Sinopsis C- Drama : Fairyland Lovers Episode 1 - part 1


Original Network : Tencent Video . We TV

Di balik Bima Sakti yang jauh, ada sebuah planet misterius yang di sebut Penglai. Orang- orang disana bisa memanipulasi kekuatan roh (Spirit) untuk membuat mereka terus awet muda dan panjang umur.
Ribuan tahun yang lalu ketika perahu Penglai menyebrangi Bima Sakti, itu tidak sengaja menabrak dan jatuh ke bumi. Perahu besar dengan energi yang luar biasa berubah menjadi potongan giok yang tidak terhitung jumlah nya dan itu tersebar di seluruh dunia.


Jika seseorang yang terobsesi mendapatkan giok itu, maka energi di dalam nya akan menginfeksi mereka dan mengubah mereka mereka menjadi roh yang di manipulasi oleh obsesi. Dan orang- orang yang selamat dari kapal Penglai melenyapkan semua spirit di dunia untuk merebut kembali kekuatan Penglai. Mereka disebut tentara surga.

Ditengah hujan. Melewati mayat para tentara yang telah meninggal. Seorang wanita berbaju putih yang merupakan salah seorang tentara surga, Lin Xia, dia berjalan mendekati seorang pria berpakaian hitam yang merupakan salah seorang spirit, Bai Qi.
Dia tentara surga. Dia spirit. Mereka seharusnya tidak bisa berdamai. Tapi tidak ada yang menduga, mereka akhirnya jatuh cinta.
Lin Xia menyentuh pipi Bai Qi dengan lembut. Dan Bai Qi tampak tersentuh oleh kelembutan Lin Xia. Mereka berdua saling berdiam diri sambil bertatapan. Ditengah mayat para tentara yang telah meninggal karena Bai Qi. Dan di tengah hujan deras.



Bai Qi : Seseorang pernah bertanya kepadaku. ‘Bagaimana proses untuk melupakan nya? Penampilan, suara, dan wangi nya. Hal pertama mana yang ku lupakan?’ Aku tidak bisa menjawab pertanyaan itu.
Lin Xia dan Bai Qi berlatih bersama. Lin Xia memainkan seluring diatas rakit bambu dan Bai Qi yang mendayung rakit tersebut. Lin Xia menyiram tanaman dan Bai Qi memeluk nya dari belakang. Mereka berdua tampak sangat bahagia dan menikmati hari- hari mereka.

Baru saja berpisah sejenak, dia telah di ambil dari kepala ku. Bunga persik yang ditinggalkan nya adalah obat untuk para spririt. Aku tidak bisa mengingat seperti apa dia, tapi aku ingat janji ku pada nya. Menyembuhkan para spirit di dunia. Biarkan mereka terbebas dari obsesi.
Sejak Lin Xia sudah tidak ada di dunia lagi. Seluruh daun pada pohon persik milik nya berubah menjadi layu kecoklatan. Dan Bai Qi memandangi pohon persik itu dengan tatapan kesepian.


Bai Qi meninggalkan rumah nya bersama dengan Lin Xia dulu. Dia mengenakan gelang tentara surga milik Lin Xia dan pergi ke berbagai tempat di dunia. Tanpa terasa bertahun- tahun berlalu. Bahkan berabad- abad juga berlalu.

“Aku Bai Qi. Satu- satunya dokter spirit di dunia ini.”
Fairyland Love Episode 1

“Namaku Lin Xia. Aku adalah aktris. Ayah ku, Lin Jian Nan melarikan diri dari hutang nya. Jadi aku yang harus menanggung nya untuk dia. Aku memerlukan banyak pekerjaan supaya dia dapat segera pulang ke rumah. Aku bisa memainkan peran apapun.”

Setelah selesai syuting, Lin Xia langsung pergi menemui klien nya yang lain yang sudah menunggu nya. Klien nya, Mr. Li memberikan pakaian untuk nya dan menyuruh nya untuk segera berganti pakaian di dalam mobil dengan cepat. Bahkan dia juga di suruh untuk menata rambut nya dengan cepat.

