Network : tvN Netflix
Sesampainya
dirumah. Se Ri heran, karena anggota tim Jung Hyuk masih belum pulang juga. Dan
Ju Meok menjelaskan bahwa Jung Hyuk sudah mengizinkan mereka. Lalu Eun Dong
menjelaskan tentang kerang yang Jung Hyuk beli di pasar. Dan Se Ri pun
memperhatikan kerang- kerang besar yang di taruh di tanah itu. Tiba- tiba saja
Sersan Pyon menaruh korek diatas kerang- kerang itu, sehingga semuanya terbakar
besar. Dan itu membuat Se Ri terkejut. Sementara yang lain nya tertawa senang.
“Ini seperti
api unggun,” komentar Se Ri, kagum.
“Ini namanya
kerang bulgogi,” jelas Ju Meok dengan
bangga. Lalu Eun Dong memberikan sapu tangan kepada Se Ri, karena kerang nya
sangat panas.
Sersan Pyo
kemudian mengambil satu kerang dan mencontohkan cara memakan nya. Kerang nya
dimakan langsung dari cangkang nya, kemudian tuang soju di dalam cangkang nya
dan minum. Enak.
“Astaga, apa
itu?” komentar Se Ri, sedikit ketus. Lalu saat Ju Meok memberikan satu kerang
kepadanya, dia menolak dengan raut wajah tidak suka. “Begini. Jika hidangan
dengan kerang, aku hanya makan bouillabaisse,”
kata Se Ri. Dan Ju Meok memaksa nya untuk mencoba dulu. “Yakin sudah matang?”
tanya Se Ri, ragu. Dan Ju Meok mengiyakan.
Se Ri pun
kemudian memakan kerang itu, dan setelah memakan nya, dia diam dan terus
mengunyah. Melihat itu, Ju Meok mengerti bahwa Se Ri pasti menyukai nya. Jadi
dia pun menuangkan sedikit soju ke dalam kerang Se Ri.
“Bagaimana
ini? Aku hanya minum Sauvignon Blanc saat menyantap hidangan laut,” jelas Se Ri
sambil menghela nafas seolah terpaksa. Lalu dia pun meminum nya.
Setelah
merasakan betapa manis nya soju itu, Se Ri langsung merebut milik Eun Dong
dengan alasan bahwa anak 17 tahun belum boleh minum. Dan melihat betapa senang
nya Se Ri menikmati semua itu, Jung Hyuk tersenyum senang.
Setelah
babak pertama selesai. Eun Dong kembali menebarkan kerang di lantai. Lalu
Sersan Pyo menaruh minyak dan korek api. Jreng.. jreng.. api unggun pun menyala
dengan indah nya. Dan dengan gembira mereka semua makan dan minum. Menikmati
semua itu.
Jung Hyuk
tersenyum sambil secara diam- diam terus memperhatikan Se Ri yang tertawa
lebar. Dan saat mata mereka berdua bertemu, mereka saling bersikap canggung
satu sama lain.
Dirumah.
Pimpinan Yoon dan keluarga makan dengan suasana yang sangat hening dan tegang.
Lalu setelah cukup lama saling diam, Pimpinan Yoon pun mulai berbicara, dia
memanggil Se Hyung. Dan dengan segera Se Hyung berdiri di dekat Pimpinan Yoon.
“Kamu harus
ambil alih perusahaan,” kata Pimpinan Yoon. Dan Se Jun serta Hye Ji langsung
berteriak protes. Sementara Sang Ah tersenyum kecil.
“Terima
kasih. Akan kulakukan yang terbaik!” kata Se Hyung dengan senang.
“Tidak perlu
berikan yang terbaik. Lakukan dengan baik,” balas Pimpinan Yoon, puas. Dan Se
Hyung mengiyakan dengan bersermangat, lalu dia kembali duduk di tempat nya dan
menepuk pelan punggung Sang Ah dengan senang.
Se Jun dan
Hye Ji jelas tidak terima. Dengan sikap seolah terluka, Hye Ji menjelaskan
bahwa saat Pimpinan Yoon berada di penjara, Se Jun lah yang diam- diam
menjalankan perusahaan, melakukan pekerjaan kotor dan keras demi perusahaan.
