Original
Network : Hunan Tv, iQiyi, Mango TV
Jian Jian mengakui bahwa dia sebenarnya
merasa sangat canggung sekali dengan Ling Xiao dan Ziqiu. Tapi jika mereka
bertiga tidak rukun, maka Li Haichao dan Ling Heping pasti akan merasa sedih.
Lalu diapun terpikir sebuah cara. Dan dengan serius, Tang Can serta Mingyue
mendengarkannya.
“Dengarkan.
Setiap kali pulang kampung sembahyang leluhur, para sepupu itu, semakin tidak
kenal, semakin tidak dekat, mereka semakin ramah,” kata
Jian Jian, menjelaskan. “Jadi kita
anggap mereka sebagai sepupu jauh yang lama tidak jumpa saja,” katanya, memutuskan.
“Benar,
seperti saat aku bertemu klien,” kata
Tang Can, setuju. “Hidup seperti film, tergantung akting. Lain
hari kulatih kamu,” jelasnya.
Mendapatkan cara seperti itu, Jian Jian
merasa sangat senang, karena bebannya terasa sudah hilang sekarang.
“Asal beri
ide,” keluh Mingyue, kepada Tang Can.
Pagi hari.
Ziqiu merasa terkejut, karena tiba- tiba saja Jian Jian datang ke apatermennya.
Dengan gugup, sebelum dia membukakan pintu, dia memastikan nafasnya tidak bau
dan penampilan nya rapi. Lalu setelah itu, dia membukakan pintu untuk Jian
Jian. Dan dengan ramah, Jian Jian menyapanya. Dan itu membuatnya merasa agak
heran serta aneh.
“Jumat lalu hari ulang tahun Ayah Ling. Tapi
dia lembur, jadi kami lupa merayakannya. Hari ini aku telpon Ayahku, dan malam
ini kami mau merayakannya,” kata Jian Jian dengan cepat dan nada ceria.
“Kue buatanmu sangat enak, mau kamu tunjukkaan?” tanyanya.
“Oh, baik,” jawab Ziqiu dengan gugup.
“Jadi sebelum malam nanti, apa kamu mau
beritahu mereka, kamu sudah pulang?” tanya Jian Jian.
“Oh, ya, ya,” jawab Ziqiu.
“Apa kamu masih ingin memberi kejutan untuk
Ayahku?” tnaya Jian
Jian, memastikan. Dan Ziqiu bingung untuk menjawab bagaimana. “Tidak perlu.
Asalkan kamu pulang, mereka akan sangat terkejut,” jelas Jian Jian dengan cepat.
“Oh, benarkah. Jadi kamu terkejut?” tanya
Ziqiu, dengan kurang yakin.
“Iya. Sangat terkejut!” jawab Jian
Jian sambil tertawa dan melompat- lompat pelan. Lalu dia pamit dan pergi.
“Nanti aku jemput kamu,” kata Ziqiu
dengan senang.
“Tidak perlu. Sampai jumpa nanti malam,” balas Jian
Jian. lalu diapun pergi.
Dengan
senang, Ziqiu tertawa keras sambil menutupi wajahnya. Lalu tiba- tiba dia
teringat akan Li Haichao.
Ziqiu
membuat satu buah kue tart.
Ditempat
kerja. Jian Jian tiba- tiba mendapatkan pesan dari teman online nya yang
bernama Rang. “Jian Jian,
kita berpacaran saja.”
Membaca
pesan tersebut, Jian Jian merasa terkejut dan berpikir.
Ketika Ling
Xiao sedang bekerja, Chen Ting terus saja menelponnya. Dan dengan sengaja, dia
tidak mengangkatnya dan fokus mengobati pasien.
Saat Ling
Xiao melihat pasien anak kecil yang takut untuk diperiksa giginya, dia jadi
teringat akan Jian Jian. Dan dia berusaha bersikap lucu untuk menenangkan anak
tersebut.
“Jangan takut. Aku akan memusnahkan semua ulat
digigimu. Nanti kamu bisa makan banyak coklat,” jelas Ling Xiao. Lalu dia memberikan
terompet mainan kepadanya sebagai hadiah.
Melihat
sikap ramah dan lucu Ling Xiao yang begitu pengertian, si anak kecil menjadi
tenang dan suka padanya. Jadi dia ingin diobati oleh Ling Xiao. Dan mendengar
itu, Dokter lain merasa tidak keberatan, malah dia berharap Ling Xiao bisa
membantunya.
Dokter lain
barusan adalah Feng Xixi. Ketika dia bertemu dengan Ling Xiao di café, dia
memperkenalkan dirinya dengan ramah. Lalu dia mengucapkan terima kasih, karena
Ling Xiao telah membantunya barusan, sebab sebenarnya dia takut dengan anak
kecil.
