Sinopsis K-Drama : Mystic Pop-up Bar Episode 01-1
Images by : JTBC
Seorang gadis muda dengan
tatapan kosong serta baju yang kotor, berjalan di tengah gelapnya kota. Dia
terus berjalan, berjalan dan berjalan hingga memasuki hutan. Kemudian,
langkahnya menjadi cepat saat melihat sebuah pohon ritual dengan banyak
persembahan. Dengan penuh amarah, gadis itu membuang semua buah yang ada di
meja persembahan. Gadis itu menatap kota yang berderang yang ada di hadapannya.
Tatapannya tampak penuh kesedihan dan juga amarah.
Apa yang telah terjadi pada
gadis tersebut?
--
Gadis itu, Weol Ju, adalah gadis cantik yang baik hati. Dia mempunyai kemampuan untuk melihat mimpi seseorang dengan memegang tangan orang tersebut, karena itu, Weol Ju sering membantu orang yang mengalami sakit akibat mimpi.
Dan kali ini, dia membantu seorang nenek yang sakit parah dan terus tidur. Keluarga Nenek meminta bantuan Weol Ju untuk mengobatinya. Setelah melihat mimpi Nenek, Weol Ju segera memberitahu kalau ada masalah yang mengganggu di makam suami nenek yang baru meninggal 3,5 bulan lalu. Ada energi hitam di makam tersebut, karena itu, almarhum suami nenek terus datang ke mimpi Nenek sambil marah-marah. Untuk mengatasi masalah itu, pindahkan kuburan kakek ke tempat yang penuh matahari dan nenek akan segera sembuh.
Episode 01
Kemampuan Weol Ju sangat terkenal di desa tempat tinggalnya dan banyak yang berterimakasih atas bantuan Weol Ju. Dan Weol Ju juga tampak bahagia bisa membantu orang-orang.
--
Sementara itu, di depan pohon ritual, seseorang dari keluarga kerajaan, sedang berdoa di depan pohon tersebut. Yang berdoa adalah Ibunda Ratu yang memohon agar Putra Mahkota di sembuhkan. Dia memohon agar Pohon Keramat bisa membantunya dalam menyembuhkan Putra Mahkota.
Di saat sedang berdoa, seorang dayang tiba-tiba mendekat dan membisikan sesuatu. Wajah Ibunda Ratu menjadi penuh harapan setelah mendengar apa yang di katakan dayang tersebut.
--
Weol Ju tiba di rumah dan langsung di marahin oleh ibunya karena lagi-lagi menggunakan kemampuannya untuk mengobati Nenek. Ibu tidak mau kalau Weol Ju sampai menjadi sepertinya, menjadi dukun.
“Mengapa? Aku malah sangat
senang ketika orang berkata aku membawa hidup dan kebahagiaan untuk mereka. Itu
membuatku gembira,” ujar Weol Ju, tersenyum.
“Dasar kau ini. Kini kau sudah
cukup tua, sudah saatnya memikirkan pernikahan. Aku akan minta makcomblang
carikan jodoh, jadi, jangan melawan dan jauhi masalah,” pinta Ibu.
“Aku tak mau itu, Bu. Cinta
datang kepada seseorang karena takdir yang ada. Bila takdirku datang, aku pasti
langsung menikah dengannya, jadi, jangan mendesakku.”
Ibu akhirnya menyerah untuk
mencomblangi Weol Ju karena Weol Ju selalu membantah apapun perkataannya. Di
saat mereka masih berbincang, terdengar suara teriakan kasim kerajaan yang
datang ke rumah mereka : “Weol Ju, terimalah perintah istana!!”
--
Weol Ju di bawa ke istana
menemui Ibunda Ratu. Dia tiba saat hari sudah gelap. Dan tujuan Ibunda Ratu
memanggil Weol Ju adalah agar Weol Ju membacakan mimpi Putra Mahkota untuknya.
Weol Ju dengan sikap sangat sopan, mulai melakukan perintah Ibunda Ratu. Dia
memegang tangan Putra Mahkota yang terbaring sakit dan melihat mimpinya. Mimpi
Putra Mahkota terlalu berat hingga membuat Weol Ju terkejut.
“Apa maksudmu?”
“Roh penuh dendam dari mereka yang
dibunuh keluarga kerajaan sedang menghantui Putra Mahkota dalam mimpinya,”
beritahu Weol Ju.
