Original Network : Tencent Video . We TV
Di balik Bima Sakti yang jauh, ada sebuah planet
misterius yang di sebut Penglai. Orang- orang disana bisa memanipulasi kekuatan
roh (Spirit) untuk membuat mereka terus awet muda dan panjang umur.
Ribuan tahun yang lalu ketika perahu Penglai
menyebrangi Bima Sakti, itu tidak sengaja menabrak dan jatuh ke bumi. Perahu
besar dengan energi yang luar biasa berubah menjadi potongan giok yang tidak
terhitung jumlah nya dan itu tersebar di seluruh dunia.
Jika seseorang yang terobsesi mendapatkan giok itu,
maka energi di dalam nya akan menginfeksi mereka dan mengubah mereka mereka
menjadi roh yang di manipulasi oleh obsesi. Dan orang- orang yang selamat dari
kapal Penglai melenyapkan semua spirit di dunia untuk merebut kembali kekuatan
Penglai. Mereka disebut tentara surga.
Ditengah hujan.
Melewati mayat para tentara yang telah meninggal. Seorang wanita berbaju putih
yang merupakan salah seorang tentara surga, Lin Xia, dia berjalan mendekati
seorang pria berpakaian hitam yang merupakan salah seorang spirit, Bai Qi.
Dia tentara surga. Dia spirit. Mereka seharusnya
tidak bisa berdamai. Tapi tidak ada yang menduga, mereka akhirnya jatuh cinta.
Lin Xia menyentuh
pipi Bai Qi dengan lembut. Dan Bai Qi tampak tersentuh oleh kelembutan Lin Xia.
Mereka berdua saling berdiam diri sambil bertatapan. Ditengah mayat para
tentara yang telah meninggal karena Bai Qi. Dan di tengah hujan deras.
Bai Qi : Seseorang pernah bertanya kepadaku.
‘Bagaimana proses untuk melupakan nya? Penampilan, suara, dan wangi nya. Hal
pertama mana yang ku lupakan?’ Aku tidak bisa menjawab pertanyaan itu.
Lin Xia dan Bai Qi
berlatih bersama. Lin Xia memainkan seluring diatas rakit bambu dan Bai Qi yang
mendayung rakit tersebut. Lin Xia menyiram tanaman dan Bai Qi memeluk nya dari
belakang. Mereka berdua tampak sangat bahagia dan menikmati hari- hari mereka.
Baru saja berpisah sejenak, dia telah di ambil dari
kepala ku. Bunga persik yang ditinggalkan nya adalah obat untuk para spririt.
Aku tidak bisa mengingat seperti apa dia, tapi aku ingat janji ku pada nya.
Menyembuhkan para spirit di dunia. Biarkan mereka terbebas dari obsesi.
Sejak Lin Xia
sudah tidak ada di dunia lagi. Seluruh daun pada pohon persik milik nya berubah
menjadi layu kecoklatan. Dan Bai Qi memandangi pohon persik itu dengan tatapan
kesepian.
Bai Qi
meninggalkan rumah nya bersama dengan Lin Xia dulu. Dia mengenakan gelang
tentara surga milik Lin Xia dan pergi ke berbagai tempat di dunia. Tanpa terasa
bertahun- tahun berlalu. Bahkan berabad- abad juga berlalu.
“Aku Bai Qi. Satu- satunya dokter spirit di dunia
ini.”
Fairyland Love Episode 1
“Namaku Lin Xia. Aku adalah aktris. Ayah ku, Lin
Jian Nan melarikan diri dari hutang nya. Jadi aku yang harus menanggung nya
untuk dia. Aku memerlukan banyak pekerjaan supaya dia dapat segera pulang ke
rumah. Aku bisa memainkan peran apapun.”
Setelah selesai
syuting, Lin Xia langsung pergi menemui klien nya yang lain yang sudah menunggu
nya. Klien nya, Mr. Li memberikan pakaian untuk nya dan menyuruh nya untuk
segera berganti pakaian di dalam mobil dengan cepat. Bahkan dia juga di suruh
untuk menata rambut nya dengan cepat.
