Sinopsis C-Drama : Poisoned Love Episode 08

 

Sinopsis C-Drama : Poisoned Love Episode 08


Shi Meng sangat marah karna raknya menghilang. Fang Yan beneran ketakutan dan menjawab dengan suara kecil kalau raknya di buang di depan.



Shi Meng bergegas ke depan, tapi sudah tidak ada apapun. Shi Meng segera menelpon ke nomor telepon Kantor Pengelola yang ada di tong sampah. Dia menanyakan mengenai sampah dari kawasan Distrik Baru Tianbei, apakah tadi mereka ada melihat rak yang di buang tadi pagi? Yang menjawab telepon, menjawab ada. Tapi rak itu sudah di bawa oleh pusat daur ulang. Shi Meng meminta nomor telepon pusat daur ulang. Dia beneran cemas.


Fang Yan jadi ikutan cemas. Dia sadar kalau kesalahannya kali ini benar-benar fatal.


Shi Meng masih belum menemukan raknya, tapi dia sudah mendapat telepon penting dari ibunya. Jadi, dia bergegas pergi dan mengabaikan Fang Yan.

--



Hari ini adalah hari pemakaman tn. Shi, ayah Shi Yi dan Shi Meng. Beberapa tamu yang datang, bergosip mengenai tn. Shi yang sudah menghilang lebih dari 20 tahun dan hari ini, Ny. Lin malah mengadakan pemakaman untuk tn. Shi, menganggapnya sudah meninggal. Tapi, pemakaman ini malah lebih terlihat seperti jamuan makan. Kayak perayaan. Dan juga, menurut kabar burung, tn. Shi menghilang karna Shi Meng. Jadi, Shi Meng waktu kecil berbuat nakal dan tidak pulang tepat waktu. tn. Shi hilang saat mencarinya. Dan karna takut di salahkan, Shi Meng berbohong kalau dia waktu itu di ajak keluar oleh Shi Yi. Masalah itu membuat keduanya bertengkar hebat dan hubungannya memburuk sampai sekarang.


tn. Gu merupakan salah satu tamu yang hadir. Shi Yi menghampirinya. tn. Gu merasa kalau memang ini saatnya untuk melakukan hal ini. Shi Yi membenarkan karna dengan melakukan ini, ibunya baru bisa merelakan ayahnya. tn. Gu menasehati Shi Yi untuk berbaikan dengan Shi Meng begitu acara pemakaman ini selesai. Shi Yi tidak menjawab apapun.


Shi Meng tiba tidak lama kemudian. Begitu dia tiba, Shi Yi menghampirinya dan memberikan bunga putih untuk di pakainya di dada. Shi Meng tidak mau melakukannya. Dia menghampiri Ny. Lin dan dengan tegas berkata kalau ayahnya belum meninggal. Shi Yi segera mengajak Shi Meng untuk bicara berdua dan tidak membuat keributan karna semua kerabat mereka ada di sini. Shi Meng tidak mau dan semakin marah karena pemakaman ini di buat tanpa berdiskusi dengannya.



“Xiao Meng, maaf. Ini ideku,” ujar Ny. Lin.

“Idemu? Bagimu, ayahku sudah lama meninggal. Benar kan? Dengar. Bagiku, dia masih hidup. Aku tidak berharap suatu hari nanti, ketika dia pulang, dia melihat potretnya sendiri tergantung di dinding!”


Shi Yi jadi marah karna Shi Meng bicara kurang ajar seperti itu pada Ibu. tn. Gu juga menegurnya dan memintanya untuk menerima kalau tn. Shi sudah meninggal dan dia harus menerima hal itu. Shi Meng tetap tidak bisa menerimanya karna tidak ada bukti kalau ayahnya mengerikan. Mengadakan hal ini sama saja berharap kalau ayahnya sudah mati!





“Jadi, kau akan merasa bahagia jika dia sudah mati, bukan?!” teriak Shi Meng menunjuk ke ibunya.

Emosi Shi Yi tidak terbendung lagi. Dia meninju wajah Shi Meng yang sudah sangat kurang ajar pada ibu sendiri. Emangnya Shi Meng kira hanya dia sendiri yang merindukan ayah?! Jika ayah masih hidup, kenapa dia tidak kembali dalam 20 tahun? Ayah sudah meninggal!! Dia sudah meninggalkan mereka selamanya!

