Sinopsis K-Drama : Chocolate Episode 15-2


Sinopsis K-Drama : Chocolate Episode 15-2
Images by : JTBC
SELURUH KARAKTER, TEMPAT, PERUSAHAAN, DAN KEJADIAN DALAM DRAMA INI ADALAH FIKSI

Dir. Kwon mendapatkan telepon dari pasien yang ingin di rawat di sanatorium, dan dengan berat hati dir. Kwon harus menolak karena sanatorium akan di tutup dan tidak bisa menerima tamu lagi. Usai menerima telepon, staff dapur masuk untuk mengantarkan makanan untuk dir. Kwon. Staff itu menjelaskan kalau sebelum berhenti, Seon Ae memintanya untuk mengurus makanan dir. Kwon. Dan Seon Ae juga bilang kalau dir. Kwon mungkin mau makan makanan dari kantin setelah dia pergi.

Dir. Kwon terdiam mendengarnya. Dan dia menerima makanan itu. Staff itu sangat senang hingga berterimakasih. Dir. Kwon heran dan bertanya balik, kenapa dia berterimakasih? Harusnya, dia yang berterimakasih karena sudah mendapatkan makanan. Staff itu baru tersadar dan membenarkan. Dia menduga kalau dia sudah tertular kebiasaan Seon Ae. Setelah itu, staff itu pun pergi keluar.
Dir. Kwon melihat makanan yang di antarkan kepadanya, dan tersenyum tipis. Dia menikmati makanan tersebut dengan lahap.
--
di King’s Table,
Seon Ae membuat semua barang-barang dan baju Cha Young keluar dari rumahnya. Penyakit alzheimer-nya kambuh dan dia mengira Cha Young adalah adiknya. Dia sangat marah dan mengusir Cha Young pergi dari rumahnya sebelum suaminya pulang. Seon Ae bahkan memanggil Chan Young dengan nama Seon Suk, nama adiknya. Dia memohon agar Seon Suk tidak lagi memeras uang suaminya (dir. Kwon) dan pergi sekarang juga. Suaminya sudah menderita karna harus membayar biaya RS ayah mereka, studi dan uang saku mereka. Suaminya bekerja keras banting tulang tanpa tidur dan pulang ke rumah.

Cha Young tahu penyakit Seon Ae kambuh. Karena itu, dia terus meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya lagi. Tapi, Seon Ae mengira Cha Young adalah adiknya dan dia sudah muak dengan semuanya. Dia juga ingin hidup dengan normal tanpa mencemaskan keluarganya.

Saat itu, dir. Kwon datang dan menegur Seon Ae yang mengusir Cha Young. Seon Ae terkejut dan memanggil dir. Kwon dengan panggilan ‘sayang.’Dir. Kwon pun berpura-pura kalau mereka masih menikah. Dia berkata kalau saudara Seon Ae adalah saudaranya juga. Dia tidak keberatan membiayai Seon Suk, jadi, Seon Ae tidak perlu mengusir-nya.
Seon Ae hanya bisa menangis, merasa bersalah. Sementara dir. Kwon membereskan barang-barang Cha Young yang di buat Seon Ae.
--