“Apa? Roh penuh dendam? Jadi,
apa yang bisa dilakukan untuk mengusir mereka?”
“Kita harus menenangkan mereka,
bukan mengusir. Pindahkan mayat yang dikubur dalam hutan ke tempat bersinar
matahari, dan beri penguburan.”
“Beri aku waktu beberapa hari. Aku
akan bicara dengan setiap roh dan kumpulkan lokasinya,” pinta Weol Ju.
“Baiklah, coba lakukan itu. Bila
itu bisa menyelamatkan Putra Mahkota, aku akan melakukan apa pun,” setuju
Ibunda Ratu.
Dan di mulailah malam – malam Weol Ju mengunjungi Putra Mahkota dan membaca setiap mimpinya. Bukan hanya membaca, Weol Ju juga berusaha berkomunikasi dengan para roh yang menghantui mimpi Putra Mahkota untuk menenangkan mereka.
Weol Ju melakukannya dengan
sepenuh hati. Dan semakin Weol Ju melakukannya, kondisi Putra Mahkota juga
semakin membaik dan bahkan bisa tersenyum saat tidur.
--
Akhirnya, semua roh yang
menggangu tidur Putra Mahkota berhasil di tenangkan. Weol Ju pergi menemui
Ibunda Ratu dan melaporkan bahwa sekarang dia tidak perlu lagi datang ke kamar
Putra Mahkota karna semua roh sudah di tenangkan. Putra Mahkota juga sudah
lebih tenang dalam tidurnya.
“Kau benar. Wajah Putra Mahkota
tidak terlalu pucat sekarang dan dia sudah bisa tersenyum. Terima kasih banyak,
Weol-ju. Kau menyelamatkannya. Bukan, kau menyelamatkan keluarga kerajaan. Aku
akan beri upah yang sepadan untukmu.”
“Tidak perlu. Sudah cukup
bagiku mengetahui bahwa aku sudah membantu Yang Mulia,” tolak Weol Ju dengan
sopan.
--
Di rumahnya, Weol Ju tampak sedih saat melihat sebuah gantungan giok. Dia juga menatap tangannya. Tampaknya, Weol Ju jatuh cinta pada Putra Mahkota.
--
Karena kondisi Putra Mahkota
sudah lebih membaik, Putra Mahkota mulai harus kembali menjalani rutinitas-nya
seperti biasa. Tapi, ketika kasim-nya memberitahu jadwal yang harus di
laksanakan, Putra Mahkota tidak mendengar sama sekali dan terus tersenyum.
Hal itu tidak luput dari
perhatian Ibunda Ratu. Dia cemas melihat Putra Mahkota yang sering tertawa
sendiri dan melamun saat di panggil orang lain, seperti telah kehilangan akal
sehatnya. Apalagi saat dayang pribadinya berkata bahwa tabib sudah memeriksa dan
tidak ada masalah kesehatan apapun pada Putra Mahkota. Dayang itu malah curiga
kalau yang di alami Putra Mahkota adalah efek dari pembacaan mimpi selama ini.
--
Dayang pribadi Ibunda Ratu segera pergi ke kediaman Weol Ju. Tapi dia tanpa sengaja mendengarkan gosip para tetangga Weol Ju yang iri karena keluarga Weol Ju sekarang hidup berkecukupan karena membaca mimpi Putra Mahkota. Tapi, mereka curiga kalau Weol Ju juga tidur dengan Putra Mahkota agar bisa menjadi selir. Dan yakin kalau Weol Ju menaruh sesuatu dalam mimpi Putra Mahkota dan karena itu Putra Mahkota menjadi tertarik pada anak dukun seperti Weol Ju dan selalu mengunjungi Weol Ju setiap malam. Gosip mereka semakin memanas, mengatakan kalau Weol Ju yang tidak berpendidikan pasti menjual tubuhnya.
Gosip itu tentu saja di
sampaikan oleh Dayang kepada Ibunda Ratu.
--
Ibu Weol Ju sedang berdoa dan
seolah mendapatkan firasat mengenai apa yang akan terjadi. Marabahaya. Dan
karena itu, Ibu segera mengemas semua barang Weol Ju dan menyuruh Weol Ju
mengenakan bajunya dan segera pergi sekarang juga ke rumah paman yang ada di
Suwon. Juga, dia ingin Weol Ju menggulung rambutnya.