“Kak, mengapa aku harus memakai pakaian seperti ini?” tanya Lin Xia, setelah melihat pakaian nya.
“Apa yang kamu katakan? Jenis dress seperti apa? Kamu di sini untuk melompat ke pesta,” jawab Mr. Li dengan tidak sabaran. Dan Lin Xia tidak mengerti maksud nya ‘melompat’. “Biar kuberitahu. Ini adalah pesta ulang tahun. Setelah kamu masuk ke dalam tempat pesta, kamu harus melompat keluar dari dalam kotak ini untuk mengejutkan mereka. Itulah misimu. Melompat ke pesta, okay?”

Lin Xia sedikit mengeluh. Dia menjelaskan bahwa dirinya adalah seorang aktris dan dia bisa menari juga, tapi dia tidak pernah melompat ke pesta sebelum nya. Dengan tidak sabaran, Mr. Li mempertanyakan apakah Lin Xia beneran seorang aktris, jika iya maka seharusnya Lin Xia tidak memilih- milih pekerjaan, karena Lin Xia masih seorang aktris kecil. Dan tanpa bisa protes lagi, Lin Xia pun berganti pakaian.
Setelah Lin Xia masuk ke dalam kotak. Asisten Mr. Li membungkus kotak tersebut dengan pita putih. Dan Mr. Li sibuk memotret kotak tersebut untuk di kirimkan kepada klien nya.
Malam hari. Sesampainya di apatermen, A Li memberitahu Mr. Chen (pelayan) bahwa barang- barang mereka yang masih ada tertinggal di hotel sebelum nya akan diantarkan oleh kurir nanti nya, dan dia meminta bantuan Mr. Chen untuk menanda tangani surat antar nya nanti. Dan Mr. Chen pun mengerti, kemudian dia pamit dan keluar.
Dengan hati- hati A Li meletakkan pohon persik milik Bai Qi di atas meja kerja. “Kamu pulih dengan baik hari ini. Tampaknya seperti kamu menyukai tempat ini,” kata A Li kepada pohon persik.


A Li kemudian mengambil sebuah buku tebal dan membolak- balikan nya dengan malas. Dia sengaja mengatakan bahwa hari ini adalah ‘weekend’ dengan suara keras. Dan Bai Qi mengerti maksud nya, dia mempersilahkan A Li untuk pergi kemanapun yang A Li inginkan. Dengan senang, A Li berpura- pura seperti dia tidak bermaksud seperti itu dan dia bersikap manis dengan mengatakan bahwa tempat yang paling ingin ditujunya adalah hati Bai Qi.
“Sangat bagus,” puji Bai Qi, mendengar itu. “Kemasi barang bawaan lagi,” katanya dengan serius.
“Oh. Aku akan membawakan makan malam untukmu,” kata A Li, beralasan dengan cepat. Lalu dia pun pergi darisana. Tapi kemudian dia kembali lagi dan bertanya, apakah dia perlu mengaturkan beberapa aktivitas untuk Bai Qi. Dan Bai Qi langsung menatap nya. Dengan ngerti, A Li pun langsung tertawa dan menjelaskan bahwa dia hanya bercanda. Lalu dia pun beneran pergi darisana.


Kurir datang ke hotel untuk mengambil barang milik Bai Qi. Mereka bertanya kepada repsesionis hotel, dimana barang milik Bai Qi. Dan karena disana ada dua kotak berwarna putih yang sama hanya berbeda di warna pita saja, maka resepsionis hotel pun merasa kebingungan dan salah menunjuk kotak. Dia menunjuk kan bahwa barang milik Bai Qi adalah kotak dengan pita putih, kepadahal seharusnya barang milik Bai Qi adalah kotak dengan pita merah.

Setelah selesai mandi, Bai Qi merasa seperti mendengar sesuatu. Dan dia mengira itu adalah A Li, jadi dia pun memanggil nama A Li.
Daun di pohon persik Bai Qi semakin tumbuh dengan baik.

