Saking kagetnya dengan
pertanyaan Shi Meng, Fang Yan sampai muncrat. Muncratannya terkena ke tangan
Shi Meng dan membuat Shi Meng jadi kesal. Fang Yan jadi panik dan segera
meminta maaf.
“Aku hanya mau bilang,
menjauhlah dari Shi Yi.”
“Kenapa?”
“Dia berkencan dengan banyak
wanita. Kau tidak tahu?”
“Jadi, dia punya skandal
seperti ini? Aku belum pernah mendengar tentang ini,” ujar Fang Yan, malah
antusias seolah dapat gosip.
Udah itu, Fang Yan malah nyesal
karna harusnya dia meminta belajar pengalaman kencan dari Shi Yi. Soalnya,
sutradara bilang kalau karakter Dewi Danau-nya tidak cukup genit. Shi Meng
segera menghalangi Fang Yan belajar dari Shi Yi dengan alasan Shi Yi tidak
mengerti wanita.
Dan pembicaraan mereka berhenti
di situ karna Fang Yan tidak peka.
--
Shi Meng lagi gosok gigi tapi
Fang Yan tiba-tiba muncul dan minta izin untuk segera keluar karna dia mau cuci
rambut. Kepalanya sudah sangat gatal. Karna mau cuci rambut, Fang Yan tentu mau
buka perban di tangannya. Shi Meng melihat dan Fang Yan memohon di izinkan
untuk melepas perban. Shi Meng tidak mengizinkan.
“Bagaimana aku bisa mencuci
rambut jika aku tidak melepasnya?”
“Itu bukan masalahku.
Selesaikan itu sendiri.”
Fang Yan nekat membukanya. Shi
Meng malah ngancam kalau Fang Yan akan kena denda kalau melepasnya. Fang Yan
makin kesal karna Shi Meng begitu jahat. Akhirnya, Shi Meng bilang akan
menghapus peraturan denda jika Fang Yan tidak melepas perban itu. Fang Yan
langsung setuju.
Dia memakai kembali perbannya.
Dan dengan penuh kesulitan mencuci rambut dengan satu tangan. Shi Meng ternyata
nggak tega dan akhirnya kembali ke kamar mandi dan menawarkan membantu Fang Yan
mencuci rambut.
Shi Meng mencuci rambut Fang
Yan dengan lembut. Dan itu membuat Fang Yan terpesona. Bukan hanya mencucikan,
Shi Meng juga membantunya mengeringkan rambut. Fang Yan benar-benar jatuh hati
pada Shi Meng.
Selesai mengeringkan rambut,
Shi Meng bilang akan membantu Fang Yan latihan untuk aktingnya. Fang Yan
sedikit ragu karna Shi Meng bukan aktor tapi produser. Shi Meng tersinggung
karna Fang Yan meragukan kemampuannya. Dia mulai mendeskripsikan gambaran karakter
Dewi Danau. Dewi Danau itu bukan hanya memiliki karakter kepolosan seorang
gadis, tapi juga pesona seorang Dewi. Setelah segelnya lepas, maka Fang Yan
harus berusaha lebih keras dalam menyampaikan dialog genit. Pokoknya, Shi Meng
menjelaskannya panjang lebar.
Karna merasa Shi Meng
meremehkannya, maka Fang Yan menunjukkan aktingnya saat Dewi Danau menggoda
Pangeran Serigala. Awalnya, aktingnya tampak menyakinkan, tapi menuju akhir,
dia malah merasa grogi.
“Apakah kau sebenarnya
menyukaiku?” ujar Shi Meng.
“Ya,” jawab Fang Yan.
Jawaban Fang Yan membuat Shi
Meng tersentak. Tapi, jawaban ‘ya’ itu maksud Fang Yan, bahwa benar, itu dialog
terakhir si Dewi Danau. Dia memuji Shi Meng. Tapi, entah kenapa, keduanya malah
tampak grogi dan gugup.
--
Fang Yan dkk lagi happy banget. Karna hari ini, sutradara
memuji akting Fang Yan. Yao Yao juga kagum karna dua hari yang lalu, Fang Yan
sedih tidak bisa akting genit, tapi kenapa tiba-tiba seperti mendapat
pencerahan. Fang Yan merasa kalau itu mungkin karna Shi Meng berlatih dengannya
waktu itu.
Mendengar itu, Wei Lin jadi
antusias. Apa ada percikan cinta di antara mereka? Dan lagi-lagi, Yao Yao
memarahinya karna bicara sembarang. Wei Lin tidak peduli dan mulai
menginterogasi Fang Yan saat Yao Yao pergi. Dia menyebut dirinya sendiri
sebagai master cinta.
