Original Network : tvN
"Semua karakter, organisasi, tempat, dan peristiwa adalah
fiktif"
"Unit Investigasi Regional Bugyeong"
Diruangan penyelidikan. Tersangka
menjentik- jentikkan jarinya sambil tertawa geli saat mendengar penyidik
menanyakan dimana persembunyian ‘Bos nya’.
“Apa yang akan Anda lakukan jika
berada di posisiku? Saat ini, hanya tersisa tiga jam lagi,” kata tersangka
dengan bangga sambil menatap ke arah jam di dinding. “sampai batas waktu
penuntutan berakhir.”
Penyidik kedua mendesis dan
menanyakan, apakah tersangka ingin mati. Mendengar pertanyaan itu, tersangka
tertawa dan menjawab bahwa dia masih ingin tetap hidup. Kemudian dia
mengomentari kalau mereka semua menyedihkan, karena gagal menangkap pria yang
membuat kolega mereka koma, kepadahal sudah sepuluh tahun.
“Bedebah!” teriak Penyidik kedua
sambil menarik kerah baju tersangka. “Aku bersumpah akan menemukan bedebah itu
apa pun yang terjadi,” desis nya.
“Oo…” kata Tersangka tanpa rasa
peduli. “Kurasa Anda dan si bodoh itu adalah rekan kerja. Sepuluh tahun lalu,
bosku menabrak seorang detektif pemula dengan mobilnya selagi dia mencoba
kabur. Dan Anda adalah rekannya. Apa aku benar?”
“Tutup mulutmu!”
Tersangka tertawa melihat reaksi marah
Penyidik kedua. Dia bercanda- canda,” Kukira kalian ingin aku bicara. Kalian
ingin aku melakukan apa? Aku harus bicara atau tutup mulut?”
“Bedebah tidak berguna!” bentak
Penyidik kedua sambil mengangkat tangannya untuk memukul. Namun Penyidik
pertama langsung menghentikannya.
Penyidik ketiga yang berada di ruang
pemerhati meneriak Penyidik kedua untuk keluar.
Para polisi mengawal seseorang di
dalam mobil merah.
Penyidik kedua memukul dinding dengan
frustasi, dia meminta supaya diizinkan untuk memukul Tersangka dan dia akan
bertanggung jawab untuk itu. Tapi Penyidik ketiga tidak mengizinkan, sebab
tindakan itu bisa membuat mereka semua kehilangan pekerjaan.
“Lalu apa? Apa kita akan menyerah?”
tanya Penyidik kedua, tidak sabaran.
“Siapa bilang kita akan menyerah?”
Mobil merah berhenti di depan kantor
polisi dan seorang pria berpakaian serba hitam keluar dari dalam mobil merah
tersebut.
“Dia datang, Pak,” lapor Polisi yang
berjaga kepada Penyidik kedua dan ketiga.
Pria berpakaian serba hitam tersebut
berjalan menuju ke ruangan introgasi.
Tersangka mengetuk- ngetuk kaca yang
memisahkan ruangan introgasi dengan ruangan pemerhati. Dia menanyakan apakah
ada orang lain yang akan datang, jika tidak, maka dia ingin introgasi nya di
akhiri. Dan para penyidik yang berada di ruang pemerhati hanya diam saja.
Pria hitam masuk ke dalam ruangan
introgasi dan mengunci pintunya. Dengan heran, Tersangka menanyakan, siapa dia,
kenapa masuk dengan bergaya. Dan Pria hitam hanya diam saja.
“Anda terlihat tidak asing,” kata
Tersangka sambil memperhatikan Pria hitam yang berjalan menuju ke dekatnya. Dan
saat Pria hitam berdiri tepat di depannya, dia langsung melangkah mundur dengan
raut wajah terkejut dan takut. “Apa yang Anda lakukan di sini? Ini ilegal!
Hubungi pengacaraku!” teriaknya.
Pria hitam mendorong meja yang ada di
hadapan nya ke arah Tersangka. Dia menahan Tersangka menggunakan itu supaya dia
tidak bisa kabur. Lalu dia naik ke atas meja dan mencengkram leher Tersangka.
Seperti sihir sebuah asap transparan muncul di tangan nya. Dia menutup mata nya
sebentar, kemudian setelah itu dia membuka matanya lagi dan menatap lurus ke
depan.
Para polisi dalam perjalanan menuju ke
tempat persembunyian ‘Bos Tersangka’.
Bos Tersangka tertawa dengan gembira.
“Aku hanya perlu menunggu dua jam lagi. Sudah sepuluh tahun aku bersembunyi dan
itu akan segera berakhir. Kalian bekerja dengan baik,” katanya memuji semua
bawahan nya. Dan mereka mengucapkan selamat kepada Bos Tersangka.
