Sinopsis K-Drama : Hi Bye, Mama Episode 04-1
Images by : TvN
Ada
berita mengenai kebakaran di sebuah gedung yang menewaskan banyak orang. Tapi,
seperti masyarakat pada umumnya, kita, para penonton, cenderung menganggap
angin lalu berita itu jika tidak ada hubungannya sama sekali dengan kita. Itu
juga yang di lakukan pasangan Cha Yu Ri dan Cho Gang Hwa. Mereka membuka TV
yang kebetulan menyiarkan berita tersebut, tapi mereka tidak peduli, dan hanya
fokus pada kehidupan mereka.
Hari itu, Yu Ri hendak pergi untuk membeli pajangan untuk klien. Tapi, Cho Gang Hwa tidak mengizinkan karena Yu Ri sedang hamil besar. Yu Ri menyakinkannya kalau dia akan baik-baik saja. Dia harus bersikap profesional sebagai seorang pekerja. Walau berat hati, Gang Hwa akhirnya mengizinkan sambil menasehati Yu Ri untuk berhati-hati.
Tidak ada
yang terlahir mengetahui, kapan hari terakhir mereka hidup. Selama kita hidup,
mungkin kita bertemu banyak kematian. Tapi jika itu tidak terjadi pada kita,
jangan menganggap itu sebagai sebuah drama yang sedih.
Yu Ri pergi sambil menelpon ibunya. Mereka berbincang santai. Usai menelpon, Yu Ri menunggu di pinggir jalan hingga lampu pejalan kaki menjadi hijau. Saat itu, seorang pria berjaket hijau, langsung lari menyeberang walau lampu pejalan kaki masih merah. Dia berlari kencang untuk menyeberang karena kebetulan tidak ada mobil. Tapi, akibat perilaku pria itu, sebuah mobil yang melintas menjadi terkejut dan membanting setir untuk menghindari menabrak pria itu.
Sialnya, bantingan setir pengemudi, mengarah ke arah Yu Ri yang berdiri di pinggir jalan. Dalam kondisi hamil besar dan tidak ada waktu untuk menghindar, akhirnya Yu Ri di tabrak oleh mobil tersebut. Dalam keadaan kritis, Yu Ri hanya memikirkan bayi di dalam kandungannya.
--
Yu Ri di bawa ke IGD. Kondisi Yu Ri dalam keadaan setengah sadar. Saat di dalam ruang operasi, Yu Ri sempat membuka matanya sendikit dan samar-samar melihat bayi di dalam kandungannya berhasil di keluarkan. Air mata Yu Ri menetes dan bersamaan dengan itu, Yu Ri meninggal dunia.
Kenyataan
bahwa pemeran utama dari drama yang menyedihkan ini, bisa saja Ibuku, atau
mungkin Ayahku, atau mungkin aku. Di dunia yang tidak dapat kita prediksi ini,
tidak ada hal yang mustahil bagiku.
Tidak ada yang tak akan terjadi padaku
Min Jeong sangat terkejut saat melihat sosok Yu Ri berdiri di hadapannya. Gang Hwa tiba saat itu. Suasana menjadi cukup tegang. Untunglah saat itu, guru TK yang tadi menyuruh Yu Ri menunggu untuk di wawancara, melihat Yu Ri dan memanggilnya dengan nama : Do Yeon. Dia meminta Yu Ri untuk mengisi lengkap biodata untuk menjadi asisten dapur.
Yu Ri berusaha bersikap tenang.
Dia beralasan kalau tadi dia ke toilet. Dan hendak mengembalikan boneka mainan
Seo Woo yang di temukannya pada Min Jeong.
--
Gang Hwa, Min Jeong dan Seo Woo pulang bersama. Tampak jelas dari wajah Gang Hwa kalau dia merasa takut mengenai kejadian tadi. Untungnya, Min Jeong tidak membahas mengenai wanita mirip Yu Ri tadi dan hanya menanyakan kesalahan apa yang Gang Hwa lakukan hingga di skors? Gang Hwa menjawab kalau dia hanya menjalani rawat jalan. Itu saja.