“Kak, mengapa aku
harus memakai pakaian seperti ini?” tanya Lin Xia, setelah melihat pakaian nya.
“Apa yang kamu
katakan? Jenis dress seperti apa? Kamu di sini untuk melompat ke pesta,” jawab
Mr. Li dengan tidak sabaran. Dan Lin Xia tidak mengerti maksud nya ‘melompat’.
“Biar kuberitahu. Ini adalah pesta ulang tahun. Setelah kamu masuk ke dalam
tempat pesta, kamu harus melompat keluar dari dalam kotak ini untuk mengejutkan
mereka. Itulah misimu. Melompat ke pesta, okay?”
Lin Xia sedikit
mengeluh. Dia menjelaskan bahwa dirinya adalah seorang aktris dan dia bisa
menari juga, tapi dia tidak pernah melompat ke pesta sebelum nya. Dengan tidak
sabaran, Mr. Li mempertanyakan apakah Lin Xia beneran seorang aktris, jika iya
maka seharusnya Lin Xia tidak memilih- milih pekerjaan, karena Lin Xia masih
seorang aktris kecil. Dan tanpa bisa protes lagi, Lin Xia pun berganti pakaian.
Setelah Lin Xia
masuk ke dalam kotak. Asisten Mr. Li membungkus kotak tersebut dengan pita
putih. Dan Mr. Li sibuk memotret kotak tersebut untuk di kirimkan kepada klien
nya.
Malam hari. Sesampainya
di apatermen, A Li memberitahu Mr. Chen (pelayan) bahwa barang- barang mereka
yang masih ada tertinggal di hotel sebelum nya akan diantarkan oleh kurir nanti
nya, dan dia meminta bantuan Mr. Chen untuk menanda tangani surat antar nya
nanti. Dan Mr. Chen pun mengerti, kemudian dia pamit dan keluar.
Dengan hati- hati
A Li meletakkan pohon persik milik Bai Qi di atas meja kerja. “Kamu pulih
dengan baik hari ini. Tampaknya seperti kamu menyukai tempat ini,” kata A Li
kepada pohon persik.
A Li kemudian
mengambil sebuah buku tebal dan membolak- balikan nya dengan malas. Dia sengaja
mengatakan bahwa hari ini adalah ‘weekend’ dengan suara keras. Dan Bai Qi
mengerti maksud nya, dia mempersilahkan A Li untuk pergi kemanapun yang A Li
inginkan. Dengan senang, A Li berpura- pura seperti dia tidak bermaksud seperti
itu dan dia bersikap manis dengan mengatakan bahwa tempat yang paling ingin
ditujunya adalah hati Bai Qi.
“Sangat bagus,”
puji Bai Qi, mendengar itu. “Kemasi barang bawaan lagi,” katanya dengan serius.
“Oh. Aku akan
membawakan makan malam untukmu,” kata A Li, beralasan dengan cepat. Lalu dia
pun pergi darisana. Tapi kemudian dia kembali lagi dan bertanya, apakah dia
perlu mengaturkan beberapa aktivitas untuk Bai Qi. Dan Bai Qi langsung menatap
nya. Dengan ngerti, A Li pun langsung tertawa dan menjelaskan bahwa dia hanya
bercanda. Lalu dia pun beneran pergi darisana.
Kurir datang ke
hotel untuk mengambil barang milik Bai Qi. Mereka bertanya kepada repsesionis
hotel, dimana barang milik Bai Qi. Dan karena disana ada dua kotak berwarna
putih yang sama hanya berbeda di warna pita saja, maka resepsionis hotel pun
merasa kebingungan dan salah menunjuk kotak. Dia menunjuk kan bahwa barang
milik Bai Qi adalah kotak dengan pita putih, kepadahal seharusnya barang milik
Bai Qi adalah kotak dengan pita merah.
Setelah selesai
mandi, Bai Qi merasa seperti mendengar sesuatu. Dan dia mengira itu adalah A
Li, jadi dia pun memanggil nama A Li.
Daun di pohon
persik Bai Qi semakin tumbuh dengan baik.
