Sinopsis C-Drama : Poisoned Love Episode 10

Sinopsis C-Drama : Poisoned Love Episode 10



Saking kagetnya dengan pertanyaan Shi Meng, Fang Yan sampai muncrat. Muncratannya terkena ke tangan Shi Meng dan membuat Shi Meng jadi kesal. Fang Yan jadi panik dan segera meminta maaf.

“Aku hanya mau bilang, menjauhlah dari Shi Yi.”

“Kenapa?”

“Dia berkencan dengan banyak wanita. Kau tidak tahu?”

“Jadi, dia punya skandal seperti ini? Aku belum pernah mendengar tentang ini,” ujar Fang Yan, malah antusias seolah dapat gosip.


Udah itu, Fang Yan malah nyesal karna harusnya dia meminta belajar pengalaman kencan dari Shi Yi. Soalnya, sutradara bilang kalau karakter Dewi Danau-nya tidak cukup genit. Shi Meng segera menghalangi Fang Yan belajar dari Shi Yi dengan alasan Shi Yi tidak mengerti wanita.

Dan pembicaraan mereka berhenti di situ karna Fang Yan tidak peka.

--



Shi Meng lagi gosok gigi tapi Fang Yan tiba-tiba muncul dan minta izin untuk segera keluar karna dia mau cuci rambut. Kepalanya sudah sangat gatal. Karna mau cuci rambut, Fang Yan tentu mau buka perban di tangannya. Shi Meng melihat dan Fang Yan memohon di izinkan untuk melepas perban. Shi Meng tidak mengizinkan.

“Bagaimana aku bisa mencuci rambut jika aku tidak melepasnya?”

“Itu bukan masalahku. Selesaikan itu sendiri.”


Fang Yan nekat membukanya. Shi Meng malah ngancam kalau Fang Yan akan kena denda kalau melepasnya. Fang Yan makin kesal karna Shi Meng begitu jahat. Akhirnya, Shi Meng bilang akan menghapus peraturan denda jika Fang Yan tidak melepas perban itu. Fang Yan langsung setuju.


Dia memakai kembali perbannya. Dan dengan penuh kesulitan mencuci rambut dengan satu tangan. Shi Meng ternyata nggak tega dan akhirnya kembali ke kamar mandi dan menawarkan membantu Fang Yan mencuci rambut.






Shi Meng mencuci rambut Fang Yan dengan lembut. Dan itu membuat Fang Yan terpesona. Bukan hanya mencucikan, Shi Meng juga membantunya mengeringkan rambut. Fang Yan benar-benar jatuh hati pada Shi Meng.



Selesai mengeringkan rambut, Shi Meng bilang akan membantu Fang Yan latihan untuk aktingnya. Fang Yan sedikit ragu karna Shi Meng bukan aktor tapi produser. Shi Meng tersinggung karna Fang Yan meragukan kemampuannya. Dia mulai mendeskripsikan gambaran karakter Dewi Danau. Dewi Danau itu bukan hanya memiliki karakter kepolosan seorang gadis, tapi juga pesona seorang Dewi. Setelah segelnya lepas, maka Fang Yan harus berusaha lebih keras dalam menyampaikan dialog genit. Pokoknya, Shi Meng menjelaskannya panjang lebar.



Karna merasa Shi Meng meremehkannya, maka Fang Yan menunjukkan aktingnya saat Dewi Danau menggoda Pangeran Serigala. Awalnya, aktingnya tampak menyakinkan, tapi menuju akhir, dia malah merasa grogi.


“Apakah kau sebenarnya menyukaiku?” ujar Shi Meng.


“Ya,” jawab Fang Yan.

Jawaban Fang Yan membuat Shi Meng tersentak. Tapi, jawaban ‘ya’ itu maksud Fang Yan, bahwa benar, itu dialog terakhir si Dewi Danau. Dia memuji Shi Meng. Tapi, entah kenapa, keduanya malah tampak grogi dan gugup.

--

Esok hari,

Fang Yan dkk lagi happy banget. Karna hari ini, sutradara memuji akting Fang Yan. Yao Yao juga kagum karna dua hari yang lalu, Fang Yan sedih tidak bisa akting genit, tapi kenapa tiba-tiba seperti mendapat pencerahan. Fang Yan merasa kalau itu mungkin karna Shi Meng berlatih dengannya waktu itu.


