Sinopsis K- Drama : Flower Of Evil episode 16 part 2

 

Sinopsis K- Drama : Flower Of Evil episode 16 part 2

Original Network : tvN

Moo Jin mengomentari dan mengomeli Hyun Su yang kenapa terdiam, ketika Jaksa bertanya. Kepadahal mereka sudah menduga itu dan berlatih. “Aku tidak punya pilihan saat itu. Aku menyesalinya, dan sudah bertobat.” Seharusnya Hyun Su mengatakan seperti itu ketika di tanya.


Mendengar omelan itu, Hyun Su hanya diam saja. Lalu dia melihat ke arah Ji Won. “Karena dia.Saat mataku bertatapan dengannya,pikiranku kosong.”


Ji Won menyadari kalau Hyun Su menatap ke arahnya. Jadi diapun berhenti berjalan dan menatap ke arahnya juga. Tapi kemudian Hyun Su malah hanya mengangguk kan kepala dengan sopan kepadanya, lalu masuk ke dalam mobil.

Detektif Choi menghubungi Ji Won untuk menanyai tentang hasil persidangan. Dan Ji Won pun menjelaskan semuanya. Persidangan tidak berjalan lancar dan mereka tidak mempunyai saksi.

Didalam mobil. Moo Jin menanyai, apakah Hyun Su tidak bisa bersikap lebih baik kepada Ji Won. Dan Hyun Su menjawab bahwa dia tidak ingin membuat Ji Won berharap. Karena dia telah menipu dan memanfaatkan Ji Won selama 14 tahun demi keuntungan nya sendiri. Jadi dia ingin menjaga jarak dari Ji Won.

“Perasaanmu terhadap Detektif Cha memang tulus,” komentar Moo Jin. Dan Hyun Su merasa bingung, karena dia tidak bisa merasakan perasaan apapun.

“Bagaimana kamu tahu itu?”

“Karena terlihat seperti itu,” jawab Moo Jin, serius.

“Kamu melihat kepura-puraan.Aku tidak mungkin menikahiseseorang yang kucintai saat menjalani hidup yang salah.”

“Kamu tahu? Jangan memperumit keadaan. Beri tahu aku sekarang apakah dia ada di pikiranmu atau tidak,” balas Moo Jin, menutup jawaban.

“Dia membuatku tidak nyaman.”


Moo Jin pun kemudian menipu Hyun Su dengan mengatakan bahwa Ji Won datang dan berada diluar mobil. Dan tanpa sadar Hyun Su pun langsung melihat ke belakang nya. Tapi ternyata tidak ada Ji Won di sana. Melihat itu, Moo Jin yakin bahwa Ji Won memang ada di dalam pikiran Hyun Su. Dan Hyun Su menyangkal nya dengan kesal.


“Itu Detektif Cha,” kata Moo Jin, lagi. Dan Hyun Su tidak percaya. “Tapi…”

Ternyata Ji Won memang datang dan berada diluar mobil. Dia mengetuk jendela mobil dan memanggil Hyun Su. “Pak Do, kita harus pergi ke suatu tempat,” ajak nya.



Dalam perjalanan. Ji Won menjelaskan kepada Hyun Su bahwa mereka telah menemukan saksi yang bisa membalikkan keadaan.

Flash back

“Aku memeriksapernyataan saksi dari kasus itudan menemukan seseorang yang bisa membantu.Yang Jin Tae, keponakan mandor desa itu.Dia bersaksi bahwa mandor desalahyang membayar pengusiran dengan warisan Do Min Seok,” kata Detektif Choi, memberitahu Ji Won.

Flash back end



Namun, uang yang dibayar untuk pengusiran setantidak sesuai dengan jumlah yang dibayarkan ke dukun itu.Dia mengambil uangnya tiga sampai lima kali lipatdari rekening Do Min Seok.Pengusiran setan diadakan agar dia bisa mencuri uangnya.Karena itu dia terang-terangan menjadikanmu kambing hitam,” kata Ji Won, menjelaskan semuanya kepada Hyun Su. “Sayang, apa kamu mengenal keponakannya, Yang Jin Tae? Dia …”

Mendengar Ji Won memanggilnya dengan kata ‘sayang’, Hyun Su pun diam dan langsung menatap Ji Won. Menyadari itu, Ji Won meminta maaf dan merasa tidak enak.

