Original Network : tvN
Dari jalan
yang ramai, Lee Yeon membawa Imoogi ke tempat yang sepi. “Aku menyuruhmu duduk
dengan tenang, bukan?” geramnya, kesal.
“Kita
bertemu lagi. Sudah berapa lama?” balas Imoogi dengan tenang.
“Aku tidak
perlu menyiksa pengkhianat untuk mendapatkan jawabanku,” balas Lee Yeon dengan
sikap yang sama tenang nya.
“Aku ingin
dia memberitahumu di mana dan kapan bisa menemuiku.”
Melihat
Imoogi yang masih bisa bersikap dengan tenang, Lee Yeon mencabut pedang yang
ditusuk nya di dalam tubuh Imoogi. Dan ketika dia mencabut pedang nya, tubuh
Imoogi sama sekali tidak berdarah. Dan Lee Yeon merasa agak heran.
Dengan baik
hati, Imoogi menjelaskan kepada Lee Yeon jawabannya. Dahulu dia masih memakai
kulit manusia, tapi kali ini tidak. Mendengar itu, Lee Yeon tertawa geli.
Imoogi
kemudian maju dengan cepat dan menyerang Lee Yeon. Dan menggunakan kekuatannya,
Lee Yeon membawa Imoogi berpindah ke tempat yang lebih sepi. Mereka masuk ke dalam
lift kosong dan bertarung di dalam sana.
Kemudian mereka berdua berpindah lagi, kali ini mereka berpindah ke atas atap. Dan disana Lee Yeon berhasil memukul wajah Imoogi. Dan Imoogi merasa kesal.
“Nyawa
adikmu, pacarmu, dan orang tuanya. Aku bisa mengendalikan mereka semua. Apa
yang kamu miliki?” tanya Imoogi, menantang. “Izinkan aku memberikan penawaran
yang masuk akal. Lee Yeon, jika kamu menyerahkan tubuhmu, kubiarkan yang lain
hidup.”
Ji A
bertanya dengan berteriak emosi kepada Pria Rang. Dia ingin mengetahui dimana
kedua orang tuanya. Dan Pria Rang menjawab bahwa mereka berdua sangat dekat,
tapi Ji A saja yang gagal mengenali mereka. Dan Ji A tidak mengerti dengan
maksud nya. Tapi Pria Rang tidak mau memberitahu.
“Kenapa?
Kenapa orang tuaku?” tanya Ji A, ingin tahu.
“Karena aku
tahu hari ini akan tiba. Kamu akan melakukan apa pun untuk menyelamatkan orang
tuamu. Sama seperti kamu menyelamatkan ayahmu di kehidupan lampaumu, semoga
kamu akan membuat pilihan yang bijaksana sekali lagi,” jawab Pria Rang sambil
tersenyum puas.
Kemudian
tiba- tiba saja, Ji A merasa sangat kesakitan di dadanya. Dan Pria Rang terkejut
melihat itu.
Imoogi
bersedia melepaskan Lee Rang dan kedua orang tua Ji A, tapi dia menginginkan
tubuh Lee Yeon atau jantung Lee Yeon.
“Aku … Aku
…” kata Lee Yeon dengan sikap dilema. Dan Imoogi merasa puas melihat itu. Tapi
tiba- tiba Lee Yeon mengatakan, “Aku tidak mau. Karena kamu tampak seperti tipe
yang membatalkan kesepakatan. Aku tidak berurusan dengan sosok seperti itu. Aku
sendiri yang akan membebaskan mereka dari cengkeramanmu,” jelasnya dengan sikap
arogan.
“Kalau
begitu, nikmatilah menginjak-injak orang yang kamu sayangi,” balas Imoogi,
kesal.
“Aku tahu
pertanyaan ini tidak pantas, tapi kenapa kamu kembali?” balas Lee Yeon,
bertanya. “Seakan-akan ada yang mau menyambut simbol malapetaka, wabah, dan
perang.”
“Jika kamu
menanyakan pendapatku soal dunia, aku tidak punya. Aku hanya menginginkan satu
hal. Aku menginginkan wanita itu. Wanita yang seharusnya diberikan padaku
sebagai kurban tapi akhirnya malah menyelamatkanmu dan membunuhku,” balas
Imoogi sambil tersenyum. “Aku menyukainya.”
Dengan
kesal, Lee Yeon maju dan ingin memukul Imoogi. Dan kali ini Imoogi yang
menggunakan kekuatannya, dia membawa Lee Yeon pindah ke jalan ramai sebelumnya.
Kemudian dia merapikan pakaiannya dan menjelaskan bahwa barusan dia hanya ingin
menguji kekuatan Lee Yeon saja.
“Bagiku, ini
hanya permulaan,” kata Lee Yeon. Lalu matanya berubah menjadi mata rubah dan
langit berubah menjadi gelap serta bergumuruh keras.
