Network : tvN Netflix
Hari sudah mulai malam. Dan satu persatu anak- anak yang sedang bermain di taman di panggil oleh Ibu mereka untuk pulang. Terakhir anak bernama U Pil di jemput oleh Ayah nya yang baru pulang bekerja sambil membawa donat untuk nya.
Setelah selesai
mandi, Se Ri merasa sangat lega. Tapi tiba- tiba lampu mati. Dan dengan heran,
dia mengeluh, kenapa ada banyak sekali kejutan hari ini.
Didalam sebuah
rumah. Mereka menyalakan lampu minyak untuk menerangin rumah mereka. Serta
lilin juga. Dan untuk anak yang sedang belajar, mereka menggunakan lampu senter
di kepala untuk menerangi buku mereka.
“Apa? Mereka sedang apa?” tanya Se Ri, heran. Karena belum ada satupun yang pulang. Kemudian dia pun mencoba untuk menelpon Jung Hyuk. Tapi tidak diangkat. Dan dia pun mulai merasa paranoid sendiri. “Mereka mau menguburku, ya?” gumam Se Ri, takut. Dengan hati- hati dia pun berjalan didalam rumah dan mencari senter.
Seseorang masuk ke dalam rumah dengan memegang senter. Mendengar suara pagar yang ditutup, Se Ri pun melihat ke arah jendela, dan saat dia melihat cahaya senter diluar, dia pun merasa takut. Kemudian saat orang itu seperti ingin masuk ke dalam rumah. Dia langsung menjerit pelan.
Dengan cepat, Se
Ri menutup semua tirai jendela. Supaya orang tersebut tidak bisa melihat nya.
Kemudian dia mengambil vas bunga dan bersiap- siap untuk memukul, jika orang
itu masuk ke dalam rumah.
Jung Hyuk
terkejut. Karena saat dia masuk ke dalam rumah, Se Ri sedang memegang vas bunga
dan seperti ingin memukul nya.
“Kenapa kamu
disini?” tanya Se Ri, seperti ingin menangis.
“Kamu bilang butuh lilin,” jelas Jung Hyuk sambil menunjukan lilin yang dibawanya. Dan Se Ri pun mulai menangis, karena merasa lega. “Kamu butuh ini saat mandi dan tidur,” kata Jung Hyuk, heran kenapa Se Ri menangis.
“Ini hanya lilin.
Aku butuh lilin dengan wewangian,” balas Se Ri sambil menangis lebih keras.
Jung Hyuk mengambil vas bunga yang dipegang oleh Se Ri secara hati- hati. Dan Se Ri pun meminta maaf, dia tahu Jung Hyuk pasti merasa bingung, namun dia juga sama, dia tidak mengerti apa yang sedang dialaminya saat ini.
Dan tanpa
mengatakan apapun, Jung Hyuk diam.
Dirumah Ibu lain. Mereka secara diam- diam menyalakan listrik menggunakan generator. Dan supaya tidak ketahuan oleh para tetangga, mereka menutup jendela dengan kain tebal secara rapat- rapat. Kemudian Ibu lain menyuruh anak nya, Ho Yeong untuk mengerjakan PR. Tapi Ho Yeon malah tidak mau. Jadi dia pun memarahi nya.
Sesudah itu, Ibu lain menanyakan kepada suaminya, kapan dia akan dipromosikan. Dan dengan lemas, suaminya menjawab bahwa dia tidak yakin, itu tergantung kolonel senior yang menilai. Mendengar itu, Ibu lain pun mengomeli nya.
“Aku sudah
berusaha keras agar disukai oleh nya. kenapa bilang begitu?”
“Soal Istri Kapten
Na. Aku melihat nya pergi ke rumah Kapten Na membawa barang- barang,” balas
suami.
Ibu lain dengan segera keluar dari rumah sambil membawa sebakul makanan ke tempat rumah Ibu kaya (Ma/ Istri kapten Na). Dan sesampai nya dia disana, ternyata Ma sedang menonton TV bersama kerabat nya sambil tertawa- tawa dengan riang.
“Lihatlah Ok Geum
(Ibu bermakeup). Dia menyalakan generator agar aku bisa menonton TV,” jelas Ma
dengan senang. “Ok Geum, kakimu tidak apa- apa?”