Namun kegembiraan Bos Tersangka harus
cepat berakhir, saat dia melihat dari CCTV kalau para polisi telah sampai di
depan pintu gedung persembunyian nya. “Bagaimana mereka bisa menemukan tempat
ini? Pergi. Hentikan mereka,” teriaknya dengan panik.
Para polisi masuk ke dalam gedung.
Begitu juga dengan Pria hitam.
Dengan santai Pria hitam berjalan
mendekati Bos Tersangka. Sementara para polisi bertarung melawan para bawahan
Bos Tersangka. Dan Bos Tersangka sendiri, dia bersembunyi dibelakang seorang
bawahannya dengan ketakutan.
Pria hitam menjatuhkan semua orang
yang mendekati nya, lalu dia menghalangi jalan keluar Bos Tersangka supaya
tidak bisa kabur.
“Choi Poong Won, Anda ditangkap karena
menghalangi keadilan, pembunuhan, dan konspirasi untuk membunuh. Aku datang
atas nama detektif yang dibunuh atas perintah Anda,” kata Pria hitam dengan
sangat tegas.
“Dua jam. Hanya itu yang kuminta,”
pinta Bos Tersangka, memohon. “Kalian menunggu sepuluh tahun, jadi, dua jam
bukan apa-apa. Sebutkan harganya. Uang, emas, rumah di Gangnam? Anda bisa
memiliki semuanya,” bujuknya.
Namun Pria hitam sama sekali tidak
peduli. Tanpa mengatakan apapun, dia melompat mendekati Bos Tersangka. Dan
melihat itu, bawahan Bos Tersangka langsung menunduk untuk menghindarinya.
Sehingga Bos Tersangka lah yang terkena tendangan Pria hitam.
"Memorist: Ep 1, Palu Cakar"
Berita tentang Pria hitam :
“Seorang pemuda berusia 20 tahun menjadi pusat perhatian hari ini
karena memiliki kekuatan supernatural. Dia mengklaim bisa membaca ingatan hanya
dengan menyentuh seseorang. Tidak seperti dugaan, Departemen Kehakiman mulai
menguji klaim konyol pemuda ini.”
Pria hitam di periksa oleh para
peneliti.
“Mereka mencatat kata yang sama dan gelombang otak mereka selaras.
Pria itu kini diuji oleh satgas yang terdiri dari BIN dan pusat penelitian
swasta. Hasil tes ini akhirnya akan diumumkan hari ini.”
“Dia sungguh mampu memindai ingatan
orang. Mampu membaca ingatan seseorang bahkan melalui selembar kain tipis.
Namun, kontak langsung dengan kulit lebih baik,” kata peneliti mengumum kan
hasil pemeriksaan pasti mereka.
“Seperti nya itu keturunan,” kata Pria
hitam.
"Kami berasumsi dia membaca
informasi elektromagnetik yang melewati sinapsis kita,” kata pihak peneliti
yang lain kepada wartawan.
“Itu bagaikan berada di perpustakaan.
Aku menyaring ingatan yang disimpan secara terbalik. Lalu aku membukanya,”
jelas Pria hitam.
“Kurasa kita bisa menyebutnya kekuatan
supernatural sampai sains membuktikan berbeda,” kata pihak peniliti dengan
yakin.
“Aku menjanjikan ini. Satu negara pun
tidak akan kubiarkan memakai kemampuan ini untuk dirinya, bahkan negaraku sendiri,”
kata Pria hitam, berjanji kepada semua orang.
Berita mengenai Pria hitam dengan
cepat menyebar di media massa.
Nama Pria hitam adalah Dong Baek. Dia
bergabung dengan kepolisian dan di tunjuk sebagai asisten inspektur. Hanya
dalam dua bulang dia berhasil memecahkan 26 kasus tidak terpecahkan dengan
sempurna. Bahkan Mahkamah Agung pun menyerah dengan kekuatan Detektif Dong
Baek.
Diacara berita. Host mewawancarai Dong
Baek, dia menanyakan apakah Dong Baek bisa membaca pikiran nya dengan hanya
berjabat tangan. Dan Dong Baek mengiyakan sambil tertawa ringan. Mendengar itu,
Host ikut tertawa ringan dan mengomentari bahwa pasti banyak orang yang ragu
untuk meminta berjabat tangan dengan Dong Baek. Dan Dong Baeke mengiyakan.
“Ketika memilih jalur karier Anda tiga
tahun lalu, banyak orang terkejut dengan keputusan Anda. Kenapa menjadi
polisi?” tanya Host. “Menjadi pegawai negeri berarti melepas dukungan finansial
yang Anda terima dari yayasan penelitian dari seluruh dunia.”
