampai berjongkok dan tidak sanggup berjalan, karena hatinya terasa sangat sakit. Air matanya tidak bisa berhenti. Dia menangis terisak-isak.
Dan tangisan Cha Young terdengar hingga kepada Kang, walau hujan sedang turun dengan deras-nya.
--

tn. Kwon ada di pemakaman putranya. Hari sudah larut. Dan juga sudah sepi. Tapi, dia tetap duduk di depan foto Min Seong. Dia mengirim pesan pada Kang.
Aku paham berat bagimu menerima kematian Min-seong, tapi kau harus berpamitan dengannya. Jangan buat dia menunggu terlalu lama, Kang.
Kang menerima pesan tn. Kwon. Dia masih sulit menerima kenyataan bahwa sahabatnya, Min Seong, telah pergi.
Dengan langkah berat, Kang kembali ke mobilnya. Di bangku belakang sudah ada baju jas berkabung yang akan di kenakannya.


Saat dalam perjalanan menuju ke pemakaman, dia melihat Cha Young yang berjalan sendirian di tengah hujan sambil menarik kopernya. Kang menghentikan mobilnya dan keluar menghampiri Cha Young. Taksi jarang melewati daerah ini dan karena sudah gelap dan hujan, dia ingin Cha Young ikut dengannya.
Tanpa menunggu jawaban Cha Young, Kang memasukkan koper Cha Young ke dalam bagasi mobilnya.
Di dalam mobil, mereka berdua saling diam. Kan mengambilkan handuk yang ada di dalam mobilnya dan memberikannya pada Cha Young, untuk mengelap wajahnya yang basah.
“Kau mau ke mana?”
“Turunkan aku di mana saja tempat aku bisa menyetop taksi.”
“Kau akan kembali ke Yunani?”
“Ya.”
“Semoga penerbanganmu lancar. Kuharap kita tak bertemu lagi,” ujar Kang.
Cha Young hanya diam dan melirik ke arahnya. Dan kemudian, dia baru menjawab, “Baiklah.”
Perjalanan mereka terasa sangat dingin. Tanpa ada suara. Tanpa ada kehangatan. Hanya ada luka. Kesedihan.
Dan karena Kang sangat lelah, dia hampir saja terkena kecelakaan karena tiba-tiba saja mobilnya salah jalur. Dan karena itu, Kang memutuskan agar mereka berhenti sejenak untuk beristirahat di pinggir jalan.
Kang membaringkan kepalanya dan memenjamkan matanya. Dia juga menyalakan lampu mobil, tanda agar mobilnya terlihat oleh pengendara mobil lain.
Sembari Kang tidur, Cha Young memperhatikannya.
Flashback
Saat dulu Cha Young masih berhubungan dengan Min Seong dan belum tahu kalau Kang adalah sahabat dari Min Seong, mereka pernah minum bersama. Dalam keadaan mabuk, Cha Young memberitahu Min Seong kalau dia memanggil seseorang dengan sebutan : “Peter Pan.” Dia hanya pernah bertemu sekali dengan-nya saat masih kecil.
“Dia cinta pertamaku,” beritahu Cha Young. “Aku juga bertemu dengannya saat dia sudah dewasa. Tapi aku masih sangat senang bertemu dengannya dan jantungku berdebar-debar. Walau dia bahkan tidak mengenaliku. Aku bodoh, ya?”
End

Cha Young menatap wajah Kang yang tertidur dengan sangat lekat. Dan tanpa sadar, dia mengulurkan tangannya ke wajah Kang, untuk menghapus air mata Kang yang menetes.
Kang terbangun dan terkesiap kaget saat melihat tangan Cha Young ada di dekat wajahnya. Mereka berdua sama-sama terkejut dan saling menatap. Kang heran melihat tatapan di mata Cha Young padanya. Terasa berbeda.
Dan saat itu, sebuah truk menabrak mereka dari belakang.
Braaaak!!!


Mobil terputar. Dan di saat seperti itu, ingatan Cha Young melayang ke saat-saat dia terjebak di dalam reruntuhan mall saat masih kecil dulu. Saat itu, dia menangis dan ketakutan memanggil ibunya. Dia juga bertanya-tanya, apakah dia sudah mati? Dan seseorang menjawab kalau dia masih hidup. Itu adalah ibu Kang yang terjebak di reruntuhan, di dekat belakang Cha Young. Dia menyuruh Cha Young untuk tidak takut karena dia ada di sampingnya. Dan mereka akan keluar bersama.
Saat itu, Cha Young kecil mulai kehilangan kesadaran-nya. Su Hui panik dan berulang kali memanggilnya agar kembali sadar. Dia meminta agar Cha Young tidak menyerah.