“Tatap mataku. Katakan
kepadaku, ketika kau berlatih dengannya, apakah kau tersipu?”
“Tersipu?” ulang Fang Yan dan
mengingat moment saat dirinya
berlatih bersama Shi Meng dan waktu itu, dia memang tersipu.
“Lihat. Memikirkannya saja
sudah membuatmu tersipu. Lalu, selain tersipu, apakah kau merasakan jantungmu
berdebar kencang?”
“Tetapi… bukankah itu… karna
adegannya?”
“Tunggu. Jangan bilang saat kau
berlatih denganku, kau memikirkan dia?”
Fang Yan menganggukan kepala.
Dia beralasan karna ini menemukan perasaan saat mereka berlatih bersama. Wei
Lin menyuruh Fang Yan untuk memikirkannya dengan baik-baik, apa Fang Yan jatuh
cinta pada Shi Meng.
“Bagaimana mungkin?! Kenapa aku
jatuh cinta pada Shi Meng?!” teriak Fang Yan, emosi. “Bagaimana aku tahu
seperti apa rasanya jatuh cinta?”
“Sia-sia saja kau menonton
begitu banyak drama.”
Fang Yan beneran kesal
mendengar komentar Wei Lin. Wei Lin beneran kekeh dan mulai mencari internet
kemudian menunjukkannya pada Fang Yan. Di sana di tulis 5 tanda-tanda orang
jatuh cinta.
Pertama, dia selalu menarik
perhatianmu. Menurutmu, dia sangat seksi.
Dan memang benar, sekarang,
setiap melihat Shi Meng, Fang Yan selalu merasa dia seksi walaupun hanya
sekedar minum air putih.
Kedua, kau sangat memperhatikan
citramu di depannya.
Saat Fang yan sedang asyik
makan di meja tamu, begitu Shi Meng lewat, Fang Yan langsung merubah posisi
duduknya dengan sangat elegan.
Ketiga, kau akan cemburu.
Ketika dia mendengar Shi Meng
lagi teleponan dengan Ying Jun membahas model, Fang Yan merasa cemburu.
Padahal, itu untuk urusan kerjaan.
Keempat, kau tidak bisa menahan
senyum setiap kali kau melihatnya.
Saat Shi Meng lewat di
hadapannya, dia tanpa sadar tersenyum. Shi Meng jadi khawatir kalau Fang Yan
cemas, jadi dia memeriksa dahinya. Dan itu membuat jantung Fang Yan berdebar.
Kelima, jantungmu berdetak
kencang setiap kali ada kontak fisik.
Di antara kelima tanda yang
ada, jika mengalami tiga tanda saja, pada dasarnya, Fang Yan sudah tidak
tertolong.
Masalahnya, Fang Yan mengalami
kelima tanda tersebut. Dia jadi bertanya-tanya, apa dia beneran jatuh cinta
pada Shi Meng? Dan jawabannya ya. Karna itu, Fang Yan malah mencari di internet
cara mengetahui apakah seorang pria menyukaimu.
--
Fang Yan akhirnya memberankan
diri menemui Shi Meng yang lagi kerja. Dia menjelaskan panjang kali lebar kalau
dia dapat 2 tiket dari Yao Yao untuk film fantasi. Tapi, Yao Yao mendadak tidak
bisa pergi karna harus menghadiri pertemuan orang tua Zuo You. Wei Lin juga
tidak bisa pergi karna bergabung dengan tim…
“Ada apa?” potong Shi Meng,
karna penjelasan Fang Yan terlalu panjang. “Apakah kau mengajakku nonton film?”
Fang Yan malu mengiyakan dan
beralasan kalau ini kan film fantasi jadi bisa mempelajari peran di sana juga.
Shi Meng mau tahu itu film apa. Dan filmnya adalah “Aladdin.” Eh, Shi Meng
malah bilang kalau film itu di rilis di Amerika tahun lalu dan dia sudah
menontonnya.
“Begitukah? Kalau gitu, aku
akan memberikan tiketnya kepada orang lain. Jangan di sia-siakan,” ujar Fang
Yan, terdengar kecewa. Dia pun pamit keluar.
Fang Yan tampaknya beneran
kecewa karna dia membuang tiket itu di tong sampah dapur. Dia juga berujar pada
dirinya sendiri kalau Shi Meng beneran tidak menyukainya.
--
Karena hal tersebut, mood Fang Yan jadi jelek keesokan
harinya. Wei Lin sampai berkomentar kalau sikap Fang Yan seperti orang yang
baru saja di campakkan. Dengan panik, Fang Yan menyangkal. Sangkalannya membuat
Wei Lin merasa tebakannya benar.
