Sinopsis C-Drama : Poisoned Love Episode 09
Saat masuk ke rumah, Fang Yan
menemukan Shi Meng yang tertidur di sofa dan badannya bau alkohol. Shi Meng
sangat mabuk. Awalnya, Fang Yan mau mengabaikannya saja, tapi dia tidak tega.
Jadi, dia membangunkan Shi Meng dan mempapahnya ke kamar.
Pas dia mau pergi, Shi Meng
tiba-tiba menarik tangannya. Dia mengelus kening Fang Yan yang di cium Shi Yi
tadi dan berujar : “Kotor.”
Udah itu, Shi Meng malah mau
membuka baju karna gerah. Fang Yan tentu menahannya untuk tidak melakukan itu
di depan seorang gadis.
“Aku ingin…,” ujarnya, menatap
Fang Yan. “Ingin minum,” lanjutnya.
Fang Yan udah deg-deg an, tapi saat tahu Shi Meng
hanya mau minum, dia jadi kesal. Dia pun pergi ke dapur, mengambilkan air.
Tapi, ketika balik, Shi Meng udah nggak ada di ranjang, tapi malah duduk di
dalam lemari. Fang Yan tentu heran. Shi Meng yang mabuk, bersifat seperti
anak-anak. Dia mengecilkan suara dan memberitahu kalau dia sedang mencari
barang.
Fang Yan menyuruhnya untuk
keluar, tapi Shi Meng nggak mau. Dia malah menyuruh Fang Yan untuk nyanyi, baru
dia mau keluar. Fang Yan mengabaikan permintaannya dan memilih keluar kamar.
Shi Meng malah berteriak memanggilnya. Kalau Fang Yan nggak mau nyanyi
untuknya, dia yang akan nyanyi untuk Fang Yan. Dia nyanyi sambil
melompat-lompat menghampiri Fang Yan. Udah itu, dia memukul kening Fang Yan
dengan alas bedak. Kemudian mencium keningnya. Bukan sekali, tapi dua kali.
Fang Yan sangat shock dan mendorongnya sambil berteriak.
--
Esok hari,
Kepala Shi Meng masih sakit
karna mabuk kemarin. Pas keluar kamar, Fang Yan bersikap ketus padanya. fang
Yan bilang tidak ada memasak sarapan dan menyuruh Shi Meng untuk makan yang sudah
di belinya saja. Shi Meng masih tidak mengerti dengan sikap ketus Fang Yan dan
malah dengan polos menanyakan mengenai kening Fang Yan yang memerah.
Fang Yan udah mau menjawab
kalau itu karna Shi Meng. Tapi, dia mengurungkannya dan bilang kalau terkena
ruam. Shi Meng malah tertawa mendengarnya.
“Ini pertama kalinya dalam
hidupku, aku menggunakan bedak tahun 1982,” ujar Fang Yang emosi, sambil
menunjukkan tempat bedak dengan gambar depan anjing warna putih.
“Ini milikku.”
“Hm. Kau sudah lupa?” ujar Fang
Yan dan menunjukkan sikap mabuk Shi Meng kemarin.
Shi Meng jadi ingat yang
terjadi kemarin. Dia beneran malu. Jadi, dia memilih pura-pura tidak ingat dan
tidak mengerti. Fang Yang jadi tambah kesal dan beranjak ke kamar.
Saat itu, Shi Meng baru sadar
kalau di sudut ruang tamu, sudah ada rak nya yang kemarin Fang Yan pulang.
Kenapa bisa kembali? Fang Yan menjawab kalau dia pergi mencari rak itu kemarin
dan setelah di perbaiki, rak itu di antarkan tadi pagi. Shi Meng sangat senang
melihat rak itu.
“Apa rak ini punya arti khusus
untukmu?”
“Ayahku memberikannya padaku,”
jawab Shi Meng.
Fang Yan langsung terdiam dan
dalam hati merasa bersyukur karna bisa mendapatkan rak itu kembali. Shi Meng
juga merasa bersalah karna kemarin sudah berteriak pada Fang Yan, tapi kenapa
Fang Yan masih bersikap baik padanya?
“Karna aku memiliki hati yang
besar,” jawab Fang Yan.
“Terimakasih,” ujarnya, tulus.
“Sama-sama,” jawab Fang Yan,
grogi karna ini pertama kalinya Shi Meng berterimakasih.
--
Di dalam kamar, Fang Yan
menatap keningnya. Ruam merahnya sudah hilang. Dan dia malah teringat kecupan
Shi Meng kemarin. Woah, kenapa dia ingat itu? Saking bingungnya, Fang Yan malah
memukul dahinya dan menyebut diri sendiri gila.
