Sinopsis C-Drama : Poisoned Love Episode 21

 

Sinopsis C-Drama : Poisoned Love Episode 21




Shi Meng dan Shi Yi beneran menuruti Zuo You. Mereka mengerami telur itu selama 24 jam dengan secara bergantian tanpa sepengetahuan Fang Yan. Setiap kali ada kesempatan dan Fang Yan tidak ada, mereka akan bertukar menjaga telur. Wkwkwk, padahal semua itu hanya akal-akalan Fang Yan and the gang untuk membuat mereka berbaikan.



Setelah beberapa hari, mulai ada retakan di telur. Retakan itu membuat Shi Yi dan Shi Meng malah bertengkar mengira kalau salah satu di antara mereka, tidak menjaga telur itu dengan hati-hati hingga retak. Mereka juga mulai membahas masa kecil saat telur angsa yang mereka pelihara pecah dan menyalahkan satu sama lain.

Saking asyiknya bertengkar, mereka sampai tidak sadar kalau Fang Yan ada di belakang dan memperhatikan mereka sedari tadi. Fang Yan hanya bisa menghela nafas karna bukannya makin dekat, kedua saudara itu malah semakin ribut.

--


Fang Yan melepaskan stress-nya dengan curhat pada Yao Yao. Yao Yao juga sebenarnya nggak yakin kalau taktik telur angsa itu akan berhasil. Fang Yan bercerita kalau waktu awal misi, Shi Yi dan Shi Meng sangat kompak. Belum pernah dia melihat mereka sekompak itu. Tapi kemudian, masalah datang dan mereka mulai berdebat seperti anak SD. Niat awalnya adalah membuat mereka menetaskan telur angsa bersama, membicarakan masa lalu dan hubungan akan membaik. Sayangnya, berbanding terbalik dengan rencananya, hubungan keduanya malah makin buruk.


Yao Yao merasa kalau jalan bagi Shi Yi dan Shi Meng adalah mempunyai cukup waktu berdua untuk saling bicara bertatap muka. Fang Yan menghela nafas panjang karna kedua orang itu sangat sibuk dan sulit berjumpa.

--



Gu Wei menemui ayahnya. Dia datang untuk mengucapkan selamat tinggal karna hari ini, dia akan kembali ke Jepang. tn. Gu jelas kaget karna tiba-tiba putrinya mau pergi. Ada masalah apa? Gu Wei awalnya tidak mau bercerita, tapi karna tn. Gu terus membujuknya bercerita, dia pun mau cerita. Menurut Gu Wei, berada di sini sangat membosankan. Dia sudah lama menyukai Shi Meng, tapi pada akhirnya, dia kalah dari seorang gadis tidak berguna.


“Ayah melarangmu menghina diri sendiri,” ujar tn. Gu, tidak senang. “Wei Wei, di dalam hati Ayah, kau selalu yang terbaik.”


Ucapan ayahnya itu membuat Gu Wei merasa terhibur.

--


Shi Yi dan Shi Meng melakukan pertemuan darurat. Shi Yi bilang kalau dia ada pemotretan besok, jadi tidak bisa mengerami telurnya. Shi Meng juga nggak bisa karna besok dia harus rapat sepanjang hari. Shi Yi tetap bersikeras karna saat rapat kan Shi Meng hanya duduk, sementara dia harus berdiri saat pemotretan, jadi tidak akan bisa memegang telur.  Shi Meng tidak lagi protes dan menerima telur itu.

--


Esok hari,

Shi Meng beneran serius mengerami telur. Dia terus memegang telur di tangannya sambil mendengarkan presentasi proposal staffnya. Ying Jun melihat kelakuannya itu dan mengira Shi Meng hendak makan telur. Dan saat Shi Meng meletakkan telurnya di atas meja, Ying Jun malah mengambil dan mau memecahkannya. Untung tangan Shi Meng lebih cepat merebut telur itu kembali, kalau tidak, say goodbye.




Tingkah aneh Shi Meng yang begitu perhatian pada telur, membuat semua staff rapat memandanginya. Semua pasti merasa dia orang aneh. Untung Ying Jun cepat tanggap memikirkan alasan untuk sikap Shi Meng. Dia berkata kalau Shi Meng memegang telur angsa karna sedang memikirkan sekuel untuk film Kisah Dunia Air. Shi Meng membenarkan dan berkata akan membuat prekuel Dewi Danau.



Krik… krik… krik semua staff terdiam, tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Untung akhirnya ada salah satu staff yang bertepuk tangan, jadi semua mengikuti sehingga tidak terlalu canggung. Dan karna itu juga, rapat langsung selesai.