“Aku sudah menerima lebih dari yang
kubutuhkan, dan jujur saja, aku tidak membutuhkannya lagi,” jawab Dong Baek
dengan santai. Kemudian dia menjadi serius, “Selain itu, aku punya alasan
pribadi kenapa harus bergabung dengan kepolisian.”
Seorang wanita melakukan jogging
didalam rumah sambil menonton berita wawancara Dong Baek.
Wanita yang menonton berita Dong Baek
barusan, yaitu Han Sun Mi. Dia duduk di depan komputer dan melihat- lihat foto
korban serta foto tempat kejadian. “Sebuah
sawah yang lebar dan luas. Gaun putih. Bekas simpul di seluruh tubuh,”
pikir nya dengan keras.
Kemudian dia memeriksa foto korban
dengan lebih teliti. “Hari Selasa?
Selasa. Tangannya diletakkan di dada kirinya. Jasad nya sengaja diposisikan
seperti ini. Senjata pembunuhan? Bukan kapak logam. Pola dan modus operandi
yang sama. Ini bukan pembunuhan acak.”
Setelah menganalisa semua bukti yang
ada. Dia mulai menulis laporan nya. “MO, metode yang membantu membedakan
pembunuhan berantai. Si pembunuh memajang korban untuk menyampaikan pesan.”
Setelah selesai menulis laporan nya, dia mulai mengeprint nya.
Hari sudah bersinar cerah di luar
jendela, saat dia akhirnya menyelesaikan laporannya.
Sun Mi merentangkan kedua tangannya ke
atas. Lalu dia mengambil segelas air minum di dapur sambil menyalakan TV dan
menonton acara berita.
Reporter memberitakan tentang Choi
Poong Won, pemimpin Geng Dinasaurus yang telah berhasil ditangkap dan ditahan
beberapa jam sebelum batas waktu penuntutan berakhir. Dan menurut kabar yang di
terimanya, Dong Baek terlibat didalam kasus ini.
Dibelakang Reporter, para masyarakat
berteriak memanggil- manggil Dong Baek sambil mengangkat spanduk yang mereka
bawa. Mereka semua adalah fans Dong Baek.
Seorang Reporter wanita sampai di
depan gedung kantor polisi. Namanya Kang Ji Eun. Dia menyelip dengan susah
payah melewati para fans yang berkerumun. Kemudian dia menunjukkan surat izin
yang di milikinya kepada petugas polisi yang berjaga di depan gerbang.
Seorang polisi berpakaian putih hitam,
Oh Se Hoon, datang dan menjelaskan bahwa surat izin tersebut adalah benar. Lalu
dia menuntun Reporter wanita tersebut untuk mengikuti nya.
“Maukah Anda melakukan wawancara di
kantor kami?” tanya Polisi hitam putih.
“Ya. Berita eksklusif tentang tempat
kerja Detektif Dong akan menjadi artikel utamanya,” jawab Ji Eun dengan
bersemangat.
Se Hoon membawa Ji Eun ke ruangan tim
komunikasi yang menangani semua promosi serta para polisi wajib militer yang menangani surat penggemar Dong Baek. Dan Ji
Eun merasa kagum, sebab ada banyak poster Dong Baek yang terpajang di kantor
polisi, serta ada begitu banyak juga surat fans dan hadiah untuk Dong Baek.
Tiga orang polisi yang sedang makan
dengan lahap memberitahu Se Hoon dan Ji Eun yang datang ke ruangan. Mereka
memberitahu bahwa Dong Baek sedang berada di pusat kebugaran untuk bersiap-
siap karena akan diwawancara.
Kemudian tiba- tiba Ketua tim datang
ke ruangan. “Di mana Dong Baek?” tanyanya dengan marah.
“Calon menantu,” panggil Ibu
kebersihan satu kepada Dong Baek yang sedang sibuk menyetrika jasnya. Dia lalu
menyuapi buah kepada Dong Baek dengan ceria. “Jadi, kapan kamu akan bertemu
putriku? Dia sangat cantik,” katanya sambil menunjukkan foto putrinya.
“Jika dia secantik Anda…” balas Dong
Baaek sambil melihat foto putri Ibu kebersihan satu. “Dan dia memang cantik,”
pujinya. Dan Ibu kebersihan satu tertawa dengan gembira.
Dong Baek menjelaskan bahwa dia tidak
masalah dengan Putri Ibu kebersihan satu, asalkan dia tidak memiliki catatan
kriminal apapun. Dan dengan bangga, Ibu kebersihan menjawab bahwa Putrinya
tidak memiliki catatan kriminal apapun serta Putrinya sedang belajar untuk
ujian negara.
