Sinopsis K-Drama : Itaewon Class Episode 16-2
Images by : JTBC
SELURUH KARAKTER, TEMPAT, ORGANISASI, DAN
KEJADIAN DALAM DRAMA INI ADALAH FIKSI
Soo
Ah pergi ke kejaksaan dan menyerahkan semua bukti kejahatan Jangga seperti
korupsi, penggelapan dana, saham palsu dsb (yang di episode 15. Soo Ah kan
mengajukan resign dan ada ngasih hard
disk berisi kejahatan Jangga yang sudah di kumpulkannya selama 10 tahun ini. Itu
sepertinya hanyalah hard disk copy dan yang asli masih ada di tangannya. Dan
dia menyerahkannya kepada kejaksaan).
Tidak
butuh waktu lama bagi Jangga untuk mulai hancur. Kejaksaan mulai melakukan
penyelidikan terhadap Jangga.
Berita
mengenai Kejaksaan yang melakukan penggeledahan menyeluruh di Perusahaan Jangga
atas kasus penyuapan, penggelapan dan korupsi sudah mulai di siarkan. Kejaksaan
juga sudah mengeluarkan larangan untuk Presdir Jang keluar negeri. Dalam pekan
ini, Presdir Jang akan di panggil ke kejaksaan. Setelah meneliti data-data yang
di berikan oleh karyawan Jangga sendiri, kejaksaan akan fokus mencari jumlah
dan aliran dana yang di gelapkan dan di korupsi.
--
Sae Ro Yi sudah mulai pulih setelah menerima perawatan intensif. Yi Seo, Hyun Yi, Seung Kwon dan Tony sangat lega dan bahagia melihat hal tersebut.
--
Sek.
Kim menemui Presdir Jang di kediamannya. Dia memberitahu berita yang menimpa
Jangga adalah hubungan dengan preman, percobaan pembunuhan dan penculikan dan
juga pembocoran rahasia oleh Kepala Tim Oh Soo Ah, korupsi hingga penggelapan uang,
sedang di periksa oleh kejaksaan.
Geun
Soo yang ada di sana memberitahu lebih lanjut kalau surat geledah pun sudah
keluar dan mereka tidak mungkin lolos. Sepertinya, Presdir Jang harus ke
Kejaksaan.
“Para
pemilik cabang... meminta pembatalan kontrak, serta kompensasi,” jawab Sek.
Kim.
“Olimpiade
akan segera digelar. Kita hanya perlu bertahan sampai saat itu…,” ujar Presdir
Jang, masih percaya kalau Jangga akan kembali bangkit.
“Perusahaan
ini di ambang kebangkrutan,” ujar Geun Soo, memberitahu faktanya. “Dewan
direksi sedang membahas untuk menjual perusahaan.”
“Apa?
Menjual perusahaan? Jika dijual sekarang, kita akan merugi. Apa mereka tak
punya otak?”
--
Ho
Jin pergi mengunjungi Geun Won yang kembali masuk ke penjara karena semua
kejahatannya. Geun Won tidak mengenalinya namun merasa wajah Ho Jin familier.
Ho Jin memberitahu namanya, Lee Ho Jin.
“Aku
manajer keuangan IC. Sebelumnya, aku manajer keuangan Direktur Kang Min-jung. Lalu
sebelum itu, aku siswa kelas 12-1 SMA Gwangjin. Aku pembeli rotimu.”
“Kau...
Si cengeng itu?” kaget Geun Won, tapi dengan ekspresi masih seperti menghina.
“Bagaimana
kau bisa lupa? Padahal awal masalahmu dan Saeroyi adalah aku. Aku yang bertugas
untuk mengakhiri ini.”
“Jangga
akan masuk dalam tahap ambil alih.”
“Apa
maksudmu ambil alih?”
“Hati-hari
yang sama sekali tak diingat olehmu itu... "Jang
Geun-won adalah peraturannya." (ini yang Geun Won katakan, di episode
01). Dukungan Jangga yang membuatmu bisa mengatakan itu. Aku ingin lihat kau
kehilangan dukungan itu. Semua korupsi Presdir Jang telah terkuak dan dia akan
segera ditangkap.”
“Beraninya
kau...,” emosi Geun Won.
“Tak
usah cengeng,” ujar Ho Jin padanya, menghina. Itu adalah apa yang dulu sering
Geun Won katakan padanya. “Selesai sudah. Aku akan memaafkanmu.”
Ho Jin langsung pergi dari sana. Geun Won emosi dan berteriak memanggilnya, tapi Ho Jin tidak berbalik sama sekali. Ho Jin sudah tidak takut lagi padanya. Sebaliknya, Geun Won yang tidak berdaya. Saat dia menggila berteriak memanggil Ho Jin, polisi langsung menahan agar dia tidak mengacau.