Setelah diam sesaat, Min Jeong
membahas kalau wanita tadi mirip seperti Yu Ri. Dia hanya pernah melihat foto
Yu Ri di foto, dan melihat wanita tadi, membuatnya sangat terkejut. Gang Hwa
pasti lebih terkejut bukan? Gang Hwa mengiyakan dengan gugup.
Gang Hwa tampaknya ingin
mengatakan sesuatu, tapi dia mengurungkannya.
--
Kepsek TK mewawancarai Yu Ri
(Yu Ri menggunakan nama Do Yeon). Dia membahas mengenai Yu Ri yang adalah
lulusan seni kaca dan masih muda juga, apa yakin bisa menangani tugas asisten
dapur? Selama di tanya, Yu Ri hanya diam karena memikirkan kejadian tadi.
“Kau bisa mulai bekerja besok,”
ujar Kepsek. “Kau terlihat sangat butuh pekerjaan. Aku takut kau melompat dari
jembatan jika tak di terima.”
Walau masih bingung dengan
situasinya, Yu Ri tetap bahagia bisa di terima bekerja di TK. Karena dengan
begitu, dia bisa lebih sering bertemu Seo Woo.
--
Yu Ri kembali ke hotel dengan
langkah ringan. Dia sudah bertekad akan mengusir arwah anak-anak yang ada di
dekat Seo Woo. Pokoknya, semua tampak lancar.
Dulu,
saat Yu Ri hamil besar, Yu Ri dan Gang Hwa menonton sebuah drama. Karakter pria
di drama itu menikah lagi tidak lama setelah istrinya meninggal. Melihat adegan
itu, Gang Hwa menjadi sangat marah karena pria itu menikah secepat itu.
“Kenapa?
Kau tidak akan menikah lagi jika aku meninggal?” tanya Yu Ri, menggoda.
“Jangan
meremehkanku. Tentu tidak!” tegas Gang Hwa.
Tidak
hanya itu, Gang Hwa bahkan berkata akan terus mengikuti Yu Ri kemanapun. Yu Ri
melarangnya karena harus ada yang merawat anak mereka. Gang Hwa seolah tersadar
dan membenarkan hal itu. Dia dengan sangat percaya diri bahkan berkata bisa
membesarkan anak mereka sendiri.
“Menurutmu
aku akan terkesan? Jangan bicara sembarangan. Kita tidak tahu apa yang akan
terjadi. Pasti awalnya dia sepertimu. Kau baru tahu setelah mengalaminya,”
nasehati Yu Ri.
“Tidak
sama. Aku tidak akan menikah lagi. Menikah lagi? Kenapa aku menikah lagi? Aku
tidak mudah berpaling.”
End
Dan kini, Gang Hwa telah menikah lagi. Dia yang telah berusaha menutupi hal itu dari Yu Ri, merasa malu dan juga penasaran bagaimana Yu Ri bisa tahu dia menikah lagi? Yu Ri menjawab kalau dia hanya kebetulan tahu.
“Apa karena itu kau tak
menanyakan kabarku? Kenapa kau tak tanya alasanku menikah lagi?” tanya Gang Hwa.
“Apa alasanmu?”
“Apa? Itu... Aku... Karena...
tiba-tiba saja,” Gang Hwa gelagapan, tidak bisa menjawab pertanyaan itu.
“"Kau sudah meninggal, dan aku harus tetap hidup." Karena
itu?” tanya Yu Ri, memotong ucapan Gang Hwa. “Itu bukan terjadi secara tiba-tiba.
Dia juniormu saat kuliah, 'kan?”
“Benar,” akui Gang Hwa.
“Maafkan aku,” ujarnya merasa bersalah.