Bai Qi masuk ke dalam ruang tamu dan melihat kotak barang nya sudah ada di atas meja. Dia mengira kalau A Li lah yang menaruh nya disana, jadi dia pun memanggil nama A Li lagi.

Mendengar panggilan itu, Lin Xia salah paham. Dia mengira kalau Bai Qi memanggil nya, jadi dia pun segera melompat keluar dari kotak dan meneriakan dengan lantang. “Surprise!” teriak nya. Kemudian dia melemparkan kertas kecil berwarna- warni kepada Bai Qi yang merasa sangat terkejut.


Sebuah lagu anak- anak diradio kecil yang berada di dalam kotak tiba- tiba menyala. Dan Lin Xia pun mengira bahwa dia harus menari. Jadi dia pun mulai menari di hadapan Bai Qi yang masih terpaku diam menatap nya. Dia menari dengan sikap yang sangat manis serta riang dan mendekati Bai Qi secara perlahan.
Kolam tanaman bermimipi berubah menjadi lautan
Mata dan mulut besar dari drum menyanyikan lagu dengan keras
Pinjamkan aku sepasang saya kecil
Aku bisa terbang ke matahari
Aku percaya bahwa ada keajaiban
La la la la la la la … Denganmu

Bai Qi menghindari Lin Xia dan ingin pergi menjauh dari nya. Tapi Lin Xia terus mengikuti Bai Qi dan menari di hadapan nya. Dia mengira Bai Qi tidak menyukai performa nya, sehingga dia pun semakin berusaha yang terbaik untuk menarik perhatian Bai Qi.
La la la la la …
Seekor katak kecil tumbuh percaya diri
Katak kecil yang bahagia
Katak kecil
Katak kecil yang bahagia
Katak kecil
Didalam kolam yang bahagia
Disana ada seekor katak kecil
Dia menari seperti pangeran
Suatu hari dia akan dibangunkan oleh seorang Putri
La la la la la la la … Katak kecil

“Argh! Apa yang A Li lakukan?” gerutu Bai Qi sambil terus menghindari Lin Xia yang menari dihadapan nya. Kemudian karena tidak tahan lagi, maka Bai Qi pun menggunakan kekuatannya untuk mematikan lagu di radio kecil Lin Xia. Dia menjentikkan jarinya sekali dan radio kecil itu pun mati.
Ketika lagu berhenti, Lin Xia langsung meminta maaf kepada Bai Qi dan ingin memperbaiki radio kecil itu. Dengan malas, Bai Qi pun berjalan pergi menjauhi nya. Melihat itu, Lin Xia dengan panik segera menahan Bai Qi dan memintanya untuk menunggu sebentar saja.


“Tahan sebentar, tuan. Mereka akan mengurangi bayaran ku, jika kamu komplain tentang aku. Aku akan mengurus musik nya dan menari lagi. Aku akan memastikan kamu merasa tertarik seperti di festival,” jelas Lin Xia, memohon.
“Berapa banyak yang dia janjikan? Aku akan membayarnya, tapi kamu harus pergi sekarang,” balas Bai Qi dengan kesal. Dia mengira kalau ini adalah kerjaan A Li.

Mendengar itu, Lin Xia merasa sangat senang. Namun karena dia adalah seorang profesional, maka dia pun menolak uang tawaran Bai Qi, karena dia ingin melakukan pekerjaan nya dengan baik. Bai Qi mendengus kesal dan menanyakan, apa yang Lin Xia inginkan.
“Jangan menolak. Selalu ada yang pertama kali untuk segalanya. Kamu hanya perlu relax. Selama kamu relax, aku akan membuat pertunjukan yang bagus,” jelas Lin Xia dengan lembut dan manis.