“Aku ingin
mati. Sekarang,” gumam Imoogi. Lalu orang- orang disekitar pada melakukan aksi
bunuh diri. Melihat itu, Lee Yeon merasa sangat terkejut.
Lee Yeon
mencoba untuk menyelamatkan semua orang yang ingin melakukan bunuh diri. Tapi disaat itu, tiba- tiba saja Imoogi sudah menghilang dari tempatnya. dan dia gagal untuk menyelamatkan orang- orang disana.
Rasa
terkejut Pria Rang berubah menjadi kesenangan, karena ternyata Ji A benar-
benar terhubung dengan Imoogi. Dan Ji A adalah cangkang bagi Imoogi. Dengan
heran, Ji A menanyai, kenapa Pria Rang melakukan ini, kepadahal Pria Rang
jugalah manusia.
“Aku
manusia, jadi, aku tidak mau mati, dan punya banyak keinginan,” kata Pria Rang
dengan ekspresi serakah. “Yang kulakukan hanyalah memimpikan dunia baru setelah
terlahir sebagai manusia hina. Anak-anak, istri, dan ibuku. Yang kuinginkan
adalah memastikan mereka bisa makan makanan layak. Tapi disebut pengkhianatan
dan mengancam akan memenggalku. Saat itulah aku bertemu dengannya,” jelasnya,
bercerita.
“Aku yakin
itu tidak gratis. Apa yang harus kamu berikan agar bisa tetap hidup?” tanya Ji
A, ingin tahu.
“Anak-anak,
istri, dan ibuku. Keluargaku kutawarkan pada Imoogi dan aku bisa hidup sebagai
gantinya,” jawab Pria Rang tanpa rasa bersalah atau menyesal sama sekali. “Kamu
harus kehilangan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu,” jelasnya sambil tertawa.
“Jadi, kamu
ingin aku menjual Yeon? Kamu ingin aku menjadi orang sepertimu?” tanya Ji A,
kesal dan jijik kepada Pria Rang.
“Pilihan ada
padamu, Ji A.”
Pria Rang
kemudian memberikan sebotol obat kecil kepada Ji A dan menjelaskan bahwa Ji A
hanya perlu memberikan setetes saja kepada Lee Yeon, dan Lee Yeon akan tertidur
lelap. Setelah itu, Ji A akan mendapatakn kehidupan yang selalu Ji A inginkan.
Mendengar
itu, Ji A merasa sangat dilema dan memegang erat obat di tangan nya.
"Bab 11: Ceplukan"
Hyeonuiong
memijat bahu Taluipa dengan wajah cemberut, karena dia juga capek, tapi Taluipa
tidak mau tahu. Lalu sambil memijat, Hyeonuiong jadi teringat akan putra
mereka, Bok Gil. Dahulu Bok Gil pandai memijat, Bok Gil juga sering khawatir
akan Taluipa, jadi secara pribadi Bok Gil mengumpulkan kulit pohon karet dan
gingseng Siberia dan merebusnya untuk Taluipa. Mendengar itu, Taluipa menyuruh
Hyeonuiong untuk jangan membahas putra tidak berbakti itu lagi. Dan Hyeonuiong
lalu berhenti memijat.
“Jangan
menyebut putraku tidak berbakti,” tegas Hyeonuiong.
“Keluar,”
perintah Taluipa.
Hyeonuiong
berjalan menjauhi Taluipa dan menatapnya. “Kenapa kamu terus bersikap
seolah-olah hanya kamu yang terpukul karena kematian putra kita?”
“Kubilang
keluar!” bentak Taluipa.
“Kamu
penyebabnya. Dia tidak akan bunuh diri jika kamu tidak membunuh istrinya,”
balas Hyeonuiong, kesal.
“Dia kerasukan hantu yang menyebabkan wabah. Aku tidak bisa diam saja dan melihat seluruh negeri menderita akibat wabah karena dia,” balas Taluipa dengan suara keras.
“Benar
sekali. Itulah dirimu. Kamu bukan ibunya Bok Gil atau istriku. Kamu hanya
penjaga gerbang Sungai Samdo. Sementara itu, aku sudah berusaha keras untuk
memahamimu begitu lama, tapi kurasa aku bodoh,” kata Hyeonuiong, sangat kecewa.
“Aku bahkan
tidak ingin melihatmu. Pergi saja!” teriak Taluipa.
Tepat disaat
itu, Taluipa dan Hyeonuiong sama- sama mendapatkan pesan masuk. "132 orang bunuh diri di Geumran-gu,
Malaikat Maut diwajibkan berkumpul di Kuil Kematian"
“Itu Imoogi, bukan?” tebak Hyeonuiong sambil menatap Taluipa.