“Itu juga
bukan diam- diam. Dia masuk berita saat orang mulai melupakan ulah terakhir
nya,” komentar Sang Ah. Dan dengan ketus, Hye Ji menyuruh nya untuk diam. Dan
Sang Ah pun tersenyum sambil memberikan tanda bahwa dia mengunci mulut nya.
“Hentikan.
Ayah tidak tahan dengan kalian,” kata Pimpinan Yoon, tegas.
Se Jun tetap
tidak bisa menerima keputusan Pimpinan Yoon dan protes. Sebab dia adalah putra
sulung di dalam keluarga. Dan dengan sinis, Se Hyung menjelaskan bahwa warisan
tidak sama seperti mengantri direstoran. Jadi dia meminta Se Jun untuk menerima
saja kekalahan ini.
Dan tentu
saja, Se Jun tetap tidak bisa terima. Dia pun mulai mengadukan tentang komentar
yang Se Hyung tulis saat pertama kali Pimpinan Yoon memilih Se Ri untuk
mengambil alih perusahaan. Se Hyung melibatkan tabloid dan mau mengumumkan
kepada publik bahwa Se Ri adalah anak haram. Se Hyun ingin mempermalukan
Pimpinan Yoon dan Se Ri. Seperti biasa Hye Ji mendukung Se Jun dan memanasi
situasi yang ada.
Se Hyung
dengan sopan meminta Hye Ji untuk diam saja. Dan Se Jun memarahi nya. Namun Se
Hyung tidak peduli dan dia balas mengadukan Se Jun. Saat pertama kali Se Ri
menghilang, Se Jun mengatakan bahwa selalu ada sisi baik dalam tiap kejadian.
Dan Se Jun sangat senang sekali saat itu.
Dengan tidak
senang, Se Jun meminta Yoon Hee untuk berbicara juga. “Mari kita jujur. Adakah
orang dimeja ini yang menganggap Se Ri anggota keluarga kita?” tanya nya dengan
keras. “Kalian semua memperlakukannya seolah- olah dia anjing liar. Ibu, saat
Ayah membawanya kemari. Ibu pasti ingin mencampakkan nya jika tidak ada yang
lihat, kan,” jelas nya dengan emosi.
Pimpinan
Yoon memukul meja dengan keras dan berteriak supaya Se Jun diam. Yoon Hee pun
kemudian berdiri, dan Se Jun merasa senang, karena mengira Yoon Hee mendukung
nya.
“Sembilan puluh enam, sembilan puluh tujuh,
sembilan puluh delapan, sembilan puluh sembilan. Satu, dua, tiga, empat, …”
kata Se Ri remaja di tepi pantai. Seperti menunggu seseorang.
Mengingat
itu, Yoon Hee tersenyum sedih. “Kalian mau dengar pendapat Ibu?” tanyanya
pelan. Dan Se Jun mengiyakan. “Ibu rasa kamu salah mengambil keputusan,” jelas
nya.
Se Jun serta
Hye Ji merasa senang. Sementara Se Jun dan Sang Ah mengeluh. Dan Pimpinan Yoon
diam.
“Kita masih
belum tahu nasib Se Ri. Jadi, mencari pengganti Se Ri, itu terlalu terburu-
buru,” kata Yoon Hee. Dan Se Jun serta Se Hyun sama- sama protes, karena bukan
itu yang mereka sedang bahas. “Itulah pendapat Ibu. Kita masih belum tahu
pasti. Ibu yakin, Se Ri bisa kembali,” kata Yoon Hee dengan tegas dan penuh
keyakinan.
Se Ri
bermain sambung kata dengan Sersan Pyo. Dan setiap kali Sersan Pyo mengatakan
sesuatu, Se Ri selalu tidak mengerti apa itu. Lalu seperti biasa Sersan Pyo
akan mengejek Se Ri dengan mengatakan, apakah Se Ri tidak memiliki itu di Korea
Selatan. Dan semuanya tertawa. Lalu Ju Meok yang akan menjelaskan apa itu
kepada Se Ri.
Untuk kata
selanjut nya, Se Ri berpikir sedikit lama. Dan Sersan Pyo tertawa sambil
menghitung dari angka lima sampai satu.
Diruang
penyadap. Pria penyadap mendengar itu dan ikut berpikir apa kata selanjut nya.
Lalu dia pun menjawab. Tapi tentu saja tidak ada yang tahu kalau dia ikut
bermain.