Setelah semua keluar, Ying Jun baru mengomentari sikap aneh Shi Meng. Shi Meng bilang kalau sulit di jelaskan, yang penting telur ini sangat berharga. Ying Jun hanya bisa berkomentar kalau hobi Ying Jun sangat aneh.

--



Sementara itu, tn. Gu datang menemui Shi Meng. Dia sudah menunggu Shi Meng di ruangannya. Sembari menunggu, dia melihat – lihat ruangan dan ada foto Fang Yan dengan Shi Meng.

--


Seorang staff datang ke ruang rapat untuk memberitahu Shi Meng kalau tn. Gu datang mencarinya dan sudah menunggu.

Sebelum pergi menemui tn. Gu, Shi Meng menitipkan telurnya pada Ying Jun. Ying Jun harus menjaganya dengan benar. Jika telur itu aman, maka Ying Jun juga aman. Jika telurnya pecah, tamat riwayat Ying Jun. Astaga, sekarang telur itu menjadi keramat bagi Ying Jun. 

--


Shi Meng menemui tn. Gu dan menanyakan alasannya menemuinya (Shi Meng memanggilnya dengan panggilan “Paman”).

“Dulu, aku memulai bisnis dengan ayahmu dan beberapa sahabat. Aku peringkat ke enam. Kau telah memanggilku Paman Keenam sejak kecil,” bahas tn. Gu.

“Ya. Namun, pada akhirnya, hanya kau dan ayahku. Aku hanya memilikimu sebagai pamanku. Kau juga melihatku tumbuh.”


“Aku melihatmu tumbuh dewasa, tapi belakangan ini, kau menjadi makin aneh bagiku. Ini urusan pribadimu. Aku tidak ingin ikut campur. Namun, sejak kau berkencan dengan pengisi suara Dewi Danau itu, kau sering meninggalkan urusan publik untuk urusan pribadi. Kau tidak stabil sama sekali. Ku dengar, gadis itu tidak normal. Aku tidak tahu apakah dia pura-pura atau memiliki rencana. Bagaimanapun, dengarkan aku, jauhi dia,” ujarnya.



Ekspresi wajah Shi Meng mengeras mengetahui maksud kedatangan tn. Gu. Dia bisa menduga kalau semua ini karna Gu Wei. tn. Gu dengan emosi memberitahu kalau Gu Wei sudah kembali ke Jepang karna kecewa. Seolah belum cukup membuat Shi Meng kesal, tn. Gu malah membahas kalau ayah Shi Meng masih ada, ayah Shi Meng tidak akan membiarkan Shi Meng menikahi Fang Yan.

“Karena kau membahas Fang Yan, biar ku beritahu dengan jelas. Fang Yan adalah kekasihku. Dia adalah gadis yang sangat baik. Lagipula, ini urusan pribadiku. Kau tidak berhak ikut campur,” peringati Shi Meng.



Perkataannya itu terdengar oleh Ying Jun yang berdiri di depan pintu (mau menemui Shi Meng). tn. Gu tertawa kecil dan berkomentar kalau Shi Meng sudah dewasa dan mempunyai pemikiran sendiri. Sadar kalau tidak bisa mempengaruhi lagi, tn. Gu pun pergi.



Setelah tn. Gu pergi, Ying Jun baru masuk. Begitu masuk, dia langsung menegur sikap Shi Meng tadi. Mau bagaimanapun, Shi Meng harus menghormati tn. Gu. Sambil menegur, Ying Jun mengembalikan telur Shi Meng.

“Fang Yan adalah kekasihku. Jika ada yang membicarakannya, aku harus melindunginya.”

Ying Jun kagum. Dia menunjukkan jempolnya dan menyebut Shi Meng adalah pria sejati.

--



Fang Yan pulang duluan dan sudah ada Shi Yi di dalam rumah. Shi Yi sudah selesai menjalani pemotretan. Karna melihat Shi Yi duduk di depan akuarium, melihat gantungan angsa Shi Meng, maka Fang Yan memberitahu kalau itu gantungan kesayangan Shi Meng.


Shi Yi langsung menunjukkan gantungan yang di milikinya. Fang Yan kaget karna Shi Yi juga punya. Shi Yi memberitahu kalau itu hadiah dari ayah mereka. Waktu kecil, dia dan Shi Meng mengerami telur bersama. Tapi, telur itu pecah. Agar mereka tidak sedih, ayahnya membuatkan gantungan itu untuk mereka.