Moo Jin menceritakan tentang Yang Jin Tae kepada Hae Su. Lalu dia memberitahu bahwa sekarang Hyun Su dan Ji Won sedang dalam perjalanan untuk menemui Jin Tae.

“Bagaimana keadaan di antara mereka?” tanya Hae Su, fokus pada hubungan Hyun Su dan Ji Won.

“Detektif Cha adalah orang suci.Jika itu aku, aku akan menghajarnyakarena melupakan siapa aku baginya.Karena sikapnya yang seperti orang suci,dia berusaha mendapatkan Hyun Su kembali dengan bersabar,” jawab Moo Jin, merasa kesal kepada sikap Hyun Su.


“Bagaimana dengan Hyun Su? Apa dia mengakrabkan diri dengannya?” tanya Hae Su, lagi.

“Bukan itu yang menggangguku.Tidakkah menurutmu kepribadiannya berubahsejak dia kehilangan ingatannya?Dia tetap berengsek seperti sebelumnya,tapi kini sepertinya dia juga pribadi yang berbeda,” jawab Moo Jin.


Hae Su dan Moo Jin terus mengobrolkan tentang Hyun Su. Lalu sesudah itu, Hae Su menyuruh Moo Jin untuk jangan sering mengunjungi nya. Karena dia malu. Dia memakai seragam penjara.

“Kamu tampak cantik memakainya,” puji Moo Jin dengan tulus. “Maksudku… Maksudku warnanya. Pastel cocok untukmu,” alasannya dengan gugup.

Mendengar itu, Hae Su tertawa singkat. “Aku juga senang mengobrol denganmu.Kuharap aku, kamu, Hyun Su,Ji Won, dan Eun Habisa segera berkumpul di rumah untuk makan bersama.”

Ji Won dan Hyun Su sampai di rumah Jin Tae, karena mereka telah janjian disana sebelumnya. Tapi ternyata Jin Tae tidak berada dirumah dan bahkan telponnya juga tidak aktif.

“Dia menghindarimu,” kata Hyun Su dengan yakin. Tapi Ji Won tidak percaya, karena sebelumnya Jin Tae bilang bahwa dia siap untuk bersaksi.

Tepat disaat itu, pesan masuk dari Jin Tae. “Sayangnya aku tidak bisa bersaksi.Maafkan aku.” Membaca pesan itu, Ji Won merasa tidak enak kepada Hyun Su. Dan Hyun Su merasa itu tidak masalah dan mengajak Ji Won pun ayok pergi. Tapi Ji Won menahan Hyun Su dan mengajak nya untuk menunggu saja dulu. Lalu mereka akan mencoba untuk membujuk Jin Tae lagi. Dan Hyun Su setuju.



Lalu tiba- tiba hujan mulai turun. Melihat Ji Won yang berdiri di dekat hujan, membuat Hyun Su merasa terpesona. “Kamu suka hujan?” tanyanya, ingin tahu. Dan Ji Won mengangguk.



Kemudian Ji Won mengulurkan tangannya keluar untuk merasakan hujan, lalu dia mulai tersenyum senang. Melihat itu, tanpa sadar Hyun Su ikut tersenyum juga.

Hyun Su : “Ji Won hanya memercayai apa yang dilihatnya. Karena itu, aku bisa memahaminya.” Mengingat perkataan itu, Hyun Su berhenti tersenyum dan berhenti menatap Ji Won.


Ibu Ji Won menenamin Eun Ha yang sedang menggambar. Lalu ketika dia melihat di gambar Eun Ha tidak ada Hyun Su, diapun bertanya, apakah Eun Ha membenci Hyun Su. Dan Eun Ha menjawab tidak. Dia tidak menggambar Hyun Su, karena setiap kali Ji Won melihat gambar Hyun Su, maka Ji Won akan menangis. Mendengar itu, Ibu Ji Won merasa sedih untuk Eun Ha, tapi dia menutupinya dengan baik.

“Lihat betapa pengertiannya dirimu. Kamu sudah besar sekarang, ya?” puji Ibu.


“Aku benci Ayah. Kenapa dia pergi sendirian? Kenapa dia tidak mengajak kami?” keluh Eun Ha, sedih.