Ibu kebersihan kedua datang dan memanggil
Ibu kebersihan satu. Dan Ibu kebersihan satu mengiyakan. Lalu dia mengedipkan
matanya kepada Dong Baek. “Aku akan memilih tanggalnya,” katanya. Dan Dong Baek
tersenyum sopan.
Ibu kebersihan kedua memberitahu Ibu
kebersihan satu bahwa Dong Baek adalah pria yang memiliki masalah, karena dia
bisa menyedot ingatan orang. Sebab itu banyak orang yang tidak mau berjabat
tangan dengan Dong Baek, hanya ada dua orang yang berani memegang Dong Baek,
itupun karena mereka ingin menghentikan Dong Baek supaya jangan membuat
kekacauan. Tapi Ibu kebersihan satu tidak peduli dengan itu.
“Kita semua punya sesuatu yang kita
sembunyikan. Siapa yang bersedia mengencani pria yang bisa melihat segalanya?”
tanya Ibu kebersihan kedua.
“Putriku manis, jadi, jangan
khawatir,” balas Ibu kebersihan pertama, optimis.
“Jangan pernah menjodohkannya
dengannya lagi. Kamu hanya akan menghancurkan hidup putrimu.”
Se Hoon memanggil Dong Baek dengan
panik. Dia memberitahu kalau Dong Baek sudah masuk ke berita dan lalu dia
menyalakan TV untuk menunjukkan nya kepada Dong Baek. Itu adalah berita Dong
Baek yang memukul Bos Tersangka.
Beberapa pihak tidak setuju dengan
sikap Dong Baek yang memukul Tersangka.
Ketua tim memarahi semua orang di
dalam tim nya akibat kesahalan yang Dong Baek perbuat.
“Korban penyerangan adalah tersangka
yang sedang melarikan diri. Bukankah itu faktor yang meringankan?” tanya Host
di TV.
“Kami, aktivis hak asasi manusia,
mengkhawatirkan hal lain. Pindai memori itu sendiri. Diam-diam mengekstraksi
ingatan untuk menangkap pelaku. Ini pelanggaran serius hak asasi manusia,”
jawab Wanita aktivis HAM.
Diruangan rapat. Dong Baek di berikan
teguran, karena ini sudah ke delapan kalinya Dong Baek melakukan kekerasan pada
saat menangkap Tersangka. Sebab banyak sekali media yang ingin menghancurkan
citra Dong Baek, tapi Dong Baek malah bersikap seperti anak nakal hanya karena
memiliki kemampuan. Jadi mereka tidak tahu harus bagaimana lagi.
Ketua depatermen kepolisian, Shin
Woong, dia datang ke dalam ruang rapat. “Ambillah cuti dua sampai tiga bulan,”
katanya dengan tegas dan tenang. “Tugasmu adalah mengekstrak informasi dan
menyingkapnya pada kami, bukan?”
“Ya, Pak,” jawab Dong Baek.
“Jadi, kenapa kamu menghajarnya?”
tanya Shin Woong. Dan Dong Baek kesulitan untuk membela diri nya. “Kamu akan
didakwa. Kamu tahu. Jika didenda 3.000 dolar atau lebih, kamu akan kehilangan
lencanamu,” jelasnya.
“Aku benar-benar harus menjadi
detektif,” kata Dong Baek, memohon.
Shin Woong menghela nafas lelah. “Kita
harus memastikan dia dibebaskan. Kita keluarga,” katanya memutuskan. Dan
semuanya diam menyetujui. Lalu Dong Baek pun di persilahkan untuk pergi.
Saat Dong Baek keluar dari dalam
ruangan, Se Hoon langsung menghampirinya dan menanyakan bagaimana hasilnya. Dan
dengan lemas, Dong Baek meminta pistol, karena dia ingin menembak dirinya
sendiri sekarang. Mendengar itu, Se Hoon terkejut dan mengira kalau Dong Baek
di pecat. Tapi Dong Baek tidak menjawab dan hanya menghela nafas berat saja.
“Apa kata mereka?” desak Se Hoon.
“Masa percobaan selama dua bulan,”
jawab Dong Baek sambil menutup wajahnya menggunakan topi dan menangis. ”Aku
alergi dengan lensa kontakku,” katanya beralasan.
“Eh… Kamu tidak memakai lensa kontak.
Kenapa Penyidik Telepati yang hebat menangis? Ini bukan kali pertama kamu
dihukum,” balas Se Hoon dengan santai.
“Mereka akan mendakwaku!” kata Dang
Baek. Dan Se Hoon terkejut.
