Sinopsis
K-Drama : Chocolate Episode 09-1
Images by : JTBC
SELURUH
KARAKTER, TEMPAT, PERUSAHAAN, DAN KEJADIAN DALAM DRAMA INI ADALAH FIKSI
Keluarga tn. Lee sedang
berkumpul di ruang makan. Mereka makan sambil menonton TV, menonton pertandingan
baseball. Semua ada di meja makan kecuali Kang. Dan semuanya juga tidak tampak
peduli dengan ketidakhadiran Kang.
--
Kang berada di ruang tamu dan sedang menonton TV juga. Dan yang di tonton-nya adalah breaking news mengenai robohnya sebuah mall. Beberapa sudah berhasil di evakuasi, tapi masih banyak lagi yang tertimbun dan sedang di evakuasi.
--
Kang dengan panik menemui Ny.
Han yang sedang menikmati steak-nya. Dia memohon agar ibunya yang tertimbun di
bahwa mall di selamatkan. Tapi, Ny. Han benar-benar mengabaikannya. tn. Lee
langsung berkata pada Kang kalau tim penyelamat sedang berusaha yang terbaik,
jadi tunggulah sebentar lagi. Ny. Yoon juga sok bersikap menenangkan Kang dan
menyuruhnya untuk makan saja.
Kang jelas saja menolak. Dia dengan sinis bertanya apakah Ny. Yoon menikmati daging bakar tersebut? Tanpa malu, Ny. Yoon menjawab ‘Ya’ dan bahkan memuji pembantu yang sudah memasak dengan baik. Kang semakin marah, bagaimana bisa dia makan ketika ibunya terjebak dalam gelap tanpa sedikitpun air untuk minum! Dia teurs memikirkannya dan tidak tidak bisa makan.
Jun tampaknya merasa kasihan
juga.
Ny. Han dengan kejamnya malah
menyuruh Kang untuk tidak usah makan jika tidak bisa. Dan juga, jika ada kabar
mengenai Su Hui (ibu Kang) tidak perlu mengadakan pemakaman. Karna jika publik
sampai tahu hal itu hanya akan menjadi bahan gosip saja.
--
Su Hui sudah meninggal. Ahjumma
pembantu mengumpulkan semua barang-barang Su Hui untuk di bakar, jika tidak,
jiwa Su Hui mungkin tidak akan bisa beristirahat dalam damai dan bergetayangan
sebagai hantu. Dia merasa kasihan karena harusnya Su Hui tinggal saja dengan nyaman
di pulau Wando, kenapa pula harus datang ke Seoul.
Kang yang hanya diam sedari
tadi di pojok kamar, mendekat pada kotak yang berisi barang-barang Su Hui. Dia mengeluarkan
semua cokelat yang ada di dalam sakunya dan melemparkannya ke dalam kotak. Dia meminta
ahjumma untuk membakar semua cokelat itu.
Ahjumma ragu. Karna Kang
sering tidak tidur hanya untuk makan cokelat. Kenapa malah ingin di bakar?
“Jika aku memakannya, aku
akan ingin kembali ke Wando.”
“Apa maksudmu?”
--
Kang berada di ruang makan
dan memakan dengan lahap makanan yang di hidangkan. Ahjumma sampai khawatir dan
menyuruh Kang untuk makan dengan pelan-pelan. Sudah tiga hari Kang hanya minum air
putih, dan jika makan terburu-buru sekarang, bisa sakit perut.
--
“Selama ini, kukira aku yang kehilangan,
Min-seong. Kukira aku menuju ke arah yang benar. Apa aku bisa menemukan jalanku
lagi?”
--
Ny. Han menemui Kang di taman rumah. Dia mengulurkan
tangannya pada Kang dan ingin menggenggam tangan Kang yang terluka (selalu
bergetar). Dia bicara dengan lembut dan tersenyum, memegang tangan Kang dan
menyuruhnya untuk duduk berbincang dengannya.