Weol Ju beneran bingung dengan
yang ibunya lakukan. Dan juga, dia menolak menggulung rambutnya karena pantang
bagi wanita yang belum menikah menggulung rambut.
“Apa itu penting sekarang? Hubungan
tak ditentukan oleh pernikahan saja. Yang penting itu cinta.”
“Ibu tentu tahu semua rumor
tentangmu. Semua orang sedang mengejarmu
dan ingin membunuhmu sekarang, jadi, kau tak bisa tinggal di Hanyang lagi.
Cepat pergi dan jangan kembali.”
“Bagaimana bisa... aku pergi
sendiri meninggalkan Ibu?” ujar Weol Ju mulai menangis.
Ibu tahu ketakutan Weol Ju. Jadi, dia melepas tusuk konde yang selalu di gunakannya dan memberikannya pada Weol Ju, “Kau takkan sendiri. Ketika kau kesepian, pegang erat tusuk konde ini. Ia akan mengantarkanmu kepada orang yang kau cari. Apa perkataan ibu pernah salah selama ini?”
--
Akhirnya, mengikuti perintah Ibu, Weol Ju pergi meninggalkan desa. Tapi, baru saja dia sampai di atas bukit, dia sudah mendengar sayup-sayup teriakan kebakaran. Dari atas bukit, dia bisa melihat api dan asap yang membumbung tinggi. Seolah bisa merasakan firasat buruk, Weol Ju segera berbalik arah.
Firasat buruk yang di rasakannya benar. Rumah yang terbakar adalah rumahnya. Dan saat dia masuk ke dalam sana, ibunya yang mengenakan pakaiannya, sudah meninggal. Weol Ju mulai menangis histeris dan menyalahkan dirinya.
Weol Ju berdiri menatap desa
yang terang berderang. Wajahnya penuh dengan amarah.
Di saat Weol Ju mati, tusuk konde pemberian ibunya yang Weol Ju pakai untuk menggulung rambutnya, terlepas dan jatuh ke tanah. Dan tiba-tiba saja, tusuk konde yang terjatuh ke tanah, mulai membentuk aliran api yang mengalir ke Pohon Keramat. Aliran api itu menghanguskan semua jimat yang ada di pohon itu dan membuat semua daun berubah menjadi percikan api. Percikan-percikan tersebut, berterbangan di sekitar tubuh Weol Ju, seolah memasukinya. Dan salah satu percikan terbang-terbang sangat jauh-jauh dan jauh… melintasi era dan waktu…
--
Tahun 2020,
Seorang wanita cantik dengan bibir merah, mengenakan tusuk konde tersebut. Dia adalah Weol Ju yang kini membuka kedai Mistis di pinggir jalan. Weol Ju juga mengenakan hanbok berwarna hijau terang.
Ada satu wanita yang
mengunjungi kedai Weol Ju dan tampak penuh tekanan. Weol Ju memandangi wanita
itu dengan seksama dan mulai menilai : mata merah, bibir pecah-pecah juga kulit
yang menguning. Hmm. Pasti dia sedang memikirkan sesuatu. Bajunya juga kotor
dan tangannya gemetar.
“Baiklah! Kau
terpilih hari ini,” ujar Weol Ju bersemangat.
Wanita itu, Song Mi Ran, kaget dengan ujaran Weol Ju, tapi Weol Ju segera mengalihkan topik dengan menyuruh Mi Ran lanjut minum soju. Tampaknya, Weol Ju berusaha membuat Mi Ran mabuk. Weol Ju juga bersikap sangat ramah pada Mi Ran dan menyuruh Mi Ran untuk bercerita saja padanya jika ada masalah. Masalahnya, Mi Ran tidak mau bercerita sama sekali setelah ragu beberapa kali.
Weol Ju jadi kesal dan menyuruh
Mi Ran untuk membayar semua makanan yang di pesan. Mi Ran protes karna Weol Ju
tadi bilang gratis. Weol Ju sangat galak berteriak kalau Mi Ran harus
membayarnya.
--
Setelah kedai sepi, kita melihat
ada sebuah plang LED di dalam kedai Mistis bertuliskan : Kedai 99990.
