Note
:
-
Tulisan warna hitam = dunia nyata
- Tulisan warna merah = dunia novel
==
Sinopsis
T-Drama : Lost Romance Episode 06 - 2
Images by : SET TV
“Setelah hampir mati,
orang pertama yang di lihatnya saat bangun tidur haruslah orang yang paling dia
dambakan,” ujar Xiao’en dan mendudukan Chuchu ke kursinya tadi.
“Aku datang untuk
menganggu bos. Tapi, sekarang karna dia seperti ini, tiba-tiba aku jadi
kasihan,” ujar Xiao’en menyembunyikan perasaan sebenarnya. “Jika kau memiliki
belas kasihan untuk CEO kita, kau tidak boleh memberitahunya kalau aku di sini.
Kalau tidak, dia akan marah. Janji? Janji!”
“Aku janji,” ujar
Chuchu, menyanggupi.
Chuchu masih terus
menangis dan menyalahkan dirinya. Karna Chuchu terus begitu, maka Aoran mulai
bercerita kalau dia takut pada gelap. Chuchu menanyakan alasannya? Dan Aoran
mau menceritakannya.
Mendengar itu, Chuchu
menangis terisak-isak. Tidak hanya Chuchu, Xiao’en jgua menangis tanpa Aoran
sadari.
“Tidak apa-apa.
Semuanya hanyalah masa lalu. Bukankah aku tumbuh dengan baik?” ujar Aoran pada
Chuchu.
Pada akhirnya, Xiao’en
memilih pergi. Qingfeng mengikutinya dengan khawatir. Dan benar saja, ketika
dia membalikan tubuh Xiao’en, Xiao’en menangis terisak.
“Kenapa penulis tidak
membiarkanya besar dengan bahagia? Apa harus ada penyesalan dan kekurangan? Dia
hanya karakter fiktif dan bukan orang sungguhan. Mengapa hatiku merasa sakit?
Aku sudah sering membaca lebih dari 87 novel dengan pemeran utama memiliki
trauma masa kecil. Jika bukan keluarga yang tiba-tiba menjadi miskin atau kedua
orang tua sekarang, atau mengadopsi anak yang salah, masalah psikologis. Semua
ada di dalam novel. Sangat kuno,” gerutu Xiao’en, sedih.
“Lalu, kenapa kau masih
menangis?”
“Ya. Kenapa aku masih
menangis?” tanyanya pada diri sendiri. “Apa karna aku bisa melihatnya dan
menyentuhnya hingga semua ketakutannya menjadi nyata? Penulis sangat tidak
bertanggung jawab! Kau hanya menulis kata-kata sesukamu dan karaktermu harus
hidup di bawah bayang-bayang selamanya!! Kau gila!!” teriak Xiao’en. “Tidak
bisakah penulis lebih menyukai karakter mereka? Penyiksaan pada anak sangat
menyakitkan hati. Di gigit anjing, gegar otak semua itu lebih baik daripada penyiksaan.”
--
Xiao’en juga sudah
merasa pesimis dapat merubah plot cerita. Bagaimanapun pemeran utama pria dan
wanita sudah di takdirkan bersama. Apa ada gunanya berusaha?
“Tentu saja ada.
Bukankah kau mengatakan takdir adalah takdir, tapi kita harus berjuang untuk
apa yang kita inginkan?”
“Kau---.”
“Apa?”
“Lupakan,” ujar
Xiao’en. “Anggap saja aku bicara omong kosong.”
--
Qiutian beneran bingung sekarang
ini. Mana mungkin ada? Dia udah membacanya dan tidak ada tokoh nama Xiao’en.
“Aku tidak peduli jika kau pikir
ada atau tidak. Perbaiki!” perintah editor tn. Yao.
“Beneran ada!! Tidak bisa ini,”
kaget Qiutian. Dia malah curiga kalau Xiao’en yang memasukkan namanya di novel
itu sebelum koma.
Tanpa Qiutian sadari, kata-kata
di dalam draft novel itu bergerak
sendiri dan merubah kembali kata Yijun menjadi Xiao’en.
--
Aoran yang sudah sehat
dan boleh keluar rumah sakit, mengantar pulang Chuchu. Karna kakinya masih
sakit, saat keluar dari mobil, Chuchu hampir terjatuh jika Aoran tidak menahan
tangannya.
Aoran baru nyadar, kalau kaki Chuchu terluka, gimana caranya Chuchu membawanya ke rumah sakit kemarin? Chuchu langsung terdiam. Dia mengingat janjinya pada Xiao’en kalau dia tidak boleh memberitahu kalau Xiao’en ada di sana.