Ny. Han bertanya bagaimana rehabilitas
tangan Kang? Kang menjawab kalau dia sedang berusaha. Ny. Han kemudian berujar
kalau dia senang karena berkat Kang yang menyelamatkan isteri dokter (Hui Ju)
itu, pandangan masyarakat mengenai mereka menjadi lebih ramah. Dan juga,
sanatorium telah menjadi tempat kejahatan yang mengerikan, bahkan kelompok dan
organisai sipil yang menentang kita tutup akan diam sementara. Dan mulai
sekarang, mereka akan menyingkirkan sanatorium yang bagi Ny. Han tidak berguna
dan mengganti-nya menjadi kota mewah terbaik untuk anggota terbatas dengan
kualitas yang belum ada di sini.
Ny. Yoon yang mendengar tawaran Ny. Han
pada Kang, langsung panik dan menelpon Jun. Ponsel Jun tidak aktif. Ny. Yoon
semakin panik dan mengumpat kesal karena Jun malah mematikan telepon. Ada dimana
dia sekarang?! Dan karena itu, Ny. Yoon memutuskan untuk menelpon suaminya (tn.
Lee).
--
Dir. Kwon bertanya heran melihat tn. Lee yang
memakai kacamata hitam di dalam ruangan. Jika malu di kenali orang, maka lepas
kacamata itu. Memakai kacamata hitam di dalam ruangan, malah akan semakin
menarik perhatian dan malah di kiran orang gila.
tn. Lee mendengarkan saran dir. Kwon dan
melepaskan kacamatanya, tapi tetap saja menutupi wajahnya dengan sebelah
tangannya. tn. Lee melihat sendok makan-nya dan menghela nafas kesal, sambil
bergumam entah sendok itu bersih atau tidak. Dia mencelup sendok itu ke dalam gelas
air putih-nya dan baru mau menggunakannya.
Tapi, dia malah berseru kaget saat mengaduk
sup nasi-nya karena menemukan sebuah kecoak. Dia merasa jijik. Dir. Kwon
menghela nafas panjang nan kesal, menggunakan sendoknya, mengeluarkan ‘kecoak’
dari dalam makanan tn. Lee. Dia juga bertanya dengan nada kesal karena tn. Lee
tidak bisa membedakan yang mana namanya kecoak dan lalat buah?
tn. Lee malah lebih kesal karena dir. Kwon
mencelupkan sendok-nya ke dalam sup-nya. Dia menyebut tn. Lee orang liar. Dia merasa
jijik dan tidak mau makan lagi. Dia menyuruh tn. Lee saja yang menghabiskan
semua makana itu. Dir. Kwon tidak ambil pusing dan marah, menerima saja sup
yang belum di makan tn. Lee tersebut.
tn. Lee kemudian membahas mereka yang sudah
tidak bertemu selama 30 tahun, dan dir. Kwon malah memilih restoran yang sama
kacaunya seperti dir. Kwon untuk bertemu. Dir. Kwon kesal dan memberitahu kalau
restoran ini terkenal dan sudah berdiri selama 80 tahun. Dan juga, kenapa tn.
Lee mau bertemu dengannya setelah 30 tahun? Dan juga, tn. Lee juga tidak mau
bicara dengannya dulu.
tn. Lee bukannya menjawab pertanyaan dir.
Kwon malah membahas cara bicara dir. Kwon yang santai padanya padahal dia lebih
tua 2 tahun. Dengan santai, dir. Kwon menjawab kalau usia tidak begitu penting
saat mulai bekerja. Mereka kan mulai dengan magan di RS Geosung di tahun yang
sama. Itu karna tn. Lee yang terlambat lulus selama 2 tahun karena nilainya jelek.
“Lalu kenapa tiba-tiba ingin bertemu? Kenapa
pria hebat sepertimu ingin bertemu pria rendahan ini?” tanya dir. Kwon,
menyindir.
“Kau tahu, aku melakukan riset kecil pada
orang-orang di sekitarku. Aku merasa kau yang paling tak beruntung. Kupikir
menemuimu bisa menghiburku. Ini sungguh menghibur. Bahkan orang sepertimu
melanjutkan hidup, jadi, kenapa aku tidak bisa? Kau memberiku banyak keberanian.