Se Ri
menyebutkan kata yang sulit. Dan Sersan Pyo tidak bisa berpikir apa kata
selanjut nya yang cocok dengan kata sebelum nya. Dan Jung Hyuk pun menjawab.
“Hye, Chi
Su. Tidak perlu picik. Terima saja kekalahan mu,” kata Se Ri sambil meniup-
niup jarinya dan bersiap untuk menjentik dahi Sersan Pyo. Dan karena takut,
Sersan Pyo pun memilih untuk minum saja.
Diruang
penyadap. Pria penyadap mengetuk- ngetukan kakinya ke lantai, saat mendengarkan
mereka bernyanyi, “Minum, minum yang
banyak. Cepatlah minum. Beranikan diri dan minum. Atau kamu jadi pengecut.”
Pagi hari.
Jung Hyuk mengambil alat penyaring kopi milik nya yang ada di gudang. Lalu dia
pergi ke halaman dan mulai memasak biji kopi yang masih putih di dalam wajan
panas sampai biji kopi nya menjadi kecoklatan dengan warna yang cantik.
Se Ri
terbangun dan merasa bingung, kenapa dia bisa berada ditempat tidur. Lalu dia
mencium aroma kopi yang sangat harum.
Jung Hyuk
menggiling biji kopi menjadi harus dan memasuk kan nya ke dalam penyaring. Lalu
dia menuangkan air panas secara perlahan. Dengan kagum, Se Ri mendekat. Dan
Jung Hyuk menjelaskan bahwa dia mempelajari ini saat belajar di luar negri.
“Di Swiss?”
tebak Se Ri, bersemangat. “Kamu jurusan apa?” tanyanya, penasaran. Namun Jung
Hyuk tidak menjawab dan menuangkan kopi yang sudah jadi ke dalam gelas.
Kemudian dia menyodor kan nya kepada Se
Ri untuk di coba.
Dan dengan
senang, Se Ri pun mencoba nya. Lalu dia merasa sangat kagum kepada Jung Hyuk.
Sebab kopi buatan Jung Hyuk sangat nikmat dan membuat pengar nya jadi
mendingan.
“Aku sudah
buat sup taoge yang akan memulihkan mu,” kata Jung Hyuk sambil menunjuk dengan
dagu nya. Lalu dia pun bersiap untuk berangkat bekerja.
“Jung Hyuk- ssi,” panggil Se Ri dengan cepat,
sebelum Jung Hyuk pergi. “Aku berterima kasih atas banyak hal dan juga kopi
nya, aku punya sesuatu untuk mu. Sebentar ya,” jelas nya. Lalu dia memasuk kan
jari nya ke dalam saku dan secara perlahan mengeluarkan jari nya. Kemudian dia membentuk
sebuah hati kecil yang sangat manis sambil tersenyum.
Dengan
bingung, Jung Hyuk diam dan memperhatikan dua jari Se Ri.
Dikantor.
Jung Hyuk dengan serius menanyakan arti dua jari tersebut kepada Ju Meok. Dan
sebelum Ju Meok menjawab, Sersan Pyo sudah menjawab duluan. Menurut nya dua
jari itu arti nya ‘Sama seperti aku melumatkan serangga kecil dan membunuh nya,
cuma butuh dua jari untuk menghancurkan mu. Semacam itu?” tebak Sersan Pyo.
“Bukan,”
jawab Ju Meok, cepat. “Itu bentuk hati. Pertama- tama, kalian tahu hati itu
melambangkan apa, ‘kan?” jelas Ju Meok, bertanya. Dan Jung Hyuk merasa bingung
ada apa dengan hati nya. “Aku mau
memberikan hatiku kepada mu. Itulah artinya,” jelas Ju Meok dengan
bersemangat.
Namun sayang
nya, Jung Hyuk dan Sersan Pyo sama- sama tidak mengerti. Sersan Pyo menanyakan,
kenapa Se Ri tiba- tiba mau mendonorkan organ kepada Jung Hyuk.
“Astaga,”
keluh Ju Meok. “Hati itu berarti cinta. Di korea Selatan, artinya dia menyukai
mu,” jelas Ju Meok dengan lebih detail. Dan Jung Hyuk tampak tidak percaya.
“Hei, jangan
melantur hanya karena kami tidak tahu negara itu. Omong kosong,” bentak Sersan
Pyo.