--
Hye Won dan det. Oh (sebenarnya bukan detektif lagi sih dari dulu, cuma aku sudah kebiasaan) pergi ke rumah dir. Kang dan melihatnya yang akan pergi. Dir Kang akan ke Seoul karena perlu menangani sesuatu. Dia akhirnya akan kembali ke kantor pusat.
“Berarti
sekarang... kita tak bisa sering bertemu,” ujar det. Oh, merasa sedih.
“Itu
tergantung keputusanmu. Kunjungi aku setiap saat kau ke Seoul,” balas dir.
Kang, penuh arti.
“Bagaimana
aku bisa melakukannya?” malu det. Oh, merasa minder karena dia hanya seorang
pekerja biasa.
“Sampai
jumpa, Hye-won. Jaga dirimu.”
“Tunggu...
Direktur Kang!” teriak det. Oh.
“Kau
bukan karyawanku. Kenapa kau panggil aku begitu? Panggil saja namaku.”
“Baiklah.
Bu Min-jung,” ulang det. Oh. Hye Won dan dir. Kang speechless karena det. Oh
manggil pakai embel-embel ‘bu’.
“Aku...
Apa kau tak bisa pergi dengan mobilku?” tanya det. Oh.
“Diam
saja kau,” suruh det. Oh pada Hye Won. Hahahha.
Dir.
Kang diam sejenak. Dan dia mau naik mobil truk det. Oh. Dia menyuruh supir dan
sekretarisnya untuk pergi duluan karena dia akan naik mobil det. Oh. Akhirnya,
hubungan mereka berkembang cuy.
--
Soo
Ah datang ke perusahaan untuk mengambil barang-barangnya. Dia berjumpa dengan
sek. Kim di lobby Jangga. Sek. Kim tidak mengerti dengan keputusan Soo Ah
membocorkan rahasia perusahaan. Apa yang Soo Ah lakukan, akan membuat Soo Ah
tidak bisa bekerja di perusahaan manapun. Kenapa dia melakukannya?
“Bagaimana
denganmu? Kenapa kau berusaha keras... demi Jangga dan Presdir Jang?” tanya Soo
Ah, balik.
--
Presdir
Jang di ruangannya bersama Geun Soo. Dia masih belum menyerah terhadap Jangga
dan tidak ingin Jangga di ambil alih oleh IC. Dia berusaha membujuk para
pemegang sahamnya dan pendukungnya, tapi semua mengabaikan teleponnya dan
bahkan saat dia masih bicara, mereka mematikannya.
“Tak
ada cara lagi cara untuk lolos. Presdir Jang. Maksudku, Ayah. Pepatah yang
paling Ayah suka. "Yang kuat memangsa
yang lemah." Seperti kata-kata itu, kita yang lemah ini... menjadi
mangsa,” ujar Geun Soo, mengatakan faktanya.
Akan tetapi, Presdir Jang tidak bisa menerima hal tersebut. Dia tidak suka mendengarnya dan memerintahkan Geun Soo untuk keluar dari ruangannya. Geun Soo mengerti. Dia menundukkan kepala sejenak memberi hormat dan berjalan keluar.
--
Ibu Yi Seo datang ke rumah sakit menemui Sae Ro Yi. Dia marah-marah. Walaupun Sae Ro Yi adalah mantan napi dan hanya lulusan SMP (karena Sae Ro Yi di keluarkan sebelum lulus SMA, dan sebelum bisa ikut ujian penyetaraan, dia sudah masuk penjara), dia masih bisa menerima hal itu. Akan tetapi, dia tidak bisa menerima mengenai Yi Seo yang di culik.
Sae
Ro Yi berlutut hormat di atas tempat tidur. Dia menundukan kepala dan meminta
maaf. Ibu masih terus mengomel dan marah, tidak bisa mempercayakan Yi Seo pada
Sae Ro Yi.
“Tentu
saja. Aku akan perhatikan kau sampai akhir. Kau harus bertanggung jawab!”
“Tentu
saja, aku akan... Baik, Bu,” ujar Sae Ro Yi.
Yi
Seo senang mendengar kalau Sae Ro Yi akan bertanggung jawab padanya. Dia
langsung mengajak ibunya untuk pergi. Ibu sama saja dengan Yi Seo, dia senang
karena Yi Seo akan bertanggung jawab pada Yi Seo, jadi dia akhirnya mau pergi.
Dia bahkan menyuruh Sae Ro Yi untuk segera sembuh.
“Terima
kasih, Omonim (Ibu). Hati-hati di
jalan,” ujar Sae Ro Yi.
Setelah
ibu Yi Seo pergi, Sae Ro Yi baru bisa berhenti berlutut. Yi Seo menemaninya dan
mengingatkan kalau Sae Ro Yi sudah bilang akan bertanggung jawab padanya. Sae
Ro Yi menegaskan kalau itu bukan omong kosong.
“Kau
suka padaku?” tanya Yi Seo.