Bai Qi masuk ke
dalam ruang tamu dan melihat kotak barang nya sudah ada di atas meja. Dia
mengira kalau A Li lah yang menaruh nya disana, jadi dia pun memanggil nama A
Li lagi.
Mendengar
panggilan itu, Lin Xia salah paham. Dia mengira kalau Bai Qi memanggil nya,
jadi dia pun segera melompat keluar dari kotak dan meneriakan dengan lantang.
“Surprise!” teriak nya. Kemudian dia melemparkan kertas kecil berwarna- warni
kepada Bai Qi yang merasa sangat terkejut.
Sebuah lagu anak-
anak diradio kecil yang berada di dalam kotak tiba- tiba menyala. Dan Lin Xia
pun mengira bahwa dia harus menari. Jadi dia pun mulai menari di hadapan Bai Qi
yang masih terpaku diam menatap nya. Dia menari dengan sikap yang sangat manis
serta riang dan mendekati Bai Qi secara perlahan.
Kolam tanaman bermimipi berubah
menjadi lautan
Mata dan mulut besar dari drum
menyanyikan lagu dengan keras
Pinjamkan aku sepasang saya kecil
Aku bisa terbang ke matahari
Aku percaya bahwa ada keajaiban
La la la la la la la … Denganmu
Bai Qi menghindari
Lin Xia dan ingin pergi menjauh dari nya. Tapi Lin Xia terus mengikuti Bai Qi
dan menari di hadapan nya. Dia mengira Bai Qi tidak menyukai performa nya,
sehingga dia pun semakin berusaha yang terbaik untuk menarik perhatian Bai Qi.
La la la la la …
Seekor katak kecil tumbuh percaya
diri
Katak kecil yang bahagia
Katak kecil
Katak kecil yang bahagia
Katak kecil
Didalam kolam yang bahagia
Disana ada seekor katak kecil
Dia menari seperti pangeran
Suatu hari dia akan dibangunkan oleh
seorang Putri
La la la la la la la … Katak kecil
“Argh! Apa yang A
Li lakukan?” gerutu Bai Qi sambil terus menghindari Lin Xia yang menari
dihadapan nya. Kemudian karena tidak tahan lagi, maka Bai Qi pun menggunakan
kekuatannya untuk mematikan lagu di radio kecil Lin Xia. Dia menjentikkan
jarinya sekali dan radio kecil itu pun mati.
Ketika lagu
berhenti, Lin Xia langsung meminta maaf kepada Bai Qi dan ingin memperbaiki
radio kecil itu. Dengan malas, Bai Qi pun berjalan pergi menjauhi nya. Melihat
itu, Lin Xia dengan panik segera menahan Bai Qi dan memintanya untuk menunggu
sebentar saja.
“Tahan sebentar,
tuan. Mereka akan mengurangi bayaran ku, jika kamu komplain tentang aku. Aku akan mengurus musik nya dan
menari lagi. Aku akan memastikan kamu merasa tertarik seperti di festival,”
jelas Lin Xia, memohon.
“Berapa banyak
yang dia janjikan? Aku akan membayarnya, tapi kamu harus pergi sekarang,” balas
Bai Qi dengan kesal. Dia mengira kalau ini adalah kerjaan A Li.
Mendengar itu, Lin
Xia merasa sangat senang. Namun karena dia adalah seorang profesional, maka dia
pun menolak uang tawaran Bai Qi, karena dia ingin melakukan pekerjaan nya
dengan baik. Bai Qi mendengus kesal dan menanyakan, apa yang Lin Xia inginkan.
“Jangan menolak.
Selalu ada yang pertama kali untuk segalanya. Kamu hanya perlu relax. Selama
kamu relax, aku akan membuat pertunjukan yang bagus,” jelas Lin Xia dengan
lembut dan manis.
Bai Qi merasa
tidak tahan lagi. Dia menelpon Mr. Chen dan mengeluhkan bahwa ada seorang
wanita tua yang berjualan di tempatnya. Mendengar itu, Lin Xia mempertanyakan
apa maksud Bai Qi, karena dia belum setua itu serta dia tidak datang berjualan
di sini.
