Sinopsis C- Drama : Deep In My Heart Episode 27


Sinopsis C- Drama : Deep In My Heart

Yifei mendapatkan telpon dari Gao Sheng. Dan sebelum dia mengangkat nya, Prof. Wu merebut hape nya dan membuang nya ke luar jendela.



“Kamu mau kemana sekarang?” tanya Yifei. “Sebenarnya kamu mau kemana?" tanyanya dengan tidak sabaran. Lalu dia memegang tangan Prof. Wu untuk melihat.
“Aku ingin kamu mati bersama ku. Kamu tidak akan merasa kesepian di alam sana,” jawab Prof. Wu didalam pikirannya. Lalu dia pun menepis tangan Yifei.

Gao Sheng menghubungin Zhao Dui dan melaporkan bahwa dia sudah berhasil menemukan Wu Yan yang asli. Lalu dia meminta Zhao Dui untuk mengeluarkan surat penangkapan, karena Yifei sedang dalam bahaya. Dan Zhao Dui mengerti.
Zhao Dui memerintah kan semua nya untuk segera melacak dan mencari dimana keberadaan Yifei sekarang. Karena Prof. Wu palsu (Sheng Pei) sedang menyandera Yifei sekarang. Dan semuanya langsung mengiyakan dan bergerak untuk mencari Yifei.

Mobil- mobil dijalanan di hentikan dan di periksa satu- persatu. Bahkan sampai ke bagasi mobil juga di periksa. Dan orang- orang yang ada di jalanan juga di periksa.

Prof. Wu memegang tangan Yifei untuk memperlihatkan penderitaan Xin Rui 15 tahun lalu.

Flashback
Xin Rui di bully. Uang nya diambil. Dan saat dia tidak membawa uang, mereka langsung memukuli nya dan memojok kan nya. Guru Lin melihat kejadian itu, tapi dia menutup mata dan membiarkan kejadian tersebut. Dia pergi meninggalkan Xin Rui.

Xin Rui di kurung di dalam ruangan horror yang berada di taman bermain. Dan keempat pembully tertawa dengan senang mendengarkan tangisan nya.

Xin Rui di tabrak dan terbaring di jalanan. Tapi Guru Lin dan keempat pembully malah pergi meninggal kan nya begitu saja. “Tolong aku. Tolong aku,” panggil Xin Rui, memohon.
Sheng Pei sangat sedih dan marah. Dia memukul- mukulkan kepala nya sendiri ke dinding.

“Pergi kemana?” tanya Sheng Pei pada istri nya.
“Pergi menjemputmu,” jawab Istrinya.
“Menjemput ku dirumah orang lain?” balas Sheng Pei. Dan Istrinya berbalik pergi.


Sheng Pei menahan tangan Istrinya. Dan Istrinya menepis tangannya dengan kuat. Kemudian tanpa sengaja karena hal itu, Istri Sheng Pei kehilangan keseimbangannya dan terjatuh dari tangga. Dengan panik dan cemas, Sheng Pei langsung mendekati Istrinya yang sudah tidak sadarkan diri lagi.
“Bao Juan. Bao Juan,” panggil Sheng Pei sambil menangis.

Sheng Pei dibawa oleh para polisi. Dan para wartawan yang sudah menunggu nya di depan rumah, mereka langsung mengerubungin Sheng Pei dan mengajukan pertanyaan. Karena masih syok dengan apa yang baru saja terjadi, maka Sheng Pei pun diam.
Flash back end


“Apa kamu tahu, kenapa putriku bisa begitu menderita? Karena semua orang menganggapnya aneh. Dia sama denganmu, memiliki reaksi sentuhan!” teriak Sheng Pei, menjelaskan. “Lihatlah dengan baik. Dengan begitu kamu tidak akan merasa difitnah.”
Yifei terkejut melihat semua kejadian itu. Dan dada nya tiba- tiba menjadi sangat sakit.

“Xin Rui, ayah datang,” kata Sheng Pei di dalam hati nya. Lalu dia membelokkan mobilnya ke jalanan yang sunyi dan menginjak pedal gas dengan kuat. Disaat itu sebuah truk besar lewat dan tidak sengaja menabrak mobil mereka. Sehingga mereka pun terjatuh ke dalam tanah kosong yang cukup curam.

Yifei terbangun duluan. Dia merasa kesakitan. Tapi saat dia melihat Sheng Pei tidak sadarkan diri, dia merasa cemas dan dengan bersusah payah dia keluar dari dalam mobil, lalu mengeluarkan Sheng Pei dari dalam mobil juga.
“Sadarlah. Sadarlah. Sadarlah,” panggil Yifei sambil mengecek detak jantung Sheng Pei.