Lee Rang
menatap mobil- mobil ambulans yang banyak lewat dijalanan. “Imoogi, bedebah
itu,” umpatnya, jijik. “Apa yang telah dia lakukan?” gumamnya.
Ketika
Imoogi kembali ke kantor, Team Leader Choi langsung memeriksanya dari kepala ke
kaki. Sebab barusan di jalan yang Imoogi lewati terjadi bunuh diri massal. Dan
dia merasa khawatir kepada Imoogi. Lalu saat melihat Imoogi baik- baik saja,
mereka menanyai Imoogi, dimana Ji A. Dan Imoogi menjawab bahwa barusan Ji A
pulang lebih awal ke kantor. Dan semuanya merasa heran, karena mereka tidak ada
melihat Ji A kembali.
Imoogi
kemudian memberikan rekaman yang barusan di ambilnya. Dan rekan Pro menerima
rekaman itu. Lalu dengan perhatian, Team Leader Choi menanyai Imoogi, apakah Ji
A ada menyulitkan Imoogi barusan. Dan Imoogi menjawab tidak.
Dalam
perjalanan. Lee Yeon menelpon Ji A. Tapi Ji A sama sekali tidak ada menjawab,
dan diapun merasa khawatir.
Dirumah. Ji
A merenungkan dua pilihan yang Pria Rang berikan kepadanya. Dan tepat disaat
itu, Lee Yeon menelpon. Dan dia semakin merasa dilema.
Shin Joo
membawa Yoo Ri ke rumahnya. Dan Yoo Ri merasa kagum melihat rumah Shin Joo yang
sangat besar dan luas, juga dia senang dengan pelayanan Shin Joo.
Shin Joo
menarikkan kursi untuk Yoo Ri duduk. Lalu dia membawa semua bahan- bahan
belanjaan ke dapur dan mulai memasak kan makanan untuk Yoo Ri.
“Ini
borscht, hidangan tradisional Rusia. Aku tahu kamu mungkin tidak tumbuh memakan
ini. Tapi kupikir kamu merindukan aroma tempat asalmu,” kata Shin Joo,
menghidangkan makanan buatannya.
Melihat
hidangan itu, Yoo Ri merasa terharu. Dan lalu dia mengambil sendok serta
mencobanya. “Aku tahu aroma ini. Aku juga menyukainya. Selain itu, ini lezat,”
pujinya sambil makan dengan lahap.
“Makanlah,”
kata Shin Joo dengan senang.
Lee Rang
bertemu dengan Geomdoong yang di siksa oleh Ayah tirinya. Dan diapun menolong
Geomdoong. “Kamu yang pilih. Kamu meminta bantuanku, akan kupastikan kamu tidak
perlu melihatnya lagi. Atau aku akan pergi saja,” jelasnya, memberikan dua
pilihan kepada Geomdoong.
Mendengar
itu, Ayah Tiri Geomdoong merasa kesal dan memarahi Lee Rang yang mencampuri
urusannya. Tapi Lee Rang tidak peduli dan menyuruhnya untuk diam, sebab dia
sedang menunggu jawaban Geomdoong.
Geomdoong
berpikir sebentar, lalu dia menarik ujung baju Lee Rang dengan pelan. “Jadi …
Aku …”
“Soo Ho.
Jawab dengan bijaksana. Mengerti?” ancam Ayah Tiri.
Mendengar
ancaman itu, Geomdoong merasa takut. Dan Lee Rang mengerti serta berjalan pergi
meninggalkannya. Tapi saat dia baru jalan beberapa langkah saja, dia berhenti,
karena mendengar suara tangisan Geomdoong. Dia merasa tidak tega dan kembali
untuk menyelamatkan Geomdoong.
Shin Joo
membahas tentang Yoo Ri yang tidak punya teman ataupun keluarga. Dan mendengar
itu, Yoo Ri merasa sedikit kesal. Dan Shin Joo pun menjelaskan bahwa dia ingin
menjadi teman dan keluarga bagi Yoo Ri yang sesungguhnya, bukan keluarga palsu
seperti pemilik pasaraya. Tepat sebelum Shin Joo sempat menyelesaikan
kalimatnya yang ingin melamar Yoo Ri, disaat itu Lee Yeon pulang.
“Yeon!
Sedang apa kamu disini?’ tanya Yoo Ri, terkejut.
“Aku tinggal
di sini,” jawab Lee Yeon dengan acuh. Lalu dia mendekati Shin Joo. “Hei. Kamu
melihat Ji A?”
“Dia tidak
ada di sini. Kenapa?” jawab Shin Joo, heran.
“Dia juga
tidak ada di kantor. Di mana dia?” gumam Lee Yeon, khawatir. “Teruskanlah apa
pun kegiatanmu dengan pencuri kalung itu,” katanya. Lalu diapun pergi.
“Ini rumah
Yeon?” tanya Yoo Ri, kesal.