Dan Aoran percaya
sepenuhnya padanya. Hm, kalau Xiao’en yang ngomong pasti di ragukan.
--
“Sejak kapan kau jadi
rajin begitu?” komentar Aoran.
“Aiya, jangan bilang
begitu lah. Aku akan selalu begini,” balas Xiao’en.
Wkwkwk, kabel listrik
penyedot debunya lupa di colok. Ketahuan!
--
“Jadi, ini benar-benar
jepit rambutmu?” tanya Aoran, lagi.
Xiao’en membantah karna
untuk apa juga dia menyakiti Chuchu, apa untungnya baginya? Aoran terus saja
menilai negatif Xiao’en karna Xiao’en kan sudah pernah menyakiti Chuchu (yang
insiden salah paham Chuchu di siram air di kamar mandi itu lho).
Merasa stress, Xiao’en
mengajak Qingfeng ketemuan. Qingfeng pun terkejut saat tahu kalau Xiao’en sudah
menyatakan cinta pada Aoran. Xiao’en sangat malu sekarang ini dan memarahi
dirinya sendiri karna sudah menyatakan cinta begini.
Xiao’en itu maunya
pernyataan cinta yang romantis. Seperti apa? Seperti Ji Eun Tak yang menyatakan
cinta pada ahjussi Kim Shin (drama Korea
: Goblin). Berdiri di tepi pantai dengan mengenakan syal berwarna merah dan
Aoran berdiri di hadapannya dengan mengenakan setelan hitam sambil memegang
payung. Kemudian dia akan berujar : “Saranghaeyo.”
Atau kalau nggak,
pernyataan cinta yang menyedihkan. Seperti apa? Seperti Kang Mo Yeon yang pergi
ke lokasi kejadian dan tali sepatunya terlepas. Kemudian, Yoo Shi Jin berhenti
di depannya dan mengikatkan tali sepatunya (drama
Korea : Descendants of the Sun) Nah, dia akan menatap Aoran yang mengenakan
pakaian tentara dan berujar : ‘Saranghaeyo.’
Atau seperti pernyataan
cinta di The King : Eternal Monarch (aku belum pernah nonton ini, soalnya pas episode 1 nggak dapat
feel-nya. Nanti ku coba tonton lagi lah).
Padahal, di dalam
kamarnya, Aoran lagi memikirkan mau ke dapur untuk makan atau tidak. Jika dia
pergi ke sana, apa Xiao’en akan ke ge-er an? Tapi kalau tidak makan, bukannya
Xiao’en juga bisa ke ge-er an?
Ah, udahlah. Aoran
memutuskan untuk turun makan. Tapi, pas di cari, Xiao’en malah tidak ada. Aoran
malah jadi kesal karna Xiao’en baru saja menyatakan cinta padanya, tapi malah
sekarang menghilang sebelum menyiapkan makanan untuknya.
Aoran kemudian duduk
dan merenung. Dia mulai memikirkan sikap Xiao’en selama ini, dan baru sadar
kalau Xiao’en memang nampak menyukainya. Tapi, dia malah menganggap Xiao’en
psiko.
Pintu di buka. Dan yang
ada di depan pintu bukan Xiao’en melainkan Chuchu. Anehnya, ekspresi Aoran
tidak nampak bahagia sama sekali.
Chuchu menggunakan
dapur dan memasak makan malam untuk Aoran. Dia bahkan mengantarkan makanan ke
meja dengan tertatih-tatih. Aoran mengajaknya untuk makan bersama. Sebelum
mulai makan, Chuchu memberikan kartu bisnis Aoran yang tertinggal di meja di
rumah sakit dan dia mengambilnya tapi lupa mengembalikannya ke Aoran.
Sementara itu, Qingfeng
sedang dalam perjalanan mengantarkan Xiao’en pulang. Xiao’en tampak cemas dan
terus melihat jam tangannya. Dia mau bergegas pulang karna harus menyiapkan
makan malam untuk Aoran. Meskipun Aoran tidak akan tertarik padanya, tapi dia
tetap harus bekerja karna di gaji.
“Maksudku, kata-katamu
saja yang kasar, tapi bahasa tubuhmu jujur. Kau terus mengkritik Aoran dengan
kata-katamu, tapi ketika saatnya, kau masih tetap pulang untuk menyiapkan makan
malam.”
Selesai makan, Chuchu
ingin mencuci piring walaupun Aoran mengatakan tidak perlu. Chuchu tanpa nanya,
langsung memakai sarung tangan yang ada di sisi wastafel. Aoran hampir saja
melarang, tapi tidak jadi. Padahal, di dalam hatinya, Aoran ingin bilang agar
Chuchu memakai sarung tangan lain karna itu sarung tangan Xiao’en.
