Sinopsis C- Drama : Beautiful Reborn Flower Episode 5 part 2


Original Network : Tencent Video iQiyi Youku iQiyi


Zhuo Yang minum berdua dengan He Ping di bar. Disana Zhuo Yang bercerita  banyak hal, dia hanya ingin membuktikkan harga dirinya yang pernah hilang itu saja. Sebab dia merasa lelah. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri, teman sekolahnya yang dulu semuanya sukses, tapi dia sendiri malah ada di tempat asing, tidak punya teman, tidak punya pekerjaan, tapi di depan orang masih harus berpura- pura kalau kehidupannya sangat nyaman. Dia selalu ingin menjadi manajer properti, tapi sudah ikut ujian berkali- kali tetap gagal. Dia berniat untuk pulang ke negara sendiri, tapi dia malu untuk bertemu dengan teman dan keluarganya.
Mendengar itu, He Ping mengerti, tapi dia merasa cara Zhuo Yang salah. Lalu dia menasehati Zhuo Yang, tidak peduli Zhuo Yang tinggal dimana, selama Zhuo Yang tidak menyerah di tengah jalan, maka Zhuo Yang bisa sukses. Lalu kalau Zhuo Yang tidak punya cara lain, maka ketika Zhuo Yang pulang ke Tiongkok, Zhuo Yang bisa mencari nya. Mendengar itu, Zhuo Yang berterima kasih banyak pada He Ping.


A Li datang ke apatermen He Ping. Lalu tiba- tiba seseorang datang mengetuk pintu, dan A Li pun membuka kan pintu untuknya. Orang yang mengetuk pintu adalah seorang pria bernama Duo, dia menjelaskan bahwa dia adalah manajer floor yang baru, karena Lao Wang sudah mengundurkan diri beberapa hari lalu. Lalu setelah menjelaskan dia memberikan tagihan biaya gas milik He Ping untuk bulan ini, dan banyak sekali bertanya- tanya.
“Tuan Lin pergi keluar negeri lagi? Kalau boleh tahu kali ini beliau pergi untuk berapa hari?” tanya Duo, ingin tahu.
“Dia pergi untuk mengadakan pameran, paling cepat juga seminggu,” jawab A Li. Lalu dia merasa ada yang aneh. “Untuk apa kamu bertanya begitu banyak?” ketusnya.
“Tidak apa, ini karena beberapa hari ini tidak melihat Tuan Lin,” jawab Duo dengan gugup.

Duo menghubungi seseorang bernama Mao Zhi secara diam-diam. “Apa kamu ingat saya pernah mengatakan padamu, ada seorang pria yang menyimpan banyak lukisan terkenal di rumahnya?” tanyanya. “Kamu tunggu perintah dari saya, saya akan mengajak kalian untuk jadi kaya.”
“Baik!” jawab Mao Zhi, setuju.


Qiao Man datang menemui An Kailun, karena An Kailun memanggilnya. Disana, pertama- tama An Kailun meminta maaf pada Qiao Man. Dan Qiao Man membalas dengan sikap ceria bahwa dia sama sekali tidak ada marah. Dan An Kailun merasa senang, lalu dia mulai membahas tujuan utama nya memanggil Qiao Man.
“Masalah apa?” tanya Qiao Man.

“Begini, saya sudah berbicara dengan Hanson. Saya menyuruhnya untuk kembali ke Tiongkok untuk mengembangkan bisnis. Kepergiannya ini mungkin akan memakan waktu yang cukup lama. Sifatnya agak sembrono, kamu juga tahu. Jadi, saya berpikir, kalau ada seseorang yang bisa menemaninya, hatinya mungkin bisa lebih tenang. Tidak peduli dalam hal kehidupan atau pun karir, akan bisa berkembang dengan lebih baik. Jadi, apa kamu mau mempertimbangkan untuk kembali bersamanya,” jelas An Kailun, membujuk.
“Tidak bisa,” jawab Qiao Man langsung. Bukannya dia tidak mau pergi, tapi dia juga punya hal yang ingin dia lakukan.
An Kailun merasa heran, karena menurutnya cepat atau lambat, Qiao Man juga akan bersama dengan Hanson. Mendengar itu, dengan canggung, Qiao Man langsung menyangkal bahwa itu hanyalah salah paham saja. Dia hanya menganggap Hanson sebagai kakak saja.
“Apa kamu mau mempertimbangkannya lagi?” tanya An Kailun, berharap. “Baik, baik, baik. Kalau kamu tidak mau, saya juga tidak akan memaksamu,” katanya kemudian, karena melihat ekspresi Qiao Man. Lalu diapun pergi untuk mengambilkan beberapa teh bagus.

