Sinopsis C- Drama : Go Ahead Episode 13

 


Original Network : Hunan Tv, iQiyi, Mango TV

Aku mau ke toilet, kata Jian Jian, beralasan. Karena ingin kabur. Dan Mingyue pun ingin menemaninya. Tidak perlu temani. Kita sekarang sudah lewat masa ke toilet bersama- sama.


Tepat disaat itu, perawat datang dan memanggil nama Jian Jian. Dengan takut, Jian Jian ingin langsung kabur. Tapi Mingyue menahannya dan menariknya dengan paksa untuk masuk ke dalam ruangan. Lalu dia mengunci pintu ruangan.


Dengan terpaksa, Jian Jian pun berjalan mendekati dokter untuk diperiksa giginya. Sebenarnya tidak terlalu sakit, alasannya, berbohong, sambil memejamkan matanya dengan erat.

Buka mulutmu, perintah Dokter, tidak percaya. Lalu dia memulai pemeriksaan nya. Ada dua gigi berlubang. Salah satu lubangnya lebih besar, terkena saraf gigi. Makanan tersumbat menyebabkan radang. Harus dibersihkan. Setelah itu, baru bisa diatasi, jelas Dokter dengan rinci.


Dengan ngeri, Jian Jian mengeluh kesakitan. Dan Dokter pun menenangkan nya. Jangan khawatir. Lihat lampu itu, mirip denga lubang kelinci kan? katanya. Dan Jian Jian merasa heran. Lalu secara perlahan dia membuka matanya dan menatap ke arah lampu. Alice melewati lubang bercahaya itu, pergi ke dunia yang lain, katanya. Dan Jian Jian pun mulai merasa tenang.

Setelah selesai, Jian Jian masih menatap ke arah lampu. Lalu saat Dokter berbicara, barulah dia tersadar. Dan dia langsung pamit serta ingin pergi.


Li Jian Jian, panggil Dokter. Dan Jian Jian pun berhenti. Lalu Dokter membuka masker yang dikenakannya. Dan ternyata Dokter tersebut adalah Ling Xiao. Kamu bahkan tidak mengenali suaraku? canda nya sambil tersenyum.

Dengan terbengong, Jian Jian menatap terkejut pada Ling Xiao.



Diruangan. Ling Xiao memberikan es untuk mengkompres gigi Jian Jian, dan Jian Jian pun merebutnya serta melakukannya sendiri. Lalu ketika Ling Xiao memegang tangannya seperti dulu, secara perlahan dia menarik tangannya dan mengalihkan pembicaraan dengan mengeluhkan tentang Mingyue yang menjebak nya.

Aku yang memintanya. Aku tidak sangka kamu tidak mengenaliku. Perubahan ku begitu besar? tanya Ling Xiao, menjelaskan.

Tidak. Aku terlalu panik, aku tidak sangka itu kamu, balas Jian Jian sambil tertawa kecil. Kakak pakai baju Dokter sangat bagus, pujinya.


Terima kasih. Kamu juga semaikn cantik, balas Ling Xiao, memuji.

Cantik apanya? Aku orang lain saja masih menyebutku anak- anak, balas Jian Jian dengan canggung.

Dimataku, kamu paling cantik, tegas Ling Xiao.

Mendengar itu, Jian Jian semakin bertambah canggung. Dan diapun mengucapkan terima kasih. Lalu dia mengalihkan pembicaraan, dengan membicarakan tentang keluarga. Kemudian setelah itu, dia menyuruh Ling Xiao, yang terus menatapnya, untuk lanjut bekerja saja. Dan Ling Xiao menjawab bahwa belum ada pasien yang datang lagi.

Aduh. Sudah siang, aku mau ke studio, kata Jian Jian, melihat jam tangannya. Dan dia ingin buru- buru pergi.

Mau makan siang bersama? tanya Ling Xiao, menghentikan Jian Jian.

Tidak, gigiku juga tidak nyaman, tidak bisa makan, tolak Jian Jian langsung. Lalu diapun berlari pergi.

Ziqiu datang ke tempat kerja Ling Xiao untuk melihat- lihat. Dan Ling Xiao pun membawanya ke dalam ruangan kerjanya.


Li Jian Jian tahu kita pulang, tapi tidak respon sedikit pun, keluh Ziqiu, merasa heran. Dia juga tidak senang. Intinya itu.