Cha Young berada di dapur dan sedang sibuk membuat kue beras. Dir. Kwon mengunjunginya dan meminta maaf pada Cha Young atas sikap Seon Ae tadi. Sepertinya, Seon Ae mengira Cha Young adalah saudaranya. Dir. Kwon bahkan mengakui kalau saudara-saudara Seon Ae agak egois. Seon Ae bekerja keras menjaga mereka dan bahkan berhenti kuliah untuk membayar biaya rumah sakit ayah mereka. Dan sekarang, setelah mereka memiliki keluarga sendiri, mereka tampaknya memutuskan hubungan dengan Seon Ae yang sudah tua dan sakit.
Cha Young mengerti akan hal itu dan dia tidak masalah. Seon Ae memang terkadang seperti itu, tapi biasanya Seon Ae sangat baik. Seon Ae menganggapnya seperti keluarga sendiri.
Cha Young kemudian menawarkan kue beras untuk dir. Kwon. Dia membuatnya karena Seon Ae terus membicarakan mengenai kue beras beberapa hari belakangan ini.
“Seon-ae tidak suka kue beras. Dia selalu terpaksa makan kue beras tak laku saat masih kecil, jadi, dia bahkan tak mau menciumnya. Ibu mertuaku bekerja sebagai pembantu di toko kue beras omaegi. Aku yang menyukai kue beras omaegi,” beritahu dir. Kwon.
Dir. Kwon mencoba kue beras buatan Cha Young dan memuji rasanya yang lezat. Rasanya mirip seperti kue beras buatan ibu mertuanya. Dan entah kenapa, memakan kue beras itu, membuat dir. Kwon menangis. Mungkin… rasa kue beras itu mengingatkannya akan masa lalu.

Selesai berbincang dengan Cha Young, dir. Kwon beranjak pulang. Ketika hendak pulang, dia melihat Seon Ae yang tertidur di depan pintu sambil memegang benang rajut. Dir. Kwon mendekat untuk meletakkan benang rajut yang terjatuh ke lantai, ke pangkuan Seon Ae. Dia sudah hendak pergi, tapi kemudian berbalik lagi.
Dir. Kwon duduk di sebelah Seon Ae dan memanggil namanya. Suara dir. Kwon membangunkan Seon Ae. Seon Ae tersenyum sumringah melihat dir. Kwon. Dia menganggap dir. Kwon baru pulang bekerja selesai magang.
“Ibumu membagikan kue beras kepada rekan-rekanku di rumah sakit dan berkata, "Tolong jaga menantuku. Tolong lupakan kesalahannya dan tolong pahami kekeliruannya. Tolong maafkan dia jika berbuat salah."”
“Apa ibuku berkata begitu? Astaga, wanita tua itu,” tawa Seon Ae.
Dir. Kwon menangis. Dan tentu, hal itu membuat Seon Ae merasa cemas.
“Kenapa kau lakukan itu? Kenapa kau lakukan itu padaku?” tanya dir. Kwon, menatap Seon Ae.
“Apa yang kulakukan padamu?” tanya Seon Ae, kebingungan.
“Aku hanya bekerja keras dan berusaha memenuhi kebutuhan. Kenapa kau lakukan itu padaku? Kenapa? Kenapa kau lakukan itu padaku? Kenapa kau lakukan itu? Kenapa? Kenapa? Kenapa... Kenapa? Kenapa? Kenapa...” tangis Dir. Kwon terisak-isak. Bertanya apa alasan Seon Ae menceraikannya. Meninggalkannya. Tangisan yang terdengar pilu.
Seon Ae hanya terdiam. Dia tidak mengerti dan tidak mengingat apapun. Yang dia tahu bahwa dia adalah istri dari dir. Kwon. Dia hanya mengingat masa bahagia-nya bersama dir. Kwon sekarang ini.
--

