Sinopsis K-Drama : Itaewon Class Episode 15-2


Sinopsis K-Drama : Itaewon Class Episode 15-2
Images by : JTBC
SELURUH KARAKTER, TEMPAT, ORGANISASI, DAN KEJADIAN DALAM DRAMA INI ADALAH FIKSI
Sae Ro Yi akhirnya sadar dari tidur panjangnya. Soo Ah yang menjaganya, tampak sangat lega melihat Sae Ro Yi yang sudah sadar dan menanyakan keadaannya. Tapi, suara Soo Ah seolah tidak terdengar oleh Sae Ro Yi. Sae Ro Yi hanya diam dan menangis.

Sae Ro Yi menangis tersedu-sedu. Benar-benar menangis hingga terisak-isak. Soo Ah diam, tidak tahu harus seperti apa. Dia seperti merasakan kesedihan Sae Ro Yi dan ikut menangis.
Seung Kwon yang masuk ke dalam kamar rawat Sae Ro Yi, terkejut melihat Sae Ro Yi yang menangis begitu sedih.
Hyung-nim (Sae Ro Yi) menangis tersedu-sedu selama beberapa waktu. Air mata pertama yang kulihat darinya. Dan aku sama sekali tak tahu arti dari air mata itu. Aku tak tahu artinya. Tapi entah kenapa, aku lega melihatnya.
--

Malam hari,
Presdir Jang berada di ruangannya yang gelap. Dan saat itu, dia mendapat telepon dari nomor yang tidak di kenal. Yang menelpon adalah Geun Won. Geun Won bahkan memberitahu kalau Jo Yi Seo dan Geun Soo ada bersamanya. Presdir Jang tampak sangat marah dengan tindakan Geun Won.
Geun Won tidak ada takut sama sekali, sebaliknya, dia menyuruh Presdir Jang untuk tidak usah khawatir. Dia tahu kalau Jangga lebih berharga dari hidup Presdir Jang sendiri. Dia juga tahu kalau Geun Soo yang akan menjadi penerus, karena itu, dia tidak akan menyakiti Geun Soo.
“Apa kau waras?” tanya Presdir Jang, menahan amarahnya.
“Tentu tidak. Apa mungkin aku waras?”
“Di mana kau sekarang? Ayah harus tahu agar bisa membereskan ini.”
“Apa Ayah tahu ini? Aku... hanya ingin menjadi putra yang Ayah banggakan. Sejak kapan timbul masalah? Hari pertama aku bertemu Park Saeroyi? Atau saat aku melakukan tabrak lari? Hari itu... Ayah ingat hari aku mematahkan leher ayam itu? (episode 02) Aku berhasil menghadapi semua berkat hari itu. "Park Saeroyi adalah ayam. Tak perlu merasa bersalah ketika makan ayam atau babi." Dengan begitu, aku bertahan. Namun... aku sebenarnya terus merasa takut. Namun... Namun, aku kini tak merasa begitu. Aku benar-benar memahami perkataan Ayah. Ini semua berkat Ayah. Aku sudah muak dengan semuanya. Hanya karena binatang itu, Ayah membuang putramu sendiri. Park Saeroyi. Akan kuakhiri semuanya. Aku, juga anak berengsek itu,” ujar Geun Won dengan menangis.
“Geun-won. Kau...”
“Aku sekarang berada di gudang kosong di daerah Pajin. Sudah kukatakan, 'kan? Ini semua berkat Ayah. Jadi... hanya Ayah yang bisa menghentikan aku. Ini semua ada di tangan Ayah. Bila Ayah ingin hentikan aku, Ayah bisa saja... buang aku kembali seperti waktu itu. Aku tutup teleponnya,” ujarnya dan mematikan telepon.
Presdir Jang tampak sangat stress dengan semua kejadian ini. Untuk berdiri saja, sulit bagi Presdir Jang.
Geun Won berujar pada dirinya sendiri kalau waktu Presdir Jang sudah tidak lama lagi dan tentu dia harus memberikan sesuatu pada ayahnya. Geun Won mengirim pesan pada seseorang.
--
Geun Won pergi ke gudang dimana dia menyekap Yi Seo dan Geun Soo. Tapi, ketika dia mengintip melalui celah pintu, yang ada di dalam ruangan hanyalah Yi Seo sementara Geun Soo menghilang. Geun Won panik dan langsung masuk begitu saja.
Geun Soo ternyata bersembunyi di balik pintu dengan memegang kayu. Dan begitu Geun Won masuk, dia segera memukuli-nya dari belakang hingga Geun Won terjatuh. Geun Soo mengajak Yi Seo untuk segera pergi. Tapi, bukannya pergi, Yi Seo malah meraih kayu yang ada di lantai.
Yi Seo memegang kayu itu dan ingin membunuh Geun Won. Dia bisa membuat alasan kalau ini hanya pembelaan diri. Bila Jang Geun Won masih hidup, Sae Ro Yi akan…
“Apa jadinya bila kau membunuh orang untuk bantu dia?” halangi Geun Soo. “Apa menurutmu Saeroyi akan senang? Aku mohon. Ayo pergi sekarang!”
Untungnya, Yi Seo masih mau mendengarkan Geun Soo. Dia akhirnya melempar kayu yang di pegangnya dan kabur bersama dengan Geun Soo. Geun Won masih merasakan sakit di belakang kepalanya akibat di pukuli Geun Soo. Dia berusaha berdiri dan mengejar mereka berdua.
--