Shi Meng tidak menerima ucapan itu dan meninju wajah Shi Yi.


“BERHENTI BERTENGKAR!” teriak Ny. Lin. “Jika ayah kalian ada di sini, dia takkan ingin melihat pemandangan ini!”

Teriakannya dan ucapannya membuat Shi Yi dan Shi Meng berhenti bertengkar. Ny. Lin juga tidak mau mengadakan pemakaman ini sebenarnya. Perasaan Shi Meng sangat kacau dan memutuskan pergi dari sana.

--


Dalam perjalanan pulang, dia mendapat telepon dari Ying Jun yang menanyakan kenapa dia tidak datang ke audisi “Dewi Danau”? Bukankah ini hal yang paling Shi Meng prioritaskan? Shi Meng tidak menjelaskan apapun dan hanya bilang akan segera ke sana.

--



Yao Yao sangat cemas karna Fang Yan belum tiba juga. Dan beruntungnya, Fang Yan tiba tidak lama kemudian. Fang Yan udah cemas karna terlambat, tapi Yao Yao menenangkan karena Lin Lin (pemeran utama wanita) juga belum tiba. Jadi, sutaradara akan meluangkan waktu mewawancarai Fang Yan terlebih dahulu.

Fang Yan menanyakan, bukankah Lin Lin adalah pemeran utamanya? Yao Yao membenarkan. Dan entah, kenapa Lin Lin selalu terlambat belakangan ini. Ada gosip kalau Lin Lin kini bersama seorang pengiklan.

Usai bergosip, Yao Yao baru mengomentari aroma tubuh Fang Yan yang berbau masam. Fang Yan menjawab kalau dia pergi ke pusat daur ulang tadi. Dia tidak bisa menjelaskan sekarang karna harus menemui sutradara sekarang.

--



Nina masih belum juga menyerah mencoba mendapatkan peran “Dewi Danau” dengam menggunakan koneksi. Gagal mendapatkan peran dari sutradara audisi, dia mendekati asisten Lin Lin dengan bersikap manis. Dia meminta tolong asisten itu untuk menyampaikan pada Lin Lin agar jangan lupa mencadangkan peran “Dewi Danau” untuknya. Asiten Lin Lin memberitahunya sudah terlambat karna peran itu baru saja di ambil orang lain.


Dan orang itu adalah Fang Yan. Nina beneran kesal karna Fang Yan lagi-lagi menghalanginya. Niat buruknya kembali muncul. Dia meminta tolong asisten melakukan sesuatu untuknya.


Fang Yan dan Yao Yao beneran senang karna berhasil mendapatkan peran Dewi Danau. Yao Yao mengajaknya makan untuk merayakan hal ini. Mau makan dimana? Fang Yan menjawab terserah. Yao Yao bingung karna Fang Yan tidak tampak antusias padahal sudah mendapatkan peran yang selama ini di idamkannya. Fang Yan menjelaskan kalau hari ini dia sudah membuat kesalahan dan membuat seseorang kesal.



“Jangan bilang maksudmu adalah Shi Meng, si Raja Iblis,” tebak Yao Yao.

Fang Yan mau menjelaskan yang terjadi, tapi mengurungkan niatnya. Dia meminta Yao Yao untuk menunggunya saja sementara dia ke toilet.

--


Ketika di toilet dan sedang membasuh tangan di wastafel, asisten Lin Lin tiba-tiba muncul di samping dan menyapanya. Dia bersikap ramah dengan Fang Yan dan tidak lupa memperkenalkan diri. Setelah itu, dia tiba-tiba berakting sakit perut. Dia berakting sakit perut dan juga takut karna Lin Lin menyuruhnya mengambil pedang mahoninya di ruang properti. Dia takut kalau terlalu lama mengambilkan pedang itu, Lin Lin akan marah padanya. Karena kasihan, Fang Yan menawarkan diri mengambilkan pedang sementara asisten itu istrahat sebentar di sini. Asisten Lin Lin dengan semangat berterimakasih.