Tae Hyun berada di depan kamar Hui Na. Dari depan pintu kamar, dia bisa mendengar suara Hui Na yang sedang meringis kesakitan, menahan sakit.
Di dalam kamar rawat Hui Na, ada Kang dan Yeong Sil. Mereka sudah menyuntikkan 6 morfin dengan masing-masing sebesar 10mg pada Hui Na dan karena itu mereka tidak bisa menyuntikkannya. Itu sudah jumlah maksimal. Mereka hanya bisa meminta Hui Na bertahan sebentar menahan sakit hingga obat itu akan membuat rasa sakit Hui Na perlahan membaik.
Hui Na kesulitan menjawab karena rasa sakitnya. Dalam keadaan kesakitan, Hui Na meminta tolong agar di bukakan lagu. Yeong Sil segera membukakan lagu Seventeen sambil mendampingi Hui Na.
Suara lagu yang terputar keras, bisa merendam suara kesakitan Hui Na agar tidak terdengar hingga keluar pintu. Kang terlihat sedih melihat Hui Na yang berusaha menahan rasa sakit.
--
Kang berdiri di depan mading : “Kepingan Kenangan Kami.” Dia melihat semua foto-foto para pasien yang pernah berada di sanatorium. Semua foto itu, terdapat sebuah kenangan dan pengajaran yang di ajarkan kepadanya.
Ji Yong. Michael. Ahjussi. Ibu Ye-sol dan keluarga. Nenek Suk Ja. Min Seong.
Semua orang-orang itu, mengajarkan-nya hal-hal penting.
Dan karena itu, Kang menelpon Ny. Yoon.
--
Ny. Yoon kembali ke ruangannya. Entah apa yang di katakan oleh Kang, karena Ny. Yoon tampak lemas.
--
Kondisi Hui Na sudah lebih membaik. Rasa sakitnya sudah hilang. Dan begitu lebih baik, Hui Na segera mengeluarkan satu set alat make-up dan merias dirinya dengan cantik. Walau dia tampak kesulitan, Hui Na tetap melakukannya. Usai merias dirinya, Hui Na melepas topinya dan memakai wig-nya.
Yeong Sil datang ke kamar Hui Na. Dia melihat wig yang Hui Na kenakan dan memuji gaya rambut Hui Na yang seksi. Dia suka. Yeong Sil datang untuk memberitahu kalau seseorang datang mengirimkan songpyeon untuk Hui Na. Mau di letakkan dimana? Di kantin?
Hui Na menjawab kalau hari ini cuaca sangat cerah, jadi dia ingin keluar.
--

Hui Na dengan menggunakan kursi roda dan memakai baju atasan yang cantik, pergi ke lapangan sanatorium. Dia menyapa semua pengunjung dengan ceria. Di pangkuannya ada satu kotak songpyeon. Hui Na tampak sangat lemas hingga dia kesulitan mendorong kursi rodanya. Dan di saat itu, Tae Hyun tiba-tiba muncul dan membantu mendorong kursi rodanya. Dia menyapa Hui Na dengan ceria.
--

Hui Na duduk di tempat yang sepi dengan pemandangan yang cukup bagus di belakangnya. Dia akan memulai acara makan. Dia mengatur kamera dan songpyeon. Tae Hyun tampaknya khawatir dengan Hui Na dan bertanya, kenapa Hui Na harus melakukan semua ini?
“Karena orang-orang menunggu. Aku YouTuber terkenal. Pengikutku 10.000 lebih.”
“Tapi kau sedang sakit. Kau tidak boleh…”
“Orang-orang tak tahu aku sakit. Aku ingin tetap begitu, jadi, sebaiknya kau merahasiakannya,” peringati Hui Na.
Hui Na menyalakan tombol kamera-nya dan mulai merekam. Dia menyapa dengan ceria. Dia juga menjelaskan kalau hari ini dia akan mencoba songpyeon dari tiap daerah di negara ini. Dia bahkan berbohong kalau dia tidak bisa live karena sedang sakit flu. Dia mencoba satu persatu songpyeon dan memuji rasanya yang enak and harum.

Tae Hyun memperhatikannya. Dia bisa melihat dengan jelas, kalau Hui Na memasakan diri memakan semua makanan itu walaupun kesulitan. Dan tidak lama kemudian, Hui Na jatuh pingsan. Tae Hyun sangat panik melihatnya dan berteriak membangunkannya.
Untungnya, Hui Na sadar. Dia juga menggerutu kesal karena terjatuh pingsan hingga harus mengulang rekaman dari awal.
--