“Walau aku tidak bisa menyembuhkanmu, apa aku masih bisa berbagi rahasia?” tanya Shi Yi. “Kau masih ingat kisah dua bersaudara yang ku ceritakan kepadamu?”

Fang Yan mengangguk.

“Kau harusnya sudah tahu. Kakak di cerita itu adalah aku. Tahun itu, aku kehilangan Shi Meng. Ketika masih kecil, aku selalu lebih baik daripada Shi Meng. Aku selalu menjadi panutan bagi Shi Meng. Terkadang, aku merasa kasihan padanya. Karna dia selalu dimarahi. Namun, ketika aku tahu aku diadopsi, semua kebanggan dan keunggulan bahkan rasa aman yang paling mendasar… hancur.”


Flashback

Shi Meng sedang bermain seorang diri di taman. Shi Yi tiba-tiba menghampirinya dan menyuruhnya mengikutinya karna dia akan membawa Shi Meng berpetualang. Shi Meng yang percaya pada Shi Yi, mengikutinbya karna mengira Shi Yi akan memberikan hadiah ulang tahunnya.

--



Shi Yi membawa Shi Meng ke taman dan mengajaknya bermain petak umpet. Dia menyuruh Shi Meng untuk menutup mata dan menghitung sebanyak 100 kali. Jangan mengintip.


Shi Meng melakukannya. Dan Shi Yi memanfaatkan hal itu untuk kabur, meninggalkannya.

End

“Ku kira, setelah meninggalkannya, aku akan lega,” lanjut Shi Yi. “Namun, ketika aku meninggalkannya, aku menyesalinya.”



Flashback

Shi Yi sudah berjalan cukup jauh, tapi langkahnya terhenti. Dia takut dan khawatir, karna itu dia kembali ke taman bermain itu. Ketika dia kembali, Shi Meng sudah tidak ada.

End


“Aku kembali mencarinya dengan putus asa. Namun, sudah terlambat.”

“Setelah kau menceritakannya, apakah kau merasa lebih baik?”


Shi Yi tersenyum tipis dan mengangguk. Fang Yan dengan lembut, menanyakan apakah Shi Yi tidak mau memberitahu Shi Meng? Dia menyarankan Shi Yi untuk meminta maaf pada Shi Meng. Dan mungkin, hal itu tidak sesulit yang Shi Yi pikirkan.  


Shi Yi menggelengkan kepalanya. Dia sudah berbuat kesalahan besar dan tidak tahu cara untuk mengatakannya.

--



Entah apa yang Fang Yan rencanakan, karna dia membawa Shi Meng ke tempat mereka bermain sepatu roda dulu. Ternyata, di dekat tempat itu, ada taman, dimana Shi Meng di culik saat kecil dulu.

“Ketika kau memikirkan masa lalu, apa kau merasa takut?” tanya Fang Yan.

“Tidak. Ketika aku memikirkan gadis yang di culik bersamaku, aku ingin tahu bagaimana kabarnya sekarang.”


Fang Yan sedikit cemburu. Karna itu, dia pun balas memberitahu Shi Meng, kalau saat penyakitnya kambuh, di dalam mimpinya ada seorang anak kecil lelaki yang memegang tangannya. Nah, gantian Shi Meng yang cemburu.

--


Shi Yi masih berada di depan akuarim. Dia meletakkan gantungan angsanya di dalam akuarium itu juga. Di tangannya, juga ada telur angsa.

Di saat itu, Fang Yan mengiriminya pesan : Mahabintang, ini keinginan ketigaku. Semoga kau bisa datang ke sini. Shi Meng ingin memberitahumu sesuatu. (dia juga mengirimi location).

--


Shi Meng curiga karna Fang Yan diam-diam mengirimi pesan, jadi dia menanyainya. Fang Yan tidak mau memberitahu. Ya udah, Shi Meng nggak nanya lagi. Eh, Fang Yan malah ingin Shi Meng nanya. Yang akhirnya, mereka bersikap mesra.

“Apa kau punya rahasia yang bisa kau ceritakan padaku?” tanya Fang Yan.

“Rahasia apa yang ku punya?”

“Rahasia antar kau dan Shi Yi ketika kalian masih kecil.”

Shi Meng diam sejenak dan menyuruh Fang Yan mengikutinya.

--


Shi Meng membawa Fang Yan ke taman dimana dia di tinggalkan dulu. Dia memberitahu Fang Yan kalau itulah tempat dia di tinggalkan dulu sama Shi Yi.