Hei, kejutan apa yang kamu siapkan? Kenapa tidak pulang? tanya Ling Xiao, ingin tahu. Tapi Ziqiu tidak mau memberitahu. Kamu tidak berani pulang? tanyanya. Dan Ziqiu menyangkal, dia tidak pulang karena ingin membuka bisnis. Ayahmu memberimu uang? tanyanya, lagi.

Zhao Huaguang bukan Ayahku. Li Haichao Ayahku, tegas Ziqiu.



Ling Xiao kemudian menjelaskan kenapa Jian Jian bersikap seperti sekarang. Pertama, karena Jian Jian sudah besar, setelah 9 tahun berlalu. Kedua, mereka bukan beneran kakak nya, karena satu tetangga, satu lagi dititipkan. Lagian perubahan Jian Jian ini sudah lama terasa. Dua tahun awal, Jian Jian masih bersikap seperti biasa. Kemudian, Jian Jian mulai berbicara lebih sedikit. Hingga akhirnya yang tersisa hanya ucapan selamat saja, setiap kali berkirim pesan. Dan bahkan ditelpon pun tidak ingin bicara.

Mari kerjasama, ajak Ziqiu. Dari kecil Jian Jian selalu menurutimu. Kamu pasti punya rencana untuk membujuk kembali Jian Jian.

Aku tidak ada rencana. Aku sarankan kamu lebih dewasa, aturlah pemikiranmu. Hubungan perlu waktu untuk membinanya, balas Ling Xiao, menasehati.


Karena Ling Xiao tidak mau bekerja sama, Ziqiu pun merasa kesal dan malas. Dia memberitahu Ling Xiao bahwa sebenarnya dia sudah memiliki rencana yang bagus, tapi dia tidak mau memberitahu Ling Xiao.

Cepatlah pulang. Ayah Li merindukanmu, kata Ling Xiao. Lalu dia lanjut bekerja. Dan Ziqiu pun pamit, setelah mendapatkan panggilan telpon.


Mingyue bersiap- siap untuk membersihkan apatermen baru yang ada didepan apatermennya. Karena apatermen baru itu rencana nya akan diberikan nya kepada Ling Xiao. Tapi ketika dia masuk, dia merasa heran, kenapa sudah ada banyak barang dan pakaian yang berserak kan di sana. Dan dia mengira Ling Xiao sudah datang untuk pindah.


Tepat disaat itu, Ziqiu yang barusaja selesai mandi, keluar dari dalam kamar mandi. Dan dia terkejut melihat Mingyue, lalu diapun masuk kembali ke dalam kamar mandi. Bagaimana kamu bisa masuk?! tanyanya.

Aku masuk dengan kata sandi, jawab Mingyue. Lalu dia balas bertanya, Bagaimana kamu bisa masuk?

Aku juga masuk dengan kata sandi. Ini rumahku, jawab Ziqiu, menjelaskan.



Mingyue sama sekali tidak percaya. Dia mengambil sapu dan bersiap- siap untuk menyerang Ziqiu, jika Ziqiu keluar dari kamar mandi. Sambil menjelaskan bahwa apatermen ini sudah dia sewa. Jadi ini adalah rumahnya. Dan beberapa barang didalam sini, dialah yang membelinya, seperti bantal, bunga, sandal, dan kertas dinding.

Mendengar itu, Ziqiu teringat akan perkataan Zhuang Bei, ketika dia pertama kali ingin menyewa apatermen didepan apatermen Jian Jian.


Flash back

Zhuang Bei menjelaskan bahwa apatermen didepan apatermen Jian Jian, itu sudah disewa oleh orang lain, senilai 3.000 yuan. Tapi karena Ziqiu bersikeras mengingikan itu, maka dia pun merebutnya seharga 4.000 yuan. Dan Ziqiu merasa itu sepandan, asal bisa tinggal didepan Jian Jian.

Oh iya, pemilik itu berpesan, jika penyewa itu datang, bilang kamu sepupunya, baru kembali bekerja. Jadi tidak disewakan lagi. Mengerti? kata Zhuang Bei, menjelaskan.

Iya, menyebalkan, balas Ziqiu, sambil sibuk makan.

Flash back end


Mengingat itu, Ziqiu pun mengatakan alasan seperti itu kepada Mingyue. Dan Mingyue langsung menelpon pemilik apatermen. Saat tahu itu benar, diapun mencoba bernegosiasi dengan Ziqiu.


Kan sudah aku bilang, kenapa masih tidak pergi? keluh Ziqiu, kesal.