Seorang pria tua sedang mengunjungi istrinya di sanatorium. Pria itu berkunjung sambil membawa para wartawan agar merekam-nya. Dia bicara dengan sedih pada istrinya yang sakit keras dan merasa bersalah. Pria itu bahkan menangis dengan suara keras dan terisak-isak.
Saat itu, Kang masuk ke dalam kamar dan langsung menegur semuanya. Dia sudah bilang kalau id sini dilarang merekam. Pria itu langsung menghentikan tangisnya dan menatap Kang dengan kesal.
Kang sangat tegas. Dia mengusir semuanya untuk pergi dari sanatorium. Pria itu marah dan bertanya alasan kenapa dia tidak boleh merekam? Dia akan pergi setelah merekam istrinya! Dan juga, dia tidak ingin bicara dengan budak seperti Kang! Dia ingin bicara dengan direktur sanatorium.
Yeong Sil ada di sana dan menjawab kalau direktur-nya sedang tidak ada di tempat. Tae Hyun juga ada di sana untuk mengantarkan Hui Na kembali ke kamarnya. Tae Hyun memperhatikan pria itu dan tampak tidak asing dengan wajah pria itu.

Pria itu sangat keras kepala. Tidak bisa bertemu dengan direktur, dia malah ingin menghubungi pimpinan Geosung. Dia mulai berteriak-teriak kalau mereka menyalahgunakan kekuasaan. Kang dengan tegas menyuruh pria itu meminta maaf jika salah dan berhenti menghindar dengan cara membuat orang iba dengan memanfaatkan istrinya yang sakit.
Pria itu terpancing emosi-nya.
“Sepuluh orang kehilangan nyawanya di gedungmu yang dibangun dengan buruk,” ingati Kang.
“Kau pikir berapa perusahaan konstruksi di Korea yang mematuhi rencana, menggunakan material benar, dan selesai konstruksi tepat waktu? Perusahaan lain melakukan hal yang sama. Aku hanya tertangkap karena sedang sial,” ujar pria itu dengan arogan.
Mendengar ucapan-nya itu, Tae Hyun teringat dimana pernah melihat pria itu. Pria itu adalah orang yang di lihatnya di koran, tn. Jo Cheol-U, CEO Sinmyeon Construction yang di bebaskan bersyarat. Orang yang membangun mall yang runtuh, dan membuat Cha Young terjebak di dalamnya.
“Orang-orang mati,” ujar Kang.
“Ya, jadi, aku membayar mereka, 'kan?”
“Orang-orang kehilangan nyawa,” tekan Kang.
“Semua orang akan mati. Katanya takdir manusia ada di surga. Ada orang-orang yang terjebak di gedung yang runtuh, tapi sebagian selamat, tak seperti yang mati. Mereka selamat dan hidup dengan baik. Benar. Orang-orang yang mati hanya tak beruntung, sama sepertiku yang tertangkap. Kau paham? Berengsek.”
Kang sangat marah mendengarnya. Dia sudah hendak memukul pria itu, tapi Yeong Sil berusaha mencegahnya.
Bruak!! Dari belakang, Tae Hyun memukul tn. Jo! Dia berteriak marah karena mendengar ucapan tidak bersalah tn. Jo.
“Lalu kenapa jika mereka selamat? Kau pikir hidup mereka akan sama? Mereka masih bernapas dan hidup bukan berarti hidup mereka baik-baik saja! Kau tak hanya membunuh sepuluh orang. Kau membunuh puluhan ribu orang. Mereka yang mati, mereka yang selamat, dan seluruh keluarganya. Kau membunuh mereka semua. Kau paham? Jika kau bersalah, akui saja dan minta maaf!” teriak Tae Hyun, emosi. Marah dan sedih bercampur menjadi satu!
Cha Young ada di sana juga dan mendengar ucapan Tae Hyun. Dia menangis. Selama ini, dia mengira Tae Hyun tidak peduli atas apa yang di alaminya, tapi dia salah. Tae Hyun juga merasa bersalah padanya.
--

Karena memukuli tn. Jo, Tae Hyun di bawa ke kantor polisi. Cha Young tentu saja datang ke sana untuk membebaskan Tae Hyun. Dia memperkenalkan diri kepada polisi sebagai kakak dari Tae Hyun, Moon Cha Young.
Tae Hyun langsung berkata kalau Cha Young bukan keluarganya. Mereka kan sudah putus hubungan. Dia menyuruh Cha Young pergi agar tidak terkena masalah dengannya. Cha Young tidak mau pergi. Tapi, Tae Hyun terus mengusirnya.