Flashback

Shi Meng sudah selesai menghitung sampai 100, tapi saat dia mencari Shi Yi kemanapun, Shi Yi tidak ada. Dia sudah berteriak sambil menangis memanggil namanya, tapi tidak ada respon.

End

Bagi Shi Meng, hal itu sudah berlalu, jadi dia tidak apa-apa. Fang Yan yang sedari tadi diam, akhirnya bilang kalau ada hal penting yang ingin di katakannya. Mengenai Shi Yi. Shi Yi cerita padanya, bahwa setelah dia meninggalkan Shi Meng, dia menyesal dan kembali untuk mencarinya.

“Seharusnya bukan kau yang memberitahuku ini.”

“Aku tahu seharusnya bukan aku, tapi jika dia tak berani untuk memberitahumu, apakah kau akan menyimpan dendam kepadanya selamanya? Bagaimanapun, itu karena…”

“Karna dia di adopsi?” potong Shi Meng. “Ketika aku tahu dari Zuo You bahwa Shi Yi di adopsi, aku sudah memaafkannya. Sebenarnya, aku memahaminya. Dia tidak bisa menghadapiku, bukan karena dia takut aku tidak akan memaafkannya. Dia takut tidak bisa memaafkan dirinya sendiri.”

“Namun…”

“Aku tahu kau melakukannya demi kebaikanku sendiri. Namun, beberapa hal tidak bisa di hindari. Biarkan saja.”

Fang Yan mengerti dan tidak mengatakan apapun. Dia hanya memeluk Fang Yan dengan erat. Shi Meng tidak di sangka, mengucapkan terimakasih pada Fang Yan karna membuatnya berani menghadapi semuanya.

--

Mereka lanjut keliling. Mereka melewati bangunan tua dan memutuskan masuk untuk melihat-lihat. Shi Meng ternyata tahu kalau Fang Yan pasti ingin Shi Yi datang untuk menyelesaikan kebencian di antara mereka.

“Shi Yi masih tidak bisa menghadapinya. Jalan kalian menuju perdamaian sangat panjang,” ujar Fang Yan.

“Namun, aku masih ingin mengucapkan terimakasih atas semua perbuatanmu. Jika bukan karnamu, aku juga tidak bisa menghadapi semua ini. Terimakasih telah menemaniku,” ujar Shi Meng.

Nah, karna membahas masa lalu, Shi Meng memberitahu Fang Yan, kalau bangunan tua ini adalah tempatnya dulu di culik bersama gadis kecil yang di ceritakannya. Fang Yan melihat sekitar dan tiba-tiba saja, dia seperti mendapatkan kilasan masa lalu

Di gedung itu, di sebuah lantai duanya, ada gantungan merah gitu. Fang Yan merasa tidak asing dengan gantungan merah yang tidak jelas itu apa.

Flashback

Fang Yan yang masih kecil, berlari memasuki bangunan tua karna melihat ada layangan berwarna merah berbentuk burung.

End

“Aku pernah ke sini,” ujar Fang Yan.

Flashback

Fang Yan melompat-lompat berusaha meraih layangan itu, tapi gagal. Saat itulah, dia mendengar ada suara erangan pria dari dalam gedung. Fang Yan pun masuk ke dalam gedung tanpa curiga. Dia mengikuti sumber suara dan menemukan seorang anak lelaki sedang di ikat dan mulutnya di sekap.

Saat itu, seseorang tiba-tiba membekap mulutnya dari belakang. Dan akhirnya, dia pun di ikat dan di sekap bersama anak lelaki itu. Fang Yan sangat ketakutan dan terus menangis.

Anak lelaki yang ada di sebelahnya, menemukan sebuah batu kecil dan dengan batu itu, dia berusaha memutuskan tali ikatannya. Setelah berhasil, dia memberi tanda pada Fang Yan untuk diam dan melepaskan ikatannya. Mereka berdua, dengan mengendap-endap mencoba kabur.

Penculik mereka adalah seorang pria. Dia sedang menelpon ayah Shi Meng dan mengancamnya untuk membawa buku besar atau dia tidak akan pernah melihat Shi Meng lagi.

Shi Meng dan Fang Yan lewat di belakangnya. Karna tidak berhati-hati, mereka malah membuat suara. Penculik yang mendengar suara segera berlari mengejar mereka. Sayangnya, dia kehilangan jejak karna kedua anak itu berhasil sembunyi.

End

“Aku ingat,” ujar Fang Yan.

Flashback

Shi Meng dan Fang Yan terus lari. Karna tidak berhati-hati, Fang Yan terjatuh. Shi Meng hanya terus lari.