Weol Ju mengeluh pada Manager Gwi karna susah sekali mencapai 100.000. Manager Gwi yang mengenakan kacamata putih sambil mengupas bawang bombai, memarahi Weol Ju balik karena sudah gantung diri di Pohon Keramat. Jika Weol Ju gantung diri di pohon biasa, mereka tidak perlu melakukan hal seperti ini. Dia sampai terseret menjadi manager di Kedai Mistis padahal dulunya adalah penangkap hantu.
“Apa ada yang berakal sehat saat
mereka bunuh diri?” gumam Weol Ju, kesal.
Pokoknya, Weol Ju merasa kalau
mereka menjalankan kedai seperti ini untuk mencari pelanggan akan sulit.
Sekarang udah zamannya teknologi. Apa sebaiknya dia menjadi penyiar podcast
saja? Soalnya, dia lihat banyak orang curhat di kolom komentar saat acara
podcast. Bukankah ini lebih baik?
Manager Gwi tertawa karena
tidak semua orang punya bakat untuk melakukan siaran seperti itu. Weol Ju
tersinggung karena di remehkan. Tanpa babibu lagi, Weol Ju mulai menampilkan
bakatnya dalam melakukan acara.
“Aku sungguh mau memencetmu. Banyaknya
komentar pedas di internet menjadi masuk akal bagiku. Karena tak bisa pukul
langsung, mereka gunakan kata-kata. Lihat kepalanku bergetar sekarang,”
komentar Manajer Gwi setelah melihat penampilan Weol Ju yang membuatnya emosi.
Weol Ju jadi ikutan emosi
mendengar komentar Manager Gwi. Mereka mulai saling berkeluh kesah. Ternyata,
Gwi harus terus membuat laporan ke atasannya di ‘atas’ sana, tapi udah beberapa
bulan ini, nggak ada yang bisa di laporkan. Weol Ju tidak terima di salahkan
karna dia juga merasa kesulitan untuk masuk ke dunia mimpi orang dan emang udah
lama dia nggak dapat klien.
Apa yang Weol Ju lakukan?
(Cerita
rakyat Korea mengenai Heungbu dan Nolbu. Kakak beradik dengan sifat bertolak
belakang. Untuk tahu cerita lengkapnya, silahkan cari di google)
Heungbu
dan istrinya bermimpi mendapatkan labu yang sangat besar. Mereka sangat
bersemangat memotong labu itu berharap akan mendapat hadiah yang besar karena
sudah merawat kaki burung walet yang patah, seperti yang di lakukan Nolbu,
adiknya.
Dan… blarrr! Labu itu malah meledak dan yang keluar dari sana adalah seorang wanita berpenampilan seperti iblis. Wanita itu adalah Weol Ju. Weol Ju langsung memukuli Heungbu dan menyebutkan semua kesalahan yang sudah Heungbu lakukan : Mengusir adiknya, mengambil warisan ayah mereka, memukuli adiknya ketika adinya meminta tolong. Dan karena rakuts, Heungbu juga mematahkan kaki seekor burung walet!
Itu
yang Weol Ju lakukan untuk menghukum Heungbu.
--
Sekarang,
Chun-hyang datang ke kedai Weol Ju untuk minum dan curhat mengenai keadaannya.
Chun Hyang sudah putus asa menunggu Lee Mong-ryong kembali. Apa dia harus terus
menunggu, padahal tidak ada jaminan Mong-ryong masih hidup atau tidak jatuh
cinta dengan wanita lain.
Walau
begitu, Weol Ju tetap menasehatinya untuk tetap menunggu Mong-ryong sebentar
lagi. Tapi, Chun Hyang tidak mau. Dia sudah menyerah dan bahkan ingin menemui
Kepala Desa dan bersedia tidur bersamanya malam ini.
Weol
Ju langsung memarahinya dan menyuruhnya untuk minum soju saja. Soju yang di
berikan Weol Ju memiliki kekuatan. Selesai meminumnya, Chun-hyang langsung
pingsan.
Dan
kemudian, saat di tahan, Chun-hyang mendapatkan mimpi mengenai Mong-ryong. Dia
melihat di dalam mimpinya, Mong-ryong lolos tes kerajaan. Karna itu, Chun-hyang
jadi bertekad untuk menunggu Mong-ryong sedikit lagi. Penantiannya tidak
sia-sia, karna Mong-ryong kembali dan menyelamatkannya.