Bai Qi merasa tidak tahan lagi. Dia menelpon Mr. Chen dan mengeluhkan bahwa ada seorang wanita tua yang berjualan di tempatnya. Mendengar itu, Lin Xia mempertanyakan apa maksud Bai Qi, karena dia belum setua itu serta dia tidak datang berjualan di sini.
“Maksudku dia menjual tubuhnya,” kata Bai Qi dengan keras kepada Mr. Chen di telpon.
“Siapa maksudmu? Aku hanya menari, bukan menjual diriku sendiri,” gerutu Lin Xia sambil memeluk tubuh nya dengan erat. “Aku artis baik. Aku bekerja di sebuah perusahaan.”
Bai Qi mendengus tidak percaya. “Maksud mu gadis panggilan bisa dianggap sebagai artis?” tanyanya dengan ketus. Dan Lin Xia merasa bingung, apa yang salah sebenarnya. “Kamu memalukan!”

Mendengar hinaan Bai Qi itu, Lin Xia pun merasa kesal dan langsung menendang punggung Bai Qi. Dan dengan kesal, Bai Qi ingin memarahi nya, tapi tiba- tiba dia merasa ada yang aneh. “Seorang wanita biasa bahkan bisa memukul ku. Jenis spesies apa dia?” pikirnya. Lalu dia bertanya dengan keras, “Siapa kamu sebenarnya?”

“Dengarkan,” kata Lin Xia dengan bangga. Dia memperlihatkan jurus- jurus beladiri yang di ketahuinya. “Namaku Lin Xia. Generasi ke 26 dari Pisau Emas Lin. Aku tidak membawa pisau hari ini. Kamu sangat beruntung,” jelas nya.
“Manusia?” gumam Bai Qi. “Tidak mungkin!” gumamnya tidak bisa percaya.
Lin Xia tidak mengerti apa yang Bai Qi katakan. Dan dia pun mengulurkan tangannya untuk meminta uang. Dengan bingung, Bai Qi pun bertanya uang apa. Dan Lin Xia langsung menjelaskan bahwa dia tidak datang secara gratis ke sini bahkan dia juga sudah menari untuk Bai Qi barusan.
“Bukankah barusan kamu bilang kalau ini bukan tentang uang.”


“Itu tadi. Sekarang uang. Bayar sekarang,” balas Lin Xia. Lalu dia duduk di tempat Bai Qi dengan sikap angkuh. “Jika kamu tidak bayar, maka aku tidak akan pergi. Mari lihat dan tunggu saja,” ancam nya.
“Tunggu aku disini. Jangan pergi kemanapun sampai aku kembali. Jangan pegang apapun,” balas Bai Qi sambil menunjuk Lin Xia dengan tegas.
“Jangan khawatir. Aku yang takut kamu akan melarikan diri!”

Lin Xia pergi ke ruang tamu untuk mengambil hp nya yang berbunyi. Dia duduk disana dan mengangkat telpon dari Mr. Li serta langsung mengeluh kepadanya. Dan dengan suara pelan, Mr. Li mempertanyakan, dimana Lin Xia sekarang. Dan Lin Xia pun menjawab bahwa dia sedang di dalam kamar hotel.


Lin Xia kemudian keluar untuk melihat nomor kamar. Dan pohon persik milik Bai Qi bergerak mengikuti nya keluar. Lalu ntah karena apa muncul cahaya dari salah satu cabang pohon persik tersebut.

Saat Lin Xia sadar bahwa dia telah salah tempat, dia pun merasa stress dan mengatakan bahwa Mr. Li tidak bisa menyalahkan nya karena dia juga tidak tahu. Kemudian dia menyesali tindakan nya karena telah memukul Bai Qi barusan.
“Berhenti berbicara omong kosong! Kemari sekarang!” bentak Mr. Li, marah. Lalu dia pun mematikan telpon nya langsung.

Dengan buru- buru Lin Xia pun segera berdiri untuk pergi menemui Mr. Li. Tapi saking terburu- burunya dia berdiri, dia tidak sengaja menabrak pot pohon persik milik Bai Qi hingga terjatuh dan pecah. Dan Lin Xia pun merasa sangat terkejut sendiri.
Bai Qi kembali ke dalam kamar bersama dengan Mr. Chen. Dan dia merasa bingung, dimana Lin Xia, sebab Lin Xia sudah tidak ada disana. Dan mereka berdua mencarinya ke seluruh tempat di dalam apatermen, tapi mereka masih belum bisa menemukan dimana Lin Xia. Dengan kesal, Bai Qi pun memerintah Mr. Chen untuk segera menelpon A Li dan menyuruh nya untuk pulang.

