Sinopsis K-Drama : Hi Bye, Mama Episode 01-2


Sinopsis K-Drama : Hi Bye, Mama Episode 01-2
Images by : TvN

Gang Hwa ada di rumah sakit dan bersikap seperti biasa. Merawat pasien. Makan di kantin. Dan bahkan menceritakan cerita lucu.
--
Yu Ri menuju TK Seo Woo. Dia ingin menemui Seo Woo. Tapi, baru juga dia mau menghampiri Seo Woo yang sedang jalan pulang bersama Min Jung, tiba-tiba saja, tubuhnya terlempar dan nyangkut di atas pohon.

Itu semua adalah perbuatan Midongdaek. Dia melakukan itu agar Yu Ri tidak mendekati Seo Woo. Dia kan sudah berulang kali memperingati kalau arwah tidak boleh berada di dekat anak kecil! Yu Ri tetap keras kepala karena Seo Woo adalah anaknya. Midongdaek berteriak dengan kesal, kalau ini bukan masalah anaknya atau bukan, pokoknya, tidak boleh ada di dekatnya!
Apa yang Midongdaek lakukan itu, menarik perhatian banyak orang di sekitar sana. Mereka melihat Midongdaek yang seolah sedang bicara seorang diri sambil menatap ke atas pohon.


Midongdaek tiba-tiba saja terpikir sesuatu. Dia segera menghampiri Seo Woo dan Min Jung sambil berujar kalau ada arwah jahat yang terus menempeli mereka. Jadi, dia akan memberikan jimat yang bisa menangkal arwah jahat seharga 200.000 won, bisa kredit (kekeke. Sempat-sempatnya jualan). Yu Ri sampai kesal karena Midongdaek memanfaatkannya untuk mendapatkan uang.
Wajah Midongdaek berubah terkejut saat dia menatap tepat ke mata Seo Woo. Ada sesuatu yang salah. Dia sampai tidak tahu harus berkata apa.

Min Jung juga langsung membawa Seo Woo pergi dan menolak jimat itu.
--
Gang Hwa tampaknya tidak ingin pulang ke rumah. Dia dengan sengaja menyuruh junior-nya pulang dan menawarkan diri melakukan tugas jaga malam.
Geun Sang menemuinya dan menyuruh Gang Hwa untuk pulang karena Seo Woo pasti menunggunya. Tapi, Gang Hwa mengabaikannya.
--

Di rumah, Min Jung sudah menyiapkan kue ulang tahun untuk Seo Woo. Dia memberitahu kalau ayah tampaknya tidak akan bisa pulang, jadi mari makan kue-nya dulu. Seo Woo menggelengkan kepala. Akhirnya, Min Jung mengajak Seo Woo menunggu ayah hingga pulang.
Yu Ri tampak sedih. Dia melihat jam sudah 22.30, tapi Gang Hwa belum pulang juga.
--

Gang Hwa pulang saat sudah lewat tengah malam : 02.20 dan Seo Woo juga sudah tidur. Arwah Yu Ri terus menemani Seo Woo, dan tampak sedih. Gang Hwa masuk ke dalam kamar Seo Woo. Menatapnya dan mengelus pipinya sebentar. Wajah Gang Hwa tampak sedih. Tidak mengucapkan apapun, Gang Hwa keluar dari kamar Seo Woo.
Arwah Yu Ri hendak memegang wajah Seo Woo, tapi tidak bisa, karena tangannya menembus.
“Ayah bilang selamat ulang tahun. Selamat ulang tahun, Seo Woo tersayang,” ujar Yu Ri.
--

Esok hari,
Arwah Yu Ri tertidur di kamar Seo Woo. Dan searwah pria memperhatikannya. Yu Ri bisa merasakannya dan terbangun. Dia segera keluar mengejar arwah itu hingga ke ruang tamu. Arwah itu bersembunyi di tenda bermain Seo Woo yang ada di ruang tamu.
“Aku sudah bilang, jangan kemari lagi!” marahi Yu Ri.
“Bukan begitu. Kenapa kau tega mengusir arwah setempat dari rumahnya? Aku harus ke mana?”
“Ini bukan rumahmu, tapi rumah anakku! Pergilah ke tempat abumu!”
“Tapi... aku tak tahu ada di mana. Aku kehilangan tempat abuku,” tangis arwah pria itu.
“Apa? Bagaimana bisa? Tetap saja tak bisa. Itu masalahmu. Energi anak kecil sangat lemah. Kau bisa mengisap energinya.”
“Kalau begitu, kau juga tak boleh di sini. Kau bukan manusia! Menurutku, kau lebih bermasalah dariku. Sebentar lagi, kau bisa merasukinya. Dia bisa melihat kita,” beritahu arwah itu.
Yu Ri terkejut dan juga marah. Arwah itu ketakutan dan langsung kabur keluar rumah. Yu Ri masih sulit percaya kalau Seo Woo bisa melihat arwah.