Itu, kita diskusikan, pinta Mingyue. Rumah ini sudah lama kuinginkan. Bagiku ini sangat penting. Bisakah kamu pindah? Aku tahu daerah ini, aku bisa bantu mencarinya.

Rumah ini juga penting bagiku. Dekat kereta bawah tanah, balas Ziqiu, beralasan.


Aku jujur saja padamu. Rumah ini aku bantu sewa untuk pria yang sudah lama kusukai. Dia memberiku tanggung jawab sebesar ini. Dan malam ini dia akan pindah kemari. Jika aku mengacaukan hal ini, aku malu menemuinya. Percintaan ini belum mulai, sudah akan berakhir, kata Mingyue, menjelaskan alasannya. Dan Ziqiu tidak peduli. Kak, tahun ini aku sudah 25 tahun. Aku masih belum pacaran. Ibuku terus memaksaku kencan buta. Aku sudah pikirkan. Jika dia datang, setiap hari aku masak untuknya, jelas Mingyue dengan berapi- api sambil mencoba membuka pintu kamar mandi, supaya mereka bisa berbicara lebih lanjut secara tatap muka.

Dan dengan panik, Ziqiu menyuruh Mingyue untuk tenang. Karena dia tidak ada memakai baju. Lalu diapun bersiap untuk keluar. Dan Mingyue langsung berlari kabur. Dan Ziqiu merasa sangat lega.


Seperti film horror. Hujan turun dengan sangat deras. Seseorang memegang pisau dengan berlumurkan cairan berwarna merah. Dan dia mengawasi seorang wanita yang datang ke tempatnya.




Saat wanita tersebut masuk ke dalam rumah. Dia memanggil, Ada orang? tanyanya. Lalu tiba- tiba saja semua lampu menyala dan musik berbunyi. Serta diatas meja, ada banyak sekali makanan- makanan manis yang membuat si wanita merasa sangat tertarik.


Kemudian tiba- tiba petir menyambar dan hujan tampak turun lebih deras. Dengan kaget, ponsel yang si Wanita pegang terjatuh ke bawah meja. Dan saat dia berjongkok untuk mengambilnya, seseorang datang mendekatinya. Cerita horror selesai.


Wanita tersebut adalah Jian Jian. Dan orang yang mendekatinya adalah Ziqiu. Dengan bangga, dia menjelaskan kepada Jian Jian bahwa dia menyiapkan semua ini untuk Jian Jian. Dan dia menanyai, apakah Jian Jian suka.

Kamu tidak merasa, tempat ini sangat mirip film horror? komentar Jian Jian. Dan Ziqiu merasa tidak, malahan menurutnya tempat ini sangat romantis.


Ziqiu kemudian dengan bangga menjelaskan bahwa restoran ini adalah miliknya, dan sebelum dia membuka restoran, dia akan memberikan Li Haichao voucher makan gratis. Lalu saat Li Haichao datang, serta menyadari kalau ini adalah tokonya, maka itu akan menjadi kejutan yang menarik.

Mendengar itu, Jian Jian menjawab bahwa Ayahnya pasti tidak akan datang, karena Ayahnya sangat sibuk.Dan Ziqiu merasa sedikit kecewa.


Jian Jian, saat kamu kecil, kamu sangat ingin jadi pemilik toko kue, jadi bisa makan semua kue dan teh susu. Mari cobalah. Ini buatanku, kata Ziqiu, berniat menyuapi Jian Jian.

Tapi Jian Jian menghindarinya dan menjelaskan bahwa dia baru saja pergi ke dokter gigi, dan dia dilarang untuk makan makanan manis. Namun karena Ziqiu terus memaksanya untuk mencoba, maka diapun memakannya sesuap. Tapi setelah itu, dia menolak lagi.

Dengan kecewa, Ziqiu meminta maaf. Dan lalu suasana pun menjadi terasa canggung. Merasa tidak enak, Jian Jian menjelaskan bahwa dia akan membuatkan pahatan katak sebagai hadiah untuk toko Ziqiu, serta sebagai hadiah karena Ziqiu telah mentraktirnya hari ini.

Lalu disaat itu, hujan berhenti. Dan Jian Jian pun langsung pamit. Dan Ziqiu ingin mengantarnya, tapi dia menolak.

Setelah Jian Jian pergi, Ziqiu duduk dengan sedih dan kecewa di tempatnya.