(Cerita
rakyat Korea mengenai Chunhyang. Silahkan cari di Google).
--
Era
sudah berubah. Jenderal MacArthur datang untuk minum ke tempat Weol Ju. Dia
lagi pusing karna harus mencari cara untuk bisa menembus barisan musuh. Weol Ju
tanpa ragu langsung menawarkan bir spesial buatannya. Tanpa ragu, MacArthur
menenggak habis bir tersebut.
--
Dan setelah banyak hal yang di
lakukannya untuk menyelamatkan 99.990 roh getayangan, dia malah di anggap tidak
menghasilkan apa-apa dan hanya bermain?! Cari mati aja! Gwi tampak takut dengan
kemarahan Weol Ju, tapi mau gimanapun kan Weol Ju harus mendapat 10 roh lagi
agar tugasnya bisa selesai.
Gwi juga menasehati Weol Ju
untuk lebih ramah pada para pelanggan dan bukannya memaksa para pelanggan
menceritakan masalah mereka. Weol Ju bukannya tidak mau bersikap ramah, tapi
sikap ramah hanya akan membuat para pelanggan jadi lebih waspada padanya. Dan
juga, sekarang bukan tren-nya lagi orang minum sambil menceritakan masalahnya.
Sekarang ini, orang-orang tidak mudah curhat pada orang lain. Dan juga,
sekarang ini, dia masuk ke Dunia Mimpi dan menenangkan jiwa orang-orang itu,
artinya dia sudah lebih baik! Padahal, kalau bisa, dia tidak mau bicara dengan
para manusia itu!
Udah gitu, sekarang zaman sudah
semakin maju. Jarang ada yang mau mampir di kedai pinggir jalan lagi.
Orang-orang lebih memilih memesan makanan siap antar. Jadi, kalau Gwi di tanyai
atasan lagi, bilang saja bahwa yang salah adalah zaman yang sudah berubah,
bukan salahnya. Dan dia terus berusaha bekerja dengan baik!
“Kau sangat berani berbicara saat
sedang dihukum 500 tahun. Benar-benar hebat,” sindir Gwi.
--
Mi Ran bekerja di swalayan tersebut sebagai
staff SPG daging dan bertugas untuk memanggang sampel daging untuk para
pengunjung juga.
Karna jika dia bersentuhan
tangan dengan orang itu, orang itu akan tanpa ragu bercerita mengenai masalahnya.
Contohnya saja saat dia tidak sengaja berpegangan tangan dengan seorang nenek.
Nenek itu langsung curhat mengenai anak bungsu-nya yang berusia 29 tahun dan
sampai sekarang belum dapat kerja.
Contoh lainnya, saat dia tanpa
sengaja memegang tangan seorang wanita berpenampilan sopan. Wanita itu tanpa
ragu cerita kalau di usianya yang 36 tahun, dia bertemu dengan seorang pria
yang sudah menikah. Dan walau semua orang menuduhnya sebagai perusak rumah
tangga, cinta mereka menjadi semakin penuh rahasia dan kuat.
--
Swalayan sudah tutup. Semua
pegawai di kumpulkan untuk mendengar pengumuman Karyawan yang mendapatkan
penghargaan bulan ini. Dan orang itu adalah Song Mi Ran bagian daging. Sudah 5
bulan berturut-turut Mi Ran mendapatkan penghargaan tersebut. Semua bertepuk
tangan tanda selamat padanya.
--
Kang Bae pulang bersama
teman-temannya. Temannya kagum pada Mi Ran yang berhasil mendapatkan
penghargaan 5 bulan berturut-turut padahal Mi Ran juga pegawai kontrak sama
sepertinya dan mereka bahkan masuk di hari yang sama. Kalau begini terus,
bisa-bisa Ming Rn menjadi pegawai tetap duluan. Teman yang lain, menyuruhnya
lebih berusaha keras. Dan juga, teman itu juga menasehati Kang Bae agar
mengurangi bicara dengan pelanggan.
“Ayolah, Pak. Walau Kang-bae
lambat dalam menyelesaikan tugasnya, pelanggan yang dia layani selalu sangat
puas dengan pelayanannya. Bukankah
kualitas lebih baik daripada kuantitas? Betul, Kang-bae?” bela teman Kang Bae.