Lin He Ping : “Memandang mercusuar di seberang pantai, saya merindukan Nan Sheng, juga merindukan Qiao Man. Kekacauan ini selalu membebani saya.”
Qiao Man : “Lin He Ping, maaf. Kamu menahan pukulan tongkat untuk saya, saya malah tidak pernah mengunjungimu. Saya percaya perasaan akan muncul perlahan-lahan. Kita lebih baik jaga jarak saja.”
Lin He Ping : “ Kemunculan Qiao Man, bagaikan tamu yang tidak diundang, yang tiba-tiba menerobos masuk dalam seluruh kehidupan saya. Saya tidak bisa menahan diri untuk ingin selalu baik padanya, ingin melihatnya tersenyum, ingin menanyakannya yang sudah beberapa hari tidak bertemu dengan saya, apa kabarnya sekarang?”


He Ping datang menemui Qiao Man dan memberikan hadiah kepadanya. Dan Qiao Man menerima itu serta berterima kasih. Lalu mereka mengobrolkan tentang lukisan Mercusuar, He Ping tidak berniat untuk menjual lukisan itu, malahan dia ingin menjadikan itu sebagai koleksinya. Dan Qiao Man merasa yakin bila lukisan itu akan baik- baik saja di tangan He Ping.
“Sebenarnya hari ini saya datang untuk memberi tahu padamu bahwa pameran akan selesai sebentar lagi. Saya akan segera kembali ke Tiongkok,” kata He Ping dengan gugup.
“Bagus kalau begitu,” balas Qiao Man sambil tersenyum lebar. “Kembali ke Tiongkok, bisa makan hotpot.”


“Tapi, tidak bisa bertemu lagi,” kata He Ping dengan raut sedih.
“Bukankah sekarang kita punya WeChat? Kemudian juga ada Moments, bisa saling Like, mudah sekali,” balas Qiao Man. Lalu dia memberikan pelukan selamat tinggal pada He Ping.
Lin He Ping : “Lin He Ping, kenapa kamu tidak berani memberi tahunya, bahwa sebenarnya kamu tidak ingin pergi, tidak ingin meninggalkannya.”
Setelah memberikan pelukan singkat, Qiao Man mendoakan yang terbaik untuk He Ping. Lalu dia pamit dan pergi meninggalkan nya.
Lin He Ping : “Lin He Ping, ada apa denganmu? Kamu jelas-jelas tahu, dia bukan Nan Sheng. Kenapa kamu begitu tidak tega? Kamu harus mengontrol dirimu.”

Sebelum berangkat ke bandara, Hanson mengembalikan kunci rumah An Kailun, tapi An Kailun tidak mau mengambilnya. Dan Hanson merasa geli, karena dulu An Kailun mengharapkannya untuk pergi, tapi sekarang An Kailun malah seperti tidak mau membiarkannya untuk pergi.
“Saya sudah memikirkannya, saya tidak lagi berencana untuk menjualnya. Kapan pun kamu kembali ke Barcelona, kamu boleh tinggal di sini lagi kapan pun,” kata An Kailun, berbaik hati.

“Kamu jangan mengira saya tidak tahu rencanamu. Kamu mau saya mati untukmu, mau menyogok saya,” balas Hanson.
“Woah… Cepat sekali kamu mengetahuinya,” puji An Kailun sambil tertawa. Dan Hanson ikut tertawa dengannya. Lalu diapun pamit.