Saat aku kembali, aku akan bekerja sangat keras. Hei, jujur saja. Bukankah
jarang ada orang yang ditimpa berbagai kesialan sepertimu? Kau bercerai dengan
istri pertamamu, dan istri keduamu meninggal setelah melahirkan putramu. Lalu
anakmu satu-satunya juga...,” ujar tn. Lee, tidak tahu sopan santun dan tidak
tahu malu.
“Cukup!” teriak dir. Kwon dengan marah. “Jika
kau tak mau sup pengar ini, pergilah ke restoran mahal yang kau suka dan
makanlah steik atau lainnya,” usirnya.
“Benar. Kudengar dari Sang-sik istri
pertamamu yang meninggalkanmu demi pria lain kembali dan menderita Alzheimer. Kenapa
dia berani sekali kembali? Dia salmon atau apa?”
“Jangan berani membicarakan wanita itu,
Berengsek!” teriak dir. Kwon dengan keras, menarik perhatian pengunjun lainnya.
tn. Lee malu dan langsung diam.
--
Cha Young berada di toko kue. Dia melihat-lihat kue cokelat yang di pajang. Saat itu, seorang anak mengenakan topi astronot menabraknya. Hal itu, tentu membuat Cha Young mengira untuk sesaat kalau anak itu adalah Ji Yong.
--
Ye Sol ada di sanatorium. Dia berada di taman kolam dan melihat sebuah kura-kura. Nama kura-kura itu adalah Sharala. Dengan sedih, dia bertanya, apakah Sharala juga merindukan Ji Yong? Dia juga.
Kang baru saja kembali dan melihat Ye Sol. Ye Sol melihatnya juga dan menyapa-nya dengan ceria. Kang bertanya kenapa Ye Sol bisa ada di sini? Apa dia kemari dengan ibunya?
“Tidak, aku kemari untuk menengok kura-kura
Ji-yong. Namanya Sharala. Kura-kura yang dahulu dirawat Ji-yong. Dia memintaku
merawatnya saat dia tak ada.”
“Di mana ibumu?”
“Dia tiba-tiba pingsan. Saat ini dia di
UPI. Mereka memasukkan tuba ke dalam hidung dan tenggorokannya. Dia tak mau
bangun. Dia terus saja tidur. Saat kami di sini, biasanya kami makan makanan
enak bersama dan mengobrol. Itu menyenangkan,” beritahu Ye Sol, dengan sedih.
Saat itu, Min Yong melihat mereka berdua. Dia
baru saja kembali dari ruangan Kang untuk memberikan dadar kerang Manila. Ibunya
sangat mahir membuka kerang Manila. Karena Ye Sol ada di sana, dia
memberikannya juga pada Ye Sol.
Ye Sol bertanya, apakah ibu Min Yong
bekerja di kantin sekarang?
“Tidak, dia hanya membantu. Dia tak pandai
hal lain, jadi, dia hanya mengupas kerang. Dia berterima kasih pada semua karena
membahagiakan Ji-yong sebelum mati,” jelas Min Yong pada Ye Sol. “Dr. Lee,
kurasa Ji-yong kembali dengan selamat ke planet asalnya,” ujarnya pada Kang.
“Ini sungguh lezat,” puji Ye Sol setelah
mencoba dadar kerang Manila itu.
“Kata ibuku dia ada di mimpinya semalam. Katanya
dia tampak bahagia di sana, dan terkadang mencemaskan kedamaian Bumi juga. Kukira
dia bohong saat berkata dari planet lain, tapi kurasa itu benar.”
Dan tiba-tiba saja, Ye Sol menangis terisak-isak.
Min Yong dan Kang jelas khawatir karena Ye Sol tiba-tiba menangis.
“Ibuku juga suka dadar kerang Manila. Aku
ingin membawakannya, tapi dia sekarang di UPI, jadi, tak bisa makan apa pun,”
tangis Ye Sol.