Flash back
“Kamu selamanya tidak tahu kenapa kamu bisa mati,” bisik Sheng Pei. Kepada semua korban yang di bunuh oleh nya.
Flash back end

Sheng Pei terbangun. “Tapi aku tidak menyesal. Tidak menyesal,” kata nya dengan pelan. Lalu dia kembali menutup mata nya.
Yifei menekan dada Sheng Pei. Dia berusaha untuk menyelamatkan Sheng Pei. Dan Sheng Pei pun kembali membuka mata nya. Lalu dia melihat putrinya, Xin Rui.

“Ayah,” panggil Xin Rui. “Ayah. Ayah. Dulunya kita sangat bahagia.”
“Benar. Dulu kita sangat bahagia.”
“Kamu tidak boleh meninggal begitu saja. Bangunlah,” pinta Xin Rui sambil menekan- nekan dada Ayah nya. Dan Sheng Pei mengingat semua kenangan indah nya bersama dengan Xin Rui dulu. Saat keluarga mereka masih utuh dan bahagia.

“Xin Rui. Apa kamu tahu Ayah sangat merindukan mu?”
“Ayah. Bangunlah. Cepat.”

Setelah sekian lama Yifei memompa dada Sheng Pei. Akhirnya Sheng Pei pun terbangun. Dan lalu Yifei melepaskan jas nya dan mengikat kan nya di kaki Sheng Pei yang terluka. Kemudian setelah itu, dia baru mulai merasakan sakit di tubuh nya lagi dan dia pun pingsan di sebelah Sheng Pei.

Zhao Dui melaporkan hasil kasus kepada semua wartawan yang berkumpulan. “Kemarin siang pihak kepolisian sudah menangkap pembunuh berantai yang sedang di cari oleh kepolisian negara. Tersangka Li Sheng Pei. Setelah Sheng Pei menjalani operasi plastik, dia menggunakan identitas orang lain dan menyamar sebagai Wu Yan selama 8 tahun. Beberapa waktu yang lalu polisi menemukan Wu Yan yang sebenarnya di sebuah Sanatorium di Qingcheng. Menurut dugaan polisi tersangka Li Sheng Pei merancang sebuah pembunuha berantai dalam waktu 8 tahun untuk membalas dendam demi putri nya.”

“Informasi lebih lanjut akan segera diumumkan ke publik. Setelah dilakukan penyelidikan terhadap tersangka Li Sheng Pei. Selain itu dokter Cheng (Junior) telah menyerahkan dirinya sendiri melalui sebuah video yang diputar untuk umum. Dia menyebutkan alasan dia berbohong dengan mengatakan ‘pasiennya yang sudah meninggal mengalami tanda- tanda kehidupan’ itu adalah karena dia ingin mengancama Prof. Kong demi keuntungannya sendiri.”
“Melalu penyelidikan, pihak kepolisian sudah membebaskan Prof. Kong dari status tersangka,” jelas Zhao Dui dengan sangat tegas dan mendetail.

Para dokter melakukan operasi kepada Yifei untuk menyelamatkan nya.
Disebuah tempat terapi. Satu persatu pasien menceritakan tentang penyakit mereka dan tentang apa yang mereka alami. Yaitu kisah mereka. Dan Dokter mendengarkan cerita mereka dengan penuh perhatian.

Didalam ruangan dokter. “Bagaimana kamu akhir- akhir ini?” tanya Dokter kepada Han Bing.
“Cukup baik,” jawab Han Bing.
“Kelihatannya kondisi mu sudah membaik. Untuk selanjutnya, ceritakan mengenai kisah mu sendiri. Bagaimana?” tanya Dokter dengan lembut. “Kita sudah sepakat untuk tidak menghindar.”
“Aku akan mencoba,” balas Han Bing.
“Baiklah. Kalau begitu sampai bertemu lagi lain waktu.”

Sebelum Han Bing pergi. Dokter teringat sesuatu, dia memberitahu Han Bing bahwa pembunuh berantai sudah di tangkap. Dan Han Bing terkejut mendengar itu.

Han Bing menonton berita yang dokter katakan. Dan dia merasa ingin bertemu dengan Yifei, tapi dia ragu untuk naik ke dalam bus dan pergi ke sana. Sebab terakhir kali, dialah orang yang telah menyebarkan berita tentang Ayah Yifei ke media sosial. Jadi dia pun tidak jadi naik ke dalam bus tersebut dan berdiri diam di halte bus untuk waktu yang lama.