“Tidak
apa-apa. Rumahnya adalah rumahku,” jawab Shin Joo sambil tertawa.
Tepat disaat
itu, Lee Rang menelpon Yoo Ri. Dan Yoo Ri pun mengangkatnya. Awalnya Yoo Ri merasa senang, tapi kemudian ekspresinya berubah menjadi jelek.
Sampai
malam, Ji A terus memikirkan tentang dua pilihan yang Pria Rang berikan
kepadanya.
Ketika Ji A
keluar dari rumah untuk mencari udara segar, ternyata Lee Yeon ada berdiri
didepan rumahnya. Tanpa berbasa- basi, Lee Yeon langsung menanyai Ji A, apakah
ada terjadi sesuatu. Dan dengan juujur, Ji A mengiyakan. Dan Lee Yeon menjawab
bahwa dia juga. Tapi pertama- tama dia mau Ji A membuka hadiah yang
dibawakannya. Dan Ji A pun melakukannya sambil tersenyum kecil.
“Kamu
ingat,” kata Ji A, melihat hadiah sepatu yang Lee Yeon berikan.
“Tentu saja.
Aroma nasi yang baru matang, satu set lengkap sastra dunia, gimbap buatan Ayah,
sepatu baru, dan aku,” jawab Lee Yeon dengan bangga.
Lee Yeon
dengan perhatian memakaikan sepatu itu ke kaki Ji A. Dan Ji A memperhatikan Lee
Yeon sambil tersenyum sedih. Melihat tatapan itu, Lee Yeon merasa heran dan
bertanya, apakah Ji A tidak menyukai hadiah nya.
“Aku
menyukainya. Aku tidak pernah menduga kata "sepatu" memiliki arti
yang manis,” puji Ji A sambil mengelus Lee Yeon dengan lembut.
“Aku
menyukaimu. Begitu besar hingga aku tidak akan menyesal menukar hidupku
untukmu,” balas Lee Yeon.
Mendengar
pernyataan itu, Ji A semakin bertambah
dilema dan sedih. “Mau jalan-jalan? Di jalan yang bagus. Bersama,” ajak Ji A
sambil tersenyum untuk menutupi kesedihannya. Dan tanpa menyadari itu, Lee Yeon
mengiyakan serta memegang tangan Ji A dengan erat.
Lee Rang membawa Ayah Tiri Geomdoong kepada Pria Rang. Dia menyuruh Pria Rang untuk mengubah Ayah Tiri Geomdoong menjadi ceplukan sebagai makanan darurat. Dan Pria Rang mengucapkan terima kasih. Lee Rang kemudian memperhatikan sekeliling ruang tamu Pria Rang, dan melihat kalau pohon ceplukan yang sebelumnya berada di ruang tamu sekarang sudah menghilang.
Lee Rang : “Dia memindahkan
pot ceplukan itu ke tempat lain?”
“Kamu mau
menonton?” tanya Pria Rang, menawarkan.
“Bolehkah
kamu memperlihatkannya padaku?” balas Lee Rang sambil tertawa kecil.
“Tidak ada
yang perlu disembunyikan di antara kita,” balas Pria Rang.
Pria Rang kemudian menunjukkan sebuah biji kecil hitam kepada Lee Rang. Itu adalah Biji Selot. Biji itu bisa memerangkap tubuh dan jiwa. Dan hanya Imoogi yang bisa membuat nya. Biji tersebut di masukkan ke dalam tubuh manusia, lalu secara perlahan manusia itu akan berubah menjadi buah ceplukan. Setelah itu, Pria Rang menghirup buah ceplukan tersebut.
“Jiwa yang
jahat. Dia keluar masuk penjara …” gumam Pria Rang, melihat kehidupan Ayah Tiri
Geomdoong yang dihisapnya. “Kamu menyelamatkan seorang anak kecil?” tanyanya,
terkejut.
“Setidaknya
aku butuh satu perbuatan baik untuk membela diri saat memasuki Akhirat,” jawab
Lee Rang, beralasan dengan sikap sedikit gugup.
Nama
Geomdoong didalam kehidupan ini adalah Soo Ho. Dan sekarang Shin Joo serta Yoo
Ri bertugas untuk merawat nya. Soo Ho menceritakan kepada Shin Joo bahwa Ibunya
di pukuli setiap hari dan lalu kabur dengan pria yang tidak di kenal, karena
itu Ayah Tirinya sangat marah kepadanya. Jadi sekarang, dia tidak punya tempat
tujuan. Mendengar itu, Shin Joo merasa bersimpati kepada Soo Ho. Sementara Yoo
Ri mengeluh kesal, karena harus menjaga anak kecil.
“Makanlah,” kata Shin Joo dengan lembut kepada Soo Ho, mengabaikan keluhan Yoo Ri.