Usai mencuci piring,
Chuchu lanjut membersihkan handuk. Aoran udah mau melarang tpai tidak jadi
ngomong lagi. Padahal, di dalam hatinya, Aoran mau marah karna Chuchu
menggunakan kain yang belum di rebus, sementara kain yang sudah di rebus
Xiao’en masih tergantung di luar.
“Ya, boss.”
“Kau pergi ke resort?”
“Ya, Boss,” jawab
Xiao’en tanpa sadar. “Ah, tidak. Aku tidak pergi,” sangkalnya kemudian begitu
tersadar.
Tapi, Aoran menatapnya
tajam. Dia yakin 100 persen kalau Xiao’en pergi. Xiao’en tidak bisa mengelak
lagi. Dia mulai mengarang kalau dia kan liburan kemarin, jadi ingin mandi air
panas, dan tidak pergi ke sana.
“Emangnya bukan?”
“YA! Aku
menargetkannya. Tapi, kapan aku pernah menyakitinya?! Kapan kau melihat aku
menyakitinya?!” balas Xiao’en marah.
“Lalu, kenapa kau ke
sana?”
“Untuk merusak
hubunganmu dengan Chuchu, oke?”
“Kenapa kau mau merusak
hubunganku dengan Chuchu?”
Aoran terdiam mendengar
pengakuan cinta Xiao’en yang begitu mendadak. Xiao’en pun terdiam karna
terkejut sudah menyatakan cinta.
“Uang…,” jawab Xiao’en,
ngelantur.
Wkwkwk, adegan romantis
langsung jadi horor. Aoran langsung menatapnya seolah melihat sesuatu yang
hhmmm, ya begitulah.
--
“Kau sudah memikirkan
semua pernyataan cinta dan yang benar-benar terjadi adalah…”
Qingfeng kemudian
menanyakan alasan Xiao’en tiba-tiba menyatakan perasaan. Dengan jujur, Xiao’en
menjawab kalau dia marah. Qingfeng bisa menebak marah karna Aoran menganggapnya
ingin menyakiti Chuchu.
Xiao’en sebenarnya juga
sudah pesimis kalau Aoran akan bisa tertarik atau peduli padanya.
--
Tidak lama, terdengar
suara bel pintu di buka. Aoran langsung menggumam kesal karna Xiao’en masih
sadar untuk pulang. Lihat saja apa yang akan di lakukannya.
--
“Ini bukan hal yang
begitu penting. Kau bisa membawanya ke kantor besok. Kakimu terluka dan kau
masih mampir kemari,” ujar Aoran.
“Aku melihatnya ketika
membongkar koper ku dan tanpa berpikir segera kemari untuk mengantarkannya. Aku
lupa kalau kita masih akan bertemu besok.”
Walau begitu, Aoran
tetap berterimakasih. Dia mencoba masakan Chuchu dan tiba-tiba tersenyum sambil
memuji rasanya enak.
“Kau sangat pintar
memasak di bandingkan dengan…,” ucapannya terhenti begitu mau menyebut nama
Xiao’en.
“Dibandingkan siapa?”
“Tidak ada. Aku
kebetulan makan di restoran yang cukup bagus beberapa hari yang lalu. Tiba-tiba
aku memikirkanya. Tidak apa.”
Aoran mulai membahas
hubungan kerja Chuchu dengan para koleganya. Chuchu menjawab kalau hubungan
mereka baik-baik saja.
--
“Aku baru menyadari
sekarang, untuk beberapa orang, kau tidak bisa hanya mendengarkan apa yang
mereka katakan. Kau harus melihat apa yang mereka lakukan,” ujar Qingfeng.
“Apa maksudnya?”
Xiao’en jadi terdiam
mendengar pujian tidak langsung itu.
“Zheng Xiao’en, apa
pernah ada yang bilang kau sangat istimewa?”
“Aku rasa tidak. Tidak
peduli di dunia manapun, kau orang pertama.”
Qingfeng memuji Xiao’en
yang selalu saja membawa kejutan berbeda untuknya setiap hari. Xiao’en terkejut
tapi malah mengira Qingfeng hanya menghiburnya. Dan Qingfeng terus saja
tersenyum melihat tingkah Xiao’en (woaah, aku mulai terkena sindrome second lead male).
--
Cekreek!! Terdengar
suara pintu terbuka.
“Aku pulang,” terdengar
suara Xiao’en yang berjalan ke ruang makan.
Tanpa bisa di cegah,
Chuchu melihat Xiao’en ada di rumah CEO Situ Aoran.
Tags:
Lost Romance