Sun Mi tidak sengaja lewat dan
mendengar pembicaraan Se Hoon dengan Dong Baek. Dia diam dan memperhatikan
mereka berdua untuk sesaat, lalu dia berjalan pergi.
Sun Mi menunjukkan data korban ‘Pembunuhan
Mahasiswi Januari 2020’ yang telah di rangkumnya kepada Shin Woong. “Keduanya
berusia 20-an. Jenazah mereka ditemukan berjarak sepekan, 100 km dari satu sama
lain. Mereka mengalami serangan seksual.”
“Bukti pembunuhan berantai?”
“Mereka menghilang pada hari Selasa
dan ditemukan sepekan kemudian. Polanya sama…” jelas Sun Mi. Dan Shin Woon
tidak yakin, sebab bisa saja itu kebetulan. “Ada lekukan di tengkorak keduanya.
Kelihatannya mereka diikat dan diserang dengan senjata berdiameter empat inci
berulang kali. Dengan kata lain, dia psikopat,” jelasnya sambil menunjukkan
foto korban dengan lebih jelas.
Shin Woong dengan serius menanyakan,
apakah Sun Mi ingin menangani kasus ini. Dan Sun Mi mengiyakan. Shin Woong pun
memberikan izin kepadanya, tapi dia ingin sun Mi untuk melakukan penyelidikan
secara diam- diam, jangan sampai Dong Baek tahu.
“Maksud Anda Detektif Dong Baek?”
tanya Sun Mi, heran.
“Orang lain bisa memakai telepati?”
balas Shin Woong.
“Baik, Pak.”
Puas mendengar kan jawaban Sun Mi,
maka Shin Woong pun berdiri dan berjalan pergi dari ruangan. Namun sebelum
keluar, dia menanyakan, berapa usia Sun Mi saat menjadi kombes polisi. Dan Sun
Mi menjawab bahwa usia nya 30 tahun, tahun lalu.
“Lihatlah para Kombes Polisi yang
menjadi kepala polisi. Mereka memimpin 400 sampai 500 petugas. Kesal karena
berusaha menangkap penjahat kejam adalah tindakanmu saat berada di bawah,” kata
Shin Woon. Dan Sun Mi diam sambil mengangguk dengan sopan.
Bus malam. Putri Ibu pembersih satu
turun dari dalam bus dan berjalan pulang. Saat Ibu menelpon nya, dia langsung
mengangkatnya dan memberitahu nya bahwa dia hampir sampai di rumah. Dia
menyuruh Ibu untuk jangan khawatir karena tidak ada yang akan menculik nya,
jadi Ibu tidak perlu keluar untuk menjemputnya, sebab cuaca sedang dingin.
Setelah selesai bertelponan, Putri Ibu
pembersih tiba- tiba mendengar suara jeritan wanita. Dia berhenti berjalan dan
melepaskan headset yang di kenakan nya. Lalu dia melihat ke sekitar nya. Dia
merasa seperti ada seseorang yang mendekati nya, jadi dia pun langsung
memandang ke arah belakang nya. Namun tidak ada siapapun.
Putri mulai merinding dan ingin segera
pergi darisana. Tapi saat dia melihat ke arah depan lagi, tiba- tiba seorang
wanita muncul di hadapannya. Dan karena terkejut, Putri langsung terjatuh ke
tanah dan mundur ke belakang.
“Tolong aku. Tolong aku,” pinta wanita
sambil mendekati Putri.
Lalu tiba- tiba wanita itu berhenti
mendekati Putri, dia seperti melihat sesuatu di belakang Putri dan dia pun
segera berlari pergi darisana. Putri merasa bingung dan melihat ke belakang nya
untuk melihat ada apa. Kemudian dia mendengar suara jeritan wanita tersebut.
“Lepaskan!” teriak wanita itu
Putri merasa sangat panik, dia segera
mencari hp nya yang terjatuh di tanah supaya dia bisa menghubungi seseorang.
Tapi saat dia menemukan hp nya, tepat disaat itu, seseorang berjalan
mendekatinya dengan memegang sebuah kapak.
Para masyarakat melakukan demo di
depan gedung kantor polisi. Mereka berdemo supaya Dong Baek di pecat, sebab
Dong Baek telah melakukan pelanggaran privasi.
Didalam kantor polisi. Para kolega
Dong Baek berkomentar, apakah mungkin Dong Baek akan di pecat, karena ini sudah
masuk ke berita. Dan yang lain nya berkomentar bahwa itu tidak mungkin,
palingan Dong Baek akan menjalani masa percobaan atau mungkin beneran di pecat.
Mendengar obrolan mereka, Se Hoong
merasa tidak tahan lagi. Dia membanting berkas tebal yang dipegangnya ke atas
meja. Lalu dia berdiri. “Kamu menyebut ini tim?” tanyanya.