Mendengar itu, Wei Lin jadi antusias. Apa ada percikan cinta di antara mereka? Dan lagi-lagi, Yao Yao memarahinya karna bicara sembarang. Wei Lin tidak peduli dan mulai menginterogasi Fang Yan saat Yao Yao pergi. Dia menyebut dirinya sendiri sebagai master cinta.

“Tatap mataku. Katakan kepadaku, ketika kau berlatih dengannya, apakah kau tersipu?”



“Tersipu?” ulang Fang Yan dan mengingat moment saat dirinya berlatih bersama Shi Meng dan waktu itu, dia memang tersipu.

“Lihat. Memikirkannya saja sudah membuatmu tersipu. Lalu, selain tersipu, apakah kau merasakan jantungmu berdebar kencang?”

“Tetapi… bukankah itu… karna adegannya?”

“Tunggu. Jangan bilang saat kau berlatih denganku, kau memikirkan dia?”


Fang Yan menganggukan kepala. Dia beralasan karna ini menemukan perasaan saat mereka berlatih bersama. Wei Lin menyuruh Fang Yan untuk memikirkannya dengan baik-baik, apa Fang Yan jatuh cinta pada Shi Meng.

“Bagaimana mungkin?! Kenapa aku jatuh cinta pada Shi Meng?!” teriak Fang Yan, emosi. “Bagaimana aku tahu seperti apa rasanya jatuh cinta?”

“Sia-sia saja kau menonton begitu banyak drama.”


Fang Yan beneran kesal mendengar komentar Wei Lin. Wei Lin beneran kekeh dan mulai mencari internet kemudian menunjukkannya pada Fang Yan. Di sana di tulis 5 tanda-tanda orang jatuh cinta.


Pertama, dia selalu menarik perhatianmu. Menurutmu, dia sangat seksi.

Dan memang benar, sekarang, setiap melihat Shi Meng, Fang Yan selalu merasa dia seksi walaupun hanya sekedar minum air putih.


Kedua, kau sangat memperhatikan citramu di depannya.

Saat Fang yan sedang asyik makan di meja tamu, begitu Shi Meng lewat, Fang Yan langsung merubah posisi duduknya dengan sangat elegan.



Ketiga, kau akan cemburu.

Ketika dia mendengar Shi Meng lagi teleponan dengan Ying Jun membahas model, Fang Yan merasa cemburu. Padahal, itu untuk urusan kerjaan.



Keempat, kau tidak bisa menahan senyum setiap kali kau melihatnya.

Saat Shi Meng lewat di hadapannya, dia tanpa sadar tersenyum. Shi Meng jadi khawatir kalau Fang Yan cemas, jadi dia memeriksa dahinya. Dan itu membuat jantung Fang Yan berdebar.


Kelima, jantungmu berdetak kencang setiap kali ada kontak fisik.



Di antara kelima tanda yang ada, jika mengalami tiga tanda saja, pada dasarnya, Fang Yan sudah tidak tertolong.


Masalahnya, Fang Yan mengalami kelima tanda tersebut. Dia jadi bertanya-tanya, apa dia beneran jatuh cinta pada Shi Meng? Dan jawabannya ya. Karna itu, Fang Yan malah mencari di internet cara mengetahui apakah seorang pria menyukaimu.

--


Fang Yan akhirnya memberankan diri menemui Shi Meng yang lagi kerja. Dia menjelaskan panjang kali lebar kalau dia dapat 2 tiket dari Yao Yao untuk film fantasi. Tapi, Yao Yao mendadak tidak bisa pergi karna harus menghadiri pertemuan orang tua Zuo You. Wei Lin juga tidak bisa pergi karna bergabung dengan tim…

“Ada apa?” potong Shi Meng, karna penjelasan Fang Yan terlalu panjang. “Apakah kau mengajakku nonton film?”


Fang Yan malu mengiyakan dan beralasan kalau ini kan film fantasi jadi bisa mempelajari peran di sana juga. Shi Meng mau tahu itu film apa. Dan filmnya adalah “Aladdin.” Eh, Shi Meng malah bilang kalau film itu di rilis di Amerika tahun lalu dan dia sudah menontonnya.


“Begitukah? Kalau gitu, aku akan memberikan tiketnya kepada orang lain. Jangan di sia-siakan,” ujar Fang Yan, terdengar kecewa. Dia pun pamit keluar.



Fang Yan tampaknya beneran kecewa karna dia membuang tiket itu di tong sampah dapur. Dia juga berujar pada dirinya sendiri kalau Shi Meng beneran tidak menyukainya.