Ju Meok
menjelaskan dengan lebih mendetail lagi kepada mereka berdua. Dia menanyakan,
apakah setelah Jung Hyuk memperkenalkan Se Ri sebagai tunangan, tidak ada
terjadi apapun sama sekali. Dan mendengar pertanyaan itu, Jung Hyuk pun
teringat pada ciuman nya dengan Se Ri saat mereka berdua berada di dalam kapal.
Dan mengingat itu, dia pun terdiam dan tidak bisa menjawab.
“Kapten
mungkin melakukan nya untuk menyelamatkan dia, tapi dia mungkin punya perasaan.
Saat jantung mu berdebar- debar,” jelas Ju Meok dengan tegas dan sangat yakin.
Dan Jung Hyuk semakin terdiam, seolah terkejut.
Dengan
heran, Ju Meok tertawa, dan menanyakan kenapa Jung Hyuk tampak sangat terkejut,
kepadahal dia yakin bahwa sudah ada banyak wanita yang mengungkapkan perasaan
kepada Jung Hyuk. Dan Sersan Pyo menyela, seolah dia adalah alih nya, dia
menjelaskan bahwa Ju Meok sama sekali tidak mengerti, tidak peduli berapa kalipun
kita merasakan nya kita tidak akan pernah terbiasa.
“Kamu juga
pasti tidak salah paham,” komentar Ju Meok dengan jujur. Dan Sersan Pyo
langsung menatap nya dengan tajam, sehingga dia pun diam.
“Wanita itu juga akan segera pergi. Kapten Ri bukan pria bejat yang melakukan ini, sementara dia sudah bertunangan atau menikahi orang lain,” kata Sersan Pyo, membela Jung Hyuk. Dan mendengar itu, Jung Hyuk langsung memandangin nya tanpa mengatakan apapun.
Dan Sersan
Pyo serta Ju Meok yang awalnya tertawa langsung merasa terkejut. “Sungguh?!”
Seo Dan
datang bersama kedua orang tua nya ke mall untuk berbelanja. Disana semua orang
menuntut dengan hormat saat mereka lewat.
“Ibu begitu
kesal. Ibu menguliahkan mu ke Rusia. Kamu pasti tidak suka makanan nya. Kamu
jadi kurus sekali,” kata Ibu dengan perhatian.
“Aku sengaja
menurunkan berat badan. Jika aku makan apapun, mereka menyebutku babi,” balas
Seo Dan, menjelaskan.
Tepat disaat
itu, seorang bule lewat dan dia menyapa Ibu dengan ramah. Dia berterima kasih
sebab dia sangat senang sekali dapat berbelanja di sini. Dan dengan fasih, Ibu
menjawab nya dalam bahasa Inggris. Kemudian saat bule tersebut sudah pergi,
dengan heran Seo Dan bertanya, apakah Ibu belajar bahassa Inggris, kepadahal
dia mengira Ibu benci sekali bahasa Amerika Serikat.
Dan Ibu
beralasan bahwa dia bukanlah warga negara yang berbakti jika tahu bahasa musuh.
Makanya dia mengatakan bahwa dia membenci bahasa itu.
“Tentu saja,
aku harus pergi. Tapi bukankah kamu yang meminta ku untuk mengantar mu?” balas
Myeong Seok sambil tertawa. Dan dengan kesal, Ibu semakin mendesak nya untuk
pergi.
Seo Dan dan
Ibu kemudian mulai berbelanja dan mencoba pakaian. “Bukankah itu terlalu
mencolok? Sudah lama kamu tidak bertemu tunangan mu. Bukankah ini agak
berlebihan?” tanya Ibu, saat Seo Dan mencoba baju kemeja merah putih yang cukup
mencolok.
Tepat disaat itu, seorang Ibu datang dan menyapa mereka berdua dengan bersamangat. Dan dengan ramah, Seo Dan balas menyapa nya.
“Astaga,
lihat dirimu. Kamu tampak kurus. Kamu tampak menyedihkan,” kata Ibu hijau
mengomentari Seo Dan. Ibu Seo merasa tidak senang.
“Apa Jin
Sook baik- baik saja?” tanya Seo Dan dengan ramah.
“Tentu saja. Tahun lalu dia melahirkan putra yang sehat. Dia hamil lagi tahun ini. Mertuanya begitu senang dan terus mengatakan betapa di berkatinya dirinya,” kata Ibu hijau dengan bangga. Dan itu membuat Ibu Seo menjadi semakin tidak senang. Dan Seo Dan menyadari itu.