Fang Yan pergi ke ruang properti. Ada banyak boneka dan patung menyeramkan di sana. Baru juga masuk, lampu tiba-tiba padam. Dengan panik, Fang Yan segera lari ke pintu untuk keluar. Tapi, di belakang pintu, ada Nina yang berdiri sambil menyinari wajahnya dan tersenyum menyeramkan. Fang Yan ketakutan.


Dan ketakutannya itu memicu penyakitnya kambuh.

--

 Shi Yi pulang ke rumahnya dengan wajah babak belur. Dia mengobati sendiri luka di wajahnya.

--


Penyakit Fang Yan kambuh dan dia menjadi tontonan para pegawai Concept Picture. Termasuk juga di sana ada Nina dan asisten Lin Lin. Asisten Lin Lin tampak cemas karna tidak menyangka kalau Nina akan membuat Fang Yan jadi begini.



Yao Yao berteriak mengusir semuanya untuk bubar. Dia beneran khawatir dan heran karna Fang Yan sudah memakai syal Shi Yi, tapi kenapa masih belum sadar juga? Karna takut, Yao Yao memutuskan menelpon Shi Yi.

Asisten Lin Lin takut terjadi sesuatu. Tapi, Nina tersenyum bilang kalau Fang Yan memang seperti ini. Dan ini menyenangkan bukan?

--


Shi Yi sedang mengobati luka di sudut bibirnya. Yao Yao menelpon dan memintanya untuk datang ke kantor sekarang karna penyakit Fang Yan kambuh dan syal Shi Yi sama sekali tidak berguna. Shi Yi tampak panik dan bergegas pergi,

--



Shi Meng baru saja tiba di kantor dan mendengarkan beberapa pegawai bergosip mengenai kondisi aneh Fang Yan. Shi Meng yang cemas segera mencari Fang Yan. Dia memanggil Fang Yan berulang kali, tapi tidak ada respon sama sekali. Yao Yao menyurh Shi Meng untuk tidak khawatir. Shi Meng tetap khawatir. Dia menggendong Fang Yan dan membawanya ke ruangannya.




Karna Fang Yan belum juga sadar, Shi Meng ingin membawanya ke rumah sakit. Yao Yao melarang dan berkata Fang Yan akan segera tiba. Pas di saat itu, Shi Yi tiba. Dia segera mendekati Fang Yan. Shi Meng terkejut dan menghalanginya.

“Jangan ikut campur. Serahkan dia padaku,” ujar Shi Yi.



“Serahkan dia kepadamu?”

Shi Yi tidak mau menjelaskan apapun dan tetap memeluk Fang Yan. Yao Yao yang berusaha menenangkan Shi Meng dan menyuruhnya membiarkan Shi Yi. Dia juga meminta Shi Meng untuk tidak salah paham. Fang Yan hanya merasa nyaman saat berada di dekat Shi Yi. Tunggu dan lihat saja.

Shi Yi sudah memeluknya, tapi Fang Yan tidak juga sadar. Shi Meng tidak sabar lagi dan sudah menelpon dokter. Yao Yao juga heran karena Fang Yan belum sadar juga dan mengira kalau Fang Yan membutuhkan lebih dari sekedar pelukan. Tanpa ragu sedikitpun, Shi Yi mengecup kening Fang Yan.



Shi Meng sangat terkejut melihatnya. Dan pas di saat itu pula, Fang Yan membuka matanbya. Dan orang pertama yang Fang Yan lihat adalah Shi Meng. Kemudian, baru melihat Shi Yi yang ada di sampingnya. Dia bingung kenapa Shi Yi bisa ada di sini? Yao Yao menyuruhnya untuk tenang saja.



Tapi, tatapan Fang Yan hanya terfokus pada Shi Meng. Sementara Shi Meng mengalihkan wajahnya karna begitu terkejut melihat Shi Yi mencium kening Fang Yan.

--


Fang Yan masih di tenangkan Yao Yao dan di jelaskan yang terjadi, sementara Shi Yi dan Shi Meng bicara berdua di luar ruangan. Shi Yi memperingati Shi Meng kalau urusan mereka harus di selesaikan secara pribadi dan tidak seharusnya mereka melakukannya di depan Ibu.