--



Karena hal tersebut, mood Fang Yan jadi jelek keesokan harinya. Wei Lin sampai berkomentar kalau sikap Fang Yan seperti orang yang baru saja di campakkan. Dengan panik, Fang Yan menyangkal. Sangkalannya membuat Wei Lin merasa tebakannya benar.



Tidak lama kemudian, Fang Yan mendapat pesan dari Shi Meng. Shi Meng mengirim pesan : Aku kosong dari pukul 16.00 sampai 18.00. Jika kau ingin mempelajari perannya.

Fang Yan beneran senang karna Shi Meng mau nonton bersamanya.

--



Karna itu, Fang Yan segera pergi ke bisokop untuk membeli tiket. Dia bingung mau membeli tiket apa. Pas sekali dia melihat poster film “The Shining.” Jadi, Fang Yan menanyakan ke penjual tiket, genre film tersebut. Dengan ragu, penjual tiket menjawab kayaknya genre fantasy. Fang Yan pun memutuskan membeli tket tersebut karna yakin Shi Meng pasti belum menontonnya.


Setelah membeli tiket dan pergi, penjual tiket yang tadi, kena tegur sama temannya karna sudah salah menjawab. The Shining itu bukan film fantasy. Waktu menonton film itu, dia hampir mengompol karna takut.

--



Shi Meng bohong sama Fang Yan. Maksudnya, sebenarnya dia sibuk dan nggak punya waktu kosong. Buktinya, dia masih rapat sampai sekarang. Dan karna udah membuat janji dengan Fang Yan, dia pun mengakhiri rapat lebih cepat. Sayangnya, rapat tidak bisa di akhiri karna masih ada perdebatan mengenai jadwal persiapan film. Mau tidak mau, Shi Meng melanjutkan rapat.

--




Fang Yan menunggu Shi Meng dengan antusias. Tapi, Shi Meng belum juga datang. Fang Yan memutuskan menelpon Shi Meng, tapi Shi Meng tidak menjawab teleponnya. Fang Yan jelas kecewa.



Saat itu, Yao Yao mengirim pesan padanya, nanya dia ada dimana? Fang Yan menjawab kalau dia akan menonton film The Shining di bioskop. Setelah Yao Yao, dia dapat SMS lagi (dari Wei Lin?) yang mengirimkan foto Shi Meng lagi rapat. Jadi, Fang Yan berpikiran kalau pekerjaan lebih penting untuk Shi Meng.


Yao Yao kaget saat membaca balasan Fang Yan. Apa dia udah gila menonton film The Shining? Dia segera menelpon Fang Yan, tapi Fang Yan udah masuk dan mematikan telepon.


Shi Meng juga baru siap rapat dan segera ke bioskop.


Yao Yao yang merasa khawatir, akhirnya memutuskan menelpon Shi Yi. Dia memberitahu kalau Fang Yan sedang menonton film thriller sendirian dan itu membuatnya khawatir terjadi sesuatu. Tapi, dia juga harus menjemput Zuo You, jadi tidak bisa ke sana. Apa Shi Yi bisa ke sana mencari Fang Yan? Shi Yi mengiyakan. Yao Yao pun memberitahu bioskop yang biasa Fang Yan kunjungi.

--


Shi Meng baru membuka ponselnya. Dan ada SMS dari Fang Yan yang memberitahu : Pukul 16.30, Teater 3, The Shining. Shi Meng jadi khawatir karna seorang penakut seperti Fang Yan malah mau menonton film The Shining?

--



Di dalam bisokop, Fang Yan mulai ketakutan karna sudah salah memilih film. Saking takutnya, dia berteriak sambil menutup telinga dan berdiri. Para penonton di belakangnya jadi marah karna dia menghalangi pemandangan. Fang Yan dengan mata tertutup, mulai berjalan keluar dari ruang bioskop.


Shi Yi dan Shi Meng juga tiba bersamaan di bioskop (tapi tidak berpas-pasan) dan mulai mencari Fang Yan. Keduanya sangat panik.



Sialnya, Shi Yi duluan lah yang menemukan Fang Yan dan langsung memeluknya. Shi Meng telat selangkah dan melihat kejadian itu. Shi Yi kaget karna dia mengira penyakit Fang Yan kambuh. Fang Yan memberitahu kalau dia baik-baik saja, tapi kenapa Shi Yi bisa ada di sini?


Shi Yi dengan bingung memberitahu kalau Yao Yao bilang emosi Fang Yan meledak. Fang Yan lebih bingung karna dia baik-baik saja. Shi Yi semakin bingung karna Yao Yao kan takut hal horror. Dengan semangat, Fang Yan menjelaskan, bahwa begitu film di mulai, dia menyadari ada yang aneh. Jadi, dia menutup matanya dan keluar.


