Sinopsis Lakorn : Sapai Import Episode 10 - 1


ATTENTION :
Menurut saya pribadi, drama ini tidak sesuai untuk usia di bawah 19 tahun. Jadi, jika ada yang di bawah 19 tahun, harap tidak lanjut membaca. Pemirsa di harap bijak. Terimakasih.
Subtitle : thanks to penerjemah (the link you can see in images)
=====


Sinopsis Lakorn : Sapai Import Episode 10 - 1
Images by : Channel 7


 


Senjata pembunuhan Kuam di temukan di rumah Don. Kini, Don yang mempunyai motif untuk membunuh Kuam menjadi tersangka. Dia di bawa ke kantor polisi untuk menerima pemeriksaan lanjutan.  Semua jelas terkejut dengan hal yang tidak terduga ini. Walau begitu, Don tetap berusaha tenang. Dia meminta Lisa untuk menelpon pengacara dan menjaga Orn dan Rin. Dan juga, dia tidak akan pergi lama.
Lisa beneran cemas dan khawatir. Don tersenyum menenangkannya.




Orn beneran shock dan penasaran bagaimana bisa pisau itu di temukan di rumahnya? Ratda bukannya bersimpati malah memanaskan situasi kalau semua sudah jelas.
“Putraku tidak bersalah. Dia tidak akan pernah membunuh orang! Seseorang telah memfitnahnya!” tegas Orn.



Ratda tetap ngotot pada pendapatnya kalau Don pelakunya. Lisa melerai mereka untuk menunggu hasil penyelidikan sidik jari di pisau tersebut. Orn setuju dan yakin kalau putranya pasti akan segera keluar.
Karna stress dengan yang terjadi, Orn sampai pusing dan hampir terjatuh. Nenek sangat panik dan menyuruh Rin dan Lisa membawa Orn ke kamar untuk beristirahat.



Sama seperti Ratda, Gigi juga meragukan Don. Paula dan Waen langsung memarahinya karena mencurigai Don padahal dia sudah bekerja lama untuk Don dan tentu tahu bagaimana sifatnya. Gigi tidak terima di ceramahi dan membalas balik kalau mereka tidak pernah tahu bagaimana isi pikiran seseorang. Semua juga tahu kalau Don begitu marah saat Kuan menculik Lisa, dan mungkin saja Don membunuhnya ketika ada kesempatan. Don ada motif membunuh. Dan jika dia jadi polisi, dia juga 1000% akan mencurigai Don.



“Gigi! Harusnya kau di bunuh kemarin malam karena punya mulut yang jahat!” marah Paula.


“Paula benar! Khun Don adalah bos kita. Dia memberi kiat makan, air, tempat tinggal dan uang. Kita hidup dengan baik karena dia. Tapi kau malah berpikir dia adalah pembunuh! Kau tidak tahu syukur!” marah Waen dan meneloyor kepala Gigi.
Gigi kesal karna di pojokkin padahal dia kan hanya berspekulasi.
--



Don tanpa melawan, mengikuti para polisi ke kantor polisi. Hal itu terlihat oleh Jade. Dia langsung menelpon seseorang dan melaporkan hal tersebut.


Tingkah mencurigakan Jade itu terlihat oleh Pat.
--




Ratda bergegas pulang dan memberitahu Pit kalau Don di bawa ke kantor polisi karna senjata pembunuh di temukan di rumahnya. Bener-benar hal mengejutkan.
“Dan Mae berpikir Don yang melakukannya?” tanya Pit.
“Sejujurnya, aku juga tidak yakin. Tapi, kita tidak pernah tahu kan bagaimana isi pikiran Don, benar? Mae beneran bingung sekarang ini.”




Wajah Pit terlihat aneh. Dan saat mendapat telepon, Pit langsung pergi. Ratda mengomel karna Pit pergi meninggalkannya sendiri padahal dia sudah takut dengan situasi sekarang ini.



Pit menerima telepon, “Apa semuanya baik?” tanyanya kepada penelpon dan tersenyum tipis.
--




Rin menanyakan kondisi Orn. Orn memberitahu kalau dia sudah lebih baik sekarang ini. Mor yang mendengar kabar mengenai kondisi Orn, datang berkunjung dan menawarkan diri untuk membawanya ke rumah sakit untuk di periksa. Dia takut kalau kondisi kanker Orn semakin parah.