“Maaf? Untuk apa? Kau tidak
bersalah,” balas Yu Ri dengan tenang.
Yu Ri menghela nafas dan
berkata kalau dia kembali bukan untuk menghancurkan hidup Gang Hwa. Mendengar
itu, Gang Hwa menjadi antusias, apakah Yu Ri sudah ingat semuanya? Apa Yu Ri
ingat bagaimana bisa hidup kembali? Yu Ri yang gantian gugup dan berkata bukan
begitu. Tapi, sepertinya ada sesuatu yang harus di lakukannya.
Karna Gang Hwa masih terus
bertanya, Yu Ri langsung mengalihkan dengan bertanya apa yang Gang Hwa bawa?
Gang Hwa membawa ponsel baru merk Samsung Galaxy Note 10.
--
Yeon Ji masuk kek kamar ibunya dan memberikan suplemen kesehatan lutut yang di letakkan di depan pagar rumah mereka. Ibu curiga kalau itu pemberian Gang Hwa, tapi Yeon Ji dengan tegas membantah hal itu. Gang Hwa datang hanya untuk meracau tidak jelas dan kemudian pergi.
Yeon Ji mengiyakan sambil
keluar kamar.
Setelah Yeon Ji keluar kamar, Ibu langsung membuka IG dan melihat IG Min Jeong yang berisi foto-foto Seo Woo. Ibu tersenyum bahagia melihat foto cucunya.
Yeon Ji sadar akan hal tersebut. Tidak hanya ibu yang demikian, tapi juga ayah. Ayah membawa Yeon Ji untuk bicara diam-diam, memberitahu kalau ibu tiri Seo Woo tidak mengunggah foto Seo Woo belakangan ini. Apa terjadi sesuatu? Apa Yeon Ji bisa menggunakan akun palsu dan mengirim DM pada Min Jeong memintanya untuk mengunggah foto Seo Woo?
Yeon Ji tidak mau melakukannya.
Mungkin saja Min Jeong sibuk. Dan juga, jangan terlalu sering melihat IG Min
Jeong, karena bisa ketahuan sama ibu. Ayah merasa sangat sedih. Dia sangat
ingin memberitahu Seo Woo kalau dia adalah kakeknya. Dia tidak bisa memberikan
hadiah dan bahkan saat berpas-pasan juga harus pura-pura tidak mengenalnya.
Hatinya terasa sangat sesak karna hal itu.
Yeon Ji merasa kasihan. Dia kemudian terpikir sesuatu. Coba lihat IG Geun Sang, karena anaknya Geun Sang kan satu TK dengan Seo Woo, jadi pasti ada foto bersama. Ayah langsung bersemangat. Tapi, saat mereka memeriksa IG Geun Sang, isinya hanya foto-foto Geun Sang tanpa kepala. Ayah jadi emosi.
--
Geun Sang masih memikirkan ucapan Gang Hwa mengenai Yu Ri yang hidup kembali. Dia merasa terganggu akan hal tersebut. Hyeon Jeong sibuk melihat plastik dari toko makanan belut goreng yang di letakkan di depan kedai tadi. Hampir tidak ada yang tahu kalau dia suka belut dari toko itu. Geun Sang membenarkan karena Hyeon Jeong berhenti ke toko itu sejak Yu Ri wafat, 4 tahun yang lalu.
Di dalam kedai juga masih ada
tamu. Tamu itu adalah pelanggan tetap, tapi selalu berkomentar ini itu.
Sekarang saja dia mengomentari Ha Jun yang ada di kedai padahal masih anak-anak
dan hal itu tidak baik untuk tumbuh kembang seorang anak.
“Bu, nasihat yang tidak ingin
didengar oleh pendengar itu omong kosong. Entah dalam bar atau bawah jembatan, yang
terpenting adalah dia bersama orang tuanya,” jelas Hyeon Jeong.
“Aku hanya mencemaskannya. Apa
yang bisa dia pelajari di tempat ini?”