Dan semuanya terbukti, saat Seo Woo bangun dan keluar kamar. Seo Woo berjalan dan menghindarinya agar tidak menabraknya. Seo Woo bisa melihatya. Yu Ri sangat terkejut dan memanggil nama Seo Woo. Seo Woo menatapnya dan menjawab, “Ya?”
Yu Ri begitu terkejut hingga jatuh terduduk. Anaknya bisa melihat arwah.
--
Yu Ri dengan panik pergi ke tempat Midongdaek. Dia dengan ketakutan dan menangis memberitahu kalau Seo Woo bisa melihatnya. Yu Ri benar-benar merasa bersalah dan merasa semua adalah salahnya. Ini karena dia terus mengikuti Seo Woo sejak Seo Woo masih bayi.
“Kenapa kau tak memberitahuku?” marah Yu Ri.
“Aku juga baru tahu. Aku sudah mengingatkanmu jangan dekat anak kecil,” marahi Midondaek.
“Aku penyebab semua ini. Karena aku arwah. Semuanya salahku.”
“Kau selalu mengikutinya karena kau ibunya.”
“Seo-woo. Apa yang harus kulakukan?” tanya Yu Ri, benar-benar khawatir.
“Jika sudah merasakan dan melihatmu, arwah-arwah akan mendekatinya. Karena masih kecil, dia belum bisa membedakan arwah dan manusia. Itu mungkin berbahaya baginya,” beritahu Midongdaek.

Dan seperti yang Midongdaek katakan, Seo Woo masih belum bisa membedakan yang mana arwah dan manusia. Hingga, seorang arwah anak-anak memanggil Seo Woo dan mengajaknya bermain bersama, Seo Woo langsung mengikutinya.
Seo Woo menghilang dan membuat seluruh guru di TK panik. Yu Ri yang datang ke TK langsung panik karena mendengar Seo Woo menghilang. Dia berteriak mencari Seo Woo sambil memanggil nama-nya. Dia takut terjadi sesuatu pada Seo Woo.
Yu Ri terus berlari mencari Seo Woo. Dan dia menemukannya karena melihat arwah anak kecil yang berlari dari dapur. Seo Woo ada di dapur, dalam kulkas dan tidak sadarkan diri. Yu Ri berusaha memanggil Seo Woo agar sadar, tapi tidak bisa.
Yu Ri berteriak memberitahu semua guru, tapi tidak ada yang bisa mendengarkan suaranya sama sekali. Yu Ri terus menangis dan berteriak meminta Seo Woo untuk sadar.
“SEO WOO-ah!!!!” teriak Yu Ri, putus asa.

Seolah mendengar suara teriakan Yu Ri, Seo Woo menggerakan sedikit kakinya hingga membuat pintu kulkas terbuka. Beruntungnya lagi, seorang guru lewat di dapur dan melihat ada kaki keluar dari dalam kulkas. Bergegas, semua segera menggendong Seo Woo yang tidak sadarkan diri dan membawanya ke ambulans yang sudah di panggil.
--
Gang Hwa dan Min Jung berlari panik menuju IGD. Untungnya, Seo Woo baik-baik saja. Arwah Yu Ri masih ada di sana. Gang Hwa dengan suara menahan amarah, menanyakan pada para guru, kenapa anaknya bisa masuk ke dalam kulkas sendirian?
“Anak-anak bahkan tak tahu dapur di mana, aku tak tahu bagaimana dia bisa masuk ke sana. Maafkan aku,” jawab guru.
Yu Ri terus menangis, menyalahkan dirinya sendiri.
--
Midongdaek berada di kuil dan sedang berdoa.

Flashback
Yu Ri yang putus asa, memohon bantuan Midongdaek agar menghilangkan kemampuan Seo Woo melihat arwah. Dia akan pergi dan menghilang agar putrinya baik-baik saja. Yu Ri bahkan bersedia jika tidak bisa reinkarnasi dan bersedia musnah. Tapi, Midongdaek juga tidak bisa menjanjikan apapun pada Yu Ri.
“Awalnya aku ingin pergi usai melihatnya berjalan. Aku ingin melihatnya berjalan. Melihat dia, berbicara, berlari, dan makan. Aku tahu aku harus pergi. Tapi, aku ingin melihatnya lebih lama. Sedikit lebih lama lagi.”



Dan itulah, bagaimana Yu Ri terus menemani Seo Woo selama ini. Dia mencintai putrinya dan tidak bisa meninggalkannya begitu saja. Dia hanya ingin terus melihat wajah putrinya.
End
--

Yu Ri berkeliaran di jalan. Salju sedang turun saat itu. Dia berjalan di tengah kerumunan orang, tapi kehadirannya tidak dapat di lihat siapapun. Semua orang berjalan menembusnya. Hatinya teriris saat melihat seorang siswi SMA berlari ke arah ibunya dnegan riang.