 

Orn jelas tidak mau ke rumah sakit karna takut ketahuan sudah berbohong mengenai penyakitnya. Untungnya, perhatian teralihkan dengan kedatangan Lisa yang memberitahu kalau pengacara sudah ke kantor polisi untuk mendampingi Don. Dan pengacara juga bilang, walau senjata pembunuh di temukan, polisi belum bisa menahan Khun Don. Mereka harus menunggu hasil sidik jadi di senjata terlebih dahulu dan itu butuh waktu. Jika dalam waktu 48 jam polisi masih belum menemukan bukti lain, Don akan di bebaskan.



Orn sangat lega mendengarnya dan langsung mengucap syukur. Rin juga bahagia mendengarnya and pergi keluar. Dia menenangkan dirinya sendirian di taman.




Mor khawatir dan mengikuti Rin. Dia melihat Rin yang menangis. Rin kaget melihat kedatangan Mor dan segera menghapus air matanya. Mor dengan lembut, menyuruh Rin untuk menangis dan tidak perlu di tutupi. Rin jujur memberitahu kalau dia malu jika orang – orang melihatnya menangis karena dia sudah dewasa sekarang.
“Apa aku orang lain bagimu? Di mataku, kau selamanya adalah adik kecil yang ku sayangi,” ujar Mor. “Kau bisa menangis di depanku.”




Mor memeluk Rin sambil mengelus bahunya lembut. Apa yang Mor lakukan membuat Rin akhirnya menangis. Dia sangat khawatir pada Don dan juga yakin kalau Don tidak mungkin membunuh orang.
--



Pat ternyata mengikuti Jade. Tapi, ternyata Jade sadar kalau Pat mengikutinya sedari tadi. Pat beralasan kalau dia  hanya sedang berjalan-jalan. Jade menyuruhnya untuk jalan duluan, dan saat itulah Jade menyadari ada bentuk luka yang aneh di lengan Jade. Jade segera menyembunyikan lengannya di belakang tubuh dan beralasan kalau dia tidak berhati-hati dan menabrak meja.





Pat tidak percaya karena lukanya terlalu panjang untuk luka menabrak meja.  Dan dia merasa luka itu seperti luka cakaran. Jade mengeraskan suaranya kalau tidak ada yang mencakarnya dan juga dia sudah bilang ini luka terkena meja.



“Aku tidak ada bilang seseorang mencakarmu,” balas Pat. “Itu bisa saja cakaran kucing.”



Jade panik dan memilih pergi daripada menambah kecurigaan Pat.
--



Pat tidak bisa diam saja. Dia menemui Lisa, Mor dan Rin untuk memberitahu kecurigaannya bahwa mungkin Jade-lah yang membunuh Kuam.  Mor menasehati Pat untuk tidak asal menuduh.




“Aku yakin. Kemarin malam, dia bertingkah aneh,” beritahu Pat mengingat pertengkaran Jade dengan Kuam kemarin malam. “Aku tidak berpikir apapun kemarin malam, tapi hari ini, P’Don di tangkap. Jadi, aku mengikuti Supervisor Jade dan aku mendengarnya bicara dengan seseorang di telepon, melaporkan mengenai Don yang di tangkap. Dan yang lebih penting, ada bekas cakaran di lengan tangannya.”



“Pat, jangan beritahu siapapun hal ini. Jika memang dia yang melakukannya, aku takut dia akan waspada dan malah kabur,” perintah Lisa.



Rin masih bingung, kalau Jade pelakunya, kenapa dia harus menuduhkannya pada Don? Bukankah Don sangat baik pada Jade? Lisa menjawab kalau itulah yang harus mereka cari tahu. Dan juga, mengenai bekas cakaran di tangan Jade, mungkin saja itu adalah cakaran tangan Kuam.
--




Polisi menanyakan alibi Don di jam kematian Jade sekitar pukul 10 malam hingga tengah malam. Pengacara juga sudah ada di sana untuk menemani. Don menjawab jujur kalau di jam itu, dia berdua bersama dengan istrinya dan jika mereka tidak percaya, mereka boleh menelpon istrinya. Polisi dengan sopan menjelaskan kalau istri tidak bisa di jadikan sebagai saksi alibi. Don tidak mengerti dan menanyakan alasannya.


