Sinopsis C-Drama : Poisoned
Love Episode 07
Selagi Shi Yi mengambilkan
minuman untuknya, Fang Yan malah bicara sendiri dengan dirinya. Dia ingin
menjelaskan pada Shi Yi mengenai harmonika pemberiannya yang terkena kotoran
Ang Sa, tapi gimana dia menjelaskannya. Kalau harus menjelaskan dari awal, akan
sangat panjang dan merepotkan.
Walau bicara sendiri, suara
Fang Yan cukup keras hingga bisa terdengar oleh Shi Yi. Shi Yi pun jadi tahu
masalah Fang Yan dan kesulitan Fang Yan bercerita, jadi dia pun mencari cara
memancinngnya. Dia menemukan bulu angsa di pundak Fang Yan, dan Fang Yan
langsung menceritakan angsa peliharaannya. Tapi, ceritanya berhenti sebelum dia
menceritakan mengenai harmonika Shi Yi yang terkena kotoran Ang Sa. Shi Yi
hanya tersenyum karna sudah tahu masalah Fang Yan, jadi dia menyuruh Fang Yan
untuk menunggu selagi dia mengambil sesuatu.
--
Shi Meng kembali ke ruangannya
usai bicara dengan tn. Gu. Tapi, ketika dia tiba, sutradara sudah tidak ada.
Shi Meng langsung menelpon Ying Jun dan Ying Jun memberitahu kalau sutradara
sudah pergi waktu Shi Meng keluar ruangan tadi.
--
Shi Yi memberikan Fang Yang
syal nya dan bahkan memakaikannya di leher Fang Yan.
“Kalau harmonika nya kotor,
tidak masalah. Jangan menghukum Ang Sa,” ujar Shi Yi.
Fang Yan senang dan tidak
menyangka kalau Shi Yi mendnegar saat dia bicara sendiri. Dia beneran
berterimakasih dan berjanji akan menjaga syal ini dengan sangat baik. Di tengah
pembicaraa, Fang Yan mendapat telepon
jadi dia sedikit menjauh dari Shi Yi untuk mengangkat telepon.
Yang menelpon adalah Wei Lin
yang memberitahu kalau sutradara berhenti.
--
Shi Meng menyuruh Ying Jun
untuk mengirimkan lokasi dimana biasanya sutradara menghabiskan waktu.
--
Shi Yi mendengar pembicaraan
Fang Yan dengan Wei Lin. Saat Fang Yan selesai telepon, dia pun menenangkan
dengan berkata kalau sutradara yang berhenti sebelum syuting adalah hal biasa. Sebuah
film adalah karya seluruh kru. Meskipun sutradaranya di ganti, syutingnya masih
bisa berlanjut. Jadi, tidak perlu khawatir apapun. Dan dengan kemampuan Fang
Yan, sutradara manapun akan menyukainya.
--
Berita mengenai sutradara yang
menghilang sudah sampai ke telinga tn. Gu. Dan tn. Gu menyampaikan pada Ying
Jun kalau sampai besok sutradara masih belum kembali, maka semuanya berakhir.
Peringatan itu Ying Jun sampaikan pada Shi Meng.
Karna itu, Shi Meng semakin
berusaha keras mencari sutradara. Dia sudah mencari ke semua tempat yang
mungkin di kunjungi sutradara, tapi belum juga ketemu. Dan dalam sekejap, malam
sudah tiba saja. Shi Meng juga meinggalkan pesan suara kepada sutradara kalau dia
tidak akan membiarkan sponsor campur tangan dalam iklan. Tapi, tidak ada
satupun pesannya yang di baca.
--
Fang Yan tiba di rumah. Dia
malah berpikiran buruk kalau Shi Meng yang memecat sutradara. Untungnya, Wei
Lin menelpon memberitahu kalau sutradara bersembunyi dari mereka dan Shi meng
masih belum berhasil menemukannya. Hm, kalau Shi Meng mencarinya, artinya bukan
Shi Meng yang memecat sutradara.
Karena kepo, Fang Yan diam-diam
mengintip ke dalam kamar Shi Meng. Dia melihat Shi Meng yang sedang berbaring
di kasur. Dan Fang Yan malah mengira gangguan bipolar Shi Meng kambuh (ini
kebohongan Ny. Lin).
Shi Meng nggak nyerah dan
mencoba menelpon sutradara lagi. Tapi, tidak bisa di hubungi. Di saat itu, dia
malah mendengar suara Fang Yan yang bicara dengan keras, tapi alat pengukur
desibel tidak berbunyi. Dengan kesal, Shi Meng keluar kamar dan menegurnya
karna mematikan alat pengukur desibel lagi.
“Aku mematikannya untuk bermain
game dengan sutradara itu,” jawab Fang Yan.
“Sutradara?”