“Aku tahu. Namun, sehubungan dengan keberadaan ayah, aku akan mencari tahu,” ujar Shi Meng.

“Baiklah. Aku mendukung keputusanmu. Namun, penyelidikannya, jangan di ketahui Ibu. Apa kau mengira Ibu adalah tipe orang yang tersenyum sepanjang waktu? Apa kau tidak melihatnya menangis hari ini? Setiap malam, ibu berada di dalam kamar dan menangis diam-diam sambil memegang barang-barang Ayah. Aku melihatnya menanggung semua penderitaan sendiri.”

“Baik. Aku janji.”



Di dalam ruangan, Fang Yan kaget saat tahu Shi Yi membangunkannya dengan menciumnya. Dia merasa penyakitnya sudah semakin sulit di sembuhkan.  Yao Yao merasa itu bukan hal yang buruk apalagi melihat ekspresi Shi Yi tadi. Fang Yan tidak mempedulikan perkataannya, tapi hanya lebih ingin tahu kenapa dia bisa ada di ruangan Shi Meng? Apa Shi Meng melihat saat Shi Yi menciumnya?


Di luar, Shi Yi mengganti topik dengan membahas Shi Meng yang mengkhawatirkan Fang Yan. Shi Meng membenarkan dan bahkan bilang tinggal bersama dengan Fang Yan. Jadi, tidak ada salahnya jika dia khawatir pada Fang Yan. Shi Yi mengabaikannya dan malah berujar seolah Fang Yan melakukan hal ini untuk mendakatinya.

“Kalian berdua pacaran?”


“Akan segera menjadi,” jawab Shi Yi (entah kenapa, terdengar menjengkelkan!)

Pembicaraan mereka semakin memanas. Shi Yi bilang kalau Fang Yan adalah orang yang penting baginya dan dia ingin melindunginya.



Pembicaraan berakhir karna Fang Yan dan Yao Yao sudah beranjak keluar ruangan. Shi Yi segera menghampiri mereka dan menanyakan keadaan Fang Yan. Fang Yan dengan sopan berterimakasih atas bantuannya. Dan lagi-lagi, Fang Yan melihat ke arah Shi Meng. Shi Yi harusnya sadar akan hal itu.

Tapi, walau begitu, Shi Yi tetap mengajak Fang Yan jalan-jalan. Yao Yao segera menyuruh Fang Yan menerimanya. Shi Meng yang mendengar ajakan itu tampak cemburu dan memilih pergi saja.

--



Shi Yi membawa Fang Yan ke tempat karaoke. Udah dari tadi bersama, Fang Yan baru sadar dengan sudut bibir Shi Yi yang memar. Shi Yi tidak menjelaskan dan hanya bilang tidak apa-apa. Karna begitu, mereka lanjut bersenang-senang. Fang Yan mengambil mic dan bernyanyi dengan begitu semangat.


Apa yang Fang Yan lakukan, membuat Shi Yi tersenyum lebar.

--



Sementara itu, Shi Meng menghabiskan waktu sendirian dengan meminum bir.

Dia mengingat saat ibunya menangis tadi. Rasa bersalah karna sudah bersikap kurang ajar tadi, meliputinya.

--



Shi Yi dan Fang Yan masih karaoke. Jika tadi mereka menyanyikan lagu bahagia, sekarang saatnya Shi Yi menunjukkan kemampuan bernyanyinya. Dia menyanyikan lagunya.

--



Ying Jun melihat Shi Meng minum sendirian, jadi dia menghampirinya. Dia beneran sahabat Shi Meng karna tanpa harus berkata apapun, dia sudah tahu perasaan Shi Meng. Dia juga menemani Shi Meng minum.


Dia menasehati Shi Meng. Ada dua tipe orang : yang menyimpan masalah sendiri dan yang terus maju. Shi Meng adalah tipe yang menyimpan masalahnya sendiri. Tapi, semakin lama Shi Meng melakukanya, dia hanya akan terluka. Sementara orang yang memiliki kebiasaan terus maju, bukan berarti dia bahwa mereka melupakan semuanya.