“Jangan sungkan, Dokter Feng,” kata Ling
Xiao dengan sopan.
“Kamu pandai menghadapi anak kecil. Ada teknik
apa? Berbagilah,” pinta Xixi.
“Aku punya adik perempuan,” jawab Ling
Xiao, singkat.
Xixi
kemudian meminta mainan aneh milik Ling Xiao barusan, karena dia ingin satu.
Dan Ling Xiao menjawab bahwa dia masih punya tiga, tapi itu untuk adiknya. Adik
perempuannya berumur 25 tahun. Dan adik laki- lakinya berumur 27 tahun. Jadi
sudah tidak ada sisa lagi, karena satunya juga sudah dia pakai.
“Bilang saja, kalau kamu memang tidak mau
kasih,” kata Xixi
sambil tertawa kering. Dan Ling Xiao diam sambil tersenyum saja.
Dengan
gugup, Ziqiu masuk ke dalam toko mie Li Haichao sambil membawa sekotak kue tart
buatannya. Lalu saat didalam, dia melihat karyawan Li sedang kesulitan
berkomunikasi dengan tamu asing, jadi diapun membantu karyawan Li untuk
berbicara dalam bahasa Inggris. Tapi malunya, tenyata orang asing tersebut sama
sekali tidak mengerti bahasa Inggris, malahan dia lebih mengerti bahasa Cina.
“Kamu bukan orang barat?” tanya
Ziqiu, merasa canggung.
“Aku dari Sichuan,” jawab si
orang asing tersebut.
“Oh, Sichuan? Kulihat kamu lama melihat menu,
ku kira kamu…”
“Zodiak ku libra, jadi sedikit pemilih. Tidak
boleh?” balas si
orang asing. Lalu dia mulai memesan. Dan Ziqiu merasa agak malu.
Karyawan Li
mengenali siapa Ziqiu, karena Li Haichao ada menaruh foto mereka bertiga (Ling
Xiao, Jian Jian, dan Ziqiu) dimeja kasir. Dan Ziqiu mengiyakan. Lalu mereka
berbincang- bincang sedikit.
Li Haichao
yang sedang berada didapur, ketika dia mendengar suara Ziqiu, dia langsung
keluar. Dan begitu dia melihat Ziqiu, dia merasa sangat senang sekali.
“Ayah, aku sudah pulang,” sapa Ziqiu.
“Sudah lama tidak pulang, bersujudlah pada Ayahmu,” kata
karyawan Li. Dan Ziqiu langsung berlutut sampai ke lantai dihadapan Li Haichao.
Melihat itu,
Li Haichao langsung menarik Ziqiu untuk berdiri. “Dia hanya bercanda. Kamu malah anggap serius,” katanya,
mengomeli sedikit. Lalu dia memeluk Ziqiu dengan senang.
Jian Jian
sama sekali tidak mendapat inspirasi untuk memahat apa. Jadi Du Juan pun
mengajaknya untuk menyanyi nanti malam. Tapi Jian Jian menolak, karena dua
sepupunya akan datang, makanya dia harus pulang. Dan Du Juan pun tidak memaksa.
“Oh ya, kak. Apa aku sudah harus pacaran?” tanya Jian
Jian, meminta pendapat. Mendengar itu, Du Juan merasa bersemangat dan menjawab
iya, karena sekarang Jian Jian sudah berumur 25 tahun, jadi memang sudah
waktunya pacaran.
Du Juan
kemudian menjelaskan kepada Jian Jian, apa untungnya berpacaran. Belakangan ini
kan Jian Jian sulit mendapatkan inspirasi, jadi jika Jian Jian berpacaran dan
jatuh cinta, maka ini bisa membantu Jian Jian. Mendengar itu, Jian Jian merasa
bahwa penjelasan itu ada benarnya juga dan tertawa.
“Hei, tapi kapan muncul pria yang tidak ku
kenal?” tanya Du
Juan, ingin tahu.
“Teman sosial,” jawab Jian Jian, menjelaskan. “Kamu kenal.
Aku sudah lama kenal dia. Ran. Ini berseni, kan?”
Mendengar
nama ‘Ran’, Du Juan
merasa bersemangat. “Sudah pernah bertemu?”
“Tidak. Terakhir kali kami berjanji dipameran.
Tapi semuanya kacau, aku harus ke kantor polisi, jadi tidak bertemu,” jelas Jian
Jian dengan kecewa.
Du Juan
berpikir sejenak, lalu dia berkomentar bahwa menurutnya ‘Ran’ tidak cukup
bagus. Karena berdasarkan hasil karyanya, dia merasa Ran suka mengkagumi wanita
yang sangat tinggi. Perasaan kagumnya ini indah, tapi perasaanya sangat lemah.