 

Pengacara Don menjelaskan pada Don kalau Khun Lisa adalah orang terdekat Don, jadi pernyataannya tidak mempunyai kredibilitas. Polisi juga menjelaskan pada Don kalau mereka butuh saksi lain selain istri Don. Apa ada orang yang melihat Don di jam segitu?
--


Waen, Panom dan Paula berkumpul bertiga. Waen mengomel khawatir pada Ko yang menghilang di saat Don sedang terkena masalah seperti ini. Panom menenangkan kalau Ko mungkin sedang asyik bersama wanita. Paula malah emosi dan menyebut semua pria sama saja, ‘playboy’.



Lagi di bicarakan, Ko mendadak keluar dari dalam gudang, tanpa mengenakan pakaian pekerja perternakan.
--


  

Don menjalani pemeriksaan lanjutan. Air ludahnya di ambil untuk sample pemeriksaan. Usai itu, Pengacara Don menyuruh Don mengingat lebih jelas lagi, adalah orang lain selain Lisa yang melihat Don di jam segitu? Pikirkan baik-baik karna ini bisa membuat Don terlepas dari tuduhan.





Don mulai mengingat kejadian kemarin dengan lebih hati-hati. Dan dia teringat saat Jell mengantarkan handuk ke kamar, dia yang menerima handuk itu. Dan juga, dia sempat memberikan baju piyama Lisa pada Paula untuk di buang. Kedua orang itu bisa menjadi saksinya kalau dia ada di rumah saat jam kejadian!
--




Lisa mencari data di internet mengenai tes forensik DNA, sampelnya bisa di ambil dari urine, semen, dan saliva. Di antara ketiga sampel, yang paling mungkin mereka dapatkan adalah sampel saliva (air ludah).




Karena itu, mereka mulai menyusun rencana. Mereka melihat Jade yang sedang minum dari botol air. Dan untuk itu, mereka harus mendapatkan botol air itu untuk mendapatkan ludah Jade yang menempel di mulut botol.



Untuk mendapatkan botol itu tanpa kecurigaan Jade, Mor berpura-pura menabraknya hingga botol itu terjatuh. Meminta maaf dan menggantikan minumnya dengan botol air baru. Berhasil!




 Botol air itu segera di plastikin dan di bawa ke kantor polisi (oleh Lisa dan Rin). Dan ternyata, Jade sadar dengan apa yang mereka lakukan.
--



Ko keluar dari gudang dengan wajah ketakutan dan berjalan cepat. Paula dan yang lain, mengejarnya, menanyakan dia hendak kemana begitu terburu-buru?
“Bibi Waen bilang kalau Khun Don di tangkap. Aku akan menolongnya!”




“Siapa kau bisa menolongnya? Bagaimana kau akan menolongnya?” omel Waen.


Di saat itu, Paula mendapat telepon dari kantor polisi yang menyuruhnya datang untuk memberikan pernyataan.
--




Lisa dan Rin dalam perjalanan ke kantor polisi. Dan anehnya, ada sebuah mobil hitam yang mengikuti mereka sedari tadi. Lisa jadi cemas, jadi dia berbelok untuk melihat apakah mobil itu masih mengikutinya. Dan tidak, mobil itu terus berjalan lurus. Rin lega dan merasa kalau mereka hanya terlalu cemas saja.
--



Ko ikut ke kantor polisi bersama Paula. Dia memberikan keterangannya kepada pihak polisi. Kemarin malam, sekitar jam 11 malam, dia baru saja pulang ke perternakan.




Flashback
Ko baru saja pulang dan sialnya motornya mogok. Jadi, dia berjalan sambil mendorong. Dan saat itulah, dia melihat Kuam yang di cekik kemudian mayatnya di seret. Ko begitu ketakutan hingga tidak berani bersuara sedikitpun.
End
“Aku yakin kalau pembunuhnya yang ku lihat adalah Supervisor Jade,” keterangan Ko.


“Dan setelah kejadian, kau kemana?”
“Aku takut…. Kalau dia akan membunuhku untuk membungkamku. Jadi, aku bersembunyi di gudang hingga pagi ini.”