“Hei! Kamu tahu apa? Kamu hanya
pemula,” teriak kolega yang bergosip.
“Benarkah kalian tidak tahu seberapa
besar Baek mencintai pekerjaannya?” tanya Se Hoong membela Dong Baek. Tapi para
kolega tidak peduli dan malah mengatai kalau emosi Se Hoong sudah mulai seperti
Dong Baek.
Goo Kyung Tan mengabaikan perkataan
kasar para kolega ya. “Dimana dia?” tanyanya kepada Se Hoong dengan penuh
kesabaran.
Se Hoong ikut berbicara, dia menyuruh
Dong Baek untuk jangan menangis, karena itu memalukan. Lalu dia menampar
dirinya sendiri seolah dia telah salah berbicara, kemudian dia mengubah
perkataannya dan menyuruh Dong Baek untuk menangis sepuas nya.
Dong Baek diam dan menunjukkan surat yang sedang di baca nya. Dan ternyata itu adalah surat dari penggemar nya. Melihat itu, Se Hoong dan Kyung Tan menghela nafas berat.
“Detektif yang koma setelah ditabrak
mobil itu. Dia tidak sadarkan diri selama sepuluh tahun. Putrinya yang berusia
sepuluh tahun mengirimiku surat. Ayah gadis malang itu tidak sadarkan diri
seumur hidupnya. Dia berbisik di telinga ayahnya dan mengatakan polisi akhirnya
menemukan para penjahat. Dan ternyata dia tiba-tiba tersenyum,” jelas Dong Baek
sambil menangis semakin keras.
“Ini gila,” keluh Kyung Tan kesal.
Dong Baek bersikap sangat narsis. Karena dia tidak memiliki apapun yang harus di lakukan, maka dia pun mulai membalas satu persatu surat penggemar yang di kirim kan padanya.
Dengan capek, Kyung Tan dan Se Hoong
hanya diam saja.
Ibu pembersih satu datang dan berlutut di hadapan Dong Baek sambil menangis. Dia meminta bantuan Dong Baek untuk mencari Putri nya yang hilang. Dan Dong Baek merasa di lema sebab dia sedang dihukum jadi dia tidak bisa membantu menyelidiki, seba jika dia melakukan sesuatu yang melangkahi atasannya lagi, maka dia akan langsung di pecat.
“Tidak, kumohon. Bisakah kamu
membantuku? Kumohon! Kumohon. Astaga,” pinta Ibu pembersih satu sambil
menangis, memohon kepada Dong Baek.
“Maafkan aku,” kata Dong Baek dengan
sangat menyesal.
Kyung Tan mengerti dan menyuruh semua kolega nya untuk segera membantu Ibu pembersih satu. Se Hoong kemudian membawa Ibu pembersih satu untuk mengikuti nya.
“Dia selalu bersikap bak pahlawan,
tapi lihatlah dirinya sekarang,” kata para kolega dengan sinis, saat melihat
Dong Baek yang sama sekali tidak mau membantu. Mendengar itu, Dong Baek hanya
diam saja dengan raut wajah dilema.
Pagi hari. Dong Baek menyamar menjadi petugas wamil dan Se Hoong menyadari penyamaran nya, sebab Dong Baek memakai sepatu bermerk dan membawa tas mencurigakan. Dia menyuruh Dong Baek untuk masuk ke dalam mobil dan mengikuti nya, dia menjelaskan bahwa nanti dia yang akan bertanya-tanya dan Dong Baek hanya harus mengikutinya, jadi Dong Baek tidak melanggar peraturan. Dan Dong Baek pun masuk ke dalam mobil.
“Alamat nya 45, Onha-ri,” kata Dong
Baek langsung, saat dia sudah masuk ke dalam mobil.
“Kamu memindai ingatan ibu petugas
kebersihan itu,” komentar Se Hoong.
“Jika kamu mengadukanku lagi, hubungan
kita berakhir,” tegas Dong Baek.
“Dasar bocah.”
Sesampainya di halte bus. Se Hoong ingin keluar dari mobil dan pergi untuk menyelidiki, tapi Dong Baek langsung menahan nya supaya jangan turun, sebab ada Detektif dari Unit Investigasi Regional yang tampaknya sedang menyelidiki kasus ini juga.
“Aku harus menyapa. Dia seperti rekan
seperjuangan,” jelas Dong Baek dengan santai. Lalu dia mengingatkan “Jangan
keluar dari mobil,” tegas nya.
“Baek!” panggil Se Hoong dengan pelan.