Jadi orang seperti Ran, pasti akan sangat jelek. Karena itu, Du Juan
menyarankan Jian Jian untuk melihat foto Ran terlebih dahulu, sebelum setuju.
Dan itu harus foto asli.
Mendengar
itu, Jian Jian jadi merasa stress.
Ketika
pulang ke rumah, Ziqiu merasakan perasaan rindu dengan kenangan dulu, saat dia
tinggal dirumah itu.
“Ziqiu, kali ini kamu pulang, apa pendapat
Ayahmu?” tanya Li
Haichao agak khawatir.
“Dia tidak bisa mengaturku. Lagipula kamulah
Ayah kandungku,” balas
Ziqiu. Dan Li Haichao merasa senang.
“Tapi selama ini, dia membiayai sekolahmu dan
hidupmu adalah pemberian dia. Jika kamu tidak akrab dengannya, dia juga akan
sedih,” kata Li
Haichao, menasehati. Dan Ziqiu mengiyakan serta meminta Li Haichao untuk jangan
membahas itu lagi. Dan Li Haichao pun mengerti.
Dengan
gugup, Ziqiu masuk ke dalam kamarnya dulu untuk melihat-lihat. “Ayah.
Kamarku ini, ada yang tinggal?” tanyanya, dengan agak curiga dan agak
kecewa, karena kondisi kamar itu sangat rapi dan bersih.
“Pagi ini, Xiao Jian menelponku. Katanya akan
ada yang datang. Aku tebak, itu pasti kamu,” jelas Li Haichao sambil tersenyum bangga.
Flash back
Li Haichao
bisa tahu dan sangat yakin. Karena saat direstoran, ketika dia sedang melihat
foto- foto mereka bertiga. Karyawan Li menjelaskan bahwa tampaknya dia ada
melihat Ziqiu, lalu dia menunjukkan video yang ada direkaman CCTV.
Flash back
end
Ziqiu
mengakui bahwa ketika dulu dia berjanji kalau setelah lulus, dia akan langsung
pulang, tapi ternyata tidak, dia merasa tidak enak. Dan Li Haichao menjelaskan
bahwa dia tidak pernah menyalahkan Ziqiu sedikit pun. Sebab dia ini tidak
berdidikan dan hanya bekerja didapur saja, jadi dia berharap anaknya bisa
belajar lebih banyak, agar bisa memiliki masa depan yang lebih baik. Namun
walaupun anak nya tidak memiliki masa depan yang baik, dia juga tidak masalah,
asalkan anak nya senang melalui hidup. Jadi karena itu, Ziqiu tidak perlu
merasa bersalah dan khawatir.
Mendengar
itu, Ziqiu merasa tersentuh dan terharu. “Ayah, aku suka berbincang dengan Ayah.
Berbicara dengan Ayah, tidak akan pernah puas,” katanya sambil memainkan kukunya dengan
gugup.
Menyadari
itu, Li Haichao tertawa. “Bicara saja, kenapa mengopek tangan? Jika
kamu senggang, bantu aku pilah sayur,” ajaknya. Dan dengan senang, Ziqiu pun
langsung membantunya.
Li Haichao
kemudian menanyai, kapan Ziqiu akan pindah kembali ke sini. Dan Ziqiu
menjelaskan bahwa sekarang dia ada menyewa apatermen didepan apatermen Jian
Jian, dan dia serta Ling Xiao sepakat untuk tinggal bersama seperti dulu untuk
menjaga Jian Jian. Karena itu tidak jauh, maka dia bisa sering pulang.
“Bagus,” kata Li Haichao, senang.
“Ayah, aku akan tetap disini, hanya menjaga
dia,” tegas
Ziqiu.
Ketika Jian
Jian pulang, dia berpapasan dengan Bibi Qian. Dan Bibi Qian membahas tentang
Ling Xiao dan Ziqiu yang akhirnya pulang juga. Dan Jian Jian menanggapi sambil
tertawa.
Lalu Jian
Jian melihat jalanan yang becek, karena genangan air, dan ada dua anak kecil
yang sedang bermain disana. Dan melihat itu, dia teringat akan kenangan saat
kecil dulu.
Flash back
Ziqiu
menawarkan Jian Jian untuk naik ke atas punggungnya, dan dia akan membawa Jian
Jian untuk menyebrangi jalan yang becek. Tapi Jian Jian menolak, karena barusan
Ling Xiao bilang akan mengambilkan mereka sepatu hujan, jadi lebih baik mereka
menunggu.
“Begitu lama, dia belum kembali, pasti dia
pulang dan diam-diam makan bakso ikan,” kata Ziqiu.
Mendengar
itu, Jian Jian pun setuju dan naik ke atas punggung Ziqiu. Tepat disaat itu,
Ling Xiao datang sambil membawakan sepatu hujan untuk mereka berdua.