Tidak lama, dia mendapat
telepon dari Wei Lin. Malam ini, sponsor akan mengadakan pesta makan malam dan
semua aktor akan datang. Fang Yan mengerti dan bersiap untuk pergi.
--
Shi Meng menjemput dan
mengantarkan ibunya ke bandara. Dalam perjalanan, Ibu menelpon Shi Yi
memberitahu kalau dia sudah di antarkan sama Shi Meng. Usai teleponan dengan
Shi Yi, Ibu menanyakan luka Shi Meng (karna berantem dengan Shi Yi kemarin).
Shi Meng menjawab kalau dia baik-baik aja.
Ny. Lin kemudian berujar lega
karna ada Fang Yan di sisi Shi Meng, jadi dia bisa tenang.
“Ma, aku minta maaf atas apa
yang terjadi… di balai peringatan kemarin.”
Ny. Lin tersenyum karena dia
tidak merasa marah sama sekali. Dia hanya Shi Yi dan Shi Meng akur dan saling
menjaga karna dia akan ke Islandia. Dengan begitu, dia bisa merasa tenang. Shi
Meng mengiyakan. Dia juga bilang kalau Ibunya butuh apapun di sana, beritahu
padanya dan dia akan mengirimkannya.
“Ibu tidak butuh apapun. Bawakan
Ibu seseorang sudah cukup.”
“Seseorang? Siapa?”
“Orang yang ada di rumahmu. Ibu
rasa dia lumayan,” jawab Ny. Lin.
Shi Meng hanya diam dan tidak
menanggapinya lagi.
--
Malam hari,
Fang Yan ikut dengan Wei Lin ke
pesta yang di adakan sponsor tersebut, tn. Zheng. Pestanya di adakan di sisi
kolam renang. Selama menikmati hidangan, Fang Yan kepo nanya ke Wei Lin, kenapa
tn. Zheng tiba-tiba mengundang semua
orang dan mengadakan pesta begini? Wei Lin hanya menduga kalau tn. Zheng
mungkin berhasil mendapatkan kontrak kerjasama tentang penempatan iklannya (di
dalam film Kisah Dunia Air).
Lin Lin juga hadir di pesta dan
berbincang dengan tn. Zheng. Lin Lin sok perhatian dengan tn. Zheng, membahas
mengenai Shi Meng yang belum hadir juga dan tidak menggangap serius
penandatanganan kontrak. tn. Zheng bersikap santai karna keputusan kerja sama
sudah di putuskan dan Shi Meng pasti akan datang. Yang penting, Lin Lin adalah
bintangnya malam ini. Dia sudah menyiapkan agar Lin Lin merasa sangat
terhormat.
Usai mengatakan itu, tn. Zheng
berteriak menyuruh semuanya berkumpul. Dia mengumumkan kalau besok,
perusahaannya dan Concept Picture akan segera menandatangani kontrak. Untuk
memperingati kolaborasi ini, dia secara khusus membuat sebuah kerajinan Dewi
Danau untuk Nona Lin Lin. Dia yakin, film ini akan menjadi Hit!!
Mendengar ucapan tn. Zheng, Wei
Lin menduga kalau Shi Meng sudah kalah terhadap uang. Fang Yan tidak setuju
karna Shi Meng bukan orang seperti itu. Tapi, kenapa Shi Meng belum juga datang
ya? Wei Lin menduga kalau kesepakatan kerja sama itu sudah batal.
Lin Lin beneran senang karna
tn. Zheng menjadikannya pusat perhatian. Tapi, kesenangannya rusak saat
asistennya (yang waktu itu kerja sama dengan Nina) berbisik memberitahunya
kalau saat semua orang mengangkat gelas memberi selamat untuk Lin Lin, Fang Yan
tidak melakukannya. Asistennya memberitahu kalau Fang Yan adalah pengisi suara
Dewi Danau. Dan kelihatannya, Fang Yan sangat dekat dengan Shi Meng.
Ucapan asistennya itu, membuat
Lin Lin teringat saat berjumpa dengan Fang Yan di depan lift. Dan Shi Meng
bersikap sangat baik pada Fang Yan. Asistennya mengompori kalau Nina bilang
Fang Yan ini sedikit aneh. Dan Shi Meng malah menyukai gadis seperti itu. Lin
Lin jadi tersinggung mengira maksud asistennya itu, Fang Yan lebih baik
darinya.
Di tengah acara makan, Wei Lin
pamit ke toilet karna sakit perut. Jadilah, Fang Yan seorang diri.
tn. Zheng menghampiri Lin Lin
lagi dan mengajaknya untuk foto bersama. Dengan senang hati, Lin Lin setuju.