Dong Baek berjalan dengan santai menuju ke arah Detektif Lim dan menyapa nya. Rekan Lim, Kwon Woon Jang, dengan ramah dia menyapa Dong Baek saat melihat nya. Dan Dong Baek mengulurkan tangan nya sambil tersenyum ramah.
“Hei, berhenti!” kata Lim menghentikan Woon Jang yang ingin menyalamin tangan Dong Baek. “Jangan biarkan dia menyentuhmu,” jelas nya dengan panik. “Apa yang hendak kamu lakukan?” tanyanya kemudian dengan curiga kepada Dong Baek.
Dong Baek tidak menjawab Lim, malahan
dia dengan sengaja memprovokasi emosi Lim. Dia memberitahu Woon Jang bahwa Lim
adalah seorang pencadu judi, Lim pernah gagal menangkap pelaku karena pergi
saat pengintaian. Dan ternyata Lim pergi ke tempat taruhan pacuan kuda. Karena
Lim, seorang warga yang tidak bersalah jadi terluka. Mendengar itu, Lim merasa
sangat emosi dan Woon Jang berusaha untuk menenangkan nya. Tapi Lim tidak
peduli.
Saat bertarung melawan Lim, Dong Baek sengaja membiarkan Lim memukulnya, sementara dia menahan Lim di dekat dinding, seolah berusaha bertahan. Dan melihat itu, Woon Jang langsung memisah kan Lim dengan Dong Baek.
Setelah mendapatkan informasi yang di
inginkannya. Dong Baek langsung berlari ke arah mobil Se Hoong. Dan Lim salah
paham, dia mengira Dong Baek kabur karena takut.
“Kita harus pergi ke RS Universitas Sangrim,” kata Dong Baek, saat masuk ke dalam mobil. Dan Se Hoong merasa bingung kenapa. “Cepat!” bentak Dong Baek.
“Bukankah kita akan menyelidiki
lingkungan ini?”
“Investigasiku sudah selesai.”
“Bagaimana…” kata Se Hoong ingin
bertanya. Tapi kemudian dia teringat perkelahian antara Lim dan Dong Baek. Dan
dia pun jadi mengerti.
Gambaran yang dilihat oleh Dong Baek. Sun Mi : “Kedua korban menghilang pada hari Selasa. Keduanya ditemukan tewas dalam sepekan. Kita akan membentuk unit investigasi khusus.”
“Unit Investigas Regional menyelidiki
kasus pembunuhan berantai,” kata Dong Baek, memberitahu apa yang di lihat nya.
“Apa?!”
Gambaran yang dilihat oleh Dong Baek. Detektif : “Korban ketiga dalam kondisi koma, tapi dia masih hidup. Mereka menemukan korban ketiga pagi ini. Dia masih bernapas.”
“Itukah alasan kita pergi ke RS
Universitas Sangrim?” tanya Se Hoong, mengerti. Lalu dia mengemudikan mobil nya
dengan lebih cepat. Dan Dong Baek diam dengan tatapan fokus.
Didalam sebuah penjara kecil. Putri terbangun dengan rasa sakit di kepalanya, dan dia merasa bingung dengan tempat nya berada. Kemudian dia mulai menangis. Dan disaat itu, seseorang masuk ke dalam ruangan untuk mengantarkan makanan dan minuman. Dengan segera Putri menyembunyikan wajah nya ditempat tidur.
Tersangka menyalakan TV kecil dan
menarik rambut Putri untuk mengangkat wajahnya dan menatap matanya. Sambil
menangis Putri menutup matanya dan terus mengatakan bahwa dia tidak melihat
wajah Tersangka, jadi dia memohon untuk di lepaskan.
Tersangka diam sambil menunjukkan sesuatu di depan Putri. Tapi Putri tetap tidak mau membuka matanya. Akhirnya Tersangka pun melepaskan nya dan pergi keluar.
TV yang dinyalakan : “Bagi mereka yang
mendengarkan kebenaran ini, kudoakan berkat tidak berujung. Jadi, sekarang,
mari kita mulai bab pertama yang akan membimbingmu membuka pintu menuju
kebenaran. Mereka yang memulai studi ini harus menderita saat hidup. Bahkan
saat ini, kamu mungkin menderita karena hal yang tidak terduga dalam
keputusasaan, ketidakpercayaan, dan kesedihan. Yang mengarah pada satu
pertanyaan. Kenapa orang-orang menderita dalam hidup? Bagaimana dengan hidup
tanpa penderitaan di mana kamu bisa mati hanya dengan mengetahui kebahagiaan?”
Di RS Universitas Sangrim. Se Hoong dan Dong Baek memperhatikan para petugas polisi yang berjaga didepan ruangan dari jauh. Se Hoong mengingatkan Dong Baek untuk jangan perbuat ceroboh, karena kecerobohan Dong Baek suatu hari akan membuat Dong Baek di pecat.