“Maksudku dia
menjual tubuhnya,” kata Bai Qi dengan keras kepada Mr. Chen di telpon.
“Siapa maksudmu?
Aku hanya menari, bukan menjual diriku sendiri,” gerutu Lin Xia sambil memeluk
tubuh nya dengan erat. “Aku artis baik. Aku bekerja di sebuah perusahaan.”
Bai Qi mendengus
tidak percaya. “Maksud mu gadis panggilan bisa dianggap sebagai artis?”
tanyanya dengan ketus. Dan Lin Xia merasa bingung, apa yang salah sebenarnya.
“Kamu memalukan!”
Mendengar hinaan
Bai Qi itu, Lin Xia pun merasa kesal dan langsung menendang punggung Bai Qi.
Dan dengan kesal, Bai Qi ingin memarahi nya, tapi tiba- tiba dia merasa ada
yang aneh. “Seorang wanita biasa bahkan
bisa memukul ku. Jenis spesies apa dia?” pikirnya. Lalu dia bertanya dengan
keras, “Siapa kamu sebenarnya?”
“Dengarkan,” kata
Lin Xia dengan bangga. Dia memperlihatkan jurus- jurus beladiri yang di
ketahuinya. “Namaku Lin Xia. Generasi ke 26 dari Pisau Emas Lin. Aku tidak
membawa pisau hari ini. Kamu sangat beruntung,” jelas nya.
“Manusia?” gumam
Bai Qi. “Tidak mungkin!” gumamnya tidak bisa percaya.
Lin Xia tidak
mengerti apa yang Bai Qi katakan. Dan dia pun mengulurkan tangannya untuk
meminta uang. Dengan bingung, Bai Qi pun bertanya uang apa. Dan Lin Xia
langsung menjelaskan bahwa dia tidak datang secara gratis ke sini bahkan dia
juga sudah menari untuk Bai Qi barusan.
“Bukankah barusan
kamu bilang kalau ini bukan tentang uang.”
“Itu tadi.
Sekarang uang. Bayar sekarang,” balas Lin Xia. Lalu dia duduk di tempat Bai Qi
dengan sikap angkuh. “Jika kamu tidak bayar, maka aku tidak akan pergi. Mari
lihat dan tunggu saja,” ancam nya.
“Tunggu aku
disini. Jangan pergi kemanapun sampai aku kembali. Jangan pegang apapun,” balas
Bai Qi sambil menunjuk Lin Xia dengan tegas.
“Jangan khawatir.
Aku yang takut kamu akan melarikan diri!”
Lin Xia pergi ke
ruang tamu untuk mengambil hp nya yang berbunyi. Dia duduk disana dan
mengangkat telpon dari Mr. Li serta langsung mengeluh kepadanya. Dan dengan
suara pelan, Mr. Li mempertanyakan, dimana Lin Xia sekarang. Dan Lin Xia pun
menjawab bahwa dia sedang di dalam kamar hotel.
Lin Xia kemudian
keluar untuk melihat nomor kamar. Dan pohon persik milik Bai Qi bergerak
mengikuti nya keluar. Lalu ntah karena apa muncul cahaya dari salah satu cabang
pohon persik tersebut.
Saat Lin Xia sadar
bahwa dia telah salah tempat, dia pun merasa stress dan mengatakan bahwa Mr. Li
tidak bisa menyalahkan nya karena dia juga tidak tahu. Kemudian dia menyesali
tindakan nya karena telah memukul Bai Qi barusan.
“Berhenti
berbicara omong kosong! Kemari sekarang!” bentak Mr. Li, marah. Lalu dia pun
mematikan telpon nya langsung.
Dengan buru- buru
Lin Xia pun segera berdiri untuk pergi menemui Mr. Li. Tapi saking terburu-
burunya dia berdiri, dia tidak sengaja menabrak pot pohon persik milik Bai Qi
hingga terjatuh dan pecah. Dan Lin Xia pun merasa sangat terkejut sendiri.