Ketika hujan sudah berhenti, Hyun Su menyarankan Ji Won untuk pulang terlebih dahulu. Tapi Ji Won tidak fokus mendengarkan itu dan terus menatap ke arah cincin pernikahan yang dipakai Hyun Su.

“Kenapakamu masih memakai itu?” tanya Ji Won pada akhirnya. “Cincin itu.”


“Oh. Aku melatih keahlianku di sebuah bengkel dan cincin ini membuat tanganku seimbang,” jawab Hyun Su, beralasan. “Maaf soal ini. Aku tidak peka sekali. Seharusnya aku mengembalikan ini kepadamu,” katanya. Lalu dia melepaskan cincin yang di pakai nya. Dan mengembalikan cincin itu kepada Ji Won.

Menerima cincin tersebut, Ji Won merasa sedih.



Tepat disaat itu, Jin Tae pulang. Dan Hyun Su langsung mengenali serta mengejarnya sampai ke dalam lift. “Bisakah kamu bersaksi, Pak Yang?” pinta Hyun Su dengan sopan.

Dicafe. Ji Won menwawancarai Jin Tae sebagai saksi dan merekam pembicaraan ini dengan persetujuan dari Jin Tae. Pertanyaan pertama, apa niat Kwong Seong Bok. Niatnya adalah untuk mengambil uang milik Hyun Su dan Hae Su, sebelum mereka berdua memiliki wakil yang legal. Pertanyaan kedua, kenapa Jin Tae sangat ingin menghindari Hyun Su pada saat itu. Jawaban nya karena Seong Bok berjanji akan membayarkan uang kuliahnya, jika dia membantu Seong Bok menyebarkan rumor palsu tentang Hyun Su.

“Rumor apa?” tanya Ji Won, ingin tahu.

“Aku membunuh ayam, membedahnya, dan meninggalkannya di jalanan saat larut malam. Lalu orang-orang akan berkumpul keesokan harinya. Saat itu aku memberi tahu mereka Hyun Su pelakunya. Kukatakan pada mereka bahwa dia dirasuki roh Do Min Seok. Kubuat mereka menganggapnya seperti itu,” jawab Jin Tae dengan jujur.


“Kamu menumbuhkan ketakutan dalam diri mereka dan mendorong mereka mengadakan ritual pengusiran setan,” kata Ji Won, menyimpulkan. Dan Jin Tae membenarkan.

Hyun Su kemudian menanyai pertanyaan yang serius, apakah Jin Tae bersedia untuk bersaksi dipengadilan. Dan Jin Tae menolak, tapi dia bersedia untuk membuat laporan anonim. Dia meminta maaf karena menolak. Sebab sekarang dia adalah seorang guru SD, jika ini tersebar ke publik, maka dia akan kehilangan segalanya.




“Pak Yang. Kamu harus bersaksi di pengadilan hanya jika kamu menginginkannya. Aku ingin kamu memikirkan apa yang kamu inginkan. Lalu kamu bisa memutuskan agar tidak membenci dirimu. Dan aku ingin memberitahumu bahwa aku akan memaafkanmu mulai saat ini. Jadi, kamu tidak perlu lagi merasa bersalah atas perbuatanmu padaku,” kata Hyun Su dengan perhatian dan tulus.

Mendengar itu, Ji Won merasa agak terkejut dan menatap Hyun Su dengan aneh.



Dalam perjalanan pulang, Ji Won membahas perkataan Hyun Su barusan yang mengatakan bahwa dirinya bersedia untuk memaafkan Jin Tae. Dia yakin itu tidak mudah bagi Hyun Su untuk mengatakan itu. Dan Hyun Su membalas bahwa itu mudah. Karena dia berbohong. Dia tidak benar- benar mamaafkan Jin Tae. Dia melakukan itu untuk mendapatkan apa yang di inginkan nya. Mendengar itu, Ji Won pun terdiam.

“Maaf. Dia tampak sangat bersalah. Jadi, kupikir dia akan berubah pikiran jika aku memanfaatkan itu,” kata Hyun Su, menjelaskan dengan lebih halus.