“Yoon Ye Rim (Putri Ibu pembersih satu). Dua puluh lima tahun. Aku merasakannya selagi membaca ingatannya,” kata Dong Baek, menjelaskan apa yang dilihatnya saat Ibu pembersih satu memegang tangan nya untuk memohon. “Kasih sayang untuk putrinya dan ketakutannya jika kehilangan dirinya. Aku tidak bisa diam saja.”
“Tapi tidak mungkin melewati mereka
semua,” kata Se Hoong, mengingatkan.
“Kalau begitu, mari kita cari cara.”
Tiba- tiba Kyung Tan datang. Melihat itu, Dong Baek langsung menjewer kuping Se Hoong dan berpura-pura menegur nya karena telah meninggalkan pos. Dan Kyung Tan menjewer kuping Dong Baek, sebab dia tahu kalau Dong Baek adalah pembuat onar yang sebenarnya.
“Tunggu. Kamu yang menyuruhnya?” tanya
Dong Baek, menebak.
“Akhirnya kamu sadar bahwa aku sangat
mengenalmu?” balas Kyung Tan, membenarkan.
“Kenapa tidak memberitahuku lebih
awal? Akan menyenangkan jika kita sepaham sejak awal. Benar, bukan?” kata Dong
Baek sambil tertawa dan terus menarik telinga Se Hoong.
Kyun Tan melepaskan telinga Dong Baek saat dia melihat Kepala Byun Young Soo datang. Melihat itu, Dong Baek segera bersembunyi supaya tidak ketahuan. Tapi sayangnya, dia sudah ketahuan.
“Kamu belum bertemu dengannya, bukan? Dia bergabung dengan unit setelah kamu dipecat. Ini Kepala Byun Young Soo,” kata Kyung Tan, memperkenalkan Young Soo kepada Dong Baek.
“Kenapa dia terus mengatakan itu? Aku
tidak dipecat. Aku berhenti,” gumam Dong Baek, mengeluh. Kemudian dia
memberikan hormat nya kepada Young Soo.
Didepan kamar rawat korban ketiga. Kyung Tan menyakinkan Young Soo bahwa dia yang akan bertanggung jawab. Dan Young Soo membalas bahwa hilang nya Ye Rim tidak berhubungan dengan pembunuhan berantai. Tapi Dong Baek tetap ingin mencoba mencari tahu.
“Aku penyidik utama dalam kasus ini,”
sela Young Soo. Dan mendengar itu, Dong Baek langsung menunduk kan kepalanya
karena kecewa. “Aku akan disalahkan karena akan mengizinkanmu,” katanya
kemudian. Dan Kyung Tan langsung mengucapkan terima kasih banyak.
Sun Mi datang ke ruangan media. Disana para bawahannya menunjukkan data korban ketiga yang berhasil mereka dapatkan.
Informasi korban ketiga yang berhasil
di dapatkan : ‘Kim Seo Kyung. Mahasiswi seni. Mantan aktris cilik Ponselnya
sudah mati selama dua pekan. Karena dia tinggal sendirian, dia tidak dilaporkan
menghilang. Dia terakhir naik bus ke gereja dua pekan lalu pada hari Selasa.’
Dong Baek menyentuh kepala Seo Kyung dan mencoba untuk melihat ingatan nya. Tapi dia kesulitan, sebab dia tidak bisa membaca dengan jelas ingatan seseorang saat orang nya tidak sadar, ditambah Seo Kyung sedang koma juga. Namun dia tidak menyerah dan terus mencoba.
“Sudah hancur… Berkeping-keping… Terjerat… Ada korban lain!” kata Dong Baek, terus menyampaikan apa yang di lihatnya. Keringat mulai muncul di dahinya dan dia juga mulai merasa lemas, sebab dia menggunakan terlalu banyak kekuatan untuk mencoba membaca ingatan Seo Kyung. Akhirnya diapun pingsan. Melihat itu, Kyung Tan serta Se Hoong merasa panik.
Bawahan Sun Mi memperlihatkan dua rekaman korban yang berhasil didapatkannya. Pertama rekaman saat korban berada di stasiun dan kedua rekaman saat korban berada di dalam bus. Sun Mi memperhatikan dua video tersebut dengan fokus dan berhasil menemukan dimana perbedaan nya.
“Ini model yang berbeda. Berasal perusahaan yang sama, tapi kamera belakang nya berbeda,” jelas Sun Mi dengan yakin. “Ada dua ponsel. Pindai ponsel kedua itu,” perintah nya.
“Aku akan membuat daftar ponsel yang
ada di dalam bus.”
Tags:
Memorist