“Belajar apa pun, di mana pun, jika
sikapku bermoral, anakku juga. "Ini
dilarang. Itu dilarang." Kenapa merawat anak saja banyak larangan? Ini
bukan militer. Silakan urus anak masing-masing.”
--
Saat kedai sudah tutup, Geun
Sang langsung bertanya dengan ragu, apakah perkataan Hyeon Jeong tadi di
tujukan padanya? Dia masih merasa bersalah karena saat Yu Ri meninggal, ibunya…
Saat
tahu Yu Ri meninggal, Hyeon Jeong sangat terpukul. Dia ingin pergi ke pemakaman
Yu Ri, tapi ibu mertuanya melarang dengan sangat tegas. Hyeon Jeong terus
memohon, tapi ibu mertua terus melarang. Alasannya karena Hyeon Jeong baru saja
melahirkan (sekitar 20 hari), jadi tidak boleh ke pemakaman. Dia takut kalau
Hyeon Jeong akan tertimpa sial. Kirim saja uang duka!
Geun Sang membujuk ibunya untuk membiarkan Hyeon Jeong pergi karena Yu Ri sudah seperti saudara untuk Hyeon Jeong. Ibu tidak peduli dan menyuruh Geun Sang untuk tidak ikut campur. Keluarga Yu Ri juga pasti akan mengerti. Semua juga tahu kalau orang yang baru melahirkan atau akan menikah, tidak boleh ke pemakaman karena bisa tertimpa sial!
Geun Sang tetap mendukung Hyeon Jeong untuk pergi. Dia sampai berdebat dengan ibunya. Kalau dia yang meninggal, apa Hyeon Jeong tetap tidak boleh ke pemakamannya?! Ibu langsung memarahinya karena hal itu berbeda! Geun Sang tidak peduli, dia menahan ibunya dan menyuruh Hyeon Jeong untuk pergi.
End
Hyeon Jeong tidak
mempermasalahkan hal itu, jadi kenapa Geun Sang mengungkitnya? Geun Sang hanya
merasa bersalah karena ibunya sering sekali melarang banyak hal untuk Hyeon
Jeong. Dia selalu begitu.
Hyeon Jeong tertawa. Dia paham
peraaan ibu Geun Sang. Semakin mereka tua, mereka semakin berhati-hati atas
banyak hal yang mungkin akan terjadi. Dan hal itu membuktikan kalau ibu
mertua-nya peduli padanya. Dia yakin ibunya pun akan demikian padanya.
Geun Sang jelas terharu
mendengarnya.
--
Yu Ri di dalam kamar hotelnya,
mencoba ponsel barunya yang di berikan oleh Geun Sang. Dia sangat kagum karena
ponsel zaman sekarang memiliki ‘face detector’ dan juga sangat canggih. Yu Ri
yang iseng memutuskan untuk login ke akun facebook-nya.
Begitu masuk ke sana, di beranda fb-nya, dia melihat ada banyak pesan dari
Hyeon Jeong, setiap harinya.
Yu Ri jelas merasa terharu. Walau dia sudah meninggal, Hyeon Jeong terus mengingatnya. Karena keasyikan scroll, Yu Ri jadi tidak sengaja malah menekan tombol ‘like.’ Dia sontak menjerit heboh.
--
Hyeon Jeong ternyata sedang online dan betapa terkejutnya dia saat mendapat notifikasi kalau akun fb “Cha Yu Ri menyukai postingan Anda.” Saking kagetnya, Hyeon Jeong sampai melempar ponselnya ke atas meja.
--
Yu Ri panik dan langsung
menekan tombol ‘unlike’ sambil memarahi dirinya yang bodoh. Dia berusaha tenang
dan berharap semoga tidak ada notifikasi. Arh.
--
Gang Hwa ada di kamar mandi.