Membuat Kang dan Min Yong tidak tahu harus
bagaimana dan berkata apa.
--
Kang kembali ke ruangannya dan mendapati dadar kerang manila dan bubur kerang yang di tinggalkan oleh Min Yong. Wajahnya tampak sedih dan bimbang. Sepertinya, dia ragu haruskah menerima permintaan Ny. Han atau tidak.
--
Makan malam hari ini adalah dadar kerang
dan bubur kerang.
Cha Young bertugas membuat dadar kerang
sementara Seon Ae membuat bubur kerang dan Seung Hui memisahkan daging kerang
dari kulitnya. Sambil memasak bubur kerang, Seon Ae mengingat resep bubur kerang.
Dia menyebutkan satu persatu dan melakukannya, tapi di tahap akhir, dia lupa apa
yang harus di lakukannya. Dia bertanya pada Cha Young, tapi Cha Young tidak mau
memberitahu. Dia menyuruh Seon Ae untuk mengingatnya sendiri karena Seon Ae
sudah membuat 2 panci bubur kerang sebelumnya.
Seon Ae berteriak frustasi kalau dia tidak bisa mengingatnya, makanya dia bertanya. Cha Young tetap menyuruhnya untuk berusaha mengingat dan jangan menyerah. Seon Ae menghela nafas lega.
Seon Ae masih terus berusaha mengingat. Dan
tidak peduli dia berusaha mengingat apapun, dia tidak bisa ingat. Dengan frustasi,
dia menyuruh Cha Young saja yang masak. Dan dia langsung keluar dapur. Dir.
Kwon yang ada di luar, sambil panik dan lari bersembunyi di sudut.
Eh, dia malah kelihatan oleh suster Nara yang hendak meletakkan kotak. Suster Nara malah dengan polosnya, tanya sedang apa dir. Kwon di sudut itu? Apa mau buang air besar? Doeng… dir. Kwon malah berdiri dan bilang kalau dia mau buang air kecil dan langsung pergi dari sana.
Cha Young juga tampak sedih karena Seon Ae
menyerah dan pergi begitu saja. Pas sekali, suster Nara masuk ke dalam dapur
dan membawa kotak. Itu adalah kiriman untuk Cha Young. Dia melihat ada dadar
kerang dan langsung meminta izin untuk memakan satu. Dia memuji rasanya yang
sangat enak.
Tiba-tiba saja, Seon Ae berlari masuk ke dalam
dapur dan berseru kalau dia sudah ingat. Dia kan mau buat bubur kerang, tentu saja
dia perlu kerang. Dia sangat senang bisa ingat. Dia bahkan ingat kalau dia
mengidap alzheimer. Itu artinya keadaan-nya hari ini sangat baik. Cha Young
sangat senang. Mereka berdua kembali akrab.
Suster Nara sampai melongo melihat tingkah
mereka berdua.
Cha Young membuka kotak kiriman dari Jun.
isinya adalah piring berukuran besar dengan tanda nama Jun.
Dan sedetik kemudian, Cha Young mendapat
telepon dari Tae Hyun.
--
Tae Hyun menarik Cha Young ke lapangan parkir
sanatorium. Kenapa? Karena ada mobil
baru dan lebih mahal daripada mobil Kang. Dan pemilik mobil itu tidak tahu apapun
mengenai dirinya jadi tidak akan bias darinya. Jadi…
Tae Hyun ingin Cha Young menikahi pemilik
mobil itu. Tidak perlu berharap pada Kang. Tidak mungkin bersatu dengan cinta
pertama, cari saja yang baru. Dia tadi kebetulan bertemu dengan pemilik mobil
itu yang seorang pria yang tampan dan seksi seperti dirinya.
Cha Young menutup rapat telinga-nya. Dia
tidak mau mendengar omong kosong Tae Hyun. Dan memilih untuk pergi saja.