“Syukurlah,”
balas Seo Dan. Lalu dia pun pamit dan berjalan pergi.
“Dan, tunggu sebentar,” panggil Ibu Seo dengan bahasa inggris. Lalu dia mendekati Seo Dan dan membuka kancing atas nya. “Pergilah dan permalukan dia. Buat mereka sadar,” gumam nya.
“Ayolah, Bu.
Aku bisa lakukan dengan pakaian apapun,” balas Seo Dan dengan percaya diri. Dan
Ibu Seo merasa senang.
“Dia sengaja
menguruskan badan untuk menyesuaikan tren global. Akhir- akhir ini, jika kamu
makan apapun, orang- orang akan menyebut mu babi. Kamu tahu soal itu?” balas
Ibu Seo dengan kesal. Dan dia menekankan kata ‘babi’ sambil menatap tajam Ibu
hijau.
Ibu hijau
menjelaskan bahwa dia cuma mengkhawatirkan Seo Dan saja. Dan Ibu Seo menyuruhnya
untuk jangan cemas, karena tunangan Seo Dan adalah putra Direktur Biro Politik
Umum.
“Kabarnya
dia tidak berminat menikah, dan mengajukan diri untuk ditempatkan di pos
perbatasan,” komentar Ibu hijau lagi. Sehingga Ibu Seo semakin kesal.
“Hei! Mereka
akan menikah tahun ini,” katanya dengan penuh penekanan. Lalu dia pun pergi.
Saat mereka berempat lewat, seorang pedagang memanggil Young Ae dan memperkenalkan produk- produk kecantikan yang dia dapatkan dari Selatan. Dan Se Ri mengenali barang- barang yang di jual disana, karena itu adalah merk produk milik nya. Melihat itu, Se Ri merasa sangat senang dan bangga sekali, tapi ternyata si penjual malah tidak bisa mempromosikan produk nya dengan baik. Sehingga Se Ri pun merasa sangat kesal dan menggantikan nya untuk menjelaskan.
“Ada kadungan lada Korea, bunga pasque, dan ekstrak ginseng putih di dalam nya. Sudah pasti memutihkan wajah, mengencangkan kulit, memberikan kesan ringan seperti udara dan tidak lengket,” jelas Se Ri, memperkenalkan produk nya.
“Kamu begitu
paham soal kecantikan. Pantas saja kamu cantik,” puji Young Ae dengan senang.
Si Penjual
merasa bingung, dan bertanya siapa Se Ri. Dan Ibu lain menjelaskan dengan suara
pelan bahwa Se Ri memiliki misi rahasia di Selatan. Mendengar itu, si Penjual
langsung memuji Se Ri yang pantas saja tahu banyak produk dari selatan. Dan Se
Ri mengiyakan.
Dengan senang dan puas, Young Ae mau membeli produk itu. Dan Ibu lain serta Ibu bermake up tebal langsung berebutan untuk membayar kan itu.
“Produk ini
dikenal karena efek melembapkan dan kilau nya, tekan kan itu saat menjual,”
jelas Se Ri, sebelum dia pergi. “Sebagai penjual, bukankah seharusnya kamu menghafalkan
bahan- bahan nya?” keluh Se Ri.
“Maaf,” kata
si penjual. Dan Se Ri terus mengingatkannya lagi.
Su Chan menemui Chang Sik lagi dan memperlihatkan tentang berita paralayang lain yang berhasil selamat. Serta kemungkinan dimana Se Ri mungkin saja terjatuh. Dan dengan tegas, Chang Sik memintanya untuk menghentikan ini. Tapi Su Chan terus saja bersikeras.
“Pastikan
untuk mandi. Kamu sangat bau,” keluh Chang Sik.
Didalam kantor. Chang Sik memberikan kartu nama nya sebagai petugas asuransi kepada Se Hyung dan juga Sang Ah.
Su Chan
menjelaskan rencana nya dalam mencari Se Ri. Dan Sang Ah serta Se Hyung
mendengus seolah merasa ide itu lucu. Chang Sik pun kemudian berbicara, dia
memberitahu tentang apa yang Se Ri katakan pada hari itu.
Mendengar
itu, Sang Ah mengepalkan tangannya dengan ekspresi kesal. Dan tanpa menyadari
itu, Chang Sik terus lanjur berbicara. “Saat itu, aku tidak paham maksud nya.
Tapi setelah memikirkan perkataan nya, mungkin ‘tinggi’ itu …”
“Korea
Utara,” sela Su Chan. “Kenapa tidak bilang lebih awal?” keluh Su Chan pada
Chang Sik. “Semua jadi masuk akal.”
“Maksudmu, dia kabur ke Utara?” tanya Se Hyung, kesal. Dan Chang Sik menjelaskan bahwa itu cumalah firasat Su Chan saja.
Se Hyung
kemudian menanyakan, berapa besar biaya asuransi yang membuat Su Chan dalam di
lema besar. Dengan alasan sebagai kakak Se Ri, dia menjelaskan bahwa tidak suka
bila Su Chan menyebarkan rumor yang tidak berdasar. Jadi dia mengancam bila Su
Chan meneruskan ini, maka pengacara perusahaan nya akan menyambut Su Chan. Jika
itu terjadi, maka Su Chan bukan hanya akan di pecat saja. Mendengar ancaman
itu, Su Chan merasa sangat kaget dan takut.
“Suamiku dan aku datang kemari mewakili keluarga kami. Kami harus bersiap akan kemungkinan yang ada. Aku ingin melihat laporan keuangan Se Ri Choice,” jelas Sang Ah. “Ada dimana?”
Seung Jung berhasil menembak satu burung diudara. Dan Cheon pun memuji nya. Lalu Seung Jung menyebutkan tentang pengalaman nya di Korea Selatan. Mendengar itu, Cheon langsung mengingatkan nya supaya jangan menyebutkan tentang Korea Selatan. Tapi Seung Jung tidak mau mendengar kan dan malah mengancam, apakah Cheon mau memberikan 10.000 dolar kepadanya.
“Kamu memang memakai paspor diplomat, tapi ini masih Korea Utara. Jika sampai ketahuan, banyak orang yang akan tertangkap,” jelas Cheon dengan kesal. Dia merasa waspada pada dua orang yang berjaga di belakang mereka.
“Astaga, aku
paham,” balas Seung Jung tanpa sikap menyesal.
Seung Jung kemudian melepaskan anjing nya. Dan menyuruh Cheon untuk membuat kan nya naengmyon dengan ayam pegar buruan nya. Dan sebelum Cheon sempat membalas, Seung Jung langsung menghentikan nya berbicara dan pergi.
“Silahkan
masuk,” kata supir taksi dengan hormat dan ramah. Lau dimulailah perjalanan
mereka.
Dipertengahan jalan. Didekat hutan yang sepi. Taksi mogok. Dan Seo Dan pun menawarkan hp nya supaya si supir dapat menghubungin bantuan. Tapi sial nya tidak ada sinyal disana.
“Lalu kita
harus bagaimana?” tanya Seo Dan, cemas.
Si supir
mengembalikan hp Seo Dan. “Ada desa sekitar 10 li dari sini. Aku harus minta
bantuan mereka. Tunggu disini,” kata si supir, lalu dia pun pergi. Namun
sebelum pergi, dia mengambil kunci mobil nya dahulu. Dan dengan kesal, Seo Dan
pun terpaksa menunggu.
Tepat disaat itu, Seung Jung lewat. Dan melihat Seo Dan didalam taksi, dia pun langsung menyuruh supirnya untuk berhenti. Dia berniat untuk menawarkan tumpangan pada Seo Dan. Tapi Cheon tidak peduli dan menyarankan supaya mereka pergi saja.
Didalam mobil. Cheon menanyakan tujuan Seo Dan, lalu saat Seo Dan memberitahu, dia langsung mengeluhkan bahwa tujuan mereka tidak sama, jadi dia akan menurun kan Seo Dan di tengah jalan. Namun karena Seung Jung menyukai Seo Dan, maka dia pun meminta Cheon untuk berjalan- jalan sedikit dan mengantarkan Seo Dan.
“Jangan
cemas. Kami pastikan kamu sampai dengan selamat,” kata Seung Jung dengan sangat
ramah kepada Seo Dan. Dan Cheon merasa malas mendengar itu.
“Terima
kasih,” balas Seo Dan, cuek.
Seung Jung mencoba untuk membuka pembicaraan. Dia menanyakan, apakah Seo Dan ingat bahwa mereka berdua pernah bertemu. Dan Seo Dan menjawab tidak. Seung Jung kemudian menanyakan, kenapa Seo Dan ingin ke desa itu. Dan Seo Dan tidak mau memberitahu.
Mendengar itu, Cheon dan si supir menahan tawa mereka. Dan dengan kesal Seung Jung langsung menatap mereka berdua.
Dipasar.
Hari sudah malam dan sama sekali tidak ada lampu penerangan disana. Sehingga Se
Ri sulit untuk melihat jalan. Lalu saat dia menyadari bahwa Young Ae dan yang
lainnya tidak ada, dia pun merasa panik.
“Aku sudah cari. Tidak tahun terakhir, tidak
ada wanita berusia 30-an di Divisi 11. Baru- baru ini, ada satu orang. Tapi
usianya 50-an dan aku kenal dia. Selain dia, tidak ada lagi,” kata sepupu.
“Begitu.
Terima kasih. Akan kubalas jasamu lewat Pak Choe. Sampai jumpa,” balas Cheol
Gang.
Dan kedua
Ibu itu merasa kagum pada Jung Hyuk yang begitu perhatian kepada Sam Suk (Se
Ri).
Se Ri berdiam di tempat dan berhitung di dalam hati nya. Sama seperti saat dia remaja dulu. “Satu. Dua. Tiga. Empat. Lima. Enam. Tujuh. Delapan. Sembilan. Sepuluh. Sebelas.”
Jung Hyuk berlari secepat mungkin, dan akhirnya dia pun sampai di pasar. Namun karena disana begitu ramai dan gelap, dia pun jadi kesulitan dalam mencari Se Ri. Lalu disaat itu, dia melihat lilin kecil dijual didekat nya.
Se Ri masih berdiri diam di tempat nya. Dia tampak putus asa sekali. Dan tiba- tiba saja disaat itu, sebuah cahaya muncul. Dengan perlahan dia pun berjalan mendekati cahaya itu.
Jung Hyuk
terus berjalan sambil mengangkat lilin yang menyala tinggi- tinggi.
Lalu akhirnya mereka berdua pun bertemu. Dan mereka berdua saling memandang satu sama lain dengan tatapan lega.
“Kali ini
bukan cuma lilin, tapi yang wangi. Benar kan?” tany Jung Hyuk sambil menunjukan
lilin yang dipegang nya. Dan Se Ri tersenyum senang.
“Benar,”
jawab Se Ri. Dan Jung Hyuk balas tersenyum padanya.
Jung Hyuk tersenyum senang saat menemukan apa yang di cari nya. Yaitu pembuat kopi. Lalu dia mengambil kamera milik nya yang dibungkus dengan kain dan disimpan dengan baik di lemari.
“Aku berada
diatas jembatan di Sigriswil. Aku tidak punya penyesalan. Ayah, Kak Se Jun, Kak
Se Hyung, dan Ibu. Aku akan pergi jauh. Jangan hidup terlalu bahagia. Sesekali
cobalah untuk memikirkan ku,” kata Se Ri sambil menangis di alat perekamnya.
Mendengar
itu, Jung Hyuk memandangi Se Ri dan ingin memotret nya. Tapi disaat itu, Seo
Dan datang dan menghalangi kamera nya.
“Kamu akan
terus mengambil foto pemandangan?” tanya Seo Dan.
Alat perekam
Se Ri terjatuh ke bawah. Dan Se Ri pun merasa bingung.
Seo Dan :
“Ayahmu bilang padaku selama perjalanan ini, kita sebaiknya mengakrabkan diri.”
Jung Hyuk :
“Benar. Aku dengar soal itu juga. Sulit melakukannya setelah bertemu sekali.”
Dengan alasan demi Ayah Jung Hyuk, Seo Dan pun mengajak Jung Hyuk untuk berfoto bersama. Dan Jung Hyuk pun mengiyakan. Lalu dia mendekati Se Ri untuk meminta bantuannya.
Se Ri
terkejut karena Jung Hyuk mendekati nya tiba- tiba. Dan memintanya untuk
tolong memotret dia dan Seo Dan. Se Ri pun mengiyakan sampai mengeluh bahwa
tempat ini sangat tinggi. Lalu dia pun mengikuti mereka berdua ke tempat pemotretan
dengan latar belakang gunung yang cantik.
Jung Hyuk
tersenyum menatap ke arah Se Ri. Sementara Seo Dan menatap ke arah Jung Hyuk.
Tags:
Crash Landing On You