Sebelum naik ke dalam mobil, Hanson merasa ragu, karena dia masih berharap kalau Qiao Man akan ikut dengannya. Dan dengan tegas, An Kailun mengatakan kalau Qiao Man tidak akan datang. Dan Hanson tahu itu.
“Seorang lelaki, seharusnya lebih mementingkan karir,” kata An Kailun, menasehati.
“Tidak perlu kamu mengajari saya, saya tahu prinsip itu. Seorang pria, harus memiliki sebuah karir, agar membuat wanita menghormatinya. Percintaannya baru bisa bertahan lama,” kata Hanson dengan percaya diri. Lalu dia pun berangkat.

Qiao Man mengantarkan Qiao Fan ke bandara. Dan dengan sedih, mereka berdua saling berpelukan sebagai perpisahan. Lalu setelah itu, Qiao Fan pun pergi.

Dengan ramah dan sopan, A Li mengundang Direktur He Jianfeng untuk mengobrol di dalam kantor nya. Tapi He Jianfeng menolak, lagian tidak ada orang lain disekitar mereka.
“Ini adalah catatan keuangan yang kamu berikan pada saya. Ini palsu. Saya tidak bisa menandatangani dan mengecapnya,” jelas He Jianfeng dengan tegas. “Saya kembalikan padamu.”
“Direktur He, apa harus begini? Anda adalah seorang ahli keuangan yang saya rekrut dengan harga tinggi. Sejak kamu bergabung dalam perusahaan, saya baik padamu kan? Kamu malah menolak permintaan saya. Apa susahnya mengecap?” tanya A Li, membujuk.

“Mengecap tidak sulit, tapi ini adalah sejumlah uang yang besar. Lubang sebesar puluhan juta tidak bisa kamu tutupi. Walaupun saya membantumu membuat catatan palsu, kalau mereka mau menyelidikimu, dalam hitungan menit juga akan  bisa menyelidiki sampai ke akar permasalahannya,” jelas He Jianfeng.
“Saya juga tidak punya cara lain. Perusahaan mau go publik, harus melewati audit keuangan dari lembaga auditor. Kamu harus membantu saya menutupi lubang kekurangan dalam catatan keuangan ini, saya baru bisa lolos,” pinta A Li, memaksa. Dan He Jianfeng tidak mau, serta dia menyarankan agar A Li mencari orang lain saja.

A Li merasa geli dengan saran He Jianfeng, sebab He Jianfeng adalah Direktur Keuangan di perusahaan ini, jadi mana bisa tiba- tiba mengganti orang lain. Jadi jika He Jianfeng tidak membantunya, maka siapa lagi.
“Masalah apapun itu bisa saya bantu, tapi masalah ini, saya tidak bisa membantu. Maaf, saya pergi dulu,” tegas He Jianfeng. Lalu diapun pergi. Dan A Li merasa sangat kesal.

A Li kemudian memerintahkan Yang Lan untuk mengawasi He Jianfeng selama 24/7. Untuk menemukan kekurangan He Jianfeng yang bisa di gunakan nya untuk mengontrol He Jianfeng. Dan Yang Lan mengerti.


Duo dan Mao Zhi datang ke rumah He Ping dan berniat untuk membobol dinding rumahnya. Untuk mencuri berbagai lukisan mahal disana. Dan ruangan yang mereka berdua bobol adalah ruangan dimana He Ping menyimpan buku diary milik Nan Sheng.
Narator : “Selama orang hidup pasti akan ada hal-hal yang tidak kamu duga. Setiap reinkarnasi, adalah sekali kehidupan yang baru.”

He Ping dan Qiao Man memberi makan burung bersama sambil mengobrol. Qiao Man memberitahu He Ping bahwa dia juga akan pulang ke Tiongkok, sebab dia ada mendengar kalau Ben yang di carinya sedang berada di Tiongkok.
“Kamu kembali ke Tiongkok hanya untuk masalah ini?” tanya He Ping, sedikit kecewa.
“Kenapa? Kalau berhutang harus dibayar, ini sudah sepantasnya,” balas Qiao Man, tidak mengerti.
“Kalau tidak kita pulang bersama saja?” tanya He Ping, menawarkan dengan tulus.



Post a Comment

Previous Post Next Post