Yi
Seo senang dan meminta Sae Ro Yi mengulang ucapannya barusan. Dengan malu dan
sok cuek, Sae Ro Yi mengulangnya dan langsung jalan cepat. Yi Seo berlari
mengejarnya sambil berujar kalau dia juga mencintai Sae Ro Yi
--
Presdir Jang sudah benar-benar terpojok. Dia akhirnya menelpon nenek Tony untuk meminta bantuan. Dia meminta maaf atas perilakunya dulu. Dia berjanji tidak akan mengganggu Sae Ro Yi lagi. Nenek Tony tertawa mendengarnya karna Presdir Jang bukannya tidak akan menganggu Sae Ro Yi, tapi tidak akan bisa mengganggunya lagi. Presdir Jang berusaha membujuk nenek agar membantunya dengan berkata kalau mereka sudah saling mengenal selama 40 tahun.
“Aku
tak tahu apa kau pernah dengar, hidupku di dunia... tidak akan lama lagi. Jangga
menjadi besar berkat bantuanmu. Aku tak bisa biarkan hancur begini. Tolong aku
sekali lagi dan...”
“Berkat
bantuanku?” potong nenek Tony. “Sebelumnya, kau pernah berkata. Kau berbisnis agar
keluargamu tak kelaparan. Apa kau masih berpikiran sama?”
“Tentu
saja. Tentu aku berpikir itu,” bohong Presdir Jang.
“Kalau
begitu, bila Park Saeroyi yang memimpin Jangga, apa keluargamu akan kelaparan?
Apa alasanmu berbisnis sekarang?”
“Pada
akhirnya, kau hanya ingin hubungan yang menguntungkanmu. Bila nilaimu turun, hubungan
kita otomatis berakhir.”
“Bagaimana?
Sepertinya kau tak bisa berpegang padaku. Ada orang lain yang bisa mengurus hal
itu,” ujar nenek Tony.
--
Presdir Jang akhirnya memutuskan untuk datang ke DanBam cabang Itaewon menemui Park Sae Ro Yi dan Yi Seo. Park Sae Ro Yi menyambut kedatangannya.
Para
pelayan kedai DanBam heran melihat Presdir Sae Ro Yi yang sampai datang kemari
untuk melayani presdir Jang. Para pelayan itu tidak mengenali presdir Jang dan
hanya merasa presdir Jang terlihat familier.
Sae
Ro Yi ada di dapur dan memasak sebuah hidangan untuk Presdir Jang. Selesai
memasak, dia mengantarkannya sendiri pada Presdir Jang. Yang di buat oleh Sae
Ro Yi adalah sundubujjigae.
Presdir mencoba hidangan tersebut. Ah, entah kenapa melihat Presdir yang tampak kesulitan makan, jadi kasihan gitu. Sambil presdir Jang makan, Sae Ro Yi memberitahu rencananya untuk mengambil alih Jangga dan akan membiarkan dir. Kang yang memimpin Jangga selanjutnya. Dan karena reputasi Jangga sedang tidak bagus dan dia juga membenci nama tersebut, dia berpikir untuk mengganti nama Jangga.
“Dari
siapa... kau belajar membuat ini?” tanya Presdir Jang.
“Dari
ayahku.”
“Kami
punya resep sendiri untuk sausnya. Aku beri perhatian penuh pada bubuk kacang
kedelai fermentasi.”
“Perhatian
penuh?”
“Aku
setuju. Aku sudah disajikan makanan enak, tapi maafkan aku. Aku tak bawa uang. Apakah
aku boleh berikan yang lain?” tanyanya.
Sae
Ro Yi hanya diam. Presdir Jang bangkit dari kursinya. Dia berdiri diam untuk
beberapa saat dan …
“Jangga
sudah runtuh. Tidak ada gunanya mengambil alih perusahaan itu. Semua itu
kesalahanku,” ujar Presdir Jang.
“Hidupku
tak lama lagi. Aku tak melakukannya untuk kebaikanku. Aku benar-benar... minta
maaf padamu. Aku banyak bersalah... pada Manajer Park dan dirimu. Aku bersalah.
Hanya ini yang bisa kuberikan padamu,” ujar Presdir Jang dan tampak menyesal
serta menangis.
“Ini
hal yang kuharapkan. Namun, aku tak merasa senang,” ujar Sae Ro Yi. “Angkatlah
kepalamu.”
Sae
Ro Yi jongkok di hadapan Presdir Jang yang sudah mengangkat kepalanya.
“Apa kau menganggapku... mudah dipengaruhi? Aku ini... seorang pebisnis. Permintaan maaf karena proses ambil alih... apa gunanya bagiku? Mari berbisnis, Presdir Jang,” tegas Sae Ro Yi, tidak terpengaruh.
Sae
Ro Yi dan bahkan Yi Seo langsung pergi dari sana.
Tags:
Itaewon Class