Supir truk yang menabrak mobil Kang panik. Dia melihat kalau tidak ada siapapun di sana, dan juga Kang serta Cha Young tidak sadarkan diri. Dan karena itu, supir itu memutuskan untuk kabur.
Kang terbangun dari pingsan-nya. DIa terluka parah. Tapi, dia masih lebih mengkhawatirkan Cha Young yang ada di sebelahnya dan tidak sadarkan diri. Dia memeriksa denyut jantung Cha Young. Dan memutuskan untuk melajukan mobilnya yang sudah rusak parah, segera menuju rumah sakit terdekat.
--
Rumah Sakit Geosung Chungju
Dokter di sana, yang sudah mengenal Kang, panik saat melihat Kang tiba di rumah sakit dalam keadaan berdarah dan terluka. Dokter itu bernama Chang Gi. Kang memintanya untuk segera memeriksa kondisi Cha Young.
--

Hasil pemeriksaan sudah keluar. Chang Gi dan Kang melihatnya bersama.
“Retakan di rusuk dan belikat kanannya menyebabkan luka paru-paru. Pindai CT menunjukkan luka paru-paru yang signifikan. Aku sedot melalui selang dada untuk sementara. Kurasa kau juga butuh pemindaian CT,” jelas Chang Gi.
“Kenapa bedah saraf lama sekali?”
“Mereka hilangkan tahun lalu. Mereka tak pernah pekerjakan siapa pun setelah profesor pensiun. Sulit menemukan yang memenuhi syarat di pedesaan, dan ini tak menguntungkan,” jelas Chang Gi. “Kondisi wanita ini serius, tapi kau tampak lebih buruk. Kang, segera lakukan pindai CT. Kumohon.”
“Di mana rumah sakit terdekat yang punya bedah saraf?” tanya Kang, mengabaikan permintaan Chang Gi.
“Daejeon.”
“Seberapa jauh?”
“Sekitar satu jam,” jawab Chang Gi. “Ayolah, kau butuh pemindaian CT segera.”
“Kita masih punya peralatan bedah saraf, 'kan?”
“Apa yang kau pikirkan?” tanya Chang Gi, panik.
“Cha-young... Maksudku, wanita ini. Kurasa dia punya epidural hematoma. Sudah menyebar sekitar sepuluh milimeter. Harus angkat sumbatannya sekaligus, atau bisa terjadi gangguan saraf parah. Hidupnya mungkin dalam bahaya.”


Dan Kang memutuskan untuk mengoperasi Cha Young. Chang Gi berusaha menghentikannya, karena kondisi Kang sekarang tidak memungkinkan untuk melakukannya. Tapi, Kang tidak peduli. Chang Gi berteriak berkata kalau Kang lah yang membutuhkan operasi sekarang ini. Kang benar-benar mengabaikannya dan malah mengobati lukanya sendiri, tanpa jahitan, tapi staples.
--
Jun ada di rumah. Dan dia mendapat telepon dari Chang Gi yang memberitahu kondisi Kang. Dia jelas terkejut.
--
Kang masuk ke ruang operasi dengan langkah berat. Tapi, dia tetap memberikan pengarahan dan memulai operasi terhadap Cha Young.

Di dalam tidurnya, Cha Young bermimpi. Memimpikan kenangannya di saat terjebak reruntuhan mall. Su Hui mengajak Cha Young bicara agar tetap sadar. Dia menanyakan nama Cha Young.
“Cha Young. Moon Cha Young,” jawab Cha Young.
Su Hui memuji namanya yang indah. Cha Young menanyakan nama Su Hui, dan Su Hui memberitahu namanya adalah : Jung Su Hui.
Di saat Cha Young mengingat saat dia hampir mati di reruntuhan mall, di saat yang sama, Kang juga sedang mengoperasinya dan berusaha untuk menyelamatkannya.

Su Hui bertanya, apakah Cha Young takut? Cha Young menjawab kalau dia sudah tidak takut karena ada Su Hui bersamanya. Tapi, dia merasa mengantuk dan lemah. Su Hui sebenarnya, tertusuk besi di pahanya, tapi dia tetap saja berusaha berbicara dengan Cha Young dan bahkan memberikan Cha Young cokelat yang di milikinya.
Cha Young mengulurkan tangan dan berhasil menerima cokelat dari Su Hui.
“Putraku menyukai cokelat. Aku membelinya untuk putraku, tapi kurasa aku takkan selamat.”
“Cokelat ini enak,” ujar Cha Young, memakan cokelat tersebut.
“Sekalipun berat, kau harus bertahan hingga bantuan datang. Makan cokelatnya dan… keluar dari sini hidup-hidup, Cha-young.”
“Baiklah,” jawab Cha Young.
Dan kali ini, mall kembali runtuh. Mengenai Su Hui.
Operasi yang Cha Young berhasil. Dia memberikan pengarahan terakhir. Semua dokter dan suster merasa cemas karena Kang terihat sangat keaskitan.
Kang keluar dari ruang operasi dengan langkah terseok. Dia sudah sampai pada batasnya dari menahan rasa sakit. Dan dia melihat Jun yang ada di rumah sakit, mengenakan seragam operasi. Kang pingsan di depan Jun.

Jun menatapnya, dengan tatapan tanpa rasa iba.
--
Jun bersiap untuk melakukan operasi. Dialah yang akan mengoperasi Kang. Nasib Kang kini berada di tangan Jun, orang yang sangat membencinya.

Sebelum mengoperasi Kang, Jun mengingat pertengkarannya dengan tn. Lee yang selalu saja berusaha menjatuhkan Kang. Dia bisa berusaha sendiri mengalahkan Kang, tapi kenapa tn. Lee tidak pernah percaya padanya? Dan perbedaan kemampuan mereka dapat terlihat jelas saat operasi Pimpinan Jo. Pada akhirnya, Kang mengalahkannya.


Dan kini, Kang berada di hadapannya, tanpa kesadaran. Hasil CT Scan menunjukkan ada pendarahan di dalam otak Kang. Nyawa Kang kini berada di tangan Jun.
Operasi di mulai!
--

1 tahun kemudian,
Rumah Sakit Universitas Geosung
Cha Young berada di rumah sakit dan Tae Hyun menemaninya. Cha Young bersikap seolah tidak mengenali Tae Hyun dan bertanya siapa Tae Hyun? Tae Hyun berusaha mengingatkan Cha Young kalau dia adalah adik Cha Young, Moon Tae Hyun.
“Aku tidak punya keluarga. Aku sendirian,” ujar Cha Young.
Tae Hyun tampak frustasi. Dia mulai marah-marah kalau Cha Young mempunyai keluarga yaitu dirinya dan ibu. Cha Young dengan lembut, memanggil Tae Hyun : “ahjussi” dan memintaya pergi karena dia sedang tidak sehat.
Tae Hyun pindah berdiri ke belakang Cha Young dan memohon agar Cha Young mengingatnya. Cha Young langsung bersikap seperti ketakutan dan mengancam akan memanggil polisi jika Tae Hyun terus bersika seperti ini padanya.
Pas sekali, suster memanggilnya untuk masuk menemui dokter. Cha Young menemui dokter bedah saraf. Dan yang menanganinya adalah 1 tahun.
“Sudah berapa lama sejak operasi?” tanya Jun.
“Sudah satu tahun.”
“Aku dengar dari perawat, kau tak ingat keluargamu. Sudah berapa lama begitu? Hasil MRI bagus dan operasinya berhasil. Apa masalahnya? Mungkin PTSD. Kupindahkan kau ke bagian psikiatri,” ujar Jun.
“Dia muncul setelah sepuluh bulan, tak pernah menelepon atau kirim pesan. Dia pergi entah ke mana. Sementara kakaknya antara hidup dan mati setelah kecelakaan mobil,” ujar Cha Young, mulai menjelaskan yang sebenarnya. “Ibuku kabur dengannya dari penagih utang 24 tahun lalu, meninggalkanku sendirian saat usiaku 12 tahun. Dia memintaku menunggu di pusat perbelanjaan, berkata akan membelikan hadiah ulang tahun. Ibu belum meneleponku sejak itu. Lalu adikku kembali sendirian setelah 15 tahun. Keluarga macam apa itu? Aku tak ingin bicara dengan bedebah itu seumur hidupku. Bisakah tolong beri tahu dia aku terkena amnesia dari kecelakaan mobil? Kumohon,” mohon Cha Young.
Tapi, sedetik kemudian, dia seperti tersadar dan langsung meminta maaf. Dia meminta Jun untuk melupakan saja apa yang di katakannya barusan.
“Aku ingin tanya. Kenapa kau tak pernah menanyakan soal Dr. Lee Kang?” tanya Jun, tiba-tiba. “Dia di mobil denganmu dan mengoperasimu saat dia juga terluka. Apa karena kau tak ingin berurusan dengannya sampai kau mati? Seperti adikmu?”
Cha Young tidak menjawab pertanyaan tersebut.
--

Kang sedang di ambil darahnya oleh seorang dokter intern. Tapi, warna darah yang di ambil oleh dokter itu bukannya merah malah menghitam. Kang segera memarahinya dan mengajarinya cara mengambil darah yang benar dari arteri.
Kang memberikan contoh langsung dengan mengambil darah dokter tersebut.
“Semua, perhatikan baik-baik. Akan kutunjukkan di mana salah Hyeon-beom hingga darah arteriku menghitam. Titiknya di sudut ini. Kalian harus tancapkan jarumnya di sudut 45 derajat seperti ini. Tapi dia malah menusuk venaku karena tangannya bergetar…,” jelas Kang. Tapi, anehnya, tangannya juga bergetar dan tidak bisa fokus. “Lihat? Beginilah tangan kalian bergetar hingga membuat kesalahan. Paham? Sudah lama aku tak melakukannya, jadi, aku agak gugup.”
Tangan Kang masih terus bergetar walau dia sudah mencoba untuk fokus. Tapi, akhirnya, dia bisa mengambil darah Hyeon-beom dengan tepat. Jadi, tidak ada yang mempermasalahkan tangannya yang bergetar tadi.


Post a Comment

Previous Post Next Post