Kemudian Bai Qi beristirahat dan duduk di meja kerja nya. Dan disaat itulah dia baru sadar bahwa pohon persik miliknya telah menghilang.

Lin Xia berlari menemui Mr. Li yang sudah menunggu nya dengan mengendong sebuah kantong hitam. Dia meminta satu kesempatan lagi kepada Mr. Li. Namun Mr. Li sudah tidak mau menggunakan nya lagi, bahkan dia juga tidak mau membayar Lin Xia. Dan Lin Xia pun berteriak memanggil nya.

“Kamu tidak bermain! Mengapa aku harus membayar?” kata Mr. Li dengan marah. Dia membuang semua pakaian milik Lin Xia yang ada didalam mobil nya.
“Aku sudah bekerja!” balas Lin Xia, putus asa.

Bai Qi dan A Li menonton rekaman CCTV bersama. Di CCTV terekam Lin Xia yang membawa tanaman lain berserta dengan pot nya ke dalam apatermen untuk mengganti pot tanaman pohon persik yang telah pecah.

Kemudian Lin Xia memasukkan pohon persik ke dalam kantong hitam dan membawa pergi itu. Dan Bai Qi serta A Li merasa sangat tidak menyangka bahwa Lin Xia akan membawa pohon persik yang berharga menggunakan kantong sampah.
“Aku sudah menyuruh tim cleaning untuk mencari diantara semua sampah, tapi mereka masih belum bisa menemukan nya. Dan tidak ada yang mengenal nya. Haruskah kita menelpon polisi sekarang?” tanya Mr. Chen, menjelaskan.
“Tidak perlu,” balas Bai Qi dengan cepat. Lalu dia mempersilahkan Mr. Chen untuk pergi. Dan Mr. Chen pun pergi darisana.

Dengan perhatian, A Li menanyakan apakah pinggang Bai Qi baik- baik saja. Dan dengan marah, Bai Qi menanyakan maksud A Li sebab Lin Xia hanyalah manusia biasa saja, jadi bagaimana bisa Lin Xia melukainya. Dan A Li tertawa.
“Manusia biasa? Apakah manusia biasa bisa mendorong mu sampai seperti ini?” tanya A Li sambil tertawa keras. “Sekarang, aku mengkagumi dia.”
“Apa yang salah denganku?” tanya Bai Qi, kesal.
“Kamu baik- baik saja,” jawab A Li dengan cepat. Lalu dia pun berdiri dan berjalan pergi darisana. “Kamu tidak terlihat seperti kamu marah padanya,” kata A Li, melanjutkan perkataannya. Lalu dia pun berlari pergi darisana sebelum Bai Qi sempat memarahin nya lagi.
“Sial! Siapa wanita ini?” gumam Bai Qi bertanya- tanya dengan kesal.
Lin Xia meminum sekaleng bir yang menyegarkan. “Lin Xia, tidak apa- apa. Ketika matahari terbit besok, segalanya akan membaik. Kamu yang terbaik! Terbaik!” gumam Lin Xia untuk men-sugesti dirinya sendiri. Kemudian dia merogoh kantong nya dan menemukan beberapa lembar uang yang terlipat kecil. “Aku sudah bilang, kamu yang terbaik,” katanya dengan senang.

Lin Xia lalu mengambil celengan kardus nya, dan memasukkan uang nya ke dalam sana. “Mari berjuang bersama! Semangat! Semangat!”
Satu daun tumbuh pada pohon persik, saat Lin Xia mengatakan ‘Semangat! Semangat!”