Dia bicara di depan cermin, berlatih memberitahu kalau Yu Ri, ibu Seo Woo,
kembali hidup. Tapi, dia tetap tidak bisa dan merasa akan gila. Dia tidak ingin
kalau Min Jeong juga ikut gila karenanya.
Tapi, Gang Hwa penasaran darimana
Yu Ri tahu kalau Min Jeong adalah juniornya saat kuliah dulu? Lebih daripada
itu, dia lebih menyesal karena dia ingin memberitahu itu sendiri pada Yu Ri.
--
Di rumah duka,
Arwah Geum Jae melihat ada
sebuah kertas post-it yang di tempelkan di depan abu-nya. Isi pesannya adalah :
“Oppa, aku mencintaimu sampai maut
memisahkan.” Geum Jae sangat senang membaca pesan itu dan bertanya-tanya,
siapa yang menempelkannya. Dia sangat senang karna masih tidak di lupakan.
Wusssh. Rasa senang itu
menghilang dalam sekejap. Kenapa?
Karena sekelompok gadis datang.
Salah seorang gadis mengambil post-it yang di tempel di depan abu Geum Jae dan
memindahkannya ke depan abu Gang Bin. Ternyata, dia salah letak. Mereka semua
adalah penggemar Gang Bin.
Salah seorang arwah menjelaskan
pada Geum Jae yang cemburu kalau Gang Bin itu di anggap seperti Idol Korea.
Jika saja Gang Bin tidak sibuk mengurusi para fans-nya dan fokus bermain
bisbol, pasti Gang Bin sudah bermain di Liga AS. Gang Bin yang ada di sana,
mendengarkan dan bangga pada dirinya sendiri.
Geum Jae tidak suka mendengarnya. Dia malah meninju bahu Gang Bin dan memperingatinya untuk jangan sampai mengganggu tempatnya. Usai memberi peringatan, Geum Jae langsung pergi. Gang Bin jelas sangat marah. Dan diam-diam, arwah Nn. Park Hye Jin memperhatikan semua itu.
--
Yu Ri pergi ke tempat Midongdaek. Tapi, terlalu banyak arwah yang juga ke sana untuk konseling dengan Midongdae. Mau tidak mau, Yu Ri harus menunggu sampai semua arwah itu pergi.
Arwah Nenek Jung Gwi Soon datang curhat mengenai suaminya yang datang mengganggu kehidupan anaknya hingga kanker anaknya kembali kambuh. Dia kesal karena nyawa suaminya begitu panjang. Dia berharap suaminya akan segera meninggal hingga anaknya bisa hidup tenang. Mendengar curhatan nenek, Midongdaek nanya balik, jadi Nenek tidak mau reinkarnasi karena kanker anaknya kambuh atau karena suaminya belum mati? Tolong jangan berbelat belit. Nenek menjawab kalau dia hanya ingin melihat anaknya sehat. Dan karena itu, Midongdaek membiarkannya kali ini untuk lewat (tidak ke ‘atas’ dulu).
--
Arwah Park Hye Jin menasehati arwah Gang Bin untuk tidak menantang Geum Jae. Kenapa? Karena Geum Jae adalah mantan preman dan juga mantan rentenir. Geum Jae terkenal suka menghajar pengutang.
Geum
Jae ke gedung konstruksi untuk menagih hutang salah seorang pekerja di sana.
Setelah mendapatkan uangnya, Geum Jae pergi dengan langkah ringan.
End
Park Hye Jin memberitahu hal
itu pada Gang Bin kalau Geum Jae meninggal karena tertimpa pipa baja saat
keluar dari tempat konstruksi. Berkat itu, para pengutang bebas dari utang.
Tapi, Geum Jae tidak bisa menerima hal itu.
Setelah bercerita, Hye Jin
bertanya, apa benar Gang Bin seorang gay?
--
Geum Jae menemui Midongdaek.