Tidak lama kemudian, Fang Yan
mendapat pesan dari Shi Meng. Shi Meng mengirim pesan : Aku kosong dari pukul 16.00 sampai 18.00. Jika kau ingin mempelajari
perannya.
Fang Yan beneran senang karna
Shi Meng mau nonton bersamanya.
--
Karna itu, Fang Yan segera
pergi ke bisokop untuk membeli tiket. Dia bingung mau membeli tiket apa. Pas
sekali dia melihat poster film “The Shining.” Jadi, Fang Yan menanyakan ke
penjual tiket, genre film tersebut.
Dengan ragu, penjual tiket menjawab kayaknya genre fantasy. Fang Yan pun memutuskan membeli tket tersebut karna
yakin Shi Meng pasti belum menontonnya.
Setelah membeli tiket dan
pergi, penjual tiket yang tadi, kena tegur sama temannya karna sudah salah
menjawab. The Shining itu bukan film fantasy. Waktu menonton film itu, dia
hampir mengompol karna takut.
--
Shi Meng bohong sama Fang Yan.
Maksudnya, sebenarnya dia sibuk dan nggak punya waktu kosong. Buktinya, dia
masih rapat sampai sekarang. Dan karna udah membuat janji dengan Fang Yan, dia
pun mengakhiri rapat lebih cepat. Sayangnya, rapat tidak bisa di akhiri karna
masih ada perdebatan mengenai jadwal persiapan film. Mau tidak mau, Shi Meng
melanjutkan rapat.
--
Fang Yan menunggu Shi Meng dengan
antusias. Tapi, Shi Meng belum juga datang. Fang Yan memutuskan menelpon Shi
Meng, tapi Shi Meng tidak menjawab teleponnya. Fang Yan jelas kecewa.
Saat itu, Yao Yao mengirim
pesan padanya, nanya dia ada dimana? Fang Yan menjawab kalau dia akan menonton
film The Shining di bioskop. Setelah Yao Yao, dia dapat SMS lagi (dari Wei
Lin?) yang mengirimkan foto Shi Meng lagi rapat. Jadi, Fang Yan berpikiran
kalau pekerjaan lebih penting untuk Shi Meng.
Yao Yao kaget saat membaca
balasan Fang Yan. Apa dia udah gila menonton film The Shining? Dia segera menelpon Fang Yan, tapi Fang Yan udah masuk
dan mematikan telepon.
Shi Meng juga baru siap rapat
dan segera ke bioskop.
Yao Yao yang merasa khawatir,
akhirnya memutuskan menelpon Shi Yi. Dia memberitahu kalau Fang Yan sedang
menonton film thriller sendirian dan
itu membuatnya khawatir terjadi sesuatu. Tapi, dia juga harus menjemput Zuo
You, jadi tidak bisa ke sana. Apa Shi Yi bisa ke sana mencari Fang Yan? Shi Yi
mengiyakan. Yao Yao pun memberitahu bioskop yang biasa Fang Yan kunjungi.
--
Shi Meng baru membuka
ponselnya. Dan ada SMS dari Fang Yan yang memberitahu : Pukul 16.30, Teater 3, The Shining. Shi Meng jadi khawatir karna
seorang penakut seperti Fang Yan malah mau menonton film The Shining?
--
Di dalam bisokop, Fang Yan
mulai ketakutan karna sudah salah memilih film. Saking takutnya, dia berteriak
sambil menutup telinga dan berdiri. Para penonton di belakangnya jadi marah
karna dia menghalangi pemandangan. Fang Yan dengan mata tertutup, mulai
berjalan keluar dari ruang bioskop.
Shi Yi dan Shi Meng juga tiba
bersamaan di bioskop (tapi tidak berpas-pasan) dan mulai mencari Fang Yan.
Keduanya sangat panik.
Sialnya, Shi Yi duluan lah yang
menemukan Fang Yan dan langsung memeluknya. Shi Meng telat selangkah dan melihat
kejadian itu. Shi Yi kaget karna dia mengira penyakit Fang Yan kambuh. Fang Yan
memberitahu kalau dia baik-baik saja, tapi kenapa Shi Yi bisa ada di sini?
Shi Yi dengan bingung
memberitahu kalau Yao Yao bilang emosi Fang Yan meledak. Fang Yan lebih bingung
karna dia baik-baik saja. Shi Yi semakin bingung karna Yao Yao kan takut hal
horror. Dengan semangat, Fang Yan menjelaskan, bahwa begitu film di mulai, dia
menyadari ada yang aneh. Jadi, dia menutup matanya dan keluar.