Yu Ri menatap ke langit. Gelap. Hanya salu yang turun. Dan bahkan salju juga menembus tubuhnya dan jatuh ke tanah. Mata Yu Ri mulai berkaca-kaca melihat semua orang yang berjalan dan masih hidup.
Yu Ri jatuh ke tanah. Menangis terisak – isak.
“Kenapa? Kenapa tidak bisa? Kenapa aku saja yang tidak bisa? Aku hanya ingin melihat saja. Kenapa tak boleh? Kenapa tidak bisa? Memangnya kau siapa? Kenapa melarangku?” tangis Yu Ri dengan pilu.

Suara tangisannya hingga terdengar keluar dari tempat penyimpanan abunya. Tempat penyimpanan abunya juga tampak seperti membeku.
Petir mulai menyambar dengan keras seolah mendengar tangisan Yu Ri.

Salju yang turun, berubah menjadi es yang keras. Membuat semua orang berlarian dengan panik menghindari hujan es tersebut. Petir terus menyambar.


Midongdaek yang ada di kuil, juga terkejut. Dia bisa merasakan ada sesuatu. Tali tasbih yang di pegangnya, putus.
Gang Hwa menyetir mobil membawa Min Jung dan Seo Woo pulang ke rumah.
Ibu Yu Ri ada di rumah, menatap keluar jendela. Melihat hujan es yang turun.
Hyeon Jeong juga demikian.
Yu Ri masih ada di jalan tadi. Tapi, hanya tersisa dia sendiri. Semua manusia sudah pergi dari sana karena hujan es tersebut.
“Katamu aku boleh menetap! Katamu boleh di sini! Kenapa? Kenapa tak boleh? Apakah karena kau adalah Dewa, jadi, bisa seenaknya? Bagaimana bisa kau Dewa! Sialan!” teriak Yu Ri penuh rasa putus asa dan amarah.
--
Esok hari,
Semua berjalan seperti biasa, seolah hujan es kemarin tidak pernah terjadi.

Ayah dan ibu baru selesai berbelanja di minimarekt. Dan dalam perjalanan pulang, mereka berpas-pasan dengan Min Jung dan Seo Woo. Ayah tampak sekali ingin menyapa cucunya tapi ibu terus saja berjalan seolah tidak mengenal mereka.
Arwah Yu Ri menatap hal itu dengan sedih.
Gang Hwa juga ada di dekat sana dan melihat itu.
--
Begitu sampai rumah, mood ayah sudah jelek. Yeon Ji bisa menyadari hal tersebut dan bertanya ada apa pada ibu?
“Dia sedih. Hatinya sangat sedih,” jawab ibu.
“Benar, aku tidak bisa. Aku tidak tahu kenapa kau tak sedih, tapi aku tidak bisa!” balas ayah. “Aku ingin bertemu anak dan cucuku. Aku tak bisa mengendalikan hatiku!”
“Apa Ayah melihat Seo-woo?” tanya Yeon Ji. “Itu sebabnya, lebih baik kita pindah, setidaknya takkan berpapasan.”
Ibu yang juga kesal, menyuruh Yeon Ji masuk ke dalam kamar saja.
Saat sendirian, raut wajah ibu berubah sedih.
--

Malam natal,
Seluruh jalanan penuh dengan orang-orang. Ada parade.

Gang Hwa juga membawa Seo Woo dan Min Jung berjalan-jalan keluar. Mereka tampak seperti keluarga yang bahagia.
Yu Ri melihat dari jauh. Dia tersenyum melihat wajah Seo Woo.


Anehnya, Gang Hwa tampak terkejut saat berjalan melewatinya. Apalagi saat mereka bertatapan, Yu Ri bisa melihat ekspresi Gang Hwa tersebut. Gang Hwa tidak mengalihkan pandangannya darinya sama sekali. Gang Hwa bisa melihatnya!

Flashback
Yu Ri sedang dalam perjalanan menuju suatu tempat dalam kondisi hamil besar. Dia mengenakan pakaian dan tatanan rambut yang sama dengan selama dia menjadi arwah.
Brakkk! Sebuah mobil tiba-tiba kehilangan arah dan menuju ke arahnya. Yu Ri melindungi kandungannya dan berbalik, membuat tubuh bagian belakangnya tertabrak, tapi bukan perutnya.
Yu Ri di bawa ke UGD. Gang Hwa ada di ruang operasi dan menangis karena tidak bisa menyelamatkan nyawa Yu Ri.
End

Yu Ri terkejut melihat ekspresi Gang Hwa. Dan saat dia menatap ke mantel bajunya, salju tidak menembus tubuhnya. Salju jatuh ke jaketnya. Dan orang-orang tidak menembusnya.

Yu Ri kembali hidup!






Post a Comment

Previous Post Next Post