Dia mau menyentuh Kang Bae,
merangkulnya. Tapi, Kang Bae langsung menghindar dan pergi dengan alasan ada
urusan. Suasana jadi canggung. Apalagi teman satu lagi mengira teman itu mau
memukuli Kang Bae.
“Tentu tidak, Pak. Kang-bae
paling benci bila ada orang yang menyentuhnya. Bahkan di swalayan, dia seperti
belut. Dia pintar menghindari sentuhan orang lain.”
--
Kang Bae ternyata pergi menemui
temannya, Jin Tae yang tiba-tiba mengajak bertemu. Mereka sudah tidak bertemu
sejak lulus SMA. Kang Bae senang di hubungi dan di ajak bertemu, tapi ternyata
saat mereka tidak sengaja bersentuhan, Jin Tae memberitahu tujuannya mengajak
Kang Bae bertemu karena sedang susah. Hanya Kang Bae yang mengangkat teleponnya
sementara semua langsung menolak teleponnya begitu dia membahas mengenai matra
giok. Itu karna Jin Tae ingin menawarkan produk MLM dan mengajak bergabung.
Gegara itu, dia sampai di sebut penipu.
Walau begitu, Kang Bae masih
berusaha tetap ceria dan berterimakasih karena sudah di telepon. Tapi, Jin Tae
malah jujur kalau dia merasa Kang Bae orang aneh. Waktu SMA, Kang Bae selalu
terlihat depresi dan duduk di pojokan. Dan karena itu, Kang Bae di kucilkan.
Dan dulu, dia juga sangat membenci Kang Bae.
Setelah mengatakan semua perasannya, Jin Tae baru tersadar kembali. Diia menyesal sudah mengatakan semuanya dan langsung kabur.
--
Kang Bae duduk di halte bus.
Perasaannya sedang sangat kacau, apalagi saat membaca sebuah slogan yang ada di
iklan yang di tempel di dinding halte : Sampaikan
perasaan terdalam dan buat hubungan indah.
“Perasaan terdalam? Apakah perasaan
terdalam selalu indah? Ini yang kusadari selama 27 tahun hidupku. Bila kau
ingin punya hubungan baik dengan orang lain, lebih baik kau sama sekali tidak
tahu perasaan terdalam mereka,” itulah yang Kang Bae pikirkan.
Lagi merenung, Kang Bae malah
melihat Mi Ran yang mabuk berat dan berteriak-teriak di pinggir jalan. Bukan
hanya teriak, Mi Ran bahkan marah-marah dan memaki-maki. Mi Ran tidak sadar
kalau Kang Bae ada di sana.
--
Mi Ran kembali bekerja dengan
senyum sumringah menyapa para pelanggan sambil memanggang daging. Saat itu,
seorang pelanggan pria datang dan mencoba sampel yang di panggang Mi Ran. Dia
memuji rasa daging yang gurih dan enak. Mi Ran mulai menjelasakn mengenai
daging tersebut, tapi pelanggan itu malah mengomel menyuruh Mi Ran berhenti
bicara dan hanya terus memanggang daging. Bukan hanya itu, pria itu bahkan
merebut penjepit dari tangan Mi Ran dan mulai memanggang daging sendiri, seolah
dia lagi di restoran BBQ.
Mi Ran masih mencoba sabar dan
ramah meminta penjepitnya di kembalikan. Tapi, ahjussi malah bersikap kasar dan
menyebutnya bodoh. Emosi Mi Ran menjadi meluap apalagi melihat ahjussi tidak
kunjung pergi dan terus memanggang daging gratis. Dia tidak tahan lagi dan
berusaha merebut penjepitnya.
Akhirnya, terjadi perkelahian antara Mi Ran dan ahjussi. Hal itu di lihat oleh Kang Bae yang langsung menolongnya. Gwi dan Weol Ju yang kebetulan belanja lewat dan melihat itu, tapi mereka memilih mengabaikannya.
“Heran, semua orang miskin selalu
saja sombong dengan statusnya. Kau pasti tak belajar baik di sekolah. Karena
itu kau membakar daging sekarang. Beraninya kau marah-marah. Kau harusnya tahu
kastamu di sini. Kau tak tahu siapa aku? Astaga!” maki ahjussi.
