Original Network : tvN
"Semua karakter, organisasi, tempat, dan peristiwa adalah
fiktif"
Didalam ruangan yang gelap. Seorang
Ibu yang penuh dengan darah terkurung di dalam sebuah tempat kecil tanpa bisa
bergerak. Didepannya dia melihat dan mendengar putranya menangis sambil
memanggil- manggil. “Ibu… Ibu… Ibu…” panggil nya.
Namun Ibu tidak bisa perbuat apapun.
Kemudian Ibu melihat sebuah terror, seseorang memegang palu besar dan seperti
ingin memukul. Bang!!
Dong Baek terbangun. Melihat itu, Se
Hoong dan Kyung Tan segera mendekati nya. Dan sambil memijit dahinya yang
terasa tidak nyaman, Dong Baek memberitahu bahwa ada korban lain yang di culik
dan dia ingin memberitahu Unit Investigasi Regional. Tapi sayangnya, Young Soo
sudah pergi.
Young Soo memberitahu semua wartawan
yang berkumpul supaya jangan menyebarkan berita apapun ke media. Dan mereka
protes. “Ada kemungkinan besar korban lain telah diculik. Jika ini masuk dalam
berita, korban tersebut akan tewas. Seperti itulah reaksi penjahat kejam,”
jelas nya dengan tegas. Kemudian dia masuk ke dalam ruangan dan mengabaikan
semua wartawan yang masih ingin mendapatkan berita.
Setelah berhasil mendapatkan telpon
kedua, Sun Mi langsung memberitahu semua unit untuk bergerak. “Ponsel kedua
korban dimatikan saat dia menghilang dan menyala kembali setelah satu pekan.
Dia bergerak, tapi tidak ada panggilan. Ada kemungkinan lebih dari 90 persen itu
adalah pelakunya. Semua orang dalam radius 10 km dari Jalan Onha-ri 6, lokasi
telepon saat ini, diminta untuk menuju ke sana. Kepung tersangka dan bersiaga
sampai tim inti tiba. Itu saja,” katanya, mengarahkan.
Young Soo masuk ke dalam ruangan. Lalu
tiba- tiba dia mendapatkan telpon dari Dong Baek, dan mendengar itu, Sun Mi
langsung mendekati Young Soo dan memintanya untuk berbagi infomasi. Sebab dia
mengingat perkataan Shin Woo kepadanya. Dan Young Soo pun tidak menolak, dia
langsung mengangkat telpon dari Dong Baek dan menyalakan loudspeaker.
“Ada korban penculikan lain. Seorang
gadis. Dia ada di rubanah. Aku melihat dua hal lain. Pertama, babi merah. Dan
yang lainnya adalah palu. Yang bisa dipegang dengan satu tangan. Pelakunya
memegang nya,” jelas Dong Baek. Dan selagi dia menjelaskan itu, anggota tim Sun
Mi langsung sibuk untuk mencari lokasi Tersangka menggunakan informasi darinya.
“Itu saja?” tanya Young Soo. Dan saat
dia menanyakan itu, anggota tim Sun Mi sudah berhasil menemukan lokasi
Tersangka.
“Dimana?” tanya Dong Baek, ingin tahu
juga.
“Terima kasih atas informasinya,”
balas Young Soo sambil menatap Sun Mi dengan tatapan penuh arti. Lalu dia
langsung mematikan telpon nya.
Dong Baek mencabut semua selang infus
di tangannya dan berniat untuk pergi. Se Hoong protes, karena Dong Baek masih
harus di periksa terlebih dahulu.
“Petunjuk apa yang kamu lihat soal Ye
Rim?’ tanya Kyung Tan.
“Kurasa pelakunya sama. Ini
firasatku,” jelas Dong Baek. Lalu dia langsung berlari pergi.
“Apa telepati tidak cukup? Sekarang
kamu juga menjadi cenayang?” keluh Se Hoong.