Flashback
Ko sembunyi di gudang dan tidak berani keluar sama sekali. Karena itu, dia tidak tahu apa yang terjadi di perternakan. Dia sangat ketakutan.
Kemudian, dia mendengar obrolan Waen, Paula dan Panom yang bergosip di depan gudang.
End
Dan keterangan Ko membuat tersangka beralih pada Jade.
--



Lisa dan Rin sudah lega kalau mobil hitam yang mengikuti mereka tidak ada dan mengira mereka hanya salah paham. Karena itu, mereka kembali ke jalan besar. Tapi, mobil hitam itu mendadak muncul dan menghalangi jalan mobil mereka.


Dan yang ada di dalam mobil itu adalah Jade! Mereka jelas takut. Lisa menyuruh Rin untuk segera menelpon polisi sementara dia akan berusaha mengulur waktu.
Lisa keluar dari dalam mobil untuk menghadapi Jade, sementara Rin menundukkan kepala di dalam mobil dan menelpon polisi. Rin menundukkan kepala, agar Jade tidak bisa melihatnya sedang menelpon.
--




Pengacara memberitahu kalau Don sudah bilang karna Jell dan Paula sudah bersaksi kalau Don ada di rumah saat jam kejadian. Dan yang paling penting, ada saksi yang melihat orang yang membunuh Kuam.
“Siapa orangnya?”
“Supervisor Jade.”


Tidak lama, polisi datang memberitahu Don kalau istrinya dalam masalah sekarang ini. Itu dari laporan Rin.
--


Begitu Lisa keluar dari mobil, Jade langsung meninju wajahnya. Lisa hendak mengeluarkan jurus bela dirinya, tapi Jade ternyata membawa pistol. Dia mengarakan pistolnya pada Lisa sembari berteriak menyuruh Rin untuk keluar dari dalam mobil.




Lisa berteriak menyuruhnya tidak keluar, tapi Jade membuka paksa pintu mobil dan menarik Rin keluar. kemudian, dia mengambil botol minumnya tadi dan menyuruh mereka untuk tidak mengganggu pekerjaannya.
“Tapi pekerjaanmu adalah membuat Khun Don masuk penjara.”
“Aku tidak bisa melakukan apapun. Itu karna dia ingin melawan…”
“Melawan siapa?” tanya Lisa.



“Kau tidak perlu tahu karna kalain berdua akan mati hari ini!”




Jade terlebih dahulu menghancurkan botol minumnya kemudian menendangnya jauh. Di saat dia lengah, Lisa langsung menyerang dan merebut pistolnya. Tapi, Lisa malah terpeleset dan terjatuh.Jade juga menamparnya dengan kuat. Rin tidak hanya diam saja, dia merebut pistol yang ada di tanah dan mengarahkannya pada Jade. Walau takut, Rin memerintahkan Jade untuk tidak mendekat.



Jade tetap mendekat. Rin ketakutan dan menembakan pistol ke atas. Tekanan dari pistol membuat Rin terjatuh. Jade segera merebut pistol tersebut, sementara Lisa segera menarik Rin lari bersamanya. Jade berusaha menembak mereka, namun tembakannya terus meleset.



Tapi, pada akhirnya, Rin dan Lisa terpojok juga. Walau begitu, Lisa tetap tidak takut pada Jade karena dia yakin Jade akan tertangkap pada akhirnya. Dengan Rin, mereka bekerja sama berusaha menjatuhkan Jade.




Dan untungnya juga, Don tiba di sana dengan motornya. Jade berusaha menembaknya, tapi tembakannya terus saja meleset. Noob!  
Don tiba dan langsung menyerang Jade. Jade belum sempat mengambil kembali pistolnya yang terjatuh di tanah. Jadinya dia hanya bisa bertarung tangan kosong. Kekuatannya tidak sebanding dengan kekuatan dan ilmu bela diri Don. Don beneran marah dan terus menendang tubuh Jade.



Lisa yang berusaha menahan Don dan membiarkan polisi yang mengurus sisanya. Jade masih tidak menyerah dan memanfaatkan moment  untuk mengambil pistol dan menembakkannya pada Don. Tapi, belum sempat dia melakukannya, tembakan pistol dari polisi yang tiba sudah mengenai tangannya. Jade ketakutan dan langsung lari ke dalam hutan.