Bai Qi kembali ke
dalam kamar bersama dengan Mr. Chen. Dan dia merasa bingung, dimana Lin Xia,
sebab Lin Xia sudah tidak ada disana. Dan mereka berdua mencarinya ke seluruh
tempat di dalam apatermen, tapi mereka masih belum bisa menemukan dimana Lin
Xia. Dengan kesal, Bai Qi pun memerintah Mr. Chen untuk segera menelpon A Li
dan menyuruh nya untuk pulang.
Kemudian Bai Qi
beristirahat dan duduk di meja kerja nya. Dan disaat itulah dia baru sadar
bahwa pohon persik miliknya telah menghilang.
Lin Xia berlari
menemui Mr. Li yang sudah menunggu nya dengan mengendong sebuah kantong hitam.
Dia meminta satu kesempatan lagi kepada Mr. Li. Namun Mr. Li sudah tidak mau
menggunakan nya lagi, bahkan dia juga tidak mau membayar Lin Xia. Dan Lin Xia
pun berteriak memanggil nya.
“Kamu tidak
bermain! Mengapa aku harus membayar?” kata Mr. Li dengan marah. Dia membuang
semua pakaian milik Lin Xia yang ada didalam mobil nya.
“Aku sudah
bekerja!” balas Lin Xia, putus asa.
Bai Qi dan A Li
menonton rekaman CCTV bersama. Di CCTV terekam Lin Xia yang membawa tanaman
lain berserta dengan pot nya ke dalam apatermen untuk mengganti pot tanaman
pohon persik yang telah pecah.
Kemudian Lin Xia memasukkan pohon persik ke
dalam kantong hitam dan membawa pergi itu. Dan Bai Qi serta A Li merasa sangat
tidak menyangka bahwa Lin Xia akan membawa pohon persik yang berharga
menggunakan kantong sampah.
“Aku sudah menyuruh
tim cleaning untuk mencari diantara semua sampah, tapi mereka masih belum bisa
menemukan nya. Dan tidak ada yang mengenal nya. Haruskah kita menelpon polisi
sekarang?” tanya Mr. Chen, menjelaskan.
“Tidak perlu,”
balas Bai Qi dengan cepat. Lalu dia mempersilahkan Mr. Chen untuk pergi. Dan
Mr. Chen pun pergi darisana.
Dengan perhatian,
A Li menanyakan apakah pinggang Bai Qi baik- baik saja. Dan dengan marah, Bai
Qi menanyakan maksud A Li sebab Lin Xia hanyalah manusia biasa saja, jadi
bagaimana bisa Lin Xia melukainya. Dan A Li tertawa.
“Manusia biasa?
Apakah manusia biasa bisa mendorong mu sampai seperti ini?” tanya A Li sambil
tertawa keras. “Sekarang, aku mengkagumi dia.”
“Apa yang salah
denganku?” tanya Bai Qi, kesal.
“Kamu baik- baik
saja,” jawab A Li dengan cepat. Lalu dia pun berdiri dan berjalan pergi
darisana. “Kamu tidak terlihat seperti kamu marah padanya,” kata A Li,
melanjutkan perkataannya. Lalu dia pun berlari pergi darisana sebelum Bai Qi
sempat memarahin nya lagi.
“Sial! Siapa
wanita ini?” gumam Bai Qi bertanya- tanya dengan kesal.
Lin Xia meminum
sekaleng bir yang menyegarkan. “Lin Xia, tidak apa- apa. Ketika matahari terbit
besok, segalanya akan membaik. Kamu yang terbaik! Terbaik!” gumam Lin Xia untuk
men-sugesti dirinya sendiri. Kemudian dia merogoh kantong nya dan menemukan
beberapa lembar uang yang terlipat kecil. “Aku sudah bilang, kamu yang
terbaik,” katanya dengan senang.
Lin Xia lalu
mengambil celengan kardus nya, dan memasukkan uang nya ke dalam sana. “Mari
berjuang bersama! Semangat! Semangat!”
Satu daun tumbuh
pada pohon persik, saat Lin Xia mengatakan ‘Semangat! Semangat!”
Seorang pria
memainkan batu giok bulat yang berada di tangannya. Sambil berdiri menunggu
mobilnya yang sedang di perbaiki di pinggir jalan.