Xiao Shen mendapatkan telpon dari nomor tidak di kenal. Dan dia pun mengangkatnya, tapi sama sekali tidak ada suara dari sebrang. Jadi dia pun menebak, apakah ini Han Bing.
Dan Xiao Shen benar. Ini adalah Han Bing. “Bagaimana kabar mu?”
“Menurutmu apa aku baik- baik saja?” balas Xiao Shen, emosi.
“Aku sudah melihat berita. Bagaimana dengan Yifei? Dia baik- baik saja kan?”
“Kalau kamu ingin tahu. Datang dan lihatlah sendiri,” balas Xiao Shen. Dan Han Bing menolak untuk datang. “Kalau begitu, aku yang akan menemui mu. Kamu ada dimana?” tanya Xiao Shen.

Han Bing tetap menolak, dia hanya ingin tahu bagaimana keadaan Yifei sekarang. Karena dia mendengar bahwa Yifei baru saja selesai menjalani operasi, jadi dia ingin tahu apakah Yifei sudah sadarkan diri.
“Yifei baik- baik saja. kudengar dia sudah melewati masa kritis. Jadi kamu tidak perlu khawatir,” jelas Xiao Shen. Dan Han Bing merasa senang. “Han Bing, dimana kamu sebenarnya? Aku akan pergi mencarimu sekarang,” tanya Xiao Shen, lagi.
“Aku akan menghubungi mu lagi nanti,” balas Han Bing. Dan Xiao Shen memarahi nya. “Maaf, Xiao Shen,” kata Han Bing dengan pelan. Lalu dia mematikan telponnya.
Han Bing tersenyum senang. Sebab Yifei baik- baik saja.
Gao Sheng menemani Yifei di rumah sakit. Dan Dokter memberitahukan kondisi Yifei kepada Gao Sheng. Operasi berhasil berjalan dengan lancar, tapi Yifei masih harus di rawat beberapa waktu, sebab jantung Yifei sangat tidak baik. Yifei memberikan pertolongan pertama tepat waktu kepada pasien Sheng Pei, namun rongga perut Yifei sendiri sudah mengeluarkan banyak darah, jadi nantinya akan sulit bagi Yifei untuk bergerak. Dan Gao Sheng pun mengerti serta berterima kasih.

“Kong Yifei. Apa kamu sudah tidak ingin menjalani hidup?” gumam Gao Sheng sambil memandang Yifei.

Xiao Jiang datang dan memberitahu Gao Sheng bahwa Sheng Pei sudah sadar.
“Prof. Wu … mm… seharusnya aku memanggilmu Li Sheng Pei. Kamu dicurigai telah membunuh orang dengan sengaja. Sekarang kamu ditangkap atas dugaan kasus pembunuhan. Kamu memiliki hak untuk tetap diam dan menyewa pengacara. Karena kamu sedang dalam tahap pengobatan, jadi segala proses penyelidikan akan dilakukan disini,” jelas Gao Sheng kepada Sheng Pei. Lalu dia berniat pergi.

“Bagaimana keadaan Kong Yifei?’ tanya Sheng Pei. Dan Gao Sheng kembali.
Dengan kesal, Gao Sheng bertanya, apakah Sheng Pei berharap Yifei mati. Dan dia meminta maaf sebab Yifei baik- baik saja sekarang. Lalu setelah dia mengatakan itu, Gao Sheng pun pergi.

Setelah mereka keluar dari dalam kamar rawat Sheng Pei. Gao Sheng menanyakan, keadaan supir truk yang menabrak Sheng Pei dan Yifei. Dan Xiao Jiang pun menjelaskan bahwa sepertinya penyelidikan terhadap supir itu telah berakhir dan dia telah mengajukan permohonan untuk bertemu dengan supir itu. Dan Gao Sheng mengerti.
“Gao Sheng, tidak kah kamu merasa ada yang aneh dengan Li Sheng Pei? Wajahnya tidak ada ekspresi, seperti orang yang sudah kehilangan harapan hidup,” tanya Xiao Jiang, menjelaskan.
“Pasang kamera pengintai di kamarnya. Awasi dia dengan baik. Jangan ada kesalahan apapun,” jawab Gao Sheng. Dan Xiao Jiang pun mengiyakan.
Sheng Pei merenung. Dia mengingat saat Yiei menyelamatkannya. Serta pertanyaan Yifei, apakah dia sudah merasa bahagia sekarang.


“Han Bing. Han Bing,” panggil Yifei, saat dia terbangun dan melihat Han Bing ada di sampingnya. “Kenapa kamu baru datang sekarang? Apa kamu tahu aku sangat merindukanmu? Aku berencana untuk pergi mencarimu ke Nanhai,” jelas Yifei. Lalu dia mengulurkan tangannya dan memegang tangan Han Bing. “Jangan kemana-mana. Aku ingin terus melihat mu,” pinta Yifei, memohon.
Han Bing hanya diam saja. Dia tidak mengatakan apapun.