Dengan semangat, Fang Yan
menjelaskan kalau dia sudah mencari sutradara itu melalui game online. Dia
sudah bermain di delapan game dan akhirnya menemukannya. Mereka berkomunikasi
dengan menggunakan fitur chat yang ada di dalam permainan game. Dengan antusias,
Shi Meng menyuruh Fang Yan untuk mengorek dimana sutradara sekarang.
Dengan suara manis, menggunakan
mode speaker, Fang Yan memuji sutradara yang pandai bermain game. Sutradara
tidak curiga sama sekali karna mengira Fang Yan hanya pemain biasa, bukan orang
yang di kenalnya. Dia menanyakan namanya, dan Fang Yan berbohong kalau namanya
: Xiao Fang. Fang Yan bahkan akting kesal karena sutradara melupakannya.
Sutradara beneran nggak tahu siapa dia, tapi mendengar suara merajuk Xiao Fang, dia malah bertingkah seolah
memang lupa. Selagi Fang Yan berusaha mengorek keberadaan sutradara, Shi Meng
bergegas ke kamar mengambil jasnya. Dia siap untuk langsung cusss begitu tahu dimana lokasi
sutradara.
Fang Yan berusaha mengajak
sutradara bicara selama mungkin. Sutradara menanyakan mengenai profil Xiao Fang yang bilang ingin menghilang.
Fang Yan dengan nada sedih bercerita kalau dia sakit. Ada penyakit yang bisa
sembuh, ada juga penyakit yang menjadi ejekan orang – orang. Selama ini, karna
penyakitnya dia harus berhati-hati.
Ucapannya itu terdengar oleh
Shi Meng yang baru saja kembali. Dia tampaknya prihatin atau kasihan. Dia ingat
bagaimana Fang Yang yang berjalan dengan tatapan kosong saat pertama kali dan
kedua kali melihatnya dan saat baru-baru ini dia menakutinya.
Sutradara jadi terpancing
berkat curhatan Fang Yan. Dia juga merasa tidak ada yang memahami dirinya. Dia
hanyalah pencundang yang di kalahkan oleh kesulitan. Ketika sutradara
bercerita, terdengar suara pengumuman kereta api. Sutradara memberithau Fang
Yan juga kalau dia berada di stasiun kereta dan akan pulang kampung. Keretanya
akan datang 1 jam lagi.
Belum selesai sutradara bicara,
Fang Yan sudah langsung mematikan telepon. Dia mengikuti Shi Meng yang bergegas
menuju stasiun kereta. Untuk mempercepat rute, Shi Meng mengambil jalan pintas.
Tapi, bukannya makin cepat, perjalanan mereka jadi makin lambat karna ada orang
yang lagi pindahan dan menghalangi jalan. Mau mundur, sudah ada mobil lain di
belakang mereka. Mereka tidak bisa putar balik ke jalan utama.
Karna itu, Shi Meng memarkirkan
mobil dan akan naik taksi. Fang Yang ikut, tapi sialnya, karena berlari
terburu-buru, kaki Fang Yan jadi terkilir. Shi Meng langsung jongkok di
depannya dan menyuruh Fang Yan untuk naik. Fang Yan menolak dan menyuruh Shi Meng
untuk bergegas saja mengejar sutradara sementara dia akan menelpon Zuo Yao
untuk menjemputnya.
Shi Meng tidak tega
meninggalkannya sendiri dan memaksanya untuk naik ke punggungnya. Karna Shi
Meng memaksa, maka Fang Yan bersedia naik. Mereka berjalan cukup jauh untuk
mencari taksi. Di perjalanan, Shi Meng menanyakan cerita Fang Yan pada
sutradara apa itu benar? Fang Yan menjawab santai kalau dia sudah teriasa
dengan penyakitnya dan itu tidak membuatnya sedih. Dia hanya berharap sekarang
bisa segera menemukan sutradara. Sutradara cukup baik padanya dan ada
kemungkinan menjadikannya menjadi pemeran pengganti Dewi Danau.
“Sepertinya peran itu sangat
berarti bagimu,” komentar Shi Meng.
Fang Yan tidak menjawab. Dia
malah sibuk mengelap keringat di wajah Shi Meng dengan tangannya. Hal itu
membuat Shi Meng menjadi malu dan telinganya memerah. Fang Yan tidak sadar
alasannya dan malah mengira Shi Meng kepanasan. Jadi, dia malah meniup
wajahnya, dan itu membuat wajah Shi Meng semakin memerah.
Shi Meng menutupi rasa malunya
dengan alasan kedinginan. Dan Fang Yan malah memakaikan syal Shi Yi ke leher
Shi Meng.
Pas di saat itu, mereka pun
menemukan sebuah taksi.