Dia curhat kalau keinginannya hanya ingin memberi tahu ibunya dimana letak buku
kas miliknya. Dan setelah itu, dia akan renkarnasi. Midongdaek tidak bisa
melakukannya karena itu sama saja mencampuri urusan manusia dan dia bisa di
hukum Langit! Lagipula, harusnya waktu masih hidup, Geum Jae beritahu
keluarganya dimana menyimpan buku kas. Ini balasan untuk Geum Jae.
Geum Jae tidak bisa terima.
Orang yang berhutang padanya bisa hidup berkecukupan tanpa melunasinya.
Midongdaek berkata kalau memang begitulah kehidupan mereka seharusnya. Jadi,
ikhlas saja. Geum Jae sangat keras kepala tidak mau pergi hingga
merengek-rengek. Jadinya, Midongdaek membiarkannya lewat juga.
--
Arwah lain adalah kakek dari
era Joseon. Dia tidak mau pergi karena tidak bisa meninggalkan anaknya. Karena
itu, Midongdaek menyuruhnya membawa anaknya.
Bhahahahaha.
Jadi, kakek era Joseon nggak
mau pergi kalau arwah anaknya nggak ikut. Arwah anaknya nggak mau pergi, kalau
anaknya (cucu dari kakek) tidak ikut. Cucu kakek tidak mau pergi kalau arwah
anaknya tidak ikut (cicit). Cicitnya pun demikian. Dan mereka sudah sampai 6
generasi.
Generasi ke-6 itu adalah suami
dari arwah Sung Mi Ja. Ny. Sung dan suaminya tidak mau pergi reinkarnasi karena
anaknya masih hidup. Jadi, dia mau menunggu hingga anaknya mati dan pergi
bersama.
Midongdaek langsung stress! Emosi!
Kalau bisa, dia mau memutus garis keturunan mereka karena dengan begitu semua
akan lebih mudah. Saking emosinya, Midongdaek mengusir mereka semua dari
rumahnya. Dia bahkan memperingati mereka untuk tidak memohon-mohon kelak
padanya untuk reinkarnasi karena dia tidak akan memberikannya!
Akhirnya, setelah melihat semua arwah itu pergi, Yu Ri akhirnya bisa menemuinya. Midongdaek sangat kaget melihatnya dan bertanya tujuannya datang.
“Tolong buatkan jimat. Jimat
yang kuat,” pinta Yu Ri.
--
Jimat sekarang di buat dengan
mesin printer. Kemudian, kertas-nya di potong rapi dan di masukkan ke dalam
plastik agar tidak rusak. Yu Ri sampai tidak tahu harus bereaksi seperti apa.
Yu Ri akhirnya bertanya, bukankah jimat harusnya di lukis? Midongdaek menjawab kalau sekarang ini bukan zaman purba. Sekarang sudah ada mesin cetak warna dan semua dukun terkenal di Gangnam menggunakan desain jimat buatannya! Walau ragu, Yu Ri tetap menerimanya.
“Kau ingin menggunakan jimat
itu untuk mengusir arwah di dekat anakmu?”
“Ya, aku tak mau Seo-woo bisa
melihat arwah karena aku. Kasihan bagi dia.”
“Akhirnya kau sadar juga. Jalan
hidup ini memang sulit. Sangat kesepian. Lalu bagaimana denganmu? Kapan kau
menemukan tempatmu? Kau bisa terus menemui anakmu di TK. Dan suamimu... Lalu
suamimu? Suamimu... Astaga. Buat mereka bercerai saja! Siapa tahu? Mungkin
mereka sedang proses cerai? Waktumu tak banyak. Tersisa 46 hari lagi.”
“Lupakan saja. Usai mengusir
semua arwah di dekat Seo-woo, aku akan pergi.”
“Karena aku mau!”
“Jangan pergi!” larang
Midongdaek.