Yifei tiba- tiba merasakan matanya sangat berat. “Jangan pergi. Jangan pergi. Jangan pergi,” pinta Yifei dengan putus asa. Lalu dia menutup mata nya dan air matanya keluar. Lalu saat dia membuka matanya lagi. Dia langsung bangkit dan duduk dengan sikap terkejut.
Yifei menatap tangannya sendiri. Dan melihat kesekeliling kamar. Tapi Han Bing sama sekali tidak ada disana. Dan dia menangis.
Perawat datang untuk memberikan suntikan pada kantong IV Yifei. “Apa kamu merasa tidak nyaman?” tanyanya. Dan Yifei dengan cepat menghapus air matanya.
“Tidak,” jawab Yifei dengan pelan.

Han Bing berdiri di dekat bibir pantai. Dia mengenang kenangan bahagia nya saat bersama dengan Yifei dulu. “Aku selalu melihatmu disini setiap hari. Bagaimana kabar mu? Maaf. Kamu terluka, tapi aku tidak bisa menemani mu,” pikir nya dengan sedih.

Diruang introgasi. Supir truk yang menabrak Sheng Pei dan Yifei mengaku bahwa dia kelelahan saat menyetir sehingga tidak sengaja menabrak. Namun ntah mengapa, seorang petugas polisi merasa ada yang janggal dari pernyataan supir truk tersebut.
“Apa itu?” tanya Gao Sheng.
“Menurut penyelidikan di tempat kejadian. Saat pengemudi melihat ada mobil di depannya, dia tidak segera menghentikan mobilnya, tapi dia malah mempercepat kecepatan mobil nya,” jelas petugas.
Ditempat kejadian. Para petugas memeriksa jejak ban di jalan. Dan memotret setiap tempat di sekitar tempat kejadian.

“Mungkinkah dia sedang menguap saat itu sehingga dia tidak melihat mobil di depannya?” tebak Gao Sheng. Masih berpikir tidak ada yang janggal.
“Ini tidak masuk akal. Katanya setelah melihat mobil di depannya. Dia segera memutar setirnya. Tapi dari jejak yang ditemukan di tempat kejadian. Dia sama sekali tidak mengubah arah setir,” jelas petugas.
Gao Sheng mengerti. Dan dia pun berterima kasih kepada si petugas.

“Boleh aku bertanya? Bagaimana keadaan orang itu sekarang?” tanya si supir truk. Saat Gao Sheng masuk ke dalam ruangan. “Apa dia sudah mati?”
Gao Sheng merasa ada yang tidak beres mendengar pertanyaan itu. Dan dia pun menatap si supir truk tersebut. “Kondisinya tidak berbahaya,” jawabnya dengan singkat.

Gao Sheng melaporkan kecurigaannya kepada Zhao Dui. Dia merasa bahwa kecelakaan yang terjadi kepada Sheng Pei dan Yifei itu bukanlah kecelakaan biasa. Dan Zhao Dui mempertanyakan, apakah Gao Sheng mempunyai bukti.
Flash back. Diruang introgasi.
Setelah Gao Sheng menjawab. Supir truk tersebut tersenyum kecil seolah merasa senang.
Flash back end

“Belum ada bukti yang jelas. Kami akan terus melakukan penyelidikan,” jelas Gao Sheng. Dan Zhao Dui merasa sangat stress. Sebab masalah lain belum terselesaikan, tapi sekarang malah muncul masalah baru.
Gao Sheng memperhatikan foto jejak ban truk yang berada dijalan. Dan berpikir keras.

Sheng Pei memperhatikan kamera CCTV yang berada di setiap sudut kamar. Lalu dia memannggil petugas dan memberitahu mereka bahwa dia ingin pergi ke kamar mandi. Dan para petugas pun membuka borgol di tangan Sheng Pei serta membantu nya.
Xiao Jiang terus memperhatikan Sheng Pei dari kamera CCTV.

Saat sudah duduk di atas kursi roda. Sheng Pei diam- diam mengeluarkan sumpit bambu yang di sembunyikan nya. Dia ingin menusuk dirinya sendiri menggunakan itu. tapi dengan segera para petugas langsung menahan nya.
Melihat kejadian tersebut, Xiao Jiang langsung berlari dengan panik dari dalam kamar mandi.

Dokter datang dan menyuntikkan jarum bius kepada Sheng Pei. Sehingga dia pun kembali tertidur dan menjadi tenang.
Xiao Jiang sampai di saat itu.

Post a Comment

Previous Post Next Post