Saat akan berjalan keluar dari rumah
sakit, Dong Baek tidak sengaja menabrak bahu seseorang, dan karena sentuhan
singkat tersebut dia berhasil melihat apa yang ada didalam pikirannya. Dia
berhenti berjalan dan melihat pria yang di tabrak nya. Wajah pria tersebut sama
dengan wajah pria yang dilihatnya didalam pikiran korban.
“Itu pelakunya. Tangkap dia!” teriak
Dong Baek sambil berlari mengejar Tersangka. Dan menyadari siapa Dong Baek, Tersangka
langsung berlari pergi.
Se Hoong juga ikut mengejar Tersangka.
Tersangka lari ke pusat pembelajaan
yang ramai, sehingga Dong Baek kehilangan jejak nya. Untuk sesaat Dong Baek
diam dan berpikir, lalu dia melepaskan jaket nya dan memberikan itu kepada Se
Hoong. Kemudian dia memakai hoodie untuk menutupi dirinya.
Melihat itu, Se Hoong merasa cemas.
“Kamu akan memindai semua orang? Tidak, jangan lakukan itu. Kamu benar-benar
akan dipenjara. Hei, Baek,” katanya mengingatkan. Tapi Dong Baek tidak mau mendengarkan
nya.
Dong Baek berjalan dengan biasa sambil
sengaja menyentuh setiap orang yang dilewatinya. Dengan cemas, Se Hoong
mengikutinya.
Dong Baek berhasil menemukan
keberadaan Tersangka, tapi saat dia berlari untuk mengejar nya, dia tertabrak
oleh mobil yang lewat. Dan Tersangka menggunakan kesempatan itu untuk kabur
dengan menaiki taksi. Dan Se Hoong langsung berlari untuk menghentikan nya,
tapi dia tidak sempat.
Tepat disaat Tersangka merasa senang,
karena berhasil kabur. Kyung Tan muncul di depan taksinya. Kemudian dari
belakang nya, Se Hoong datang dan menangkap nya.
“Kamu ditangkap atas penculikan Kim
Seo Kyung. Kamu berhak mendapatkan pengacara. Kamu memiliki hak untuk membela
diri. Kamu berhak untuk tidak bersaksi memberatkan dirimu. Tapi kamu tahu itu
tidak ada gunanya,” kata Se Hoong, menjelaskan hukum dasar.
“Lepaskan!” teriak Tersangka.
Dong Baek datang dan memindai ingatan
Tersangka. Tapi ternyata dia salah menangkap orang, Tersangka yang salah di
tangkap ini adalah orang yang menguntit korban Seo Kyung setelah dicampakkan,
dan dia baru di bebaskan kemarin dari lembaga pemasyarakatan. Dia dipenjarakan
karena memukul Seo Kyung enam bulan yang lalu.
Mendengar itu, Se Hoong dan Kyung Tan
merasa kesal. Sebab jika Penguntit tidak bersalah, jadi kenapa Penguntit malah
kabur.
“Dasar anjing,” kata Penguntit dengan
sinis. “Kalian hanya anjing. Anjing yang hanya melindungi orang kaya dan
berkuasa. Anjing!” teriaknya.
“Orang bodoh lain?” tanya Kyung Tan,
malas.
“Kamu tahu betapa baiknya Seo Kyung?
Apa yang menimpa Seo Kyung adalah salah kalian! Dia diculik oleh iblis-iblis
itu karena parasit seperti kalian. Seperti palu menjijikkan itu!” teriak Penguntit.
“Mungkin aku butuh pengusiran setan.
Kenapa aku menarik perhatian semua orang bodoh?” keluh Kyung Tan semakin merasa
malas.
Dong Baek bersikap lain. Dia yang
awalnya merasa lemas langsung bangkit berdiri dan mendekati Penguntit, itu
karena dia mendengar kata ‘palu’. Se Hoong tidak paham, jadi dia berusaha
menghentikan Dong Baek supaya tenang.