Seorang pria memainkan batu giok bulat yang berada di tangannya. Sambil berdiri menunggu mobilnya yang sedang di perbaiki di pinggir jalan.
“Mr. Xiang. Mobil perusahaan akan tiba disini dalam 15 menit,” kata seorang wanita (sekretaris), berlari ke arah nya. Dan Mr. Xiang merasa tidak senang.
“15 menit. Kamu tahu berapa banyak uang yang bisa aku hasilkan dalam 15 menit? Tidak perlu perbaiki itu. Pergi!” bentak Mr. Xiang dengan marah kepada supir nya.


Si sekretaris meminta Mr. Xiang untuk menunggu sebentar, karena dia akan segera memanggilkan taksi. Lalu setelah mengatakan itu, si Sekretaris pun berlari pergi ke sebrang jalan untuk menunggu taksi yang akan lewat. Dan Mr. Xiang menunggu nya di sana sambil terus memainkan batu giok di tangannya.
Saat Mr. Xiang mencium batu giok yang berada ditangannya tersebut. Batu giok tersebut bercahaya dengan warna hijau yang cantik.


Kemudian, seperti merasakan sesuatu, Mr. Xiang berjalan dan melihat ke sekeliling nya. “Zi Xuan, kemari,” panggil nya dengan bersemangat. Dan mendengar itu, Zi Xuan segera berlari ke arah nya dengan kebingungan. “Lihat. Betapa bagus nya tempat ini. Sebuah rumah tua. Kelihatannya seperti 15 menit tidak sia- sia,” kata Mr. Xiang sambil tertawa puas. Dan cahaya di matanya berubah menjadi merah.
Ditempat rumah tersebut di tulis informasi. Kos Nona Lin : 190825505536.

Suara bel rumah berbunyi, dan Lin Xia pun langsung terbangun. Kemudian saat dia akan turun dari tempat tidur, dia merasa heran melihat pohon persik yang berada di dekatnya. “Bukankah aku meletakkan ini di lantai bawah? Atau aku membawa nya ke atas?” pikirnya dengan bingung.
Suara bel terus berbunyi. Dan dengan malas, Lin Xia pun segera pergi untuk membuka kan pintu. Disaat itu, muncul cahaya kecil sekilas di daun Pohon persik.

Saat Lin Xia telah muncul, Mr. Xiang dengan ramah menjelaskan bahwa dia datang ke sini sebab dia mendengar bahwa Lin Xia mau menyewakan rumah ini. Dan mendengar itu, Lin Xia pun merasa senang, karena itu tanda nya uang masuk.

Lin Xia : “Keluarga ku berasal dari Wulin Academy sebelum kemerdekaan. Ini adalah properti dari gerasi terdahulu. Ini adalah rumah leluhur kami.”
“Bagaimana, Mr. Xiang? Apa kamu berminat?” tanya Lin Xia dengan ramah setelah dia selesai memperkenal kan tentang rumah nya.
“Aku sudah memutuskan. Aku ingin rumah ini,” jawab Mr. Xiang.

Lin Xia merasa sangat senang dan bersemangat, karena Mr. Xiang mau menyewa kamar di rumah nya. Tapi saat dia mengetahui bahwa Mr. Xiang bukan mau menyewa kamar di rumahnya, melainkan dia mau membeli rumah nya, Lin Xia pun langsung tidak setuju.
“Jika kamu ingin rumah ini, kemana aku harus pergi?” tanya Lin Xia dengan bingung.
“Aku mengerti. Aku ingin rumah dan tanah di sini,” jawab Mr. Xiang dengan serius.

Lin Xia memandangi Mr. Xiang dan Zi Xuan yang benar- benar tidak tampak seperti sedang bercanda. Dan dengan kesal, Lin Xia pun mendengus serta menyuruh mereka berdua untuk pergi dari rumahnya. Namun Mr. Xiang tidak mau.
Mr. Xiang menjelaskan bahwa dia adalah seorang pembisnis. Dia percaya waktu adalah uang, jadi dia tidak suka menghabiskan waktu nya. Kemudian setelah mengatakan itu dia mengarahkan batu giok nya ke arah Lin Xia.

Post a Comment

Previous Post Next Post