Note
:
-
Tulisan warna hitam = dunia nyata
- Tulisan warna merah = dunia novel
==
Sinopsis
T-Drama : Lost Romance Episode 08 - 2
Images by : SET TV
Sementara dia masih di jalan, sudah ada orang lain yang pergi ke sana. Tianjian. Alamat yang di berikan oleh tn. Hu adalah alamat pengacara Wei. Tapi, saat di sana, tidak ada orang sama sekali. Tetangga pengacara Wei yang memberitahu kalau pengacara Wei sudah pindah dari sana.
“Barusan ada yang datang? Apa
maksudnya?” tanya Mingli.
“Barusan seorang pria muda
menggedor pintu dan pregi setelah aku memarahinya. Sekarang kalian.”
“Bagaimana rupa orang yang datang
tadi?”
“Tinggi. Rambut pirang. Ah,
menjengkelkan.”
Dari dekripsi itu, yang terpikirkan adalah Tianjian. Dan sialnya, Tianjian belum pergi terlalu jauh dari sana dan melihat Mingli. Refleks, dia bersembunyi. Mingli seolah punya indera ke-enam, berteriak menyuruh Tianjian untuk keluar.
Tianjian sudah mau keluar mengira Mingli beneran tahu. Tapi, dia mengurungkan niatnya dan memutuskan untuk tetap bersembunyi. Keputusannya benar, karan ternyata Mingli hanya menggertak. Dia hanya mengetest apakah Tianjian masih ada di sana atau tidak. Dan karna Tianjian tidak muncul, maka dia pun pergi.
--
Tianjian kembali ke kantor. Dan
ketika sampai, sudah ada Mingli di ruang kerjanya. Tianjian berusaha bersikap
normal dan menyapa Mingli dengan ramah. Dan Mingli juga balas menyapa dengan
sindiran.
“Kau barusan pergi mencari
pengacara Wei kan? Mana surat wasiatnya?”
“Aku tidak menemukannya. Aku tahu
kau tidak percaya. Tapi, mau kau percaya atau tidak, surat wasiatnya tidak ada
samaku.”
Mereka mulai berdebat. Perdebatan yang berujung pada pertengkaran. Dua-duanya merasa kecewa satu sama lain.
Pertengkaran itu terhenti karna
Qiaozhi membisikan sesuatu padanya. Mengenai keberadaan istri dan anak
pengacara Wei.
“He Mingli. Kau jangan keterlaluan. Istri dan anak Pengcara Wei tidak bersalah. Kau bahkan berani menyentuh keluarganya, bukankah kau sudah kelewatan?!” marah Tianjian.
“Aku sudah mengorbakan
keluargaku. Jadi, kenapa tidak dengan keluarganya?”
“Apa kau tidak sadar betapa
menakutkannya kau sekarang ini?”
--
tn. Hu menerima telepon, “Halo. Akhirnya kau sadar. Paman Hu akan selalu berada di sisimu. Kita akan mencari jalannya, okay?” ujarnya pada si penelpon.
Dan begitu telepon berakhir, tn.
Hu kembali menatap papan catur di mejanya. Kali ini, dia menggunakan pion kuda
untuk menjatuhkan pion raja.
--
Begitu jam kantor usai, Xiao’en langsung pergi dan menolak ajakan Qiutian dan Susan. Chuchu juga menolak ajakan mereka dengan alasan ada masalah keluarga.
Tapi, mau tahu kemana Chuchu? Pergi menemui Aoran di atap gedung. Aoran menanyakan keadaannya termasuk mengenai Xiao’en yang bilang kalau dia sakit pneumonia. Chuchu tertawa canggung saat tahu Xiao’en bohong kalau dia sakit pneumonia. Walau begitu, Chuchu ikut berbohong kalau sudah hampir sembuh.
“Ya. Karna cepat di
ketahui,” bohong Chuchu.
Suasana kemudian jadi
canggung. Chuchu memulai obrolan kembali dengan meminta maaf karna tidak datang
hari itu padahal dia yang mengajak Aoran. Aoran tidak masalah karna kesehatan
kan yang terutama.
“Semua?”
“Bukankah pneumonia itu
menular? Apa… rekan kerjamu baik baik saja?”
“Ya.”
“Dia sangat baik.”
“CEO jangan khawatir.
Xiao’en sangat sehat.”
“Okay. Ya udah ya,”
ujarnya dan langsung pergi begitu saja.
Dari wajahnya, Chuchu
tampak kecewa karna Aoran pergi tanpa bilang apapun lagi.
--
Sialnya lagi, pelanggan selanjutnya yang harus di layaninya adalah Qingfeng. Qingfeng langsung ketawa melhiat Xiao’en pakai baju maid dan bersikap imut. Xiao’en juga menyindir tidak nyangka kalau Qingfeng suka datang ke tempat beginian.
“Eh, aku itu
mengikutimu.”
Saat pulang kantor, Qingfeng melihat Xiao’en yang lari terburu-buru
ke halte bus. Karna penasaran, dia mengikutinya.
End
Qingfeng menanyakan alasan Xiao’en bekerja sambilan. Dan Xiao’en bohong kalau dia lagi kekurangan uang sekarang.
Qingfeng tidak bertanya
lebih lanjut dan lebih memilih menggoda Xiao’en yang sekarang jadi maid. Entah kenapa, mereka malah lebih
tampak seperti pemeran utamanya.
Ah, Qingfeng bahkan memuji Xiao’en yang imut. Bahkan tanpa kata-kata ‘meow’ atau pakaian maid seperti itu, baginya Xiao’en tetap imut.
Ucapan yang membuat
Xiao’en menjadi terperangah. Apalagi, Qingfeng memegang tangannya dan
menatapnya dengan sangat serius.
Tags:
Lost Romance