Dong Baek mendorong Se Hoong untuk
minggir. Kemudian dia mencengkram leher Penguntit. “Apa maksudmu dengan
"palu"?” tanyanya. Lalu dia diam dan melihat.
Sun Mi memperhatikan para tim nya yang
sedang mendekati tempat persembunyian tersangka.
Ye Rim duduk memeluk lututnya di
tempat tidur sambil menangis dan mendengarkan perkataan di TV yang terus
diputarkan. Lalu tiba- tiba seseorang di ruangan sebelah memanggil nya dari
sebuah lubang kecil dinding. Orang yang memanggilnya adalah wanita kabur yang
di temui nya pada hari dia di tangkap. Dan mendengar panggilan nya, dia
langsung mendekat ke dinding.
“Siapa kamu? Dimana kita?’ tanya Ye
Rim.
“Jika kamu kalah, kamu akan mati,”
jawab wanita kabur. “Begitulah gadis yang berada di sini lebih dahulu…” jelas
nya dan Ye Rim merasa frustasi.
“Apa yang harus kulakukan?” tanya Ye
Rim.
“Sembilan puluh berarti lulus, jadi,
kamu harus lulus.”
Tiba- tiba terdengar suara langkah
kaki, dan Ye Rim pun langsung kembali ke dekat tempat tidur. Namun tanpa
sengaja dia menyentuh sebuah lubang kecil yang berada di lantai dan di dalam
lubang itu ada darah. Melihat itu, Ye Rim kembali menangis ketakutan.
Tersangka masuk ke dalam ruangan. "Lewati
tes doktrin untuk hidup abadi. Gagal dan hadapi siksaan". Itulah kata yang
diperlihatkan oleh Tersangka dihadapan Ye Rim. Kemudian dia keluar dari dalam
ruangan kembali. Dan Ye Rim semakin menangis.
Tim polisi mengepung tempat
persembunyian Tersangka.
Sun Mi dan semua orang yang berada di
dalam kantor melihat dengan gugup. Kemudian tiba- tiba saja, semua kamera mati.
“Tim SWAT, apa yang kalian lihat?”
panggil Sun Mi. Tapi tidak ada jawaban. “Detektif Lim, melaporlah kepadaku,”
panggil nya.
“Kami akan masuk,” jawab Lim.
Didalam gedung. Lim merasa heran saat
melihat hanya ada anak- anak SMA yang berada didalam sana. Dan Sun Mi serta
yang lainnya yang melihat itu juga merasa frustasi karena perkiraan mereka
ternyata adalah salah.
“Pak Kepala, seseorang melanggar
embargo,” kata anak buah Young Soo, melapor kan dengan panik. Dan mengetahui
itu, Young Soo merasa marah.
“Apa? Kita tidak bisa menerbitkan
artikel karena embargo itu,” kata Ji Eun, protes kepada atasan nya ditelpon.
“Dua perusahaan berita daring sudah
menerbitkan beritanya!”
“Kita anggota korps media. Nyawa para
korban terancam,” balas Ji Eun.
“Kamu sungguh memercayai itu? Polisi
bahkan tidak tahu siapa yang diculik. Setelah berita itu tersebar, tidak ada
jalan kembali. Embargo tidak ada gunanya sekarang.”
“Tapi tetap saja, kita harus…” jelas
Ji Eun, terus protes. Namun saat dia masuk ke dalam ruangan media, dia langsung
terdiam. Dia merasa sanagt kesal melihat sikap para wartawan yang sibuk
memberitakan berita tersebut tanpa rasa peduli kepada korban.
Dicafe. Seorang pria gemuk menikmati
secangkir kopi nikmat nya. Dong Baek kemudian datang dan duduk di hadapan nya.
Dengan ramah, dia menyapa dan memberikan kartu namanya kepada Dong Baek. Tapi
sebelum Dong Baek sempat menyentuh tangannya, dia langsung meletakkan kartu
nama nya ke atas meja. Sebab dia tahu siapa Dong Baek.