Lalu tepat disaat itu, Jin Tae menelpon. Dan dengan bangga, Hyun Su menunjukkan itu kepada Ji Won. Lalu dia menjawab telpon dari Jin Tae.

“Hyun Su, aku akan bersaksi. Aku merasa harus melakukannya,” kata Jin Tae, langsung.

“Baik, terima kasih. Pengacaraku akan meneleponmu besok. Sampai jumpa besok,” balas Hyun Su dengan ramah.


Mendengar itu, Ji Won hanya diam saja dan tidak berkomentar. Dan Hyun Su pun mencoba untuk menebak pikirannya. Menurutnya Ji Won pasti berpikir, “Ini bukan pria yang kukenal. Dia bukan pria yang hendak kurebut kembali.”



Dengan kesal, Ji Won segera menghentikan mobilnya ke pinggir. “Kamu sengaja melakukan ini, bukan? Kenapa kamu jahat sekali?” tanyanya, kesal.

“Begini, aku seorang pria yang bisa membohongi orang tanpa merasa bersalah. Tampaknya kamu tidak menyadari itu,” balas Hyun Su, menjelaskan tentang dirinya sendiri dengan sikap sinis. “Kamu yakin bisa mengetahui apakah aku berbohong atau tidak?”


Moo Jin pulang dan memanggil Hyun Su. Tapi ternyata Hyun Su belum pulang. Lalu ketika Moo Jin membuka kulkas, dia langsung mengumpati Hyun Su.


Saat terbangun dirumah sakit, Hyun Su sama sekali tidak ingat apa yang terjadi. Dia merasa seperti baru bangun setelah tidur selama 15 tahun. Namun tubuhnya seperti bisa mengingat bagaimana dirinya menjalani hidupnya selama 15 tahun terakhir. Dia bisa memasak sesuatu yang belum pernah dilihatnya atau dimakannya. Dia bisa melakukan kriya logam dengan begitu lihai. Selain itu, dia bisa membaca emosi orang- orang, dan tahu cara memanfaatkan nya demi keuntungan nya. Jadi dia tahu persis apa yang ingin Ji Won dengar darinya.

“Aku tidak mengharapkan apa pun darimu,” kata Ji Won.

“Ya, kamu mengharapkan sesuatu. Aku tahu kamu ingin aku mengatakan apa. Kamu ingin aku mengatakan aku masih merasakan hal yang sama padamu meski aku tidak ingat apa pun tentangmu. Kamu ingin aku membohongimu,” balas Hyun Su dengan sangat yakin.


Mendengar itu, Ji Won merasa terluka. “Kapan… Kapan aku bilang aku ingin mendengar itu?” tanyanya sambil mengalihkan tatapan nya dari Hyun Su untuk mengatur emosi nya. Tapi itu percuma, dan sambil menangis diapun kembali menatap Hyun Su dan menanyakan pertanyaan yang ada didalam hatinya. “Bagaimana bisa kamu melupakanku? Teganya kamu melakukan itu. Setelah betapa kita saling mencintai. Setelah kita mencapai sejauh ini. Bagaimana bisa kamu melupakanku seperti kamu mengguntingku?”



“Detektif. Aku meragukan diriku. Aku bertanya-tanya apakah ada sedikit saja ketulusan dalam diriku. Aku tidak bisa memercayai diriku sendiri. Tidak pernah sekali pun aku memedulikan seseorang dalam jangka waktu yang lama. Jadi, berapa lama perasaan yang kurasakan untukmu ini akan bertahan?” balas Hyun Su dengan perasaan berkecamuk. “Kamu melihatku, tapi kamu mencari dia di dalam tubuhku. Jika melihat kemiripan, kamu berharap. Jika melihat perbedaannya, kamu kecewa. Tapi kamu tahu, aku membencinya. Aku tidak ingin tahu apa pun tentang dia. Aku merasa seakan-akan satu kaki kita dirantai ke tiang dan kita berlari berputar-putar. Kamu mengejarku, hanya melihatku dari belakang, dan aku lari darimu karena tidak mau kamu melihatku dari depan. Pada akhirnya, tidak seorang pun dari kita melangkah maju,” katanya. Lalu dia ikut menangis bersama Ji Won.

Mereka berdua sama- sama menangis.

Post a Comment

Previous Post Next Post