Ketika Tang Can pulang, Mingyue memperhatikan gaya berpakaiannya. Hari ini kamu berpakaian begini menemui orang tua pacarmu?

Ya. Permintaannya, jawab Tang Can sambil berpose dengan bangga.



Mingyue kemudian bercerita kepada Tang Can bahwa hari ini dia membawa Jian Jian berobat ke tempat praktek Ling Xiao. Dan mengetahui itu, Tang Can merasa kesal, karena menurutnya kedua kakak Jian Jian itu sangat tidak tahu diri.

Kamu tahu keadaan? Kenapa langsung asal memarahi orang? Keluarga mereka berbeda. Dia tidak seperti yang kamu kira, kata Mingyue, membela Ling Xiao.

Kamu jangan membela orang luar. Orang ini memang harus dipukuli setiap bertemu, balas Tang Can dengan suara keras.

Hanya berpisah sementara saja juga, tidak perlu mendendam, gumam Mingyue, pelan.


Mingyue menyuruh Tang Can untuk lebih baik berganti baju saja dulu, sehingga Tang Can bisa lebih leluasa memukul Ling Xiao nantinya. Karena sebentar lagi, Ling Xiao akan datang ke tempat mereka. Mengetahui itu, Tang Can merasa kesal, kenapa Ling Xiao bisa sampai datang ke tempat mereka.

Sebelum Mingyue sempat menjawab. Bel rumah berbunyi. Mau ganti tidak? tanya Mingyue, mengingatkan.

Tentu tidak, jawab Tang Can dengan sikap keras. Aku dirumahku, mau pakai apa terserah padaku. Aku tidak telanjang sudah termasuk sungkan. Dia datang, kuanggap dia udara, tidak hidup, keluhnya.


Mendengar itu, Mingyue tersenyum dan mengabaikannya. Dia berjalan ke depan pintu dan mempersilahkan Ling Xiao untuk masuk ke dalam.

Saat Ling Xiao masuk, Tang Can memakai mantel panjang. Dan melihat itu, Mingyue tertawa geli. Lalu dia memperkenalkan mereka berdua. Dan dengan sikap malu-malu, Tang Can menyalami tangan Ling Xiao.


Buatkan teh. Teh yang terbaik, perintah Mingyue dengan geli. Dan Tang Can melakukannya dengan patuh.

Mingyue lalu menceritakan kepada Ling Xiao, tentang apatermen didepan yang ternyata telah disewakan kepada sepupu pemilik. Mendengar pembicaraan itu, Tang Can teringat akan Zhuang Bei. Karena dia mengira, orang yang tinggal diapatermen depan adalah Zhuang Bei.


Ziqiu merasa bad mood, karena dia sudah menyiapkan kue semeja penuh untuk Jian Jian. Tapi ternyata Jian Jian hanya makan sesuap saja. Dan Zhuang Bei mendengarkan semua keluhannya dengan tenang.

Dia sudah tahu kamu tinggal didepannya? tanya Zhuang Bei.

Belum, jawab Ziqiu, pelan.

Dengan geli, Zhuang Bei mendengus. Lebih baik kamu cepat pulang, untuk apa beri kejutan? Ayahmu bisa membantumu, lihatlah masalah mu sekarang, katanya, menasehati.

Buka toko sangat melelahkan. Aku tidak ingin dia lelah. Lagipula, selama ini aku belum sukses. Aku malu untuk pulang, balas Ziqiu.


Ketika Jian Jian pulang, dia menceritakan kepada Mingyue dan Tang Can bahwa hari ini dia bertemu dengan kakaknya, Ziqiu. Lebih tepatnya, kemarin dia juga sudah bertemu dengan Ziqiu, karena orang yang tidak sengaja memegang dadanya itu ternyata adalah Ziqiu.

Mendengar itu, Mingyue dan Tang Can merasa terkejut. Menarik sekali. Beberapa tahun diluar negri, tiba- tiba jadi mesum, ejek Tang Can.

Itu salah paham, kata Jian Jian, membela Ziqiu.




Jian Jian lalu menjelaskan bahwa dia merasa sangat canggung sekali. Apalagi ketika kakak nya mengatakan bahwa dia akan tinggal didepan apatermen nya. Mendengar itu, Mingyue merasa gugup, karena Ling Xiao ada didalam apatermen mereka dan mendengarkan.

Sudah pasti begitu, teriak Tang Can, secara sengaja. Dan Mingyue langsung menghentikannya.