Eh, Tae Hyun malah bermain kembang kuncup
pada dua mobil itu untuk menentukan yang mana yang akan menjadi abang iparnya
kelak. Yang terpilih adalah mobil Kang, tapi dia malah mengubah tangannya ke
mobil satu lagi.
--
Kang masih belum memakan bubur kerang dan dadar kerang tersebut. Dia berdiri menghadap ke jendela dan mengetuk-ngetukan kakinya ke lantai. Dia tampak sangat dilema.
Dia mengingat ucapan ny. Han yang ingin
menghancurkan sanatorium dan akan membangunnya menjadi kota mewah terbaik untuk
anggota terbatas. Dan juga ucapan dir. Kwon bahwa mereka butuh dokter yang
menyelamatkan nyawa tapi dia rasa juga ada dokter yang menemani pasien hingga
akhir agar bisa wafat dengan damai bahkan saat tidak bisa meneruskan pengobatan
juga adalah hal yang baik.
Kedua hal yang saling bertentangan itu
membuat dilema sisi kemanusian Kang. Kenapa? Kang menyukai sanatorium ini, dia
belajar nilai kehidupan dari sini. Tapi, di sisi lain, sedari kecil, dia tampaknya
sudah bertekad akan mengambil alih Geosung dan membalas dendam pada mereka yang
sudah mengabaikan ibunya.
Kang teringat semua kenangannya bersama semua pasien yang ada di sana. Pada Hui Ju, Ye Sol, Ji Yonng, Min Yong, Nenek Bong, Min Seong, Cha Young, semua yang ada di rumah sakit ini. Semua kenangan yang membahagiakan maupun menyakitkan. Semua nilai kehidupan itu.
Dan entah apa yang di putuskan oleh Kang,
dia beranjak keluar dari ruangannya. Dan di depan sanatorium, dia berpas-pasan
dengan Cha Young.
Mereka saling berhadapan, dan secara kebetulan, sebuah selimut yang di jemur di atap, terjatuh dan menutupi mereka berdua, yang tepat berada di bawah.
“Aku ingin menghindarinya. Tapi dia
membuatku cemas. Dia tak bisa lepas dari pikiranku.”
Kang melepaskan selimut itu.
Di atap, Jun berlari panik karena selimut yang di jemurnya jatuh. Dia menatap ke bawah, dan matanya bertatapan dengan Kang dan Cha Young yang menatap ke atas atap.
--
Kang menemui dir. Kwon yang sedang bermain
basket. Dia menanyakan mengenai Jun yang kenapa bisa berada di sanatorium ini. Dir.
Kwon menjawab kalau Jun sedang bekerja sosial di sanatorium karena menyerang
Prof. Jung. Kalau tidak salah sekitar 120 jam atau 200 jam kerja sosial.
Dir. Kwon sebenarnya masih kesal jika mengingat
mengenai Prof. Jung yang hendak membunuh Hui Ju. Dan karena itu, dia menyudahi
untuk bermain basket. Dia meminta Kang untuk menggantikannya bermain bersama pasien
Im Seok Jo dari kamar 207 yang ingin bermain basket. Pasien Im Seok Jo dulu
bermain di tim basket nasional.
--
Jun ada di dapur dan melakukan kerja sosial
dengan mengupas ikan teri, memisahkan kepala teri dari badannya dan membuang
kotoran. Melihat kerja Jun yang asal-asalan hanya dengan membelah dua ikan teri,
Seon Ae jadi menyuruh Cha Young untuk menghentikan Jun.
Terpaksa, Cha Young menghampiri Jun dan
mengajarinya cara yang benar memisahkan ikan teri dan kotoran-nya dan memisahkan
kepala dan badan-nya. Dia mengajarinya dengan sangat perlahan. Dan dengan
setengah hati, Jun mengikutinya.
Cha Young kemudian membahas mengenai piring
yang Jun kirimkan padanya. Dia berterimakasih. Jun hanya membalas agar Cha
Young tidak bersimpati padanya. Cha Young mengatakan kalau dia merasa kasihan
pada Jun.