Ziqiu tanpa
sengaja tergelincir dan terjatuh. Dengan kesal, Jian Jian pun langsung mengeluh
dan menyalahkan Ziqiu. Dan kemudian Ling Xiao juga ikut menyalahkan Ziqiu.
Mendengar
itu, Ziqiu merasa sedih dan diam.
Flash back
end
Jian Jian
tersenyum mengingat kenangan itu. Tapi kemudian dia tersadar dan berhenti
tersenyum.
Ziqiu
memberikan hadiah sepatu kepada Ling Heping serta Li Haichao, dan mereka berdua
merasa senang menerima hadiah pemberiannya. Lalu Ziqiu juga memberikan hadiah
kepada Jian Jian, dia memberikan tas kepadanya. Dan Jian Jian menerima itu
serta berterima kasih, tapi kemudian dia merasa ragu untuk menerimanya, karena
tas nya sangat mahal. Namun Ziqiu memaksa, jadi diapun menerimanya. Sedangkan
untuk Ling Xiao, Ziqiu sama sekali tidak ada menyiapkan apapun untuknya. Dan
Ling Xiao tidak masalah, sebab dia juga tidak ada menyiapkan hadiah untuk
Ziqiu.
Saat makan,
suasana sangat menyenangkan. Tapi saat Ziqiu tidak sengaja melihat luka besar
dibahu Ling Xiao, suasana pun menjadi tidak nyaman dan serius.
“Kapan ini terjadi?” tanya Ling
Heping, menuntut jawaban.
“Lukamu begitu besar. Kenapa tidak beritahu
kami?” tanya Li
Haichao.
“Aku jauh disana. Jika kuberitahu, kalian akan khawatir,” jawab Ling Xiao, menenangkan mereka.
Jian Jian
berusaha mencairkan suasana dengan menyuruh mereka untuk mulai makan saja. Tapi
suasana sudah keburu tidak nyaman. Tapi pada akhirnya, makan malam berjalan
dengan baik kembali serta berakhir dengan baik juga.
Saat akan
pulang, Ziqiu menawarkan diri untuk mengantarkan Jian Jian pulang. Tapi karena
motor bekas yang baru dibelinya sama sekali tidak bisa menyala, maka Jian Jian
pun memilih untuk naik taksi saja. Apalagi pacarnya ada mengirimkan pesan
padanya. Mendengar itu, Ling Xiao dan Ziqiu merasa terkejut.
Dan ketika
Jian Jian sudah pergi, motor Ziqiu menyala. Dan diapun langsung menyusul Jian
Jian serta meninggalkan Ling Xiao.
Didalam
taksi. Jian Jian menceritakan tentang kedua kakak nya kepada Ran.
Dibelakang,
motor Ziqiu tiba- tiba mogok dan tidak mau menyala lagi. Jadi dengan terpaksa,
diapun harus mendorong motornya.
Diatas atap.
Ling Xiao duduk menyendiri sambil memandangi ponselnya dengan gugup. Dia
menghubungi Jian Jian, tapi nomor Jian Jian sedang sibuk. Dan dia merasa
kecewa.
Jian Jian
masih mengobrol dengan Ran ditelpon.
Didekat
lampu merah. Ziqiu berpapasan dengan sebuah mobil putih. Dan didalam mobil
tersebut, ada seseorang yang dikenalnya.
Melihat
orang didalam mobil, Ziqiu langsung meninggalkan motornya dan berlari mengejar
mobil tersebut. “Tunggu!” teriaknya,
memanggil. Tapi sayangnya, dia gagal mengejar mobil tersebut.
Saat Ling
Xiao sedang menunggu panggilan dari Jian Jian, dia malah mendapatkan pesan
suara dari Chen Ting yang berbicara sangat banyak. Chen Ting menanyai kabar
Ling Xiao, mengingatkan Ling Xiao untuk jangan terlalu lama disana dan segera
pulang, memberitahu Ling Xiao bahwa dia sedang belajar memasak karena memiliki
banyak waktu.
Mendengar
semua itu, Ling Xiao tampak tidak bersemangat sama sekali.
Ziqiu duduk
didalam kamar sambil meringkuk sedih. Dia mengingat tentang orang yang
dilihatnya didalam mobil putih barusan. Orang itu adalah Ibunya.
Direstoran.
Bibi Qian menanyai Li Haichao, diantara Ling Xiao dan Ziqiu, siapa yang Li
Haichao inginkan menjadi menantu. Sebelum Li Haichao sempat menjawab, Ling Xiao
langsung mengatakan bahwa dia akan berusaha. Mendengar itu, semua orang
tertawa.
💞💞💞💞💞💞lanjut semangat🔛🔥
ReplyDelete