Tapi, sudah ada rencana di benak Lin Lin. Dia menyuruh asistennya untuk
memanggil Fang Yan. Lin Lin memperkenalkan Fang Yan sebagai pengisi suara Dewi
Danau dan mengajaknya untuk berfoto bersama.
Saat berfoto, Lin Lin
meletakkan tangan Fang Yan di bawah telapak tangan kiri dan di atas telapak
tangan kanan (jadi, posisi tangan Fang Yan ada di antara tangan Lin Lin). Dan
di atas telapak tangan kirinya, Lin Lin meletakkan patung kaca angsa, hadiah
dari tn. Zheng tadi. Fang Yan beneran bingung karna tiba-tiba di ajak berfoto.
Dan semakin bingung, saat Lin Lin
tiba-tiba mendorong tangannya ke atas dengan telapak tangan kanannya sehingga
patung angsa yang ada di atas telapak tangan kanan Lin Lin, terlempar dan masuk
ke dalam kolam renang.
Semua ikutan terkejut. Dan Lin
Lin langsung berakting marah pada Fang Yan seolah Fang Yan yang melakukannya.
Fang Yan mau menjelaskan kalau dia tidak melakukannya. Tapi, asisten Lin Lin
malah memfitnah Fang Yan yang tidak menyukai Delapan Dimensi (perusahaan tn.
Zheng) dan tidak seharusnya mempermalukan tn. Zheng seperti ini. Karna
ucapannya itu, semua orang mulai memojoki Fang Yan. Bukan hanya memojoki Fang
Yan, mereka mulai menggosipi Shi Meng yang nggak datang.
Fang Yan jadi merasa bersalah.
Dia takut kalau ini akan mempengaruhi kontrak tn. Zheng dan Shi Meng, padahal
Shi Meng sudah bekerja begitu keras untuk film ini. Karna itu, Fang Yan nekat
masuk ke dalam kolam renang untuk mencari patung angsa itu.
Semua semakin menggosipinya.
Setelah mencarinya, Fang Yan akhirnya menemukannya. Pas di saat itu, Shi Meng
baru saja tiba dan melihat Fang Yan yang berada di kolam. Karena tidak
berhati-hati, Fang Yan terpeleset dan terjatuh. Shi Meng panik dan masuk ke
dalam kolam renang.
Shi Meng sangat marah melihat
Fang Yan melakukan hal seperti ini. Dia mengambil patung angsa dari tangan Fang
Yan dan melemparnya, kemudian menggendongnya keluar dari kolam renang.
tn. Zheng jadi tersinggung dan
menuntut penjelasan Shi Meng melakukan hal ini. Karna Shi Meng nggak mau menjawab,
tn. Zheng ngancam akan narik modalnya dari film ini. Shi Meng tidak
mempedulikan dan melihat tangan Fang Yang yang terkena luka goresan (mungkin
karna patung angsa tadi ada retaknya).
“Aku kemari untuk membicarakan
ini. Perjanjian penghentian akan di kirim ke perusahaanmu besok,” ujar Shi Meng. “Hao Ying Jun, ku serahkan padamu,” lanjutnya pada Ying Jun.
Dan usai mengatakan yang di
perlukan, Shi Meng pun pergi. tn. Zheng sangat marah karna sudah di permalukan
seperti ini. Lin Lin juga marah karna Shi Meng benar-benar peduli pada Fang
Yan.
Wei Lin yang baru kembali dari
toilet, kaget karna baru pergi sebentar sudah tertinggal banyak hal.
--
Shi Meng membawa Fang Yan ke
dokter. Tidak hanya itu, dia juga membelikan pakaian untuk Fang Yan bertukar
baju agar tidak terekna flu. Eh, pakaian dalam juga di belikan Shi Meng. Fang
Yan sampai malu hingga wajahnya memerah.
Usai berganti baju, Fang Yan
baru di periksa dokter. Dokter mengecek suhu Fang Yan dan suhunya normal. Shi
Meng masih khawatir karna wajah Fang Yan sangat memerah. Dan juga, Fang Yan
tadi berada di dalam air dingin lebih dari semenit dan terus bersin dalam
perjalanan kemari. Dan wajahnya, itu sangat merah.
“Makanlah sup jahe di rumah.
Kau baik-baik saja. Kau bisa pulang,” ujar dokter pada Fang Yan.
“Dokter, berikan resep obat
padanya,” pinta Shi Meng.