“Kakak, selamatkan aku!! Kaka!!! Kakak!!!” teriak Fang Yan, menangis. Pandangannya menjadi buram karna air mata.

Shi Meng berbalik dan melihat Fang Yan yang terjatuh. Dia berbalik dan mengulurkan tangan.

Fang Yan sudah sangat lelah berlari. Jadi, Shi Meng menyuruhnya bersembunyi di balik kursi sementara dia akan pergi mencari seseorang untuk menyelamatkannya.

“Kak, aku takut,” ujar Fang Yan, menghentikan Shi Meng pergi.

“Jangan takut, anggap saja ini mimpi buruk. Ini akan hilang ketika kau bangun.”

“Aku takut mimpi buruk.”

“Jangan khawatir. Aku akan mengusir semuanya dalam mimpi burukmu,” ujar Shi Meng dan memeluknya.

Perlahan, Fang Yan pun tertidur.

End

Setelah mendapatkan ingatan yang menjadi sumber traumanya, Fang Yan dan Shi Meng pergi menemui dr. Cui. Dia tidak ingat semuanya, tapi hanya sebagian saja. Shi Meng bertanya, waktu dia kembali, Fang Yan sudah menghilang.

Fang Yan juga tidak ingat. Yang dia ingat saat itu, dia penuh ketakutan.

“Fang Yan, sepertinya penyebab penyakitmu telah di temukan. Berdasarkan yang kalian katakan, kalian berdua di culik di saat yang bersamaan. Fang Yan menderita parasomnia derealisasi (aku heran, kenapa nama penyakit Fang Yan ini terus berubah di terjemahan subtitle) karna ketakutan ekstrem. Satu-satunya gambar yang tidak bisa kau ingat seharusnya adalah sumber ketakutan terbesarmu,” simpulkan dr. Cui.

“Apakah itu berarti jika dia mengingatnya dan menghadapi ketakutannya, kebiasaan tidur sambil berjalan bisa di sembuhkan?” tanya Shi Meng.

“Itu sangat memungkinkan,” jawab dr. Cui.

Fang Yan jadi sedih karna tidak bisa ingat apapun. Shi Meng menyuruhnya tidak khawatir karna perlahan juga akan ingat. Tidak sudah memaksakan diri.

Saat dalam perjalanan, Fang Yan asyik SMS-an. Shi Meng jadi cemburu.

“Tidak, ini Shi Yi. Aku ingin mengatur pertemuan kalian berdua di taman hari ini. Namun, dia tidak datang.”

“Itu tidak mengejutkan,” komentar Shi Meng.

--

Fang Yan membawa Shi Meng ke toko kaset. Dia memutarkan piringan hitam “Destiny” (yang pernah di rekomendasikannya untuk Shi Meng, di pertemuan pertama mereka). Usai memutar, Fang Yan berdiri di depan jendela dan mulai menghitung.

Shi Meng mendekatinya sambil memberikan kopi buatannya dan bertanya, apa yang Fang Yan hitung? Fang Yan menjawab kalau dia ingin tahu apakah pasangan kesepuluh yang di lihatnya adalah pasangan kekasih. Kali ini, dia ingin mengikuti kehendak Tuhan, jadi, dia menghalangi Shi Meng menutup matanya seperti dulu.

Saat Fang Yan sudah menghitung hingga ke sembilan, Shi Meng menariknya dan mengambil selfie. Dia menunjukan foto itu ke Fang Yan. Pasangan ke-10 : Pasangan kekasih.

Fang Yan sangat senang dan menciumnya.

--

Dalam perjalanan pulang, Fang Yan masih saja memikirkan ucapan dr. Cui. Dia ingin tahu apa yang sebenarnya dilihatnya di hari itu. Shi Meng menyuruhnya untuk berhenti memikirkannya. Karna, walau penyakit Fang Yan tidak sembuh, ada dia yang akan selalu menemani, jadi penyakit itu tidak akan memburuk. Dia meminta Fang Yan untuk tidak memikirkan ingatan tidak menyenangkan itu.

Fang Yan diam, karna dia teringat sesuatu.

Flashback

Fang Yan tertidur di samping kursi. Dan hal yang membuatnya tiba-tiba terbangun adalah sebuah teriakan seorang pria. Pria itu berteriak : Xiao Liu!!

End

“Xiao Liu,” ulang Fang Yan. “Aku ingat. Xiao Liu!!”

 

 

1 Comments

  1. 💞💞💞💞💞lanjut.... Semangat🔛🔥 💕💕💕💕

    ReplyDelete
Previous Post Next Post