Makian itu membuat Weol Ju yang
tidak ingin ikut campur jadi kehilangan kendali. Dia segera menghampiri ahjussi
itu dan mencekik lehernya dengan keras. Tidak hanya mencekik, Weol Ju bahkan
bisa mengangkat tubuh pria itu hanya dengan satu tangan. Semua terkejut melihat
hal tersebut.
“Kaulah yang berkasta rendah dan
tak berpendidikan. Pengemis yang ingin mengisi perut dengan makanan gratis. Bukan.
Setidaknya pengemis menghormati yang memberi makan. Beraninya kau berbuat onar saat
kau hanya makan sampel gratis? Kau tidak lebih baik dari pengemis!” maki Weol
Ju.
Ahjussi sudah sangat ketakutan dan hampir mati karena cekikan Weol Ju. Untungnya, Weol Ju tersadar dengan tindakannya dan segera melempar tubuh ahjussi kembali ke tanah. Gwi tampaknya tahu apa alasan Weol Ju sampai demikian, sehingga dia tidak mengatakan apapun. Setelah memastikan Weol Ju pergi, ahjussi malah kembali menggila.
Dia berteriak-teriak memanggil manager. Asisten Park yang bertugas, segera datang dan meminta maaf kepada ahjussi. Bukannya membela Mi Ran, dia malah memerintahkan Mi Ran untuk berlutut dan meminta maaf. Kang Bae tidak mengizinkan karena ahjussi juga menghina Mi Ran, jadi kalau mau, harus sama-sama minta maaf.
“Mengapa kau ikut campur? Karyawan
kontrak berani sekali di sini. Song Mi-ran, cepat berlutut!” teriak asisten
Park.
Mi Ran berusaha keras agar
tidak menangis. Di banding berlutut meminta maaf, Mi Ran memilih pergi.
--
Gwi dan Weol Ju kembali ke kedai. Setelah kembali, Gwi baru memarahi Weol Ju karna kelakuannya tadi. Dia menyuruh Weol Ju harusnya membuat pengumuman saja tadi kalau dia adalah hantu berusia 500 tahun.
“Aku marah saja untuk
sementara. Aku langsung melepasnya.”
“Itu dia. Mengapa kau harus
tiba-tiba marah saat itu? Orang pasti berpikir kau ini pahlawan atau pejuang
keadilan. Bukankah kau benci semua manusia dan tak mau bicara dengan mereka?”
“Kau benar. Aku benci manusia, apalagi
pria berengsek itu. Ada masalah?”
“Kalau aku lihat, kau bukan
membenci manusia. Sejak dulu kala, ada sesuatu yang tersimpan dalam hatimu.”
Wajah Weol Ju menegang, “Apa
itu?” tanyanya waspada.
“Seperti... Kau memang lahir
dengan karakter pemarah. Itu tak bisa dibenarkan. Benar-benar pemarah yang
menyebalkan. Itu dia alasannya.”
Usai memarahi Weol Ju, Gwi
pergi keluar. Dia ingin pergi melepas stress karena atasannya dan Weol Ju
sama-sama menekannya.
--
Kang Bae sudah pulang kerja. Pas di jalan, dia melihat Mi Ran yang berdiri di pinggir trotoar dan terlihat aneh. Benar saja, saat sebuah truk melintas, Mi Ran segera pergi ke tengah jalan, membiarkan dirinya tertabrak. Kang Bae langsung berteriak panik dan berdiri menghalangi truk.
Beruntungnya, truk berhasil mengerem tepat waktu dan tidak menabrak mereka, “Hei, apa masalahmu? Kau gila? Mati saja di tempat lain. Kau mau menghancurkan hidupku? Sialan!” maki supir truk.
Akhirnya, Kang Bae membawa Mi Ran kembali ke tepi. Mi Ran meminta maaf atas yang terjadi tadi di swalayan karna melibatkan Kang Bae, setelah itu dia pamit. Tapi, Kang Bae khawatir dan tidak membiarkannya pulang karena tidak ada siapapun di rumah Mi ran. Jadi, dia mengajak Mi Ran untuk makan bersamanya saja dulu.
Kebetulannya di dekat mereka
ada kedai Mistis yang sedang buka.
Tags:
Mystic Pop-up Bar