“Tidak apa- apa. Aku senang bisa melihat mu tertawa. Aku tidak peduli jika kaki ku patah. Bukan masalah,” balas Ok Geum. Dan Ibu lain terkejut melihat sikap nya.
Bila di Utara orang
mengayuh sepeda didalam ruangan demi menyalakan listrik. Maka di Selatan mereka
menggunakan listrik untuk mengayuh sepeda olahraga. Demi menjaga bentuk dan kondisi tubuh mereka.
Hye Ji menemui
Sang Ah yang sedang di tempat fitness, dan bergabung bersama nya. Dia
menanyakan, apakah sudah ada kabar. Dan Sang Ah pun menjawab bahwa jika ada
kabar terbaru, maka mereka seharusnya sudah ditelpon.
“Aku kasihan. Dia
masih muda. Dia bahkan belum menikah. Maksudku, Ayah bahkan mau mewariskan
bisnis nya kepada dia. Dia mungkin mengira itu akan terjadi. Waktu nya tidak
pas,” kata Hye Ji.
“Apa maksud mu?”
tanya Sang Ah, tidak mengerti.
Hye Ji dengan bangga menjelaskan bahwa Pimpinan Yoon sebenarnya tidak serius untuk memberikan perusahaan kepada Se Ri, dia yakin Pimpinan Yoon mengatakan itu hanya untuk memancing suami nya supaya berusaha lebih keras. Dan perusahaan itu akan diberikan kepada putra sulung nanti nya, yaitu suami nya. Mendengar itu, Sang Ah merasa malas dan menyalakan berita.
Reporter memberitakan bahwa Saham Se Ri Choice tetap menguat selama tiga hari, dan itu menarik perhatian di pasar saham.
“Begitu kabar CEO
nya menghilang, harga saham nya akan terjun bebas,” komentar Hye Ji. Dan dengan
sangat malas, Sang Ah hanya diam saja.
Se Ri dengan yakin mengatakan bahwa Jung Hyuk pasti tidak tahu apa itu saham. Lalu sambil menangis, dia menjelaskan bahwa harga saham itu mudah naik turun sebesar miliaran won setiap harinya. Dan dia pernah menginvestasi kan tiga miliar won karena kenalan nya, lalu dia kehilangan semua nya, tapi itu tidak membuat nya sedih. Namun sekarang dia merasa lebih kesal dan sedih daripada saat itu, sebab sekarang dia berada di tempat yang bahkan tidak di kenal nya. Serta dia tidak mengerti kenapa dia harus menangis dihadapan orang asing. Dan itu sungguh menyebalkan bagi nya.
Mendengar curhatan itu, Jung Hyuk pun mematikan lilin dan membiarkan Se Ri untuk terus menangis sampai puas. “Jangan cemas. Aku tidak bisa melihat mu sekarang,” jelas nya.
Se Ri akhirnya berhenti menangis. Dan Jung Hyuk pun mulai berbicara. “Keberuntungan dan kesialan layak nya koin, ada dua sisi silih berganti. Segala nya akan baik- baik saja.”
“Kamu yakin?”
“Aku yakin,” jawab
Jung Hyuk, menyakinkan.
Jung Hyuk kemudian berdiri dan pamit, karena dia harus pergi untuk naik kereta ke Pyongyang di pagi hari. Mendengar itu, Se Ri pun bertanya, berapa hari. Dan Jung Hyuk menjawab bahwa dia tidak tahu, serta mungkin dia tidak akan bisa mengantarkan Se Ri pergi nanti nya, tapi dia meminta Se Ri untuk tidak perlu cemas karena para rekannya akan membantu Se Ri. Kemudian dia pun memberikan sebuah tas yang berisikan barang kebutuhan untuk Se Ri.
Setelah mengatakan itu, Jung Hyuk pun keluar dari rumah. Dan Se Ri langsung memanggil nya. “Siapa nama mu? Aku mau mengingat nya, sebab aku mau membalas bantuan mu.”
“Tidak perlu.