"Hammer Management, CEO Oh Yeon
Tak"
Dong Baek membaca kartu nama tersebut
dan tertawa ringan. “Kamu dipaksa pensiun, dan kini kamu menjadi germo. Kamu
menipu calon artis dan menyuruh mereka melakukan hubungan seksual. Seperti yang
kamu lakukan dengan Seo Kyung,” jelas nya dengan santai.
“Apa maksudmu?” balas Yeon Tak, pura-
pura tidak mengerti.
Dong Baek tahu siapa Yeon Tak dari
mantan pacar atau penguntit Seo Kyung. Penguntit tahu kalau CEO agensi Seo
Kyung adalah orang mesum. Tapi Penguntit tidak tahu kalau CEO adalah pelaku
pemerkosaan and pemerasan, seorang bedebah dengan tato palu. Jika Penguntit
tahu, dia yakin Penguntit akan membunuh Yeon Tak.
“Itu cerita yang menarik, tapi tidak
ada konteksnya,” kata Yeon Tak, menyangkal dengan gugup.
“Jangan memperumit keadaan. Aku
mencari seorang pembunuh dan ingin memindai ingatanmu.”
Yeong Tak menolak. Dia beralasan bahwa
dia dan Seo Kyung berpacaran, dan Seo Kyung duluan yang melepaskan pakaian di
depan nya. Jika tidak, kenapa Seo Kyung masih mau bekerja dengan nya. Mendengar
itu, Dong Baek menatap tajam Yeong Tak.
“Apa kamu juga membunuh seorang gadis
20 tahun lalu?” tanya Dong Baek, mengingat Ibu didalam ruangan gelap dan
sempit.
“Dua puluh tahun lalu? Mana aku tahu?
Aku bahkan tidak ingat gadis yang kugoda kemarin,” balas Yeong Tak sambil
tertawa geli. “Kudengar kamu agak gila.”
Dong Baek mendesis. Dia mengakui bahwa
setiap kali dia melihat seorang bedebah seperti Yeong Tak, maka dia akan
menjadi gila dan kasar. Yeong Tak tidak peduli, sebab dia tahu kalau Dong Baek
memukul orang lagi, maka Dong Baek akan di penjara. Mendengar itu, Dong Baek
mengepalkan tangannya yang berada di bawah meja.
“Semuanya, lihat,” kata Yeong Tak
bertepuk tangan untuk menarik perhatian orang lewat. “Ini penyidik telepati,”
panggilnya. Dan semua orang pun berkumpul.
Ye Rim menonton perkataan di TV yang
masih menyala.
TV yang dinyalakan : “Kamu pikir dia
tidak tahu manusia akan mengkhianatinya? Di sinilah kamu bisa menemukan
kontradiksi logisnya. Tuhan entah tidak kompeten atau tidak peduli. Sejak awal
sejarah, hampir semua agama membuat kesalahan besar dengan menerjemahkan nubuat
secara terlalu harfiah. Dan sebagai hasilnya…”
Seseorang mengambil hp diatas meja.
Yeong Tak menantang Dong Baek,
bagaimana jika dia tidak pernah membunuh, apakah Dong Baek akan meminta maaf.
Dan Dong Baek membalas bahwa dia tidak pernah menuntut orang yang kencing
sembarangan di jalanan. Mendengar itu, Yeong Tak tertawa.
Orang yang mengambil hp di atas meja
tersebut menelpon seseorang lain sambil memegang sebuah palu ditangan nya.
HP Yeong Tak yang berada di bawah meja
menyala dalam mode sedang bertelponan. Melihat itu, Dong Baek segera memukul
nya untuk menghentikannya yang seperti ingin kabur.
“Buang itu,” perintah Yeong Tak.
Tags:
Memorist
Ih penasaran,lanjutin dong
ReplyDeletelanut kaka penasaran aaa
ReplyDelete