Begitu sadar, Sae Ro Yi langsung ingin keluar dari rumah sakit. Soo Ah berusaha menghalangi dan membujuknya untuk tetap tenang. Sayangnya, Sae Ro Yi tidak mau mendengarkan Soo Ah. Dia juga tidak mau melapor polisi karena itu bisa membuat Yi Seo dalam bahaya. Yang Geun Won inginkan adalah dirinya.
“Apa bedanya bila kau pergi ke sana? Kau pergi ke sana untuk mati! Aku mohon. Aku mohon padamu. Bila terjadi sesuatu padamu, aku...”
“Kau pernah tanya padaku, 'kan?” ujar Sae Ro Yi, memotong ucapan Soo Ah. “Aku suka Yi-seo atau tidak. Aku menyukainya,” beritahu Sae Ro Yi.
Soo Ah melepaskan genggaman tangannya pada Sae Ro Yi, “Dasar bodoh. Semua orang sudah tahu itu... selain dirimu. Tetap saja tidak boleh. Kau tak boleh pergi,” hentikan Soo Ah dan memegang tangan Sae Ro Yi, lagi.
“Apa aku pergi untuk mati? Tidak. Aku pergi agar aku hidup. Aku takut. Bila sesuatu yang buruk terjadi pada Yi-seo, aku bisa benar-benar hancur.”
Sae Ro Yi melepaskan genggaman Soo Ah dari lengannya. Soo Ah menangis dan memohon agar Sae Ro Yi tidak pergi. Sayangnya, keputusan Sae Ro Yi sudah bulat. Dia pergi dan Seung Kwon mengikutinya. Soo Ah hanya bisa menangis tersedu-sedu.
--
Geun Soo dan Yi Seo berlari keluar dari gudang. Kondisi tubuh Yi Seo begitu lemah hingga dia terjatuh dan Geun Soo harus membantunya untuk berlari. Mereka menemukan mobil Geun Soo dan berusaha untuk masuk tapi mobil itu terkunci sementara Geun Won terus mengejar mereka.
Saat itu, sebuah mobil berhenti di depan mereka.
--
Sae Ro Yi pergi bersama Seung Kwon. Seung Kwon tampak khawatir dan menyarankan agar dia saja yang pergi sendiri. Sae Ro Yi sudah bulat dengan keputusannya. Dia mengajak Seung
Kwon untuk ikut dengannya.
Dan ternyata, Sae Ro Yi tadi menerima pesan dari Geun Won yang isinya : Ayahku tahu keberadaanku sekarang. – Jang Geun Won.
Dan karna itu, Sae Ro Yi meminta Seung Kwon menyupirinya ke kediaman Presdir Jang.
--


Mobil yang datang ke gudang kosong itu adalah mobil Bos Kim bersama anak buahnya. Geun Won lega melihat kedatangannya. Geun Soo dan Yi Seo tersudut. Geun Won memerintahkan bos Kim dan anak buahnya untuk membunuh Jo Yi Seo terlebih dahulu.
--


Sae Ro Yi dan Seung Kwon sudah tiba di kediaman Presdir Jang. Presdir Jang sudah tampak seperti menunggunya. Dia menatap tajam Sae Ro Yi yang berdiri di hadapannya. Sae Ro Yi tidak membuang waktu, langsung menanyakan dimana Jang Geun Won? Presdir Jang berpura-pura bodoh. Sae Ro Yi memberitahu kalau Geun Won mengirim pesan padanya kalau presdir Jang tahu dimana keberadaannya. Jika Presdir Jang masih berpura-pura tidak tahu, dia akan melaporkan hal ini pada polisi.
“Jangga harus di lindungi,” ancam Sae Ro Yi. “Dimana Jang Geun Won?”
“Jangga yang kubuat... agar keluargaku tak kelaparan... juga bisa hidup berkecukupan. Untuk apa sebenarnya... hidupku ini? Setelah kupikirkan lagi...,” pikir Presdir Jang. “Ternyata ini semua... karena kau,” ujarnya pada Sae Ro Yi. “Sudah lebih dari sepuluh tahun. Walau waktu telah lama berlalu, si berengsek ini... belum berubah,” pikir Presdir Jang lagi.

Presdir Jang berdiri dari kursinya. Menatap Sae Ro Yi dengan wajah menyeramkan. Dia sudah memutuskannya beberapa waktu yang lalu. Tapi, itu hal yang sangat sulit terjadi. Apakah Sae Ro Yi bisa berlutut padanya?

Sae Ro Yi menatapnya. Itu adalah apa yang selalu Presdir Jang minta padanya sejak pertama kali mereka bertemu. Tampaknya, Presdir Jang begitu terobsesi melihat Sae Ro Yi berlutut untuknya.
Ada hal yang tak mungkin terjadi. Hal yang melebihi kematian.



Sae Ro Yi ingat di saat pertemuan pertama mereka, Presdir Jang menyuruhnya berlutut meminta maaf pada Geun Won karena sudah memukulinya. Saat itu, Sae Ro Yi menolak karena dia merasa tidak salah. Saat pertemuan kedua mereka, saat Sae Ro Yi di penjara, Presdir Jang juga memintanya untuk berlutut meminta maaf karena sudah memukuli Geun Won. Saat itu, Sae Ro Yi juga menolak karena yang bersalah adalah Geun Won dan Geun Won yang harus berlutut meminta maaf padanya.
Itu adalah saat aku harus berlutut di hadapan Jang Dae-hee. Namun... Pada... saat ini.

Sae Ro Yi akhirnya berlutut, di hadapan Presdir Jang.
Walau aku harus melakukan ini 1.000 atau 10.000 kali...

Presdir Jang tersenyum melihat itu. Seung Kwon tampak terkejut.
Ini adalah hal...  yang sangat mudah.





Post a Comment

Previous Post Next Post