Lagipula, aku tidak membantu. Aku sudah memberitahumu, jangan beritahu apa yang
terjadi saat kamu pulang. Sebaiknya, lupakan saja,” jelas Jung Hyuk. Dan Se Ri
pun mengerti. Lalu Jung Hyuk pergi.
Se Ri masuk kembali ke dalam rumah dan menyalakan lilin. Kemudian dia memeriksa semua barang yang diberikan oleh Jung Hyuk. Dan dia merasa tersentuh, sebab disana ada beberapa botol shampo untuk nya.
“Kamu tadi
menyuruh ku memakain sebatang sabun dari kepala sampai kaki,” gumam Se Ri,
senang. ”Ini semua dari Korea Selatan?” gumam nya. Lalu dia mengambil
wewangian yang sangat harum dan memakai nya.
Siang hari. Jung
Hyuk datang ke pasar. Disana dia ditawarkan berbagai macam make up, pembersih
wajah, serta krim pagi dan malam yang berasal dari Selatan. Dan merasa bingung
harus membeli yang mana, maka Jung Hyuk pun membeli semua nya sekaligus.
Flash back end
“Kamu butuh
pakaian dalam? Ini juga dari Selatan. Ini vivian dan ini venus,” jelas si
penjual. Dan Jung Hyuk tidak berani untuk melihat itu. Lalu dia pun memutuskan
untuk membeli semua nya saja. Namun si penjual malah menanyakan ukuran nya.
“Yang mana pun
boleh,” jawab Jung Hyuk, bingung.
Flash back end
Se Ri tertawa
sebab Jung Hyuk salah menilai ukuran dadanya. Tapi walaupun begitu, dia tetap
saja merasa senang. Lalu Se Ri menemukan obat luka dan dia pun memakai nya.
“Dia pura- pura cuek, tapi ternyata dia manis,” gumam Se Ri, senang. “Ah, jika ini mimpi. Kumohon bangunkan aku,” pinta Se Ri sambil menutup mata. Tapi sayang nya, ini semua nyata dan dia pun merasa despresi.
Sambil masih menutup matanya, Se Ri merasakan betapa nyaman nya tempat tidur nya. Dan saat dia membuka mata nya serta melihat bahwa dia benar ada didalam rumah nya, dia merasa sangat senang.
“Sudah kuduga. Itu
hanya mimpi. Sudah kuduga itu tidak nyata. Korea Utara? Astaga, itu cuma mimpi
buruk,” gumam Se Ri senang sambil menghirup lilin wewangian nya.
Tapi kesenangan nya tidak bertahan lama. Saat dia masuk ke dalam kamar nya kembali dan melihat foto presiden korea utara yang berada di dinding kamar nya, dia merasa heran, karena seharus nya foto itu tidak ada. “Ini tidak mungkin mimpi. Yang tadi itu mimpi. Yang ini tidak mungkin mimpi. Jangan bangun,” gumam Se Ri pada dirinya sendiri.
“Aku tidak mau
bangun,” pikir Se Ri. Tapi itu semua percuma.
Se Ri mengantuk
kan kepalanya sendiri ke meja. Dia merasa sangat kesal, karena semua itu
hanyalah mimpi saja. Dan saat ini dia harus kembali ke kenyataan lagi.
Jung Hyuk sampai di Pyongyang. Saat dia baru saja turun dari kereta, dia langsung di tangkap oleh para petugas di sana.
“Kami dari Divisi
Investigasi Badan Persidangan,” kata mereka memperkenalkan diri. “Kamulah yang
akan diselidiki. Ikut dengan kami,” kata mereka sambil membawa nya. Dan tanpa
melawan, Jung Hyuk mengikuti mereka bertiga.
Jung Hyuk diikat
di kursi penghukuman. Dan seorang pria yang berada di dalam ruangan tersebut
mendekati nya. “Mari kita mulai mengobrol,” kata pria tersebut.
Jung Hyuk
melepaskan topi yang di pakainya dan menatap pria tersebut. “Silahkan.”
“Kudengar kamu mempermalukan warga yang bekerja keras demi uang luar negeri. Tepat di depan prajurit Korea Selatan.”
“Mereka
menyeberangi perbatasan untuk merampok makam. Bukankah itu tindak kriminal?”
balas Jung Hyuk, bertanya.