Dokter tersenyum tipis dan
memuji Fang Yan yang beruntung karna punya pacar yang sangat peduli. Fang Yan
semakin malu. Eh, udah gitu, Shi Meng malah mau bawa Fang Yan ke dokter bedah.
Dokter sampai terkejut dan nanya, apa Fang Yan terluka? eh, ternyata hanya luka
goresan tadi.
“Ini? Gunakan disinfektan dan
tutupi dengan plester,” ujar dokter.
--
Walau dokter bilang luka Fang
Yan itu hanya perlu plester, tapi pas sampai di rumah, Shi Meng malah
membalutnya dengan kain kasa. Fang Yan sampai protes. Tapi Shi Meng beralasan
takutnya infeksi. Alibinya kalau nanti Fang Yan infeksi, tidak akan ada yang
memaksa.
Fang Yan tidak protes lagi dan
membahas mengenai masalah tadi. Shi Meng bilang kalau dia memang ingin memutus
kontrak dengan tn. Zheng dan sudah membicarakan ini dengan sutradara. Yahhh,
Fang Yan jadi nyesal karna rasanya sia-sia dia sudah melompat ke dalam kolam.
“Apakah kau begitu bodoh? Kau
mempercayai semua yang orang lain katakan. Itu akan menjadi pelajaranmu,” omel
Shi Meng.
Shi Meng juga selesai membalut
tangan Fang Yan. Tapi, balutannya sangat tebal. Wkwkw.
--
Esok hari,
Fang Yan ke tempat Yao Yao yang
sekaligus adalah studio. Wei Lin juga ada di sana. Dia masih kepo dengan
masalah kemarin, dan mau tahu apa Fang Yan dan Shi Meng beneran hanya teman
serumah? Fang Yan yang lagi makan ubi, tersedak. Wei Lin malah menyimpulkan
kalau jawabannya tidak. Fang Yan protes dan menyebut Wei Lin bicara omong
kosong.
“Kalau begitu, beritahu aku.
Kenapa kau bertindak seperti itu kemarin? Kau berjuang begitu keras untuk tn.
Shi di hadapan orang banyak. Kau menyukainya kan?”
“Lucu sekali. Bagaimana bisa
aku menyukai si Iblis?” sangkal Fang Yan.
“Lalu, kenapa kau melakukan
itu?”
“Untuk membayar utangku,”
jawabnya, setelah terdiam. “Dia juga membantuku merawat Ang Sa. Aku selalu
membayar utangku. Tetapi dia membantuku, maka aku harus membalas budi.”
“tn. Shi membantu merawat Ang
Sa? Dia pasti jatuh cinta kepadamu.”
Ucapannya itu terdengar oleh
Yao Yao yang baru keluar kamar. Dengan keras, dia menegur Wei Lin untuk tidak
bicara omong kosong seperti itu lagi, atau dia akan menghajarnya dengan keras!
Wei Lin tetap ngotot dengan pendapatnya, karna kalau tn. Shi tidak suka pada
Fang Yan, kenapa Shi Meng membalut tangannya sampai seperti ini?
“Apa Shi Meng punya akal sehat?
Dia membalut luka kecil seperti ini? Lukamu tidak bisa bernafas,” ujar Yao Yao
dan mau membuka perban Fang Yan.
Wei Lin menghalangi karna ini
adalah tanda apresiasi Shi Meng. Yao Yao tidak setuju dan menyebut Shi Meng
sebagai pria yang merendahkan wanita. Wei Lin tidak setuju karna dia melihat
sendiri bagaimana Shi Meng menyelamatkan Fang Yan kemarin.
Di tengah perbincangan, Fang
Yan mendapat pesan dari Shi Yi yang mengajak bertemu.
--
Fang Yang pergi ke restoran
China. Di dalam sepi dan ternyata, Shi Yi ada di dapur. Dia memasak sup khusus
untuk Fang Yan. Fang Yan mencobanya dan memuji rasanya enak. Tapi, kenapa Shi
Yi mengajaknya bertemu dan membuatkannya sup?
“Ketika aku masih kecil dan
tinggal di Islandia, Ibuku sangat merindukan cita rasa kampung halaman. Jadi,
ayahku berkeliling Islandia dan menemukan sebuah restoran Tionghoa autentik.
Bos wanita itu membuat sup kaki babi yang lezat. Rasanya mirip dengan ini,”
cerita Shi Yi.
Fang Yan memuji ceritanya yang
romantis. Tapi, apa mereka ada kerjaan nanti? Shi Yi menjawab perkejaan hari
ini adalah memulihkan diri. Ah, Fang Yan jadi mengerti. Shi Yi mengajaknya
bertemu dan makan karna tangannya yang terluka.