“Mr. Xiang. Mobil
perusahaan akan tiba disini dalam 15 menit,” kata seorang wanita (sekretaris),
berlari ke arah nya. Dan Mr. Xiang merasa tidak senang.
“15 menit. Kamu
tahu berapa banyak uang yang bisa aku hasilkan dalam 15 menit? Tidak perlu
perbaiki itu. Pergi!” bentak Mr. Xiang dengan marah kepada supir nya.
Si sekretaris
meminta Mr. Xiang untuk menunggu sebentar, karena dia akan segera memanggilkan
taksi. Lalu setelah mengatakan itu, si Sekretaris pun berlari pergi ke sebrang
jalan untuk menunggu taksi yang akan lewat. Dan Mr. Xiang menunggu nya di sana
sambil terus memainkan batu giok di tangannya.
Saat Mr. Xiang
mencium batu giok yang berada ditangannya tersebut. Batu giok tersebut
bercahaya dengan warna hijau yang cantik.
Kemudian, seperti
merasakan sesuatu, Mr. Xiang berjalan dan melihat ke sekeliling nya. “Zi Xuan,
kemari,” panggil nya dengan bersemangat. Dan mendengar itu, Zi Xuan segera
berlari ke arah nya dengan kebingungan. “Lihat. Betapa bagus nya tempat ini.
Sebuah rumah tua. Kelihatannya seperti 15 menit tidak sia- sia,” kata Mr. Xiang
sambil tertawa puas. Dan cahaya di matanya berubah menjadi merah.
Ditempat rumah
tersebut di tulis informasi. Kos Nona Lin
: 190825505536.
Suara bel rumah
berbunyi, dan Lin Xia pun langsung terbangun. Kemudian saat dia akan turun dari
tempat tidur, dia merasa heran melihat pohon persik yang berada di dekatnya. “Bukankah aku meletakkan ini di lantai
bawah? Atau aku membawa nya ke atas?” pikirnya dengan bingung.
Suara bel terus
berbunyi. Dan dengan malas, Lin Xia pun segera pergi untuk membuka kan pintu.
Disaat itu, muncul cahaya kecil sekilas di daun Pohon persik.
Saat Lin Xia telah
muncul, Mr. Xiang dengan ramah menjelaskan bahwa dia datang ke sini sebab dia
mendengar bahwa Lin Xia mau menyewakan rumah ini. Dan mendengar itu, Lin Xia
pun merasa senang, karena itu tanda nya uang masuk.
Lin Xia : “Keluarga ku berasal dari Wulin Academy
sebelum kemerdekaan. Ini adalah properti dari gerasi terdahulu. Ini adalah
rumah leluhur kami.”
“Bagaimana, Mr.
Xiang? Apa kamu berminat?” tanya Lin Xia dengan ramah setelah dia selesai
memperkenal kan tentang rumah nya.
“Aku sudah
memutuskan. Aku ingin rumah ini,” jawab Mr. Xiang.
Lin Xia merasa
sangat senang dan bersemangat, karena Mr. Xiang mau menyewa kamar di rumah nya.
Tapi saat dia mengetahui bahwa Mr. Xiang bukan mau menyewa kamar di rumahnya,
melainkan dia mau membeli rumah nya, Lin Xia pun langsung tidak setuju.
“Jika kamu ingin
rumah ini, kemana aku harus pergi?” tanya Lin Xia dengan bingung.
“Aku mengerti. Aku
ingin rumah dan tanah di sini,” jawab Mr. Xiang dengan serius.
Lin Xia memandangi
Mr. Xiang dan Zi Xuan yang benar- benar tidak tampak seperti sedang bercanda.
Dan dengan kesal, Lin Xia pun mendengus serta menyuruh mereka berdua untuk
pergi dari rumahnya. Namun Mr. Xiang tidak mau.
Mr. Xiang
menjelaskan bahwa dia adalah seorang pembisnis. Dia percaya waktu adalah uang,
jadi dia tidak suka menghabiskan waktu nya. Kemudian setelah mengatakan itu dia
mengarahkan batu giok nya ke arah Lin Xia.
Tags:
Fairyland Lovers