“Kuberi tahu kau sebagai seseorang yang
menjadi objek rasa iba. Menurutku simpati tak seburuk itu. Artinya kau
bermakna, setidaknya bagi orang yang bersimpati padamu,” ujar Cha Young,
mencoba menghibur.
Yeong Sil datang ke dapur saat itu. Dia
datang untuk memeriksa pekerjaan Jun. Yeong Sil datang memberitahu kalau dia
dapat telepon dari RS Geosung di Seoul yang menyuruhnya untuk menjaga Jun. Dia
merasa itu perintah dari petinggi atau seseorang yang mencoba menunjukkan
kesetiaan berlebihan pada Jun. Dan dari semua tempat, Jun malah datang bekerja
di sini, jadi dia merasa kalau Jun pasti punya koneksi yang bagus.
“Kurasa itu sindiran,” ujar Jun, merasa
tersindir.
“Aku mengerti maksudmu,” hentikan Jun
dengan kesal. “Sudah cukup.”
“Aku baru akan memberitahumu tugasmu hari
ini sudah selesai,” lanjut Yeong Sil dan membuat Jun semakin kesal. “Jangan
lupa daftar hadir. Besok pagi, kau mencuci seprai serta pakaian seperti hari
ini, dan bekerja di dapur lagi siang hari...”
Eh, Jun sudah langsung pergi keluar dapur dengan
emosi setelah mengibaskan celemek-nya berulang kali dengan keras.
Cha Young dengan Seon Ae sampai kaget
melihat emosi Jun. Yeong Sil dengan tenang, pamit keluar.
--
Kang masih di lapangan basket. Dia bermain
basket seorang diri dan tampaknya pasien Im tidak jadi datang.
Jun yang hendak kembali ke mobilnya (mobil
mewah yang di lihat oleh Tae Hyun) melihatnya yang sedang bermain basket. Dia langsung
memancing masalah dengan membahas apakah semuanya berjalan lancar bagi Kang untuk
menyingkirkan sanatorium ini? Dia sudah mendengar mengenai nenek yang berjanji
pada Kang, jika menutup sanatorium ini, dia akan mewariskan Geosung pada Kang. Dan
Kang membenarkan hal tersebut.
“Apa orang-orang di sini tahu? Kau sedang
merencanakan kejahatan dengan wajah polos seperti itu,” ejek Jun.
Kang tertawa mendengar ejekan itu dan membalas,
“Bagaimana mereka tahu? Katamu ini rencana jahat. Orang-orang tak boleh tahu.”
“Dan jika kuhentikan?”
Mendengar jawaban itu, Jun melepas jas-nya
dan merebut basket dari Kang. Dan tiba-tiba saja, mereka jadi bertanding bermain
basket. Tidak ada yang mau mengalah. Terus dan terus bermain. Tanpa lelah.
--
Cha Young dan Seon Ae masih di dapur mencuci
piring. Dan terlihat kilat yang menyambar-nyambar. Cha Young memberitahu Seon
Ae kalau ramalan cuaca malam ini akan ada hujan deras malam ini.
--
Hujan sudah turun dengan deras, tapi Kang dan Jun masih tetap bertanding basket. Hingga pada akhirnya, Jun yang emosinya sudah meluap, malah mendorong dan meninju Kang. Perkelahian tidak terelakan.
Selama pertarungan mereka, Jun teringat
bagaimana awal mula dia bertemu dengan Kang. Saat itu, dia juga memukuli Kang
dan pada akhirnya, dia yang kalah dari pukulan Kang. Dia teringat bagaimana
ayahnya dengan sengaja mengirim Kang ke Libia dan itu membuatnya sangat marah
karena itu membuatnya merasa seperti pencundang. Dia bisa mengalahkan Kang.
Perkelahian mereka terus berlanjut. Tanpa bola
bakset. Bukan dengan ring sebagai penentu kemenangan. Tapi dengan tinju mereka.
Hingga sebuah teriakan menghentikan mereka.
Dir Kwon yang datang dengan payung yang menghentikan perkelahian tersebut.
Tags:
Chocolate