Cha Young menangis. Dia memeluk Tae Hyun erat dari belakang. Hati Tae Hyun menjadi pedih. Dia menangis, sama seperti salah paham. Dan akhirnya, Tae Hyun berkata pada polisi kalau Cha Young adalah keluarganya.

“Kukira hanya aku yang menderita. Kukira hanya aku yang hidupnya malang. Maafkan aku. Maafkan aku, Tae-hyun. Maafkan aku,” ujar Cha Young berulang kali.
--
Cha Young duduk di depan kantor polisi, menunggu Tae Hyun di bebaskan. Kang juga datang ke kantor polisi dan melihat Cha Young yang duduk di sana. Cha Young jelas terkejut melihatnya.
“Tae Hyun mungkin akan bebas besok,” beritahu Cha Young.
“Ya, dia memberitahuku,” ujar Kang dan menyodorkan kantong kertas kecil, “Adikmu memintaku membelikanmu cokelat. Katanya kau harus makan cokelat saat sedang kesulitan.”
Cha Young menerima cokelat itu. Dia mengajak Kang untuk makan cokelat itu bersamanya. Kang menolak dan berkata kalau dia tidak makan cokelat. Cha Young jelas heran karna mendiang Dong Gu meninggalkan sekotak cokelat untuk Kang.
“Aku suka saat masih kecil. Tapi aku berhenti memakannya setelah ibuku meninggal,” jelas Kang. “Cokelat pasti menjadi makanan jiwamu. Kurasa itu memberimu kekuatan.”
“Aku berjanji pada diriku bahwa aku akan menjadi orang yang bisa membantu orang lain jika berhasil selamat. Saat berada di sana, aku memutuskan menjadi orang baik yang selalu berbagi dengan orang jika aku hidup. Itu yang kukatakan. Aku ingin menjadi seperti wanita yang memberiku cokelatnya. Bagiku, cokelat seperti sebuah kompas. Mereka menunjukkan arah tujuan,” cerita Cha Young.
Cha Young menatap cokelat di tangannya. Dan Kang menatapnya.
--

Kang akan mengantar Cha Young pulang. Tapi, entah kenapa, Kang tiba-tiba meminta Cha Young untuk menunggu sebentar karena dia harus ke toilet.
Kang tidak pergi ke toilet. Dia pergi ke tempat yang agak jauh dari mobil dan sepi. Dia melepaskan kacamatanya dan mulai membayangkan saat-saat terakhir ibunya saat berada di reruntuhan mall.
Flahshback
“Jika dia makan cokelat sendirian alih-alih memberikannya kepadaku, dia mungkin masih hidup. Aku selalu merasa bersalah dan hatiku sakit,” ujar Cha Young.
“Wanita yang memberimu cokelat. Seperti apa… rupanya?” tanya Kang, penasaran. “Kurasa kau tak tahu namanya.”
“Aku tahu namanya. Aku tak pernah melupakannya. Bu Jung Su-hui,” jawab Cha Young.
Kang terkejut mendengar nama itu. Itu adalah nama ibunya.
End
Dan di tempat sepi itu, Kang mulai menangis. Terisak-isak. Dia sedari tadi, menahan perasaan-nya di depan Cha Young. Dan kini, dia meluapkannya. Ibunya meninggal tapi berhasil menyelamatkan nyawa seorang anak kecil, Moon Cha Young. Ibunya…
Cha Young masih tidak tahu hal itu. Dan dia menanti Kang kembali ke dalam mobil.



2 Comments

Previous Post Next Post