Shi Meng yang mendengar dari jauh, lega. Dan dia pun memutuskan pergi diam-diam.

Karna Fang Yan baik-baik saja, maka Shi Yi menawarkan mengantarkannya pulang.

--



Mereka sudah sampai di depan gerbang apartemen. Fang Yan tidak langsung turun. Shi Yi mengira dia masih kesal karna filmnya.  Fang Yan bilang kalau dia hanya memikirkan sesuatu.

“Jika orang yang kau suka tidak menyukaimu, apa yang akan kau lakukan?” tanya Fang Yan, terdengar sedih.


“Kalau begitu, menyerah saja. Daripada mengejar seseorang yang tidak mencintaimu, kenapa tidak memilih seseorang yang mencintaimu? Kau akan lebih bahagia dengan cara itu,” jawab Shi Yi. “Sudah malam. Masuklah.”


Fang Yan pun keluar. Sebelum Fang Yan jauh, Shi Yi berteriak memanggilnya. Dia memberitahu kalau Fang Yan mau menonton film, Fang Yan bisa mengajaknya.

--



Saat masuk ke rumah, Shi Meng sudah ada di dalam  dan sedang makan. Fang Yan senang melihatnya dan menanyakan, apakan Shi Meng memesan makanan itu untuknya? Shi Meng tidak mau mengakui dan malah bilang kalau dia pesan kebanyakan.

“Sepertinya kau sibuk di kantor.”

“Tentang filmnya… aku lupa,” bohong Shi Meng.

“Tidak masalah. Biar ku beri tahu, filmnya sangat bagus. Istrinya sangat mencintai suaminya,” bohong Fang Yan, juga. Padahaldia, tidak menontonnya.

“Apakah menurutmu dia pantas untuk di cintai?”

“Kalau begitu, orang seperti apa yang pantas untuk di cintai?” tanya Fang Yan, balik. “Aku hanya penasaran… mengenai pandanganmu tentang cinta.

“Sederhana. Hidupku hanya tentang film. Bagiku, hubungan akan membuang-buang waktu dan tenagaku.”


Fang Yan tidak bisa menemukan raut kecewanya. Dia pun memberitahu Shi Meng kalau waktu 2 bulan sudah hampir habis. Jadi, dia ingin membahas, apa dia bisa…


“Aku akan mencarikan rumah untukmu. Minta alamatnya dari Hao Ying Jun,” potong Shi Meng, sebelum Fang Yan selesai bicara. Dia pun langsung beranjak masuk ke kamar.


Fang Yan semakin sedih karna bukan itu maksudnya. Dia masih ingin tinggal di sini, tapi sepertinya, dia hanya bisa pergi.

--



Karna butuh udara segar, Fang Yan pun memutuskan jogging malam dan mengajak Yao Yao juga. Yao Yao bisa menduga kalau ada masalah. Walau Fang Yan menyangkal, Yao Yao yakin ada sesuatu.

“Aku lagi berpikir… Jika aku berpacaran…”

“Pacaran? Dengan siapa?”


“Aku bilang ‘jika.’”

“Kau menakutiku saja. Sebenarnya, berpacaran tidak ada hubungannya denganmu. Mari bersikap realitis. Berhentilah terus menerus menonton drama idola yang tidak berguna, bisa?”

“Aku realistis. Itu sebabnya aku tidak pernah pacaran.”


Yao Yao tidak mendukungnya. Dia membahas kalau Fang Yan pacaran, apa pria itu mau menerima penyakit dan metode pengobatan Fang Yan yang harus berada di dekat dan memeluk pria lain? Apalagi pria yang harus di peluk itu adalah supestar, Shi Yi. Percaya saja padanya. Tidak akan ada pria yang bisa menanggung perlakuan tidak adil seperti ini, menyaksikan pacar sendiri selingkuh.

Ucapan Yao Yao itu membuat Fang Yan sedih. Dia memutuskan untuk lari daripada mendengarkan ucapan Yao Yao lagi.


Aku perlu menyembuhkan penyakitku. Itu kenyataan. Aku harus mengandalkan Shi Yi untuk menyembuhkanku. Ini juga kenyataan. Tetapi, aku menyukai Shi Meng. Dan dia tidak menyukaiku. Ini kenyataan yang tidak bisa di sangkal.


Fang Yan, kau harus sadar.

 

 

1 Comments

Previous Post Next Post