--
Mereka tiba di kereta dan
segera mencari sutradara. Shi Meng masih khawatir pada Fang Yan, tapi Fang Yan menyuruh
Shi Meng untuk jalan duluan mencari sutradara. Dan untungnya, mereka berhasil
menemukannya sebelum kereta tiba.
Sutradara terkejut, darimana
mereka bisa tahu dia ada di sini? Dengan riang, Fang Yan memperkenalkan dirinya
sebagai Xiao Fang. Sutradara protes karena mereka sudah menipunya. Tapi, walau
begitu, dia tetap ikut dengan Shi Meng dan Fang Yan.
--
Mereka membawanya ke sebuah
bar. Shi Meng mengingatkan kalau bar ini adalah tempat dimana mereka berdua
membahas “Kisah Dunia Air.” Shi Meng menanyakan, apakah sutradara tahu
alasannya memilihnya? Sutradara menjawab kalau Shi Meng memilihnya karna waktu
itu dia masih pemula dan penurut. Tapi, sekarang, karena dia menolak penempatan
produk pembalut di pembukaan filmnya, dia pasti akan di pecat. Shi Meng
menjelaskan padanya alasannya memilihnya adalah karna sutradara adalah orang
yang berpendirian. Sutradara mampu mengekspresikan dirinya dan ingin
membagikannya kepada penonton. “Kisah Dunia Air” adalah kisah dunia magis.
Namun, dunia magis menunjukkan kepedulian di antara manusia. Dan untuk itu, di
butuhkan orang bodoh yang percaya pada idealisme. Dan orang itu adalah
sutradara. Jadi, tidak mungkin dia akan melepaskan sutradara.
“Jika aku menolak sponsornya,
apa yang akan kau katakan padanya?” tanya sutradara, masih merasa ragu.
“Dia bisa menarik investasinya.
Aku akan menggantikannya,” jawab Shi Meng, tanpa ragu sedikitpun.
Sutradara semakin percaya
padanya.
Semua pembicaraan mereka itu,
di dengarkan seksama oleh Fang Yan. Dan di dalam hatinya, Fang Yan merasa kagum
pada Shi Meng yang walau berwajah datar, tapi berhati emas.
--
Ketiganya pulang bersama. Dan
tiga-tiganya dalam keadaan mabuk. Di tengah jalan, mereka berbincang bahagia.
Yang mengejutkan, Shi Meng tiba-tiba menarik Fang Yan dan memakaikan syal
dengan benar padanya, kemudian menatapnya cukup lekat.
Apa yang Shi Meng lakukan,
membuat wajah Fang Yan memerah dan berdebar. Dia merasa malu tapi entah kenapa
juga senang.
--
Sutradara di bawa ke rumah Shi
Meng. Dan begitu tiba di rumah, dia lanjut minum dengan Shi Meng. Fang Yan
menghindangkan mereka dua gelas air madu untuk meredakan mabuk mereka.
Sutradara jadi heran, apa mereka tinggal bersama? Fang Yan panik mau
menjelaskan, tapi Shi Meng dengan santai menjawab : “Ya.”
Fang Yan tidak mau ada kesalahpahaman
dan berusaha menjelaskan, tapi sutradara tidak mau mendengar penjelasan dan
malah tiduran di sofa. Karna kedua pria itu mabuk berat, Fang Yan lah yang
mengurus mereka walau kakinya masih sakit.
Dia mengambilkan selimut untuk
sutradara kemudian menyuruh Shi Meng untuk minum air madu. Tapi, Shi Meng
sangat mabuk dan malah membaringkan kepalanya di paha Fang Yan. Dia tertidur
dengan sangat lelap. Fang Yan menatap wajahnya dan teringat sikap galak Shi
Meng padanya, tapi dalam keadaan tertidur seperti ini, Shi Meng tidak tampak
menyeramkan.
Fang Yan pun mulai mengingat
kebaikan-kebaikan kecil Shi Meng padanya. Dan itu membuat wajahnya menjadi
memerah. Hatinya berdebar. Tampaknya, percikan api cinta mulai muncul.
--
Setelah berhasil memindahkan
kepala Shi Meng dari kakinya, Fang Yan kembali ke kamarnya. Dia memukul kakinya
yang mati rasa. Di atas tempat tidur ada syal pemberian Shi Yi. Alih-alih
memikirkan Shi Yi, Fang Yan malah memikirkan Shi Meng yang memakaikan syal nya
dengan benar tadi. Ah, kenapa dia seperti ini? Apa dia mabuk?
--
Shi Yi melihat foto-foto syal
yang di berikannya pada Fang Yan tadi. Dia memotretnya saat Fang Yan mengenakan
syal tadi (tapi wajah Fang Yan tidak di foto juga). Dan kemudian mempostingnya
di weibo-nya.