Shi Meng yang mendengar dari
jauh, lega. Dan dia pun memutuskan pergi diam-diam.
Karna Fang Yan baik-baik saja,
maka Shi Yi menawarkan mengantarkannya pulang.
--
Mereka sudah sampai di depan
gerbang apartemen. Fang Yan tidak langsung turun. Shi Yi mengira dia masih
kesal karna filmnya. Fang Yan bilang
kalau dia hanya memikirkan sesuatu.
“Jika orang yang kau suka tidak
menyukaimu, apa yang akan kau lakukan?” tanya Fang Yan, terdengar sedih.
“Kalau begitu, menyerah saja.
Daripada mengejar seseorang yang tidak mencintaimu, kenapa tidak memilih
seseorang yang mencintaimu? Kau akan lebih bahagia dengan cara itu,” jawab Shi
Yi. “Sudah malam. Masuklah.”
Fang Yan pun keluar. Sebelum
Fang Yan jauh, Shi Yi berteriak memanggilnya. Dia memberitahu kalau Fang Yan
mau menonton film, Fang Yan bisa mengajaknya.
--
Saat masuk ke rumah, Shi Meng
sudah ada di dalam dan sedang makan.
Fang Yan senang melihatnya dan menanyakan, apakan Shi Meng memesan makanan itu
untuknya? Shi Meng tidak mau mengakui dan malah bilang kalau dia pesan
kebanyakan.
“Sepertinya kau sibuk di
kantor.”
“Tentang filmnya… aku lupa,”
bohong Shi Meng.
“Tidak masalah. Biar ku beri
tahu, filmnya sangat bagus. Istrinya sangat mencintai suaminya,” bohong Fang
Yan, juga. Padahaldia, tidak menontonnya.
“Apakah menurutmu dia pantas
untuk di cintai?”
“Kalau begitu, orang seperti
apa yang pantas untuk di cintai?” tanya Fang Yan, balik. “Aku hanya penasaran…
mengenai pandanganmu tentang cinta.
“Sederhana. Hidupku hanya
tentang film. Bagiku, hubungan akan membuang-buang waktu dan tenagaku.”
Fang Yan tidak bisa menemukan
raut kecewanya. Dia pun memberitahu Shi Meng kalau waktu 2 bulan sudah hampir
habis. Jadi, dia ingin membahas, apa dia bisa…
“Aku akan mencarikan rumah
untukmu. Minta alamatnya dari Hao Ying Jun,” potong Shi Meng, sebelum Fang Yan
selesai bicara. Dia pun langsung beranjak masuk ke kamar.
Fang Yan semakin sedih karna
bukan itu maksudnya. Dia masih ingin tinggal di sini, tapi sepertinya, dia
hanya bisa pergi.
--
Karna butuh udara segar, Fang
Yan pun memutuskan jogging malam dan
mengajak Yao Yao juga. Yao Yao bisa menduga kalau ada masalah. Walau Fang Yan
menyangkal, Yao Yao yakin ada sesuatu.
“Aku lagi berpikir… Jika aku
berpacaran…”
“Pacaran? Dengan siapa?”
“Aku bilang ‘jika.’”
“Kau menakutiku saja.
Sebenarnya, berpacaran tidak ada hubungannya denganmu. Mari bersikap realitis.
Berhentilah terus menerus menonton drama idola yang tidak berguna, bisa?”
“Aku realistis. Itu sebabnya
aku tidak pernah pacaran.”
Yao Yao tidak mendukungnya. Dia
membahas kalau Fang Yan pacaran, apa pria itu mau menerima penyakit dan metode
pengobatan Fang Yan yang harus berada di dekat dan memeluk pria lain? Apalagi
pria yang harus di peluk itu adalah supestar, Shi Yi. Percaya saja padanya.
Tidak akan ada pria yang bisa menanggung perlakuan tidak adil seperti ini,
menyaksikan pacar sendiri selingkuh.
Ucapan Yao Yao itu membuat Fang
Yan sedih. Dia memutuskan untuk lari daripada mendengarkan ucapan Yao Yao lagi.
Aku perlu menyembuhkan penyakitku. Itu kenyataan. Aku harus mengandalkan Shi Yi untuk menyembuhkanku. Ini juga kenyataan. Tetapi, aku menyukai Shi Meng. Dan dia tidak menyukaiku. Ini kenyataan yang tidak bisa di sangkal.
Fang Yan, kau harus sadar.
Lanjut💕💕💕💕
ReplyDelete