Kenapa tidak dekat? Sering telpon, kan? balas Mingyue, sengaja bertanya dengan suara keras.

Tidak juga, hanya terkadang kirim Wechat. Membahas kamu sudah makan?, Makan apa?, Jaga diri, jaga kesehatan, semuanya hanya basa- basi, keluh Jian Jian.


Dengan lembut, Mingyue mencoba membuat Jian Jian untuk jangan stress dan menerima kepulangan Ling Xiao. Tapi Jian Jian tetap tidak bisa menerima. Lalu dia memberikan contoh. Ada dua kaleng manisan persik yang telah kadaluarsa, kamu ingin makan tapi tidak bisa, dan itu rasanya canggung dan aneh sekali.

Mendengar itu, Tang Can setuju. Dan dengan gugup, Mingyue menatap ke belakang Jian Jian, dan menendang kaki Jian Jian sebagai tanda. Tapi Jian Jian sama sekali tidak mengerti dan mengeluh kesal. Pusing. Sakit.



Gusi akan meradang satu minggu. Dua hari ini saat makan, ingat berkumur dan makan obat, kata Ling Xiao dari belakang.

Melihat nya, Jian Jian merasa sangat terkejut dan canggung.


Suasana makan malam sangat tidak nyaman sekali. Hanya Tang Can yang terus makan dengan bersemangat. Sedangkan yang lain tidak.

Kak, kapan kamu akan pindah kemari? tanya Jian Jian.

Rumah yang ku sewa sudah disewa sepupu pemilik, jawab Ling Xiao, menjelaskan.

Ada pria tampan pindah ke depan, kata Tang Can, memberitahu Jian Jian.


Kamu kenal? tanya Ling Xiao.

Tidak kenal, jawab Tang Can. Lalu dia membocorkan rahasia Mingyue. Mana sebanding dengan kecepatan Yueliang, sudah melihat dia telanjang.

Dengan malu, Mingyue langsung menghentikan Tang Can dan menyangkal itu.



Ling Xiao tidak terlalu peduli dengan itu, dan mengalihkan pembicaraan. Dia ingin bisa bertemu dengan sepupu pemilik, karena dia ingin berbagi apatermen dengannya. Mendengar itu, Mingyue langsung mengajukan diri untuk ke sana dan berbicara kepada si sepupu apatermen.

Biar aku saja! Tidak boleh biarkan kalian bertemu lagi, kata Tang Can dengan bersemangat. Aku dandan dulu, jelasnya, kemudian.


Karena takut ketahuan oleh Jian Jian bahwa dia tinggal didepan apatermennya, maka Ziqiu pun sengaja mengenakan tundung jaket dikepalanya.

Tepat disaat itu, Tang Can keluar. Sedangkan yang lain mengintip dari balik pintu. Dan Ziqiu pun merasa sangat gugup sekali. Lalu ketika Tang Can menyentuhnya sedikit, dia langsung menahan Tang Can.





Melihat itu, Ling Xiao langsung maju dan menarik Ziqiu untuk melepaskan Tang Can. Dan Jian Jian serta Mingyue bersiap untuk memukul.

Suasana menjadi sangat canggung sekali. Dan gerakan semua orang yang bersiap untuk memukul langsung berhenti diudara.



Didalam apatermen. Ziqiu memakan cemilan dengan santai. Lalu dia menjelaskan dengan jujur, alasannya bisa menyewa apatermen ini. Mendengar alasan nya, Ling Xiao memberitahu Ziqiu bahwa sebelumnya, orang yang menyewa apatermen ini adalah dirinya.

Kamu yang sewa? Jadi gadis tadi pagi? tanya Ziqiu, terkejut.

Tuhan, untung bukan aku, kata Tang Can, berdoa penuh rasa syukur.



Sebelum Ziqiu sempat bicara, Mingyue langsung menyiramnya dengan air dan meneriaki nya untuk diam. Lalu mengomelinya dengan kesal. Melihat itu, semua orang merasa terkejut.

Kakak, panggil Ziqiu, mengancam. Dan dengan gugup, Mingyue tertawa pelan.

Ketika Ziqiu sudah berganti pakaian, Mingyue datang dan menjelaskan bahwa dia ingin meminta maaf, karena telah menyiram Ziqiu. Namun dia ingin Ziqiu, untuk jangan memberitahu apapun yang dia katakan sebelumnya, ketika bernegosiasi, kepada Ling Xiao.