Shi Meng diam sejenak dan kemudian menanyakan, apakah Ying Jun di kirim oleh Ibunya? Ying Jun tidak menjawab ‘ya’ tapi dia menjawab kalau tidak ada ibu yang akan benar-benar marah kepada putra sendiri. Dia memuji Shi Meng yang jauh lebih baik darinya di segala aspek, tapi satu kekurangan Shi Meng : Tidak mau mengakui kesalahan. Mengakui kesalahan di depan orang yang di sayangi bukanlah masalah besar.

“Mengakui kesalahan? Itu terjadi ketika kau tidak yakin dengan keputusanmu,” ujar Shi Meng.

“Anggap saja aku tidak mengatakan apapun.”


Shi Meng menghela nafas, “Ajari aku,” ujarnya. Mengakui kalau dia telah melakukan kesalahan.

Ying Jun tersenyum lebar dan mulai mengajarinya.

--


Karaoke sudah selesai. Shi Yi mengantarkan Fang Yan pulang walaupun Fang Yan sudah menolak. Untuk membuka obrolan, Fang Yan menanyakan cerita mengenai lagu yang Shi Yi nyanyikan tadi. Tapi, kalau Shi Yi nggak mau cerita nggak apa-apa, karna dia cuma iseng nanya aja.



Shi Yi mau menceritakannya. Dia membuat lagu itu karna mendengar ceria dua bersaudara. Awalnya, kedua saudara itu sangat dekat. Pada ulang tahun kedelapan sang adik, sang adik menghilang. Sang ayah pergi mencari adiknya, dan menghilang. Dua bersaudara yang kehilangan ayah mereka, mulai saling menyalahkan. Sang kakak bilang kalau itu karna adiknya berkeliaran dan menyebabkan ayah mereka hilang.  Sang adik bilang kalau kakaknya yang sengaja meninggalkannya dan itulah penyebab dia tersesat. Sejak saat itu, kedua saudara itu selalu berdebat dan tidak lagi dekat.

“Jadi, ini adalah kisah dia dan adiknya,” pikir Fang Yan.


“Jika salah satu saudara kandung itu berbohong, menurutmu siapa pembohong itu?”


“Menurutku, tidak penting siapa yang berbohong. Yang terpenting adalah tak ada saudara kandung yang mampu menanggung konsekuensinya. Lagipula, kupikir pembohongnya menanggung beban yang lebih besar,” jawab Fang Yan.


Jawaban itu membuat Shi Yi sedikit terperangah. Ketika itu, sebuah sepeda tiba-tiba melintas dan Shi Yi refleks melindunginya. Fang Yan mengucapkan terimakasih dan pamit karna tempat tinggalnya sudah dekat.

“Kenapa kau tinggal dengan Shi Meng?”

“Ceritanya panjang. Namun, aku akan segera pindah.”

Shi Yi tampaknya beneran menyukai Fang Yan. Buktinya, dia meminta ponsel Fang Yan dan menyimpan nomornya di ponsel Fang Yan. Juga menyuruhnya untuk menghubunginya jika kambuh dan dia akan selalu siap (laelah, kalau dah kambuh, mana bisa Fang Yan nelepon lagi). Fang Yan beneran senang dan berterimakasih atas bantuannya.

--



Saat masuk ke rumah, Fang Yan menemukan Shi Meng yang tertidur di sofa dan badannya bau alkohol. Shi Meng sangat mabuk. Awalnya, Fang Yan mau mengabaikannya saja, tapi dia tidak tega. Jadi, dia membangunkan Shi Meng dan mempapahnya ke kamar.



Pas dia mau pergi, Shi Meng tiba-tiba menarik tangannya. Dia mengelus kening Fang Yan yang di cium Shi Yi tadi dan berujar : “Kotor.”

Udah itu, Shi Meng malah mau membuka baju karna gerah. Fang Yan tentu menahannya untuk tidak melakukan itu di depan seorang gadis.


“Aku menginginkannya,” ujarnya, menatap Fang Yan.

 

 

4 Comments

  1. 💕💕💕💕💕💕lanjutkan..... Semangat 💕💕💕💕💕💕💕

    ReplyDelete
  2. 💞💞💞💞💞

    ReplyDelete
  3. 💕💕💞💞

    ReplyDelete
  4. 💞💞💞💞

    ReplyDelete
Previous Post Next Post