--
Min Jeong membawa Seo Woo ke Pusat Psikoterapi Anak. Usai dari sana, Min Jeong meminta Seo Woo untuk merahasiakan dari siapapun kalau mereka kemari hari ini. Seo Woo mengangguk sambil menikmati permen jelli. Dia menawarkan permen jelli pada Min Jeong, tapi Min Jeong menolak karena dia tidak suka permen jelli.
Kebetulan sekali, Hyeon Jeong
lewat dan menyapanya dengan riang. Dia bahkan menikmati permen jelli yang Seo
Woo berikan padanya. Dan dia melihat kalau mereka ada di Pusat Psikoterapi
Anak. Min Jeong sendiri tampak tidak nyaman pada Hyeon Jeong dan langsung
membawa Seo Woo pergi. Hyeon Jeong tampaknya ingin memberitahu Gang Hwa atau
Geun Sang mengenai Seo Woo yang di bawa ke Pusat Psikoterapi Anak, tapi dia
mengurungkan niatnya.
--
Gang Hwa di rumah sakit sedang menerima perawatan dari Geun Sang untuk fobia-nya. Tapi, Gang Hwa tidak serius menerimanya dan terus marah dan mengusir Geun Sang keluar. Geun Sang kesal juga dan mengingatkan kalau ini adalah ruangannya.
Gang Hwa ingin pendapat Geun
Sang, bagaimana jika Hyeon Jeong mati dan hidup kembali, tapi Geun Sang sudah
menikah lagi. Apa yang akan Geun Sang lakukan? Geun Sang bingung mendapatkan
pertanyaan itu. Membayangkan hal itu saja membuatnya kesal.
--
“Aku mungkin kecewa, tapi
maklum kalau suamiku menikah lagi. Aku sudah mati. Tak peduli menikah lagi atau
tidak, aku hanya rindu anakku.”
“Apa? Anak lebih penting dari
suami?” tanya Gang Hwa terkejut mendengar itu.
“Tentu saja! Jika berpisah, suami
tidak ada hubungan lagi. Anak ada hubungan darah. Kau tahu penyakit yang
diderita ibu-ibu muda masa kini? Fobia kematian.”
“Fobia kematian?”
“Ketakutan untuk meninggalkan orang-orang
yang disayangi. Anehnya, ibu-ibu yang terkena penyakit ini tidak takut dengan
kematiannya sendiri, tapi lebih mencemaskan, "Bagaimana anakku bisa hidup tanpaku?"Mati meninggalkan
anak saja sudah sebuah ketakutan. Aku tidak bisa membayangkannya.”
Mendengar itu, entah kenapa,
ekspresi Gang Hwa lebih ke kecewa (hmmm. Atau aku yang salah menilai).
--
Sementara itu, di dapur, Yu Ri sibuk mengupas bawang dan sayuran lain. Dia kesal karena kerjaan tidak habis-habis dan dia tidak bisa melihat Seo Woo.
Akhirnya, setelah semua sayuran terkupas dan mereka punya waktu istirahat sedikit, Yu Ri langsung lari untuk mencari hantu anak-anak itu. Tapi, pas lagi mencari, Yu Ri malah melihat ada mading yang berisi foto para murid TK bersama orang tuanya. Ada foto Seo Woo bersama Gang Hwa dan Min Jeong. Melihat foto itu, Yu Ri jadi sedih.
Gang
Hwa terkejut saat Yu Ri bilang akan menjadi asisten dapur. Kenapa Yu Ri
melakukannya? Apa karena ingin melihat Seo Woo?
“Jangan
khawatir, aku tidak akan bilang apa pun, bahkan kepada Seo-woo,” janji Yu Ri.
“Aku
akan mempertemukanmu dengan Seo-woo. Kau tak perlu bekerja di sana.”
End
Yu Ri menemukan anak itu dan
langsung mengejarnya. Anak itu lari ke dapur dan bersembunyi di dalam kulkas.
Untungnya, kepala dapur sedang tidur sambil memakai earphone. Yu Ri merasa
bersalah pada arwah anak kecil itu, tapi ini harus di lakukannya demi Seo Woo.