“Menurutmu?
Baiklah,” balas pria tersebut sambil tertawa. “Sekarang, di mana artefaknya?”
“Semua perampok
makam tewas dalam kecelakaan. Kita tidak mungkin tahu.”
Pria tersebut
kemudian menyebut nama Cheol Gang. Dia menjelaskan bahwa Cheol Gang pasti telah
menyelidiki kasus itu dan mengetahui nya. Tapi Jung Hyuk malah bersikeras
mengirim ketiga tahanan itu ke Pyongyang. Kemudian ketiga tahanan tersebut
malah tewas dalam kecelakaan yang mencurigakan. Jadi, mereka pun mencurigai
Jung Hyuk serta melarang Jung Hyuk untuk menginvestigasi kasus itu.
Jung Hyuk tidak senang, dan dia menanyakan apakah pria tersebut punya bukti sebelum berbicara kepada nya. Dan pria tersebut malah mengatakan bahwa mereka tidak butuh bukti, karena mereka bisa mengada- ada kejahatan jika mau.
“Begitukah? Kau
harus dihukum atas ucapanmu tadi,” kata Jung Hyuk, tegas.
“Dasar bodoh!”
balas pria tersebut sambil menarik kerah Jung Hyuk dengan kesal.
Seorang pria (Jenderal) masuk ke dalam ruangan monitor yang berada disebelah ruangan Jung Hyuk ditahan. Disana dia bertanya, siapa pembuat onar yang sedang di selidiki. Dan saat dia melihat Jung Hyuk, dia tampak kaget dan panik.
“Kamu sudah gila?
Sinting?” teriak Jenderal, marah. Lalu dia mendekati Jung Hyuk dan berbicara
dengan lembut. “Kamu tidak apa- apa?”
“Aku tidak apa-
apa.”
Jenderal sekali lagi menendang kaki pria tersebut. Lalu dia menyuruh bawahan nya untuk membawa Jung Hyuk ke kantor nya.
Setelah Jung Hyuk
keluar dari ruangan. Pria tersebut bertanya dengan bingung kepada Jenderal. Dan
Jenderal langsung mengomelinya. “Habislah kamu, dasar bodoh. Dia putra tunggal
Direktur Biro Politik Umum.”
“Apa?!”
Pria tersebut menelpon Cheol Gang dan marah kepada nya. Sebab karena Cheol Gang, karier nya menjadi terancam. Dan Cheol Gang bingung.
“Katakan. Kau tahu
siapa ayahnya Kapten Ri Jung Hyuk?” tanya pria tersebut.
“Bagian kerabat
militernya kosong, aku tak bisa periksa,” jawab Cheol Gang, santai.
“Menurutmu kenapa bisa kosong? Karena dia dari
keluarga berpengaruh! Bersiaplah. Jangan pingsan. Ri Jung Hyuk … Dia putra
Direktur Biro Politik Umum.”
Mendengar berita itu, Cheol Gang merasa lemas dan
langsung mematikan telpon, dia tidak peduli walaupun teman nya itu masih
mengomel marah kepada nya.
“Dia adikku,” kata seorang pria, memperkenalkan
Jung Hyuk muda. “Beri salam. Dia teman ku,” kata nya memperkenalkan teman nya.
Flash back end
Sersan Pyo
memanggil Ju Meok dan bertanya, kenapa Ju Meok mengobrol dengan Se Ri. Dan Ju
Meok pun meminta maaf. Sersan Pyo lalu memanggil Letnan Park (Gwang Beom) dan
Eun Dong untuk makan, sebelum lanjut bekerja.
“Menurutmu? Kami
mau mengubur wanita Selatan yang kasar ini di lubang,” balas Sersan Pyo dengan
kasar. Dan Se Ri menatap kesal pada nya.
“Sedang ada konstruksi untuk air bawah tanah. Kapten Ri meminta kami melindungimu,” jelas Ju Meok. Dan Se Ri merasa senang mengetahui itu.
“Jangan mimpi. Dia hanya ingin kami mengawasimu. Kau, mata-mata Selatan, bisa melakukan tindak kriminal di negara kami. Siapa namamu?” jelas Sersan Pyo, sinis.