Ziqiu sama sekali tidak mengerti, kenapa Mingyue tidak menyatakan cinta saja langsung kepada Ling Xiao, tapi malah menyembunyikannya. Dan Mingyue menjawab bahwa ini belum saatnya. Lalu dengan tajam, dia mengancam Ziqiu untuk intinya jangan beritahu Ling Xiao.





Ling Xiao dan Ziqiu bersikap sangat kompak. Mereka setuju untuk menyewa bersama- sama. Lalu setelah saling setuju, Ziqiu mengingatkan Ling Xiao untuk jangan lupa meminta kembali uang nya dari pemilik apatermen.

Tentu saja, kakak tidak bisakan kamu sia- sia jadi keponakan orang. Uang sewa yang dia terima harus kita ambil kembali, kata Ling Xiao, sedikit menyindir. Lalu diapun pergi.

Itu, siapa yang jadi keponakan? protes Ziqiu, tersadar. Ketika Ling Xiao baru saja keluar dari apatermen.

Ling Heping ingin menjodohkan Ling Xiao dengan Jian Jian, karena menurutnya, Ling Xiao tampak menyukai Jian Jian. Dan Li Haichao mengomentari bahwa Ling Heping tampaknya sudah sama seperti Bibi Qian. Mendengar itu, Ling Heping tertawa dengan keras.

Tepat disaat itu, Ling Xiao pulang. Dan dia ingin membantu Li Haichao yang sedang membersihkan toko. Tapi Li Haichao tidak mengizinkannya, dan menyarankannya untuk lebih baik pulang serta beristirahat saja. Dan nanti  mereka berdua akan menyusul. Karena itulah, Ling Xiao pun pamit dan pulang duluan.


Ziqiu berlatih keras dan juga berpikir keras. Dia melatih kata- kata apa yang sebaiknya dikatakan untuk memulai obrolan dengan Jian Jian besok pagi. Tapi tidak peduli berapa kalipun dia mengulang, dia merasa tidak puas dan sangat canggung serta gugup.

Pada akhirnya, Ziqiu menutupi wajahnya dengan bantal dan berusaha untuk tidur saja terlebih dahulu.


Jian Jian sama sekali tidak bisa tidur. Jadi diapun datang ke kamar Mingyue. Dan mengejutkan Mingyue yang hampir saja sudah akan tertidur.



Jian Jian dan Mingyue kemudian datang bersama- sama ke kamar Tang Can. Melihat mereka, Tang Can berkomentar dengan sikap serius. Kakak, ini sudah pukul satu dini hari. Kalian sudah jelek sekarang, masih mau bergadang?

Mendengar itu, Jian Jian menunjukkan tiga buah masker yang dibawanya.



Akhirnya mereka bertiga bermaskeran bersama. Sambil menatap pena milik Zhuang Bei, Tang Can menghela nafas berkali- kali. Karena yang dia nantikan, tidak muncul. Tapi yang tidak dinantikan, malah muncul. Mendengar itu, Mingyue langsung membela Ling Xiao.

Saudara jika sudah besar memang harus berpisah. Terutama setelah menikah. Masing- masing punya keluarga, maka sudah jadi sepupu. Untuk apa sampai pindah begitu dekat. Apakah perlu? kata Tang Can, menjelaskan.

Perlulah, hubungan kakak adik yang baik selalu begitu. Tinggal bersama bisa saling membantu, balas Mingyue.


Kamu berikan contoh. Hubungan kakak adik yang baik, setelah menikah, apa masih lengket seperti lem? tanya Tang Can. Dan Mingyue tidak bisa menjawab. Berikan contohnya! tuntut Tang Can.

Mendengar itu, Jian Jian ikut menatap ke arah Mingyue. Karena dia juga ingin tahu contohnya. Tapi Mingyue sama sekali tidak bisa menjawab.


Jian Jian kemudian menceritakan bahwa dulu hubungan mereka bertiga memang baik, tapi itu saat mereka masih kecil dan muda. Saat Ling Xiao dan Ziqiu pergi, semuanya berubah. Setiap saat, dia berharap mereka berdua untuk pulang ketika liburan, namun mereka berdua sama sekali tidak pulang. Dan perlahan- lahan, dia mulai lupa. Tapi sekarang mereka berdua tiba- tiba saja pulang, dan itu membuatnya sangat tidak nyaman dan canggung, karena dia merasa sangat asing kepada mereka berdua. Intinya sekarang berbeda dengan dulu.

Post a Comment

Previous Post Next Post