--
Di rumah,
Shi Meng ada di dapur dan di
hadapannya ada dua kaki babi. Dia akan membuat sup kaki babi. Tapi, dia nggak
tahu caranya dan akhirnya menelpon Ibunya untuk memintanya mengajari cara
memasak kaki babi. Ibu kaget, ngapain Shi Meng masak? Shi Meng kan nggak bisa
masak. Dimana Fang Yan?
“Fang Yan. Tangannya terluka,”
jawab Shi Meng.
Ibu langsung senang karna tahu
kalau Shi Meng membuat sup itu untuk Fang Yan. Dia pun mulai mengajari Shi Meng
langkah-langkahnya.
Dan setelah perjuangan panjang,
sup kaki babi ala Shi Meng jadi. Dan Shi Meng sangat puas dengan rasanya.
--
Shi Yi mengantarkan Fang Yan
pulang. Sebelum Fang Yan keluar dari mobil, tiba-tiba Shi Yi menanyakan tipe
pria yang Fang Yan sukai. Fang Yan sedikit ragu menjawabnya. Dia jujur kalau
karna penyakitnya, dia belum pernah menjalin hubungan. Dia tidak tahu bagaimana
rasanya jatuh cinta dengan seseorang.
“Shi Yi, bagaimana rasanya
jatuh cinta dengan seseorang?” tanya Fang Yan, balik.
“Kau hanya ingin melihatnya
tersenyum. Tidak ingin dia terluka. Dan… kau sangat ingin melihatnya. Setelah
kau melihatnya, kau akan penuh kegembiraan. Saat kau bersamanya, kau ingin
berbagi semua perasaanmu yang sebenarnya. Juga menampilkan dirimu yang
sesungguhnya kepadanya. Saat kau jatuh cinta dengan seseorang, kau ingin dia
mengetahui perasaanmu dan ingin tahu… apakah dia juga merasakannya.”
Selama Shi Yi menjelaskan hal
itu, yang terbayang di kepala Fang Yan adalah Shi Meng.
“Sulit. Ini terlalu rumit. Ku
rasa kau harus mengatakannya dengan lantang jika kau sedang jatuh cinta dengan
seseorang. Lakukan saja jika kau menyukainya,” pendapat Fang Yan.
Setelah Fang Yan selesai
bicara, Shi Yi baru menanyakan perban di tangan Fang Yan. Bukankah lukanya
tidak serius? (setelah daritadi bersama, Shi Yi baru nanya). Fang Yan menjawab
kalau ini karena Shi Meng yang bersikeras membungkus seperti ini.
Shi Meng yang pergi keluar
rumah untuk menunggu Fang Yan, melihat Fang Yan ada di dalam mobil bersama Shi
Yi.
Dan Fang Yan melihatnya. Tanpa
berkata apapun, Fang Yan segera keluar, meninggalkan Shi Yi. Dia menghampiri
Shi Meng dan menanyakan kenapa keluar? Shi Meng berbohong kalau dia hanya
jalan-jalan.
Tapi, Shi Yi kelihatan kesal
melihat Fang Yan mengikuti ShI Meng.
--
Begitu tiba di rumah, Shi Meng
segera memanaskan sup kaki babi dan menghidangkannya di mangkuk. Fang Yan
menghampirinya dan memuji wanginya sangat enak. Dia juga bergumam, tahu gitu
dia nggak makan banyak sup tadi.
“Kau sudah makan sup? Kalau
begitu, aku akan membuangnya.”
“Kenapa? Kau baru membuatnya.
Sayang sekali. Aku belum kenyang. Aku masih bisa makan lagi,” ujar Fang yan.
Shi Meng sudah kesal dan pergi
duduk di meja makan. Saat Fang Yan menanyakan alasannya membuat sup kaki babi,
Shi Meng bohong kalau dia hanya mau makan. Fang Yan mengambil sup dan duduk di
sampingnya. Dan saat makan, Shi Meng berujar kalau sup nya tidak seenak yang
pernah di makannya. Saat dia di Islandia, ada restoran Tionghoa dan bos
wanitanya memasak sup kaki babi paling autentik.
“Woah. Rasa sup buatanmu sangat
enak,” puji Fang Yan.
Dan tiba-tiba saja, Shi Meng
bertanya, “Apakah kau pernah berpacaran?”
Fang Yan sangat terkejut hingga sup yang ada di mulutnya muncrat.
💞💞💞💞lanjut ya💕💕💕💕semangat 💞💞💞💞
ReplyDelete💞💞💞💞💞
ReplyDelete