Yu Ri menunjukkan jimat pemberian Midongdaek pada anak itu, tapi tidak ada efek aappun. Yu Ri sudah kesal dan menyebut Midongdaek penipu. Kebetulan sekali, ada kacang merah di sana. Jadi, Yu Ri melemparkan kacang itu pada arwah anak itu, tapi tidak ada reaksi sama sekali. Arwah anak itu tidak merasa kesakitan dan malah tertawa. Yu Ri jadi sadar kalau semua tidak berfungsi karena anak itu masih kecil. Jadi, bagaimana caranya mengusirnya?
Pas pula, kepala dapur
terbangun. Dia melihat Yu Ri yang melempar kacang merah. Yu Ri langsung panik
dan meminta maaf.
--
Seorang ibu berpakaian hitam
datang berkunjung ke abu anaknya, Kim Hyeok Jin. Anak nya adalah arwah anak
kecil itu.
Midongdaek ada di kuil untuk berdoa. Dia melihat kalau ibu Yu Ri juga ada di sana untuk berdoa. Midongdaek bisa mengerti perasaan ibu Yu Ri itu. Istri yang ditinggal suami itu janda. Suami yang ditinggal istri itu duda. Anak yang ditinggal orang tua itu yatim piatu. Tapi kenapa tak ada sebutan untuk orang tua yang ditinggal anak? Karena tidak dapat dibayangkan. Tidak ada kata yang bisa mendeskripsikan penderitaan itu.
--
Ibu Yu Ri juga mengikuti sebuah
komunitas, dimana ibu Hyeok Jin juga bergabung. Itu adalah komunitas untuk
mereka yang kehilangan anak. Mereka hanya diam dan berpikir dalam kekosongan
hati mereka.
“Ini sungguh berat, 'kan? Kau
pasti berpikir, "Semua orang yang
ada di sini adalah orang yang kehilangan anak. Kenapa aku berada di antara
orang-orang ini?" Aku juga pernah berpikir begitu. Karena aku, semua
orang di keluargaku tidak bisa tertawa lepas. Kalau aku bersama orang asing, mereka
semua tertawa, tapi... aku merasa tidak berhak untuk tertawa. Oleh karena itu,
aku mencari orang yang senasib denganku. Itu malah membuatku berpikir, "Untuk apa aku berada di antara
orang-orang ini?" Aku tak memahaminya. Dengan datang ke sini, tidak
membuatmu merasa lebih baik. Meskipun begitu, saling menopang dan berusaha
mencari jawaban, hanya cara itulah untuk bisa terus bertahan hidup. Jika kau
melihat dari sini, dalam satu hari banyak sekali orang yang meninggal. Aku
berpikir, "Bukan aku, 'kan? Itu juga
bukan anakku, 'kan?" Aku tak mengerti kenapa terus hidup seperti itu,”
cerita ibu Yu Ri.
Mendengar itu, ibu Hyeok Jin
menangis terisak-isak.
Tags:
Hi Bye Mama
Let me tell you something...
ReplyDeleteWhat I'm going to tell you may sound a little weird, and maybe even a little "out there..."
WHAT if you could simply press "PLAY" and LISTEN to a short, "magical tone"...
And suddenly attract MORE MONEY to your LIFE???
And I'm talking about BIG MONEY, even MILLIONS of DOLLARS!!
Sounds way too EASY??? Think something like this is not for real??
Well then, I'll be the one to tell you the news.
Sometimes the largest miracles life has to offer are the easiest to RECEIVE!!
In fact, I will provide you with PROOF by allowing you to PLAY a real-life "magical money-magnet tone" I developed...
YOU simply click "PLAY" and you will start having more money come into your life. starting almost INSTANTLY.
CLICK here NOW to PLAY this magical "Miracle Wealth Building TONE" - it's my gift to you!!