Mor juga tiba bersama polisi. Dia lega karena semuanya baik-baik saja. Karena Lisa sudah di perhatikan oleh Don, maka Mor memperhatikan Rin yang shock dan sedikit terluka juga.
--




Semua sudah kembali ke rumah. Don mendapatkan laporan polisi kalau Jade berhasil kabur dan menjadi DPO. Mendengar itu, Orn khawatir. Don menyuruhnya tidak khawatir karna untuk keamanan mereka, dia sudah meminta polisi untuk mengirim anggotanya berjaga sementara di sekitar perternakan.
Pat ada di sana juga. Dan Don meminta Pat menyampaikan semua kejadian ini pada yang lain.
--



Mor mengobati luka lecet di tangan Rin.
“Aku minta maaf.”
“Untuk apa?” bingung Rin.
“Jika aku pergi denganmu dan Lisa, maka aku pasti bisa melindungi kalian.”
“Ini bukan salahmu karna juga tidak ada yang tau hal ini akan terjadi,” ujar Rin.
Mor sedikit lega mendengarnya. Sementara Rin semakin menyukai Mor.
--




Ko ketakutan saat tahu Jade berhasil kabur. Dia takut kalau Jade akan kembali dan membunuhnya karna sudah memberikan kesaksian. Saking takutnya, Ko malah sudah meninggalkan wasiat pada Waen untuk langsung mengkremasi tubuhnya saat dia meninggal. Cukup 3 hari pemakaman sudah cukup.
“Aku rasa 1 hari sudah cukup,” komentar Waen.
“Menurutku, langsung kremasi saja,” pendapat Paula.



“Lebih baik memang langsung kremasi. Apapun yang mau makan, katakan padaku sekarang. Aku akan sembahyangkan untukmu,” ikutan Panom.
Hahhaha. Ko malah marah karena mereka bukannya menenangkannya malah bercanda. Pat menyuruh Ko untuk tidak khawatir karena anggota kepolisian akan berpatroli di sekitar perternakan. Dan jika mereka menemukan orang yang mencurigakan, segera laporkan.




Gigi sok takut dan mencuri kesempatan untuk memeluk lengan Pat, tapi tentu saja, Waen tidak memberikan kesempatan.
--




Pat juga melaporkan pada Ratda bahwa pembunuhnya adalah Supervisor Jade dan sekarang sudah menjadi DPO. Ratda lebih kaget saat tahu Jade pembunuh daripada saat Don yang di tuduh. Dia merasa kalau Jade adalah orang yang baik (ckckck, tante apaan ini).
“Dimana P’Pit?” tanya Pat.



“Aku tidak tahu. Tadi, dia pergi terburu-buru,” jawab Ratda. “Aku jadi khawatir. Pat, bisa kau telepon Pit dan suruh dia pulang?”
“Baiklah.”
Pat langsung menelpon Pit, tapi teleponnya tidak di angkat sama sekali.
--




Pit pergi menemui seseorang untuk mendapatkan list nama pemilik rumah di sekitar perternakan. Huft, dia akan melakukan perintah Sia. Orang itu, sepertinya, Kepala Desa (?) menyuruh Pit untuk tidak berharap banyak karena sudah banyak investor yang ingin membeli tanah di sekitar sini, tapi para warga asli tidak ingin menjualnya sama sekali.
“Aku yakin kalau mereka akan menjualnya padaku,” ujar Pit, penuh percaya diri.
--



Sebelum tidur, Don memeriksa keadaan wajah Lisa dan menanyakan apakah masih sakit?
“Sedikit,” jawab Lisa.
“Aku minta maaf karena hampir tidak bisa tempat waktu menolongmu.”



“Kenapa kau harus minta maaf padaku? Kau kan juga berada dalam masalah tadi. Ngomong-ngomong, saat kau naik sepeda motor untuk menyelematkanku, kau terlihat keren. Aku tidak pernah melihatmu seperti itu sebelumnya.”



Don memanfaatkan moment  untuk menyombongkan diri dan merayu Lisa. Tidak hanya itu, Don juga bilang ngantuk dan langsung baring di tempat tidur. Haahha.



Tapi, Lisa sangat tegas. Dia tidak memberikan kesempatan sama sekali dan menyuruh Don untuk tidur di sofa. Walau Don memohon, masang wajah melas dan merayu, itu tidak mempan sama sekali.



Post a Comment

Previous Post Next Post