Se Ri dengan
santai menanyakan nama Sersan Pyo, dan Sersan Pyo pun menjawab kalau nama nya
adalah Pyo Chi Su. Dan Se Ri menjelaskan bahwa saat negara mereka berdua
bersatu nanti nya, maka dia akan mencari Sersan Pyo dan mengubur nya dalam-
dalam. Mendengar itu, Sersan Pyo tertawa dan menanyakan balik siapa nama Se Ri.
Se Ri kemudian
dengan penasaran, menanyakan kenapa Jung Hyuk tiba- tiba pergi ke Pyongyang.
“Kau mau
menyelidiki kecelakaan itu karena ada hubungannya dengan kecelakaan kakakmu?”
tanya Jenderal.
“Kecelakaan mobil
di persimpangan, Jeonseung-dong, tahun 2011. Kecelakaan terguling di Jalan Tol
Nampo, tahun 2013. Tabrakan tiga mobil di Gua Pelangi, tahun 2014. Semuanya
disebabkan truk Rusia, Kamaz. Semua yang terlibat kecelakaan itu tewas,” jelas
Jung Hyuk menjabarkan semua nya. “Walau menurut rumor, ada unit truk rahasia,
Badan Keamanan tidak menyelidiki lebih lanjut. Aku sudah periksa rekaman dekat
Gunung Suseok. Tiga truk Kamaz lewat sebelum kecelakaan.”
Jenderal menjelaskan bahwa itu hanya truk biasa saja. Namun Jung Hyuk tidak mempercayai itu. Dan Jenderal menanyakan, kenapa Jung Hyuk hanya melihat sesuatu dari satu sisi saja. Jika memang begitu, maka semuanya akan tampak mencurigakan. Dia meminta Jung Hyuk untuk menatap ke depan dan melupakan masa lalu.
Mendengar itu,
Jung Hyuk hanya diam.
Kompi lima (milik Jung Hyuk). Mereka bertemu dengan Cheol Gang yang sedang ingin pergi untuk memeriksa rumah satu persatu, mana tahu ada buronan yang berkeliaran.
Dan mengetahui
itu, Ju Meok langsung cegukan. Dengan heran, Cheol Gang bertanya ada apa. Dan
Sersan Pyo langsung menjawab bahwa tidak ada apa- apa serta dia memuji rencana
bagus Cheol Gang yang ingin memeriksa rumah satu persatu.
Setelah kembali ke dalam asrama. Sersan Pyo langsung menelpon Jung Hyuk dengan panik untuk memberitahukan apa yang terjadi. Sementara Letnan Park berjaga di depan pintu untuk memastikan tidak ada orang yang lewat dan datang.
“Kapten Ri, ada
masalah. Mereka akan memeriksa acak rumah- rumah di permukiman militer. Tapi
kami sudah beri tahu wanita Selatan itu untuk tidak angkat telepon, untuk
jaga-jaga. Jadi tidak mungkin bisa menghubunginya,” jelas Sersan Pyo, panik.
Petugas lalu
lintas melihat itu, dan dia mengenali bahwa itu adalah mobil Jung Hyuk dari
nomor plat mobil nya. Jadi dia pun langsung mengatur lalu lintas supaya
memberikan jalan bagi Jung Hyuk lewat.
Semua petugas lalu
lintas di jalan yang lain juga mendapatkan perintah yang sama. Jadi mereka
merubah lampu lalu lintas dari merah menjadi hijau. Sehingga Jung Hyuk bisa
dengan mudah lewat.
Bahkan petugas di perbatasan kota juga mendapatkan perintah yang sama. Mereka mengenali kalau itu adalah plat nomor mobil pemerintah. Jadi mereka langsung mengangkat penghalang jalan, dan membiarkan Jung Hyuk untuk lewat.
Satu persatu rumah di periksa. Dan orang yang bertugas adalah Ibu lain bersama dengan kedua Ibu petugas. Terakhir rumah yang harus mereka periksa adalah rumah Jung Hyuk. Mengetahui itu, Ibu lain pun langsung memakai lipstik merah nya.