--
Shi Meng terbangun di tengah
malam. Begitu bangun, dia langsung meminum air madu yang ada di atas meja. Baru
juga sadar, dia malah melihat postingan Shi Yi. Dan dia mengenali syal itu
adalah syal yang Fang Yan kenakan dan sempat di pakaikan padanya. Ah, ternyata
itu pemberian Shi Yi, mungkin inilah yang Shi Meng pikirkan.
--
Di pagi hari yang cerah,
Sutradara menemani Shi Meng
membawa binatang peliharaannya jalan-jalan. Jika biasanya yang di bawa jalan-jalan
itu anjing, ini malah angsa. Wkwkwk.
Beberapa pejalan kaki yang
lewat, merasa tertarik dan meminta izin untuk berfoto. Pejalan kaki yang
berfoto itu, sempat-sempatnya membahas mengenai syal Shi Yi yang menjadi hot
topic dan banyak di beli. Mendengar gosip itu, mood Shi Meng jadi jelek.
--
Fang Yan di rumah sendirian,
sedang berberes. Dan kamar yang biasanya selalu terkunci, hari ini tidak di
kunci. Fang Yan yang sudah sangat lama penasaran, mau mengintip ke dalam.
Untungnya, dia masih punya kesadaran dan tidak jadi masuk. Tapi, sehelai bulu
angsa tiba-tiba terbang masuk ke dalam kamar. Karna takut Shi Meng akan marah
jika melihat ada bulu angsa di dalam kamar itu, maka Fang Yan pun nekat masuk
ke dalam kamar itu dengan alasan mau membersihkan.
Padahal, Fang Yan memang kepo
mau tau isi kamar. Pas udah masuk, dia malah kecewa karna isinya hanya
barang-barang lama. Ngapain Shi Meng membuat kamar itu tampak begitu misterius.
Fang Yan pun mulai membereskan kamar dengan alat penyedot debu. Karna tidak
berhati-hati, penyedot debu Fang Yan malah mengenai penyangga lemari (kaki satu
lemarinya sudah patah, dan di sangga pakai barang) dan akhirnya lemari pun
tumbang. Isi semua lemari berjatuhan ke
lantai.
Fang Yan kaget dan heran kenapa
lemari usang masih di pakai. Dia mengira kalau Shi Meng itu pelit. Dan sebuah
ide terbesit di benaknya. Dia akan membelikan lemari yang baru karna bahaya
jika Shi Meng terkena lemari usang yang bisa jatuh kapan saja.
Dengan pemikiran tersebut, Fang
Yan membereskan barang dan membuang lemari keluar.
--
Shi Meng kembali dengan Ang Sa
tanpa sutradara. Sutradara sudah pulang ke rumahnya. Fang Yan tampak sedikit
kecewa karna dia sudah menyiapkan banyak makanan. Mereka mulai sarapan. Sebelum
mulai sarapan, Fang Yan minta izin mau membawa Ang Sa keluar, ke tempat Shi Yi.
Karna Shi Yi bilang akan menggunakan suara binatang di lagu tema terbarunya.
Fang Yan begitu menggebu-gebu membicarakan Shi Yi dan memujinya hebat. Shi Meng
tidak suka mendengarnya dan melarang Fang Yan membawa Ang Sa dengan alasan Ang
Sa terkena diare. Fang Yan khawatir dan ingin membawa Ang Sa ke dokter. Shi
Meng melarang dan berkata kalau Ang Sa hanya perlu istirahat di rumah.
Usai mengatakan itu, Shi Meng
beranjak ke ruang tamu dan tidak sarapan. Dia bilang kalau masakan Fang Yan
tidak enak. Fang Yan sangat kesal dan bicara dengan diri sendiri untuk memaklumi
Shi Meng yang sakit bipolar (dia masih percaya kalau Shi Meng memang sakit).
“Omong-omong, kau tidak bisa
pergi ke studio Shi Yi hari ini.”
“Kenapa?”
“Ada audisi “Dewi Danau” jam
14.00 nanti.”
Fang Yan langsung antusias dan
bergegas ke balkon untuk latihan dengan Ang Sa.
Sementara Fang Yan latihan, Shi
Meng pergi ke kamar spesialnya. Dia sangat marah ketika masuk ke sana, rak nya
sudah hilang.
“FANG YAN!!”
Mendengar suara teriakan Shi
Meng, Fang Yan panik mengira Shi Meng akan mendendanya lagi. Dia segera
menemuinya dan menjelaskan semuanya dari awal. Dia juga bilang sudah memesan
rak yang sama persis dan akan tiba dua hari lagi.
“DIMANA RAK ITU?!”
“Itu…”
“DIMANA RAK NYA?!!” teriak Shi
Meng, penuh amarah.
Ini baru semangat 💞💞💞💞💞💞💞lanjut💕
ReplyDeleteLanjut 💞💞💞💞
ReplyDelete💞💞💕💕
ReplyDelete