Sinopsis K-Drama : Chocolate Episode 05-1
Images by : JTBC
SELURUH KARAKTER, TEMPAT, PERUSAHAAN, DAN
KEJADIAN DALAM DRAMA INI ADALAH FIKSI
Di saat itu, pintu lemari
terbuka. Cha Young melihat Kang yang ada di depannya, tapi tampak samar. Kang
heran melihat Cha Young yang ada di dalam lemari.
Cha Young memeluknya dengan erat, sambil berujar : “Ada orang-orang di sana. Seseorang masih ada di sana,” ujarnya menunjuk ke dalam lemari yang kosong. “Ada yang masih hidup di sana. Tolong! Kumohon tolong!”
Dia tampak sangat ketakutan.
Dan kemudian pingsan. Kang tentu heran mendengar racauan Cha Young sebelum
pingsan tadi.
--
Kang membawa Cha Young ke bangsal perawatan dan memasangkan infus padanya. Dia juga masih mengingat reaksi ketakutan Cha Young tadi sebelum pingsan. Dengan perhatian, Kang mengelap keringat yang membahasi wajah Cha Young dengan handuk kering yang tersedia di meja. Tapi, begitu mendengar suara pintu di buka, Kang langsung berhenti mengelap keringat-nya.
Yang datang adalah Seon Ae
setelah mendengar Cha Young sakit. Kang kemudian bertanya pada Seon Ae kenapa
Cha Young bisa ada di sanatorium ini? Seon Ae menjelaskan kalau Cha Young
bukanlah pasien di sini, tapi koki. Cha Young mengikutinya dan menjadi staf dapur
di sini untuk membayar hutang adiknya.
--
Saat Cha Young sadar, yang ada
di sisinya adalah suster Ha Yeong Sil. Pas pula saat Cha Young sadar, Yeong Sil
mendapat telepon dari pasien yang memberitahu kalau mereka sekarang sedang melakukan
pesta penyambutan untuk dokter yang baru.
Usai teleponan, Yeong Sil memberitahu Cha Young kalau ada dokter baru untuk sanatorium ini. Dan dokter itu juga yang menemukan saat Cha Young pingsan tadi. Yeong Sil juga memuji dokter baru itu (Kang) yang tampak seperti patung berproporsi sempurna. Seperti David karya Michelangelo. Dan karena itu, Yeong Sil mengajak Cha Young ikut dengannya ke pesta tersebut.
--
Yeong Sil pergi ke tempat pesta, ruang kumpul sanatorium. Cha Young tidak ikut. Begitu Yeong Sil tiba, para pasien mulai menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk Kang. Pasien nenek langsung memarahi kalau ini bukan pesta ulang tahun tapi penyambutan dokter baru.
Mereka menyuruh Kang untuk meniup lilin. Tapi, saat Kang hendak meniup lilin-nya, Ji Yong malah melarang. Dia ingin melakukannya. Kang mengizinkan. Ji Yong langsung berseru senang dan hendak meniup lilin, tapi, belum sempat dia melakukannya, Min Yong (kakak Ji Yong) sudah meniup nya terlebih dahulu.
“Bukan begitu. Kakakmu tak
ingin kau melakukannya karena dia ingin kau panjang umur,” bela seorang anak
perempuan.
“Kau pengacaranya atau apa?”
tanya Ji Yong balik, kesal. “Kalian menyebalkan,” lanjutnya dan langsung pergi.
“Kenapa bilang begitu?” mara
Min Yon pada anak itu dengan kesal dan langsung mengejar Ji Yong.
Wkwkwkw. Suasana jadi canggung.
Suster Bae Nara langsung mengalihkan dengan menyuruh pasien lain untuk
memperkenalkan diri mereka pada dr. Kang.
Yang pertama memperkenalkan diri adalah seorang ahjumma yang tidak mengenakan pakaian rumah sakit, Bong Yong-sun. Dia ada di sana untuk menemani nenek Jang Suk Ja, istri pertama dari suaminya. Suami Ny. Jang membawa pulang Yong-sun karena dia tidak bisa mengandung. Dan Yong Sun selalu dekat dengannya.
Yong-sun menunduk hormat pada
Kang dan memintanya untuk menyembuhkan penyakit nenek Suk Ja. Nenek Suk Ja
langsung berkata pada ny. Jang kalau Kang kemari bukan untuk mengobati mereka.
“Terimakasih pestanya,” ujar
Kang, hendak pergi.
Anak perempuan itu masih
bertanya bagaimana nasib ibunya? Apa Kang tidak bisa menyembuhkannya? Kang jelas
tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut dan tetap lanjut jalan pergi.
Dan dia berjumpa dengan Cha Young, di koridor rumah sakit. Cha Young tampak terkejut dan menyadari bahwa Kang adalah dokter baru yang di maksudkan oleh Yong Sil tadi. Kang berjalan melewatinya. Sementara Cha Yong, berdiri diam.
--
Jun pergi ke Sanatorium Geosung walau hari sudah gelap. Dia melihat mobil Kang yang terparkir di halaman sanatorium. Dia mengingat ucapannya tadi pada Kang kalau Kang yang sudah salah melewatkan waktu emasnya demi Cha Young dan dia lah yang sudah menyelamatkan nyawa-nya.
--
Jun berada di tempat pembuatan tembikar. Dia mulai membuat sesuatu dari tanah liat hingga larut malam. Dia membuat sebuah piring. Dia bahkan memanggang sendiri piring tembikar buatannya. Tidak terasa hari sudah bagi. Jun menghancurkan piring tembikar buatannya saat dia merasa hasilanya kurang memuaskan.
Saat itu, dia mendapat telepon
dari seseorang. Dan dengan panik, Jun langsung pergi ke suatu tempat.
--
Seorang wanita berada di kursi
roda dan di dorong oleh suaminya, keluar dari rumah sakit. Wanita itu tampak
lemah hingga untuk masuk ke dalam mobilnya, suaminya harus memapahnya.
Dan ternyata, Jun ada di sana. Dia
memperhatikan wanita itu dari dalam mobilnya. Wajah-nya tampak sedih.
--
tn. Lee sedang menelpon para
kolega-nya sambil pamer mengenai putranya, Jun. ny. Yoon ada di sampingnya dan
menulis di kertas : Jun, Pewaris Geosung. tn. Lee membaca apa yang di tulis ny.
Yoon dan mulai membual pada kolega-nya kalau Jun akan memimpin Geosung di masa
depan sebagai… maksudnya, pturanya akan mewarisi Geosung.
Kang ternyata kembali ke
kediamana keluarga Lee dan mendengar semua ucapan tn. Lee. Melihat kedatangan
Kang, tn. Lee segera mengakhiri pembicarannya di telepon. Dan kemudian, dengan
sinis, dia bertanya untuk apa Kang kemari?
“Pertimbangkan mutasiku,” ujar
Kang. “Aku menjadi dokter untuk selamatkan orang.”
“Aku ahli bedah,” ujar Kang, lagi.
Pas sekali, Ny. Han keluar dan
mendengar ucapan-nya. Dia langsung berkata Kang adalah ahli bedah tidak berguna
yang tidak bisa memakai tangannya. Dia juga menyindir Kang yang melewatkan
waktu emas-nya karena menyelamatkan seorang gadis.
“Maafkan aku. Aku berharap
lebih karena berasumsi kau akan seperti Jae-hun. Kau amatir yang tak bisa mengurus
diri sendiri,” ujar Ny. Han, jelas merendahkannya.
“Aku takkan lari seperti ayahku,”
tegas Kang.
“Aku keliru. Orang bodoh
sepertimu takkan berani mendaki gunung seperti itu,” balas Ny. Han.
“Jika kau kira aku akan jatuh dan
menyerah, kau salah,” balas Kang, juga.
“Keras kepala nekat. Mirip ibu
jalangmu…”
Ny. Han langsung berteriak keras
memanggil ahjumma.
Sekarang, di hadapan Kang ada 2 buah piring. Satu adalah piring kosong dan satu lagi piring berisi kacang hitam. Ny. Han menyuruh Kang untuk memindahkan kacang di piring satu ke piring yang kosong. Kang melakukannya, tapi dia kesulitan karena tangan-nya terus bergetar. Kang tidak menyerah dan terus mencoba.
Ny. Han langsung mengejek Kang yang
bahkan tidak bisa mengambil kacang. Bisa apa ahli bedah dengan tangan tidak
berguna? Apa Kang bisa mensterilkan luka?
Kang tampak sangat keras
menahan amarahnya. Itu terlihat dari caranya mengenggam sumpit dengan sangat keras.
tn. Lee langsung tersenyum
lebar. Senang. Dia pasti merasa kalau tidak akan ada lagi penghalang untuk Jun-nya.
--
Pas sekali, saat dia sampai,
pasien baru juga tiba di sanatorium. Pasien itu adalah wanita yang tadi di perhatikan
oleh Jun.
dr. Kwon juga ada di sana dan memeluk suami pasien itu dengan erat. Wajah-nya tampak sedih. Setelah pasien dan suaminya masuk ke sanatorium, Kang baru menghampiri dr. Kwon. dr. Kwon langsung berusaha menutupi air matanya dengan berujar kalau debu halus dan polusi membuat matanya berair. Kang memberikan sapu tangannya untuk dr. Kwon.
“Suami pasien adalah muridku. Aku
meresmikan pernikahan mereka. Mereka pasangan yang sangat mesra. Mereka
pasangan paling mengagumkan yang kukenal,” beritahu dr. Kwon dan menangis.
dr. Kwon kemudian menanyakan
apakah Kang baik-baik saja? Kang adalah ahli bedah. Dia sudah tahu mengenai
kondisi tangan Kang. Dia ikut sedih. Jika Min Seong tahu, dia pasti akan
kecewa.
“Ini membuatnya bahagia. Dia
dahulu benci aku menjadi dokter,” ujar Kang.
“Tidak, dia biasa memujimu di depanku. Bahwa sahabatnya adalah NS surgeon (ahli bedah saraf) terbaik di negeri ini.”
“Sungguh? Min-seong
mengatakannya?” tanya Kang, senang mendengarnya.
--
Cha Young berada di dapur dan sedang memotong rumput laut yang sudah di keringkan. Dia mulai membumbui rumput laut itu dengan bumbu. Seon Ae memuji rumput laut yang Cha Young buat tampak lezat. Dia mencobanya dan memuji rasanya yang enak.
Seon Ae kemudian membahas
mengenai Kang. Dia dengar kalau Kang adalah orang yang mengoperasi Cha Young
dulu. Kang pasti dokter yang sangat hebat dan terkenal. Dia jadi penasaran, kenapa
pria seperti Kang bisa berakhir di sini?
Cha Young juga baru terpikir
akan hal itu. Tampak dari ekspresinya.
--
Tae Hyun bukannya membantu Cha Young bekerja, malah sibuk berfoto selfie di depan mobil Kang. Dia juga meletakkan kantong kertas merk terkenal di atas kap mobil dan mengambil foto. Tae Hyun mengupload-nya ke SNS dengan caption : Hadiah ulang tahun. Kaus dan sepatu Hermes. Hingga ke ujung dunia. Mau pergi? dahulu aku tidak bisa membayangkan semua ini. mobil impianku.
Tentu saja unggahan-nya yang
tampak seperti orang kaya, mendapat banyak like
dari para follower-nya. Followers wanita bahkan memuji Tae Hyun yang keren.
Mereka mulai membanjiri kolom komentar dengan komentar iri dan pujian. Tae Hyun
sangat senang hingga menari-nari bahagia.
Cha Young melihat kelakuannya tersebut. Dia segera merebut ponsel Tae Hyun dan melihat apa yang Tae Hyun upload. Dia memarahi Tae Hyun yang lagi-lagi pamer tidak benar di SNS. Dia juga melihat kantong kertas Tae Hyun yang ternyata isinya hanya sandal rumah dan kertas koran. Cha Young membuang semuanya ke lantai sambil memarahinya karena terus membual di SNS.
Tae Hyun langsung berteriak
marah. Dia marah karena Cha Young membuang kantong kertas-nya ke lantai. Dia membeli
kantong kertas itu seharga 4.000 won di aplikasi toko loak!
“Aku tak akan ada di sini jika
tahu di mana dia. Ibu meninggalkanku karena bertemu lelaki.”
“Aku juga ingin meninggalkanmu.
Di mana harus kutinggal? Untuk memastikan tak melihatmu lagi? Tahu di mana
tempat sampah?”
Tae Hyun malah tertawa mengejek,
“Kau tak akan bisa meninggalkanku. Aku bahkan tak bisa didaur ulang. Kau tak
akan dapat kantong sampah yang cukup besar untukku.”
Naik darah tinggi Cha Young.
--
Cha Young mencabut daun bawang sambil meluapkan kekesalan-nya pada Tae Hyun. Tiba-tiba saja, seseorang memukul kepalanya dari belakang dengan tongkat. Seorang pasien kakek-kakek, tersenyum dan mengajak Cha Young untuk makan jajangmyeon bersama. Dengan sopan, Cha Young menolak karena hari ini dia sibuk, jadi besok saja.
Haraboji masih terus meminta karena tidak ada ‘besok’ untuknya. Bagaimana jika dia mati besok? Cha Young jadi tidak tega mendengarnya.
--
Pada akhirnya, Cha Young
membawa haraboji ke restoran China yang menjual jajangmyeon. Tempat dimana haraboji biasa makan. Cha Young juga
menelpon Seon Ae dan memberitahu kalau dia pergi sebentar. Dia meminta tolong
untuk di rendamkan kacang karena dia akan membuat tahu nanti malam.
Setelah itu, Cha Young menemani
haraboji makan. Haraboji tampak gembira dan bertanya kenapa Cha Young tidak
memesan? Cha Young menjawab dengan suara lantang kalau dia tidak suka jajangmyeon. Haraboji tertawa dan mulai
memakan jajangmyeon-nya. Dia juga
mengejek Cha Young yang tidak bisa membuat jajangmyeon.
Cha Young mencoba sedikit jajangmyeon milik haraboji dan berkomentar
kalau jajangmyeon di sini tidak enak.
Dan dia yakin jajangmyeon buatannya
akan 100 kali lebih enak…
Omongannya terhenti karna dia melihat tatapan marah dari pemilik kedai. Ketakutan, Cha Young langsung meralat ucapannya kalau penglihatannya sudah memburuk belakangan ini. Jadi, dia tidak bisa melihat.
Haraboji mendengar seorang pelangga memesan baijiu, jadi dia meminta agar Cha Young mentraktirnya segelas baijiu. Cha Young tidak menjawab dan memilih untuk menunggu di luar. Cha Young membayar dulu jajangmyeon pesanan haraboji sambil berkata pada pemilik kedai kalau rasa jajangmyeon nya sangat enak.
--
Cha Young berjalan pulang
bersama haraboji. Dan haraboji masih meminta Cha Young untuk membelikannya baijiu. Cha Young menolak dengan tegas. Haraboji
kembali berkata, “Bagaimana jika aku mati besok?”
Cha Young tetap pada
pendiriannya. Jika dia membelikan minuman untuk haraboji, dia yang akan mati
sebelum haraboji. Dia bahkan membiarkan haraboji memukulinya, tapi dia tetap
tidak akan bisa membelikan baijiu. Jadi,
pukuli saja dia sampai mati.
Haraboji memberitahu kalau topi-nya
ketinggalan di restoran tadi. Itu topi pemberian putranya dan harganya sangat
mahal. Cha Young langsung menyuruh kakek untuk menunggu di sini dan dia akan
segera pergi mengambilnya kembali. Haraboji setuju.
Tapi, baru Cha Young mau pergi, seorang pria pengantar barang, menyetir tidak hati-hati dan menyerempet haraboji. Cha Young panik.
--
Haraboji di bawa kembali ke sanatorium oleh Cha Young. Kang yang mengobati lukanya. Dia juga memarahi haraboji dan bertanya siapa yang mengizinkan haraboji untuk keluar dari sanatorium?
“Maafkan aku,” ujar Cha Young,
menyesal.
“Apa tak ada aturan atau
sistem? Staf nonmedis membawa pasien keluar gedung, dan tak ada yang mencegah?”
marah Kang.
“Maksudmu kau tak akan
mengajakku makan jajangmyeon lagi?”
tanya haraboji pada Cha Young.
“Kata siapa?”
“Aku. Kataku.”
“Kau pikir siapa dirimu?”
“Aku doktermu.”
“Tidak mau. Aku akan keluar
lagi untuk makan jajangmyeon,” tegas
kakek.
Selesai mengobati haraboji, Kang langsung keluar dari bangsal. Cha Young mengejarnya dan memberitahu kalau ada alasannya kenapa haraboji seperti itu. Dia berjanji akan menjaga haraboji, jadi dia meminta Kang mengizinkan haraboji untuk keluar. Dia akan memastikan untuk tidak melepaskan tangan haraboji. Dia akan hati-hati dan pastikan tidak akan ada bahaya.
“Aku tak akan lama di sini. Aku
segera pergi. Aku tak peduli alasanmu kemari. Tapi aku hargai jika kau tak
membuat masalah hingga pergi. Kumohon,” ujar Kang.
--
Di sebuah ruang pasien, seorang
pasien wanita kesulitan bernafas hingga suaminya panik. Kang datang dan
memeriksanya. Suster Nara memberitahu kalau pasien tiba-tiba kejang dan tekanan
darah terus turun. Pasien mulai seperti ini setelah makan.
Kang menduga kalau ini adalah reaksi
alergi. Suami pasien memberitahu kalau istrinbya alergi krustasea. Kang menjelaskan
kalau tampaknya ini adalah syok anafilaktik. Dia memberikan perintah pada
suster untuk menyuntikan 0,3 mg epinefrin intramuskular dan cek makanan yang
dimakan pasien,Kim Ha Hyeong.
Tiba-tiba saja, pasien Kim
kesulitan bernafas.
--
Seon Ae berada di ruangan dr. Kwon. Dia di marahi karena sudah membuat bimbibab untuk pasien Kim. Cha Young hendak masuk ke dalam ruangan, tapi suster Yeong Sil menghalangi.
“Maafkan aku. Aku akan kunjungi
pasien dan minta maaf.”
“Minta maaf? Bagaimana caramu
meminta maaf? Kau pikir bisa pergi minta maaf saja setelah membunuh seseorang? Begitu
kau menjalani hidupmu?”
“Bu Han, kudengar kau menderita
Alzheimer. Apa kau punya akal sehat? Bagaimana bisa pasien Alzheimer jadi
penanggung jawab makanan pasien? Kau pikir itu masuk akal?”
“Kau baru berbuat salah hari
ini. Kau menaruh udang di makanan pasien yang alergi krustasea. Kau
membahayakan nyawa pasien,” teriak dr. Kwon.
“Sejujurnya, aku tak ingat
melakukannya. Aku berusaha keras mengingatnya, aku tak ingat menaruh udang,” ujar
Seon Ae.
dr. Kwon keluar dari ruangannya
dengan marah. Dia bertanya pada Yeong Sil keadaan pasien Kim. Yeong Sil
menjawab kalau dr. Kang sedang merawatnya sekarang. dr. Kwon langsung berkata
pada Cha Young untuk meninggalkan sanatorium hari ini. Sekarang juga.
dr. Kwon langsung pergi dan Yeong
Sil mengejarnya.
--
Kang masih terus menolong pasien
Kim yang sulit bernafas. dr. Kwon tiba bersama dengan Yeong Sil dan melihat
kalau pasien Kim mengalami sianosis (kulit kebiruan). Kang langsung memutuskan
untuk melakukan intubasi.
Intubasi di lakukan. Tangan Kang
masih bergetar. Kang berusaha keras menghentikan getaran di tangannya dan
memasukkan pipa intubasi ke dalam mulut pasien Kim. Dan berhasil!
--
Cha Young membawa Seon Ae ke
dapur. Seon Ae masih shock dan berkata kalau dia hampir membunuh orang. Cha Young
berusaha menghibur dengan berkata kalau dr. Kang adalah orang yang cerdas dan
kompeten, jadi dia akan menyelamatkan nyawa pasien Kim.
Seon Ae berdoa memohon agar
Kang berhasil menyelamatkan pasien Kim.
Cha Young kemudian ingin tahu
apa makanan yang tadi di makan oleh pasien Kim. Gyeong Su (asisten Seon Ae
memasak) menunjuk sayur yang di gunakan untuk membuat bimbibab tadi. Cha Young
langsung mencobanya.
Sementara Gyeong Su membujuk
Seon Ae agar mereka kembali saja ke King’s Table. Sulit bekerja di sini karena
banyak pasien yang memiliki pantangan. Sangat lelah dan menegangkan. Gaji di sini
bahkan hanya sepersepuluh dari pendapatan di King’s Table.
“Kau bisa makan di saat begini?”
sinis Gyeong Su.
“Aku lapar. Aku ingin bibimbap
dan kubis bumbu.”
“Kau sudah gila? Kenapa minta
itu saat dia sedang terguncang? Jika kau lapar, makan saja yang ada,” ujar
Gyeong Su.
“Aku ingin kau buatkan sesuatu
untukku. Daun pembungkusnya hanya enak jika baru dibumbui. Kumohon,” mohon Cha Young
pada Seon Ae.
--
Kondisi pasien Kim berangsur membaik. Intubasi di lepas dan pasien Kim bisa bernafas dengan baik. Yeong Sil bahkan memuji Kang yang sangat pandai. dr. Kwon juga memberitahu kalau pasien Kim sementara ini harus makan bubur beras.
Setelah keluar dari ruang rawat
pasien Kim, dr. Kwon baru tampak lemas. Yeong Sil ada di sampingnya dan berkomentar
kalau dr. Kwon memang berhati lembut. Yeong Sil kemudian membahas karna pasien
Kim sudah lebih baik, bisa tolong biarkan Seon Ae kali ini? Tidak mudah bagi
mereka untuk menemukan koki bagus di kantin rumah sakit. Para penjaga di rumah sakit
juga bilang kalau mereka hanya suka makan di kantin.
“Apa yang kau bicarakan? Kita
kenal lama. Kau tak bisa masak. Kau akan masak apa untuk pasien, mi ramen?”
teriak Yeong Sil.
“Kita di tempat kerja. Jaga
bahasamu.”
“Tidak. Sebagai adikmu, aku
harus bilang ini. Bagaimana bisa kau bicara seperti itu kepada Bu Han di dapur
tadi? Maksudku, dia dahulu istrimu. Kau juga Alzheimer?” balas Yeong Sil.
dr. Kwon sampai kehilangan
kata-kata.
--
Seon Ae ternyata membuatkan kubis berbumbu untuk Cha Young. Cha Young memperhatikannya dan tampak memikirkan sesuatu. Setelah selesai Seon Ae memasak, Cha Young langsung memakan sayuran-nya.
Dugaannya benar. Dia memberitahu
kalau kubis bumbu yang dimakan pasien Kim bukan buatan Seon Ae kan? Seon Ae
berteriak kalau dia tidak ingat. Dia punya alzheimer. Cha Young menjelaskan
kalau ada acar udang di daun berbumbu bagian luar yang di makan pasien Kim dan
karna itu pasien Kim terkena alergi. Tapi, Seon Ae membumbui kubis hanya dengan
pasta kedelai seperti sekarang.
Gyeong Su tampak panik dan
memarahi Cha Young karna membahas hal yang sudah lewat. Lebih baik mereka
segera keluar sekaran juga.
Cha Young masih terus menjelaskan kalau daun berbumbu dengan acar udang bukan buatan Seon Ae makanya Seon Ae tidak ingat membuatnya. Memasak adalah kebiasaan yang di ingat tubuh, jadi tidak akan mudah lupa atau mengubahnya. Tidak seperti kalau kita mengingat dengan otak.
Seon Ae jadi penasaran dan
mencoba kubis bumbu yang dimakan pasien Kim tadi. Dia membandingkannya dengan
buatannya. Dan sadar kalau kubis bumbu yang dimakan pasien Kim adalah buatan Gyeong
Su. Kubis bumbu itu memiliki acar udang dan saus teri. Dan Gyeong Su selalu
memakai saus teri saat membumbui sayuran.
Gyeong Su masih membantah dan
berteriak-teriak. Dia mencoba dan berkata tidak ada saus teri. Dia bahkan
menyebut indera perasa Seon Ae yang hilang sama seperti otaknya. Cha Young
langsung berkata kalau dia merasakan saus teri di sayuran itu.
Gyeong Su terpojok. Dia akhirnya
mengaku. Dialah yang membuatnya. Dia lupa memeriksa beberapa pasien alergi pada
krustasea atau semacamnya. Karena dia sibuk bekerja untuk gaji kecil. Dia mulai
marah marah. Dan memutuskan untuk berhenti!
Cha Young berusaha menghentikannya
pergi, tapi Seon Ae menyuruh Cha Young untuk membiarkan Gyeong Su pergi.
Tags:
Chocolate