Tepat sebelum mereka pergi ke rumah Jung Hyuk, mereka bertemu dengan Cheol Gang. Dan Cheol Gang memberitahu bahwa Jung Hyuk sedang berada di Pyongyang. Dengan heran, Ibu lain menunjuk rumah Jung Hyuk yang lampu nya menyala.
Melihat itu, Cheol
Gang merasa heran.
Tanpa mengetahui apa yang terjadi, Se Ri sibuk melihat- lihat buku musik yang berada di rak buku Jung Hyuk. Namun kemudian tanpa sengaja dia menemukan sebuah dokumen yang menarik. Dan melihat foto pria dalam dokumen itu, dia merasa bingung.
“Aku pernah lihat
wajahnya di suatu tempat,” gumam Se Ri, berpikir.
Pagar rumah di
ketok, dan mereka berteriak bahwa mereka datang untuk inspeksi rumah. Mendengar
itu, Se Ri merasa kaget dan bingung.
“Kapten Ri Jung Hyuk!” panggil Ibu lain, berteriak. Tapi tidak ada jawaban. “Kurasa dia belum pulang,” jelas nya pada Cheol Gang.
“Buka pintu nya,”
perintah Cheol Gang. Dan bawahan nya pun membuka pintu rumah dengan paksa dan
masuk ke dalam untuk memeriksa.
Didalam rumah. Cheol Gang memperhatikan foto Jung Hyuk bersama dengan kakak nya. Kemudian bawahan nya mendekati dia dan melaporkan bahwa seperti nya ada seseorang didalam rumah ini. Karena gelas minum yang berada di atas meja.
Melihat itu, Cheol
Gang pun mulai memeriksa rumah Jung Hyuk dengan lebih teliti.
“Kurasa dia hanya lupa mematikan lampu sebelum pergi,” kata Ibu lain, karena Cheol Gang keluar dari dalam rumah tanpa ada siapapun yang mencurigakan di belakang nya.
Tanpa menjawab,
Cheol Gang menatap ke dalam lubang penyimpanan. Dan saat dia membuka nya, dia
kaget karena ada orang di dalam sana. Yaitu Se Ri.
Para bawahan Cheol Gang membawa Se Ri keluar dari dalam rumah. Tepat disaat itu, Jung Hyuk kembali dengan menaiki mobil. Dan melihat nomor plat mobil tersebut, para warga menjadi heboh karena itu nomor plat mobil pemerintah.
Jung Hyuk keluar dari dalam mobil. Dan melihat dia, Se Ri menggelengkan kepala nya dengan pelan sebagai tanda supaya jangan mendekat. Cheol Gang menyadari hal itu, jadi dia pun menodongkan pistol nya ke arah Se Ri.
“Mau kamu apakan tunanganku?” tanya Jung Hyuk. Dan semua orang merasa terkejut mendengar itu. Begitu juga Se Ri.
“Mohon singkirkan
senjata yang kau todongkan ke tunanganku,” tegas Jung Hyuk.
Se Ri mengunjungin
sebuah tempat untuk meminta suntik mati. Tapi sayangnya, itu melanggar
peraturan institusi mereka, jadi mereka tidak bisa memberikan Se Ri suntik
mati. Dan Se Ri menjelaskan bahwa jasmani nya memang tidak sakit, tapi jiwa nya
sakit. Depresi, gangguan kecemasan, gangguan makan, dan imsonia.
“Kami selalu
merekomendasikan melancong di Swiss ke pengunjung kami,” jelas wanita itu.
“Tujuh puluh
persen orang memilih pulang setelah melihat pemandangan indah. Aku tak tahu
kenapa kau mau mati, tapi kau akan tetap menyukainya,” jelas wanita itu,
menyakinkan Se Ri.
“Ini tak akan
mempan bagiku,” balas Se Ri. Sambil melihat brosur yang diberikan kepada nya
itu, Panduan wisata nomor satu Switzerland.
Disebelahnya ada
Jung Hyuk yang juga sama seperti nya. Menatap pemandangan indah disana dengan
kagum.
“Woah,” gumam mereka
berdua sambil menatap kagum para paralayang yang terbang di langit luas
bersama- sama. Tapi mereka tidak menyadari